• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode Discovery-Inquiry Terbi Mbiing pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode Discovery-Inquiry Terbi Mbiing pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012."

Copied!
245
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IVB SDN UNGARAN II TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

Antonius Kurniawan Dwi Hartanto NIM. 081134130

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada materi perpindahan energi panas pada siswa kelas IVB SDN Ungaran 2 tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata minat siswa, peningkatan nilai rata-rata siswa, dan persentase siswa yang mencapai KKM.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang cara-cara perpindahan energi panas. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis, observasi, dan didukung dengan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Metode discovery-inquiry terbimbing digunakan dalam upaya

meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa materi cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IVB SDN Ungaran 2 tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum

dikenai tindakan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing, dengan

rata-rata minat siswa adalah 8. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode discovery-inquiri terbimbing rata-rata minat siswa menjadi 12, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing yang semakin baik, rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 16 yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.

Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing, nilai rata-rata siswa kelas IV tahun pelajaran 2010/2011 adalah 61,93 dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 40,65%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 70,18. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 65,62%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 81,46. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 87,5%.

(2)

ix

ABSTRACT

THE INCREASE OF INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT’S STUDENT USING DISCOVERY-INQUIRY GUIDANCE METHOD TO

NATURAL SCIENCES LESSON FOR THE FIFTH GRADE OF UNGARAN II ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2011/2012

By:

Antonius Kurniawan Dwi Hartanto (081134130)

The research aims to know the increase of interest and learning achievement the fifth grade students of Ungaran II Elementary School academic year 2011/2012 in material making a move warm energy using discovery-inquiry guidance method which is indicated by the increase of student interest average, students score average, and percentage of students that reach (KKM).

This type of research is the Research Action Class (PTK). The subject are students of Ungaran II Elementary School 4th grade academic year 2011/2012 which amounted to 32 sudents. The object of the research was increased interest in student learning and achivement in natural science lesson about making a move warm energy. Data collection techniques are obtained with written test, observation, and interviews. The data obtained is analyzed by descriptive quantitative.

discovery-inquiry guidance method used in an attempt to boost interest and accomplisment of learning natural sciance about making a move warm energy material for Ungaran II Elementary School 4th grade of the year course 2011/2012. An increased interest and learning achievement reached by doing research action class that consists of two cycles. Where each cycle comprising planning, implementation, observation, and reflection.

The results showed that student’s interest before beginning data exposed to the action using discovery-inquiry guidance method with the average student’s interest is 8. After done actions on cycle I by using the discovery-inquiry guidance method, the average student’s interest became 12, which indicates the criteria of interest student’s is high. Then do action in cycle II using the discovery-inquiry gudance method is the better, on average, students interest increased significantly to 16 indicating that the criteria in the second cycle student interest is high.

While the results of research on the laerning achievements ot student before incurring with discovery-inquiry guidance method, the average 4th grade students lesson 2010/2011 is 61,93 and the percentage that reached a low of 40,65% KKM. After the action on the cycle I, there was an increase in the average value of student become 70,18 And the percentage of students who reach the KKM on cycle I was 65,62%. Then continued in the cycle II the average student scores increased significantly to 81,46. And the percentage of students who reach the KKM in the cycle II becomes 87,5%.

(3)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN UNGARAN II TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

ANTONIUS KURNIAWAN DWI HARTANTO (081134130)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVBERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv MOTTO

KESUKSESAN PADA DIRI KITA PASTI AKAN TERCAPAI

DENGAN KERJA KERAS DAN DOA YANG KITA LAKUKAN

MASA LALU YANG TELAH KITA ALAMI DAPAT MERUBAH

HIDUP KITA KEDEPAN AKAN MENJADI LEBIH BAIK JIKA KITA

(7)

v

PERSEMBAHAN

Ku ucapkan rasa terimakasih dari hati yang terdalam kepada

Tuhan Yesus atas rahmatNya dan petunjukNya dalam

penyusunan skripsi ini

Karya tulis ini ku persembahkan kepada keluargaku tercinta

Bapak Antonius Maryoto, Spd

Ibu Elisabeth Suharni

Kakakku lidya Longley Yuniati

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IVB SDN UNGARAN II TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

Antonius Kurniawan Dwi Hartanto NIM. 081134130

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada materi perpindahan energi panas pada siswa kelas IVB SDN Ungaran 2 tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata minat siswa, peningkatan nilai rata-rata siswa, dan persentase siswa yang mencapai KKM.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang cara-cara perpindahan energi panas. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis, observasi, dan didukung dengan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Metode discovery-inquiry terbimbing digunakan dalam upaya

meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa materi cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IVB SDN Ungaran 2 tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum

dikenai tindakan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing, dengan

rata-rata minat siswa adalah 8. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode discovery-inquiri terbimbing rata-rata minat siswa menjadi 12, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing yang semakin baik, rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 16 yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.

Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing, nilai rata-rata siswa kelas IV tahun pelajaran 2010/2011 adalah 61,93 dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 40,65%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 70,18. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 65,62%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 81,46. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 87,5%.

(11)

ix

ABSTRACT

THE INCREASE OF INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT’S STUDENT USING DISCOVERY-INQUIRY GUIDANCE METHOD TO

NATURAL SCIENCES LESSON FOR THE FIFTH GRADE OF UNGARAN II ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2011/2012

By:

Antonius Kurniawan Dwi Hartanto (081134130)

The research aims to know the increase of interest and learning achievement the fifth grade students of Ungaran II Elementary School academic year 2011/2012 in material making a move warm energy using discovery-inquiry guidance method which is indicated by the increase of student interest average, students score average, and percentage of students that reach (KKM).

This type of research is the Research Action Class (PTK). The subject are students of Ungaran II Elementary School 4th grade academic year 2011/2012 which amounted to 32 sudents. The object of the research was increased interest in student learning and achivement in natural science lesson about making a move warm energy. Data collection techniques are obtained with written test, observation, and interviews. The data obtained is analyzed by descriptive quantitative.

discovery-inquiry guidance method used in an attempt to boost interest and accomplisment of learning natural sciance about making a move warm energy material for Ungaran II Elementary School 4th grade of the year course 2011/2012. An increased interest and learning achievement reached by doing research action class that consists of two cycles. Where each cycle comprising planning, implementation, observation, and reflection.

The results showed that student’s interest before beginning data exposed to

the action using discovery-inquiry guidance method with the average student’s interest is 8. After done actions on cycle I by using the discovery-inquiry

guidance method, the average student’s interest became 12, which indicates the criteria of interest student’s is high. Then do action in cycle II using the discovery-inquiry gudance method is the better, on average, students interest increased significantly to 16 indicating that the criteria in the second cycle student interest is high.

While the results of research on the laerning achievements ot student before incurring with discovery-inquiry guidance method, the average 4th grade students lesson 2010/2011 is 61,93 and the percentage that reached a low of 40,65% KKM. After the action on the cycle I, there was an increase in the average value of student become 70,18 And the percentage of students who reach the KKM on cycle I was 65,62%. Then continued in the cycle II the average student scores increased significantly to 81,46. And the percentage of students who reach the KKM in the cycle II becomes 87,5%.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Karya tulis yang berjudul “Peningkatan minat dan Prestasi Belajar Siswa

Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing Pada Mata Pelajaran IPA

Kelas IVB SD Negeri Ungaran 2 Tahun Pelajaran 2011/2012” ini, disusun untuk

memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi Program Strata 1 Fakultas

Keguruan dan ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini, tidak akan berjalan dengan

baik tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, selaku Kaprodi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang

penulis butuhkan untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.

4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang sangat berguna

selama penelitian ini.

5. Ibu Dra. Sri Wahyuni, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Ungaran II, yang

telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

6. Bapak Trismantara, S.Pd, selaku guru kelas IVB SD Negeri Ungaran II, yang

telah berkenan membantu dan menjadi mitra penulis dalam melaksanakan

(13)
(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

(15)

xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Pemecahan Masalah ... 5

F. Batasan Pengertian ... 5

G. Tujuan Penelitian ... 6

H. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN TEORI ... 9

A. Minat ... 9

1. Pengertian Minat ... 9

2. Faktor Pendorong Minat ... 10

3. Ciri-ciri Minat ... 11

4. Cara Mengukur Minat ... 13

5. Indikator Minat ... 14

B. Prestasi Belajar……… ... 15

1. Pengertian Belajar ... 15

2. Pengertian Prestasi belajar ... 17

3. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar ... 18

C. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 19

1. Pengertian Metode ... 19

a. Pengertian Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 19

b. Ciri-ciri pembelajaran menggunakan Metode Inquiry ... 20

c. Kelebihan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 20

D. Ilmu Pengetahuan Alam ... 21

1. Hakikat IPA ... 21

2. Pembelajaran IPA di SD ... 26

(16)

xiv

4. Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Terbimbing ... 28

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya. ... 45

1. Rubrik Pengamatan ... 46

2. Panduan Wawancara ... 48

3. Validitas Instrumen Soal ... 50

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 52

1. Validitas ... 52

a. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 52

(17)

xv

2. Reliabilitas ... 56

F. Teknik Pengumpulan Data ... 58

G. Analisis Data ... 59

1. Kriteria Keberhasilan ... 60

2. Cara Menghitung Minat dan Prestasi Belajar ... 61

a. Peningkatan Minat ... 61

a. Hasil Minat Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II 85 b. Hasil Uji-t Minat Siswa ... 88

3. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 89

a. Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ... 89

b. Uji-t Prestasi Belajar Kondisi Awal dengan Siklus I ... 94

(18)

xvi

B.Pembahasan ... 95

1. Hasil Minat Siswa ... 95

2. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 101

BAB. V Kesimpulan dan Saran ... 105

A.Kesimpulan ... 105

B.Saran ... 108

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Perpindahan Energi Panas Secara Konduksi ... 29

2. Perpindahan Energi Panas Secara Konveksi ... 30

3. Perpindahan Energi Panas Secara Radiasi ... 32

4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 36

5. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 86

6. Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas ... 91

(20)

xviii

9. Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 53

10. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 53

11. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Uji Coba ... 55

12. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Uji Coba ... 55

13. Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi ... 55

14. Kriteria Reliabilitas ... 57

15. Kriteria Keberhasilan Minat Siswa ... 60

16. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 61

17. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 85

(21)

xix

29. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 103

(22)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Silabus dan RPP ... 112

2. Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 126

3. Lampiran 3. Bahan Ajar ... 136

4. Lampiran 4. Soal Evaluasi ... 138

5. Lampiran 5. Rubrik Pengamatan Minat ... 144

6. Lampiran 6. Rubrik Penilaian Afektif dan Psikomotorik ... 148

7. Lampiran 7. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 150

8. Lampiran 8. Analisis Skor Minat ... 154

9. Lampiran 9. Data Mentah Soal Evaluasi Siklus I dan II ... 187

10. Lampiran 10. Hasil Uji Validitas ... 191

11. Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas ... 197

12. Lampiran 12. Indeks Kesukaran ... 201

13. Lampiran 13. Notulen dan Daftar Hadir ... 205

14. Lampiran 14. Surat Permohonan Ijin ... 211

15. Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD ... 212

16. Lampiran 16. Hasil Pekerjaan Siswa ... 213

17. Lampiran 17. Nilai Kondisi Awal Siswa ... 221

(23)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak pernah bisa lepas dari kehidupan

manusia sehari-hari karena IPA sendiri sangatlah penting bagi kehidupan

manusia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut mempelajari berbagai

peristiwa yang terjadi di alam/ lingkungan sekitar kita sehingga “IPA” perlu

dipelajari di Sekolah Dasar.

Berdasarkan wawancara dan pengamatan dengan guru kelas IVB SD

Negeri Ungaran II dalam mata pelajaran IPA guru cenderung menggunakan

metode ceramah yang diselingi dengan tanya jawab dan pemberian tugas.

Penempatan posisi dan pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang

tepat ini berpengaruh terhadap suasana pembelajaran di dalam kelas.

Seringnya menggunakan metode ceramah yang diselingi tanya jawab dan

juga pemberian tugas yang kurang terarah dalam pembelajaran

mengakibatkan siswa kurang aktif dan kurang antusias saat mengikuti

kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa hanya

mendengarkan dan kadang-kadang mencatat penjelasan yang diberikan oleh

guru, itupun hanya dilakukan oleh sebagian kecil siswa yang mau

memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan, siswa

kurang tertarik dengan penjelasan yang diberikan oleh guru akan memilih

untuk lebih banyak berbicara dengan teman sebangkunya.

(24)

Guru menyadari bahwa tindakan tersebut mengakibatkan situasi dan

kondisi yang kurang mendukung untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh

karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu merubah strategi dengan

mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Hal tersebut bertujuan

supaya siswa lebih memperhatikan terhadap materi yang sedang dijelaskan

oleh guru. Namun demikian, pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi

pembelajaran yang ditanyakan kepada siswa kurang direspon siswa dan

hasilnya tidak seperti yang diharapkan, hanya sebagian kecil siswa yang

menjawab, sedangkan siswa yang lain lebih banyak berdiam diri.

Minat adalah suatu perhatian yang lebih terhadap sesuatu dan bersifat

menetap. Minat sangatlah penting dalam kegiatan belajar. Minat belajar

sangat berpengaruh pada prestasi yang didapat oleh siswa. Jika minat belajar

siswa tinggi, maka prestasi belajar siswa akan tinggi. Dan sebaliknya, jika

minat belajar siswa rendah, maka prestasi belajar siswa akan rendah.

Pada pembelajaran IPA seringkali siswa mengalami kesulitan, terlebih

pada materi perpindahan energi panas. Siswa kelas IVB SDN Ungaran II juga

mengalami kesulitan dalam memahami berbagai macam perpindahan panas.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum memenuhi KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu 70. Siswa yang memenuhi KKM hanya

sejumlah 13 siswa dengan presentase 40,62% dan 59,38% di bawah KKM

sejumlah 19 orang dari jumlah seluruh siswa yaitu 32 siswa.

Permasalahan tersebut harus segera diatasi atau diteliti sehingga akan

(25)

yang akhirnya akan meningkatkan hasil dan mutu pembelajaran. Namun, jika

tidak segera diatasi atau diteliti akan memperoleh kerugian antara lain

rendahnya kompetensi yang akan dicapai siswa seperti pengetahuan, sikap,

keterampilan, hasil belajar, mutu pembelajaran dan mutu pendidikan. Oleh

karena itu, hal tersebut memerlukan kreatif dan inovatif dalam merancang

pembelajaran mulai dari menyusun silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) sampai dengan mengaplikasikan dalam kegiatan

pembelajaran sehingga akan menghasilkan siswa yang aktif dalam kegiatan

pembelajaran, berpikir kreatif, kritis dan rasional, serta memiliki hasil belajar

yang baik.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas peneliti ingin meneliti melalui

penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode discovery-inquiry

terbimbing untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam mata

pelajaran IPA. Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi

langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

sehingga kompetensi dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Kemungkinan penyebab rendahnya pemahaman siswa pada materi ini

adalah kurangnya keterlibatan siswa dalam menemukan informasi dari

penjelasan guru, Penjelasan yang hanya menggunakan metode ceramah dan

kurangnya variasi pada metode pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut

maka peneliti akan mencoba merubah situasi pembelajaran dengan

menggunakan metode discovery- inquiry terbimbing. Hal itu dipilih karena

(26)

B. Identifikasi Masalah

a. Pada kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri

Ungaran II siswa masih mengalami kesulitan dalam materi Cara

Perpindahan Energi Panas.

b. Penyebab masalah tersebut adalah guru hanya memberikan metode

pengajaran yang kurang inovatif yaitu hanya dengan menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab. Penyebab lain adalah metode pembelajaran di

kelas yang masih kurang efektif dan efisien

c. Berdasarkan nilai ulangan harian pada materi Cara Perpindahan Energi

Panas tahun ajaran 2010/2011 hanya 40,62% siswa yang mendapat nilai di

atas KKM dan sebanyak 59,38% siswa masih mendapat nilai di bawah

KKM.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya pada usaha pencapaian hasil belajar siswa

kelas IVB semester II SDN Ungaran II mengenai cara perpindahan energi

panas. Selain itu juga, hanya dibatasi pada Standar Kompetensi 8. Memahami

berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari,

dan Kompetensi Dasar 8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang

terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Khususnya tentang cara

perpindahan energi panas.

D. Perumusan Masalah

Dilandasi dari latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini

(27)

1. Bagaimana penggunaan metode Discovery-Inquiry Terbimbing dalam

upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA

mengenai cara perpindahan energi panas siswa kelas IVB semester 2 SD

Negeri Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah penggunaan metode Discovery-Inquiry Terbimbing dapat

meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA mengenai cara

perpindahan energi panas kelas IVB semester 2 SD Negeri Ungaran II

tahun pelajaran 2011/2012?

3. Apakah penggunaan metode Discovery-Inquiry Terbimbing dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA mengenai

cara perpindahan panas kelas IVB semester 2 SD Negeri Ungaran II tahun

pelajaran 2011/2012?

E. Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa pada materi

mengenai cara perpindahan energi panas kelas IV SD Negeri Ungaran II

tahun ajaran 2011/2012 akan diatasi dengan menggunakan metode

Discovery-Inquiry Terbimbing.

F. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan multitafsir tentang suatu istilah (konsep)

yang dipakai, kiranya perlu diberi batasan pengertian :

1. Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang

(28)

2. Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik yang dicapai siswa setelah

siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes.

3. Perpindahan energi panas adalah perambatan suatu panas melalui atau

tanpa melalui perantara.

4. Metode discovery-inquiry terbimbing adalah metode yang menghendaki

keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dengan bantuan maupun tanpa

bantuan dari guru melalui percobaan atau penemuan untuk menguji suatu

materi, hingga dapat menarik kesimpulan.

G. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing

dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran

IPA mengenai cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IV semester

2 SD Negeri Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing

dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA

mengenai cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IV semester 2

SD Negeri Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing

dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA

mengenai cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IV semester 2

(29)

H. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

banyak pihak. Manfaat-manfaat penelitian ini diantaranya adalah :

1. Secara Akademis

Hasil penelitian ini dapat membuka wawasan pembaca tentang

penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dalam pembelajaran

cara perpindahan panas.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan

pengajaran IPA dengan menggunakan metode discovery-inquiry

terbimbing dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada

mata pelajaran cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IV

semester 2 SD Negeri Ungaran II tahun ajaran 2011/2012.

b. Bagi guru, dapat memberikan inspirasi dan merupakan salah satu

referensi untuk menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry

terbimbing dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari cara

perpindahan energi panas dengan menggunakan metode

discovery-inquiry terbimbing pada siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Ungaran

II tahun ajaran 2011/20124.

d. Bagi prodi, dapat menambah bahan bacaan terkait dengan PTK

khususnya menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing dalam

(30)

pelajaran cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IVB semester

(31)

BAB II KAJIAN TEORI A. Minat

1. Pengertian Minat

Soewardi (1987: 183) minat menurut Ensiklopedi Pendidikan

adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari

luar. Tiap pelajaran yang diberikan guru harus menarik minat siswa. Minat

ditumbuhkan oleh pengaruh domein kognitif dan domein afektif.

Hurlock (1978: 114) menjelaskan bahwa minat adalah sumber

motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang mereka

inginkan ketika mereka diberikan kebebasan untuk memilih.

Moh. Surya (2003: 67) minat diartikan sebagai rasa senang atau

tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah

bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang

bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.

Sedangkan menurut Winkel (1986: 30) yang dimaksud dengan

minat adalah kecenderungan yang agak menetap untuk merasa tertarik

pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung di

dalamnya.

Minat sangat berhubungan dengan perasaan siswa. Perasaan yang

berpengaruh terhadap semangat dan gairah untuk belajar. Dengan

perasaan, siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang

(32)

baik, dan sebaliknya jika perasaan tidak senang maka akan menimbulkan

minat yang negatif atau kurang baik.

Minat tumbuh dari perasaan senang yang dialami oleh siswa. Oleh

karena itu guru harus dapat membuat siswa selalu merasa senang dalam

belajar. Misalnya dalam pembelajarannya guru harus:

a. Menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa

b. Materi yang diberikan kepada siswa harus dibuat semenarik mungkin,

sehingga materi yang sulit tidak menjadi momok bagi siswa.

c. Menggunakan media pembelajaran yang cocok untuk menunjang proses

belajar mengajar

d. Menggunakan alat peraga yang cocok untuk menunjang proses belajar

mengajar

e. Menggunakan cara mengajar atau metode mengajar yang bervariasi

Dari beberapa pengertian minat di atas, dapat disimpulkan bahwa

minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang

cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang.

2. Faktor Pendorong Minat

Soewardi (1987: 183) menyatakan bahwa minat didorong oleh

motivasi. Motivasi merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap

individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Minat

dimanifestasikan berdasarkan komponen dorongan yang mendorongnya.

Minat dan motivasi berhubungan sangat erat, dimana minat

(33)

cara untuk menarik minat selamapelajaran adalah menghubungkan

pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang

diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan

dengan minat-minat siswa.

Sardiman (1986: 93-94) menjelaskan beberapa cara untuk

menciptakan minat, antara lain:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar

b. Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada

masa lampau

c. Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak

merasa bosan

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil

yang lebih baik

3. Ciri-ciri Minat

Menurut Hurlock (1995: 117) ciri-ciri minat antara lain sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah selama

terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat

dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Dengan demikian

perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan tumbuh bersamaan

(34)

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara

fisik dan mental untuk belajar. Misalnya; siswa tidak akan mempuanyai

minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPA, sampai siswa tersebut

memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar IPA sangat penting

dalam kehidupan sehari-hari.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan

minat, baik anak-anak maipun dewasa. Minat berasal dari lingkungan

dimana mereka tinggal. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar

terbatas pada rumah. Minat mereka tumbuh dari rumah. Dengan

bertambah luasnya lingkup sosial, mereka tertarik pada minat orang

yang berada di luar rumah yang mulai mereka kenal. Jadi minat

bergantung pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk belajar.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang

terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang

memiliki cacat fisik, anak tersebut tidak mungking mempunyai minat

yang sama seperti dengan teman sebayanya yang memiliki

perkembangan fisik normal.

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan

(35)

budaya mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian

mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka

anggap tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya

yang mereka tekuni dengan baik.

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang

menetukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan

akan melemahkan minat seorang siswa. Dan sebaliknya, jika bobot

emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat

seorang siswa tersebut.

g. Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat

egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya. Misalnya,

minat anak pada matapelajaran IPA, kepandaian mereka di bidang IPA

di sekolah menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik

dan menguntungkan di bidang alam.

4. Cara Mengukur Minat

Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo

(1995: 59) menjelaskan bahwa non tes merupakan rangkaian pernyataan

atau pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang

kurang distandarisasikan. Di mana, yang dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara kongkrit dari

(36)

(observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket dan wawancara.

Pada penelitian ini, minat siswa diukur menggunakan pengamatan

(observasi).

Selain pengamatan (observasi), minat siswa dapat didukung dengan

menggunakan wawancara. Wawancara adalah suatu cara untuk

mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang

lain (Hopkins dalam Kunandar, 2008: 157). Wawancara dilakukan secara

bertatap muka langsung kepada guru dan siswa.

5. Indikator Minat

Marpadi (2008: 112) menjelaskan beberapa indikator siswa yang

memiliki minat yaitu berusaha untuk memahami, membaca buku yang

berkaitan dengan yang merekan pelajari, mau bertanya saat melakukan

kegiatan pembelajaran di dalam kelas, bertanya kepada teman, bertanya

kepada orang lain dan bersungguh-sungguh saat mengerjakan kelas.

Dari uraian di atas mengenai indikator-indikator siswa yang

memiliki minat, peneliti menyimpulkan bahwa indikator siswa yang

memiliki minat antara lain:

a. Ekspresi perasaan senang, meliputi: siswa mengikuti kegiatan belajar

dengan antusias, siswa tidak mengeluh ketika guru memberikan tugas,

siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa menyiapkan

buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai dan saat siswa mengikuti

(37)

b. Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam kelas

jika ada sesuatu hal yang belum mereka mengerti, siswa aktif menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa memperhatikan penjelasan

dari guru dengan sungguh-sungguh, tidak melamun waktu kegiatan

belajar mengajar berlangsung, tidak mengantuk, tidak membicarakan

hal-hal yang tidak penting bersama teman-temannya saat kegiatan

pembelajaran berlangsung dan tidak menganggu teman yang lain.

c. Ketertarikan pada materi pelajaran dan guru, meliputi: siswa giat

membaca buku pelajaran sesuai dengan mapel, siswa menanyakan

kesulitan yang dialami kepada guru, siswa membuat catatan mengenai

materi yang disampaikan oleh guru, siswa bersedia mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru, siswa mau membaca buku dari sumber lain

sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.

d. Keterlibatan siswa dalam pelajaran, meliputi: siswa aktif

menyampaikan pendapat dalam diskusi, siswa bersedia membantu

teman lain yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa mau

bekerjasama dengan kelompok, siswa bersedia maju ke depan

mengerjakan tugas, siswa bersedia mengajukan diri untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru secara spontan.

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Belajar sering diartikan sebagai perubahan pada diri individu yang

(38)

mendefinisikan belajar adalah suatu tahap perkembangan. Padahal belajar

dan perkembangan merupakan hubungan yang tidak dapat dipisahkan.

Oleh karena itu, untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang

belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas

pengertian dari belajar. Berikut akan dijabarkan beberapa pengertian

belajar :

a) Kingsley and Garry (1957: 12) berpendapat belajar adalah suatu

proses yang didalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi

perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan.

b) Muhibbin (2008: 63) menjelaskan bahwa belajar diartikan sebagai

kegiatan berproses dan termasuk unsur yang sangat mendasar dalam

pelaksanaan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

c) W.S. Winkel (1987: 36) berpendapat belajar adalah suatu aktivitas

mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan

itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

d) Suryono dan Haryanto (2011: 9) berpendapat belajar adalah suatu

proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam

konteks ini, belajar dari tidak tahu menjadi tahu atau proses

(39)

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku meliputi aspek kognitif (pengetahuan),

aspek afektif (nilai-sikap), dan aspek psikomotorik (keterampilan) akibat

pengalamannya.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut para ahli, prestasi belajar merupakan capaian atau hasil

akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar. Prestasi belajar dan proses

belajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Prestasi

belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses belajar.untuk

mengetahui prestasi belajar siswa, biasanya dilakukan evaluasi atau tes

terhadap materi belajar yang telah diajarkan. Seberapa besar siswa mampu

memberikan feed back dari setiap evaluasi atau tes yang diberikan.

Winkel (1986: 102) menjelaskan bahwa prestasi belajar yang

dihasilkan murid melalui pertanyaan/persoalan/tugas yang diberikan oleh

guru dimana prestasi belajar itu berbeda-beda sifatnya tergantung dari

bidang yang didalamnya murid menunjukkan prestasi, misalnya dalam

bidang pengetahuan/ pemahaman (bidang kognitif)

Zaenal Arifin (2009: 12) Prestasi belajar (achievement) berbeda

dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi

(40)

berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga, dan

pendidikan, khususnya pembelajaran.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

prestasi belajar merupakan bukti penguasaan pengetahuan seseorang

dalam mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan dengan nilai tes dari guru.

Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai

atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari

evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi

belajar siswa.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

a. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar)

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan

pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang

mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain

motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

b. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar)

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor

dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah

mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan

(41)

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari

proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil

belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil

belajar yang dicapai siswa (Nana Sudjana, 1989: 111).

D. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing 1. Pengertian Metode

Menurut Saroso Purwadi (1980: 1), metode adalah cara

penyampaian bahan untuk mencapai tahapan-tahapan tujuan dalam usaha

mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan sebelumnya. Maka dalam

satu strategi pembelajaran bisa terdapat beberapa metode yang digunakan.

Ada berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran,

misalnya ; metode ceramah, metode diskusi, metode discovery-inquiry

terbimbing, dan lain-lain. Setiap metode ini memiliki karakteristik

masing-masing yang dapat digunakan guru sebagai pedoman dalam

menyampaikan suatu materi pembelajaran. Tentunya guru harus dapat

memilih metode yang dapat menumbuhkan antusias siswa dan rasa

keingintahuan yang besar sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung

dengan baik.

a. Pengertian Metode Discovery-Inquiry Terbimbing

Metode discovery-inquiry terbimbing adalah metode yang

menghendaki keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dengan

(42)

penemuan untuk menguji suatu materi, hingga dapat menarik

kesimpulan.

Proses penemuan ini melalui berbagai tahapan, seperti :

mengamati, menggolongkan, membuat dugaan (hipotesis),

menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan sebagainya.

b. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Metode

Discovery-Inquiry Terbimbing

Berikut adalah ciri-ciri metode pembelajaran dengan

menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing:

1) Menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal dalam mencari

dan menemukan sehingga siswa berperan aktif sebagai subjek

dalam pelaksanaan pembelajaran.

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari

dan menemukan jawaban sendiri dari suatu konsep yang

dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap

tanggung-jawab dan percaya diri.

3) Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan

kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis. Siswa tidak

hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran akan tetapi

bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

c. Kelebihan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing

Beberapa kelebihan mengajar dengan menggunakan metode

(43)

1) Tingkat pengharapan untuk menyelesaikan tugas dengan caranya

sendiri semakin bertambah.

2) Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar tradisional

(menghafal).

3) Dalam proses discovery-inquiry terbimbing, siswa dengan segala

aktivitasnya sendiri dapat belajar menemukan sesuatu yang

dipelajari.

4) Pengetahuan yang diperoleh dengan metode ini akan lebih

dipahami secara lebih mendalam.

5) Metode ini melatih siswa lebih banyak belajar sendiri, jadi mereka

melibatkan dirinya dan memotivasi sendiri untuk belajar.

6) Metode ini memberikan pandangan ilmu yang lebih luas kepada

siswa (misalnya mereka dapat mengumpulkan data, mengeluarkan

pendapat, menggali ilmu sendiri) menuju keberhasilan.

E. ILMU PENGETAHUAN ALAM 1. Hakikat IPA

Srini (2001: 1) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam

adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan

dalam alam. Ilmu pengetahuan Alam menawarkan cara-cara untuk dapat

memahami dan mempelajari kejadian-kejadian yang ada di alam dan

supaya dapat hidup di dalam alam. Sedangkan menurut para ahli, Ilmu

Pengetahuan Alam adalah suatu ilmu yang mempelajari peristiwa yang

(44)

Dari beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam di atas, dapat

disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang

diperoleh melalui proses ilmiah, didasari dengan sikap ilmiah, dan

menghasilkan produk ilmiah.

a. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Suatu Proses

Pembelajaran IPA tidak hanya menghasilkan suatu produk,

melainkan melalui proses SAINS untuk menghasilkan produk yang

baik. Proses SAINS menggunakan suatu metode yang didalamnya ada

suatu prosedur-prosedur untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang

biasa digunakan adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan

perpaduan antara pengetahuan yang didapat melalui berpikir rasional

(kritis, logis, dan sistematis) dan pengetahuan melalui pengalaman.

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan-keterampilan

yang dilakukan para ilmuan untuk memperoleh produk IPA.

Keterampilan proses IPA meliputi:

1) Mengamati

Mengamati adalah proses mengumpulkan informasi yang

mempergunakan semua indera yang dimiliki manusia.

2) Mengukur

Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang

akan diukur dengan besaran yang lain yang sejenis. Besaran yang

(45)

3) Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan adalah mengelompokkan suatu obyek, kejadian

atau informasi ke dalam golongan-golongan menurut sistem

tertentu.

4) Mengendalikan Variabel

Mengendalikan variabel yaitu menandai suatu karakteristik obyek

atau faktor dalam suatu peristiwa/kejadian yang tetap dan yang

berubah dalam kondisi yang berbeda.

5) Merumuskan Hipotesis

Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan tentang

dugaan berdasarkan alasan-alasan atau pengetahuan, yang

merupakan jawaban sementara untuk masalah.

6) Melakukan Eksperimen

Melakukan eksperimen yaitu melakukan suatu percobaan untuk

memperoleh data yang relevan melalui kegiatan pengukuran.

7) Menganalisis Data

Menganalisis data yaitu mengolah suatu data yang diperoleh dari

hasil melakukan suatu percobaan/eksperimen.

8) Membuat Laporan Penelitian

Membuat laporan penelitian yaitu menyusun data-data yang telah

dianalisis kebenarannya, kemudian dilaporkan dalam bentuk

(46)

b. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Suatu Sikap

Untuk memperoleh produk IPA yang baik, selain melalui

proses ilmiah juga menggunakan sikap ilmiah. Sikap ilmiah yaitu

suatu sikap yang berkeyakinan atau berpendapat yang harus

dipertahankan seorang ilmuan ketika mencari atau mengembangkan

pengetahuan yang baru. Dalam memecahkan suatu masalah, seorang

ilmuan sering berusaha mengambil sikap tertentu untuk mencapai

hasil yang diharapkan. Misalnya; rasa ingin tahu, rasa tanggung

jawab, disiplin, tekun, jujur, terbuka terhadap pendapat orang lain.

Sikap itu dikenal dengan nama sikap ilmiah. Ciri-ciri sikap ilmiah

antara lain:

1) Obyektif terhadap fakta

Yaitu menyatakan fakta apa adanya tanpa mengubahnya, jika

benar dikatakan benar jika salah dikatakan salah.

2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan

Dalam mengambil kesimpulan jika belum cukup data untuk

menyokong kesimpulan itu, maka jangan tergesa-gesa untuk

mengambil kesimpulan.

3) Berhati terbuka

Yaitu bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan

orang lain, walaupun pendapat atau penemuan itu bertentangan

(47)

4) Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat

Yaitu tidak mencampur adukkan suatu fakta atau kenyataan yang

sudah ada dengan pendapat-pendapat yang dimilki oleh manusia.

5) Bersifat hati-hati

Berhati-hati dalam melakukan sesuatu

6) Ingin menyelidiki

Menyelidiki sesuatu yang belum pernah diselidiki maupun yang

sudah diselidiki secara mendalam.

c. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk

Ilmu Pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu juga disebut

sebagai produk IPA. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta, konsep,

prinsip, hukum, dan teori.

1) Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan mengenai

benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang

betul-betul terjadi dan dapat diinderawi oleh manusia.

2) Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta

IPA atau menjelaskan fakta-fakta IPA.

3) Prinsip IPA adalah generalisasi dari hubungan antara

konsep-konsep IPA yang bersifat tentatif (sementara) dan dapat berubah

bila ada observasi baru yang dilakukan.

4) Hukum adalah suatu prinsip yang sudah diterima/khusus atau

(48)

5) Teori adalah kerangka yang lebih luas (paling tinggi) dari fakta,

konsep, prinsip, dan hukum yang saling berhubungan. Teori dapat

berubah jika ada bukti-bukti yang berlawanan dengan teori

tersebut.

2. Pembelajaran IPA di SD

IPA merupakan suatu disiplin ilmu dan penerapannya di

masyarakat, sehingga IPA menjadi sangat penting untuk dipelajari.

Pembelajaran IPA tidak hanya menghasilkan suatu produk, melainkan

melalui proses SAINS dan bersikap ilmiah untuk menghasilkan produk

yang baik. Siswa perlu diberi keterampilan-keterampilan proses IPA, dan

diharapkan mereka dapat berpikir dan memiliki sikap ilmiah. Namun, daya

pikir siswa dengan ilmuwan sangat berbeda, maka pengajaran IPA

hendaknya dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya.

Pembelajaran IPA di SD hendaknya memiliki prinsip sebagai berikut:

a. dari yang mudah (konkrit) ke yang komplek (abstrak)

b. sesuai dengan tahap perkembangan anak atau tahap perkembangan

kognitif

c. pembelajarannya harus menyenangkan atau dengan kata lain belajar

sambil bermain

(49)

3. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Cara-cara Perpindahan Energi Panas untuk SD Kelas IV

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai kompetensi dasar

cara-cara perpindahan energi panas. Kamu akan merasa hangat jika berada

di dekat api unggun. Hal ini disebabkan tubuhmu menerima energi panas

dari api unggun tersebut. Panas yang berpindah disebut kalor. Api kompor

dapat mematangkan makanan karena terdapat energi panas yang berpindah

dari api ke makanan. Energi panas dapat berpindah melalui tiga cara, yaitu

konduksi, konveksi, dan radiasi.

a. Konduksi

Konduksi adalah peristiwa perambatan panas yang memerlukan suatu

zat/medium tanpa disertai adanya perpindahan bagian-bagian

zat/medium tersebut. Misalnya, gagang sendok yang terasa panas saat

digunakan untuk mengaduk kopi panas.

b. Konveksi

Konveksi adalah peristiwa perpindahan panas dengan disertai aliran

zat perantaranya. Misalnya, air yang dipanaskan akan menimbulkan

gelembung-gelembung udara yang bergerak naik.

c. Radiasi

Radiasi adalah peristiwa perpindahan panas tanpa melalui medium

perantara. Misalnya, panas matahari sampai ke bumi dan panas api

(50)

4. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Perpindahan Panas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing.

Materi yang diajarkan ketika penelitian ini yaitu mengenai

berbagai macam cara perpindahan energi panas. Peneliti menggunakan

metode discovery-inquiry terbimbing supaya mempermudah siswa untuk

mempelajari materi tersebut. Peneliti mempersiapkan macam-macam alat

peraga untuk mendukung pembelajarn tersebut. Tujuan penggunaan alat

peraga dalam mempelajari materi tersebut supaya menghendaki

keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dengan bantuan maupun tanpa

bantuan dari guru melalui percobaan atau penemuan. Berikut ini adalah

pembelajaran cara-cara perpindahan energi panas menggunakan metode

discovery-inquiry Terbimbing:

a. Konduksi

Konduksi adalah peristiwa perambatan panas yang memerlukan

suatu zat atau medium tanpa disertai adanya perpindahan

bagian-bagian zat atau medium tersebut. Guru menyiapkan alat percobaan

yang digunakan siswa untuk mempelajari perpindahan panas secara

konduksi berupa lilin, kawat, penjepit dan mentega. Berikut ini adalah

langkah-langkah untuk melakukan percobaan tentang perpindahan

panas secara konduksi:

1) siswa memasangkan penjepit pada bagian tengah kawat,

(51)

3) oleskan mentega pada salah satu ujung kawat,

4) panaskan bagian ujung kawat yang tidak terkena mentega,

5) tunggulah beberapa saat sehingga terjadi perubahan pada mentega.

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa panas api pada

lilin dapat merambat melalui kawat besi sehingga mentega yang

terdapat pada salah satu ujung kawat akan mencair karena terkena

panas yang merambat melalui kawat besi tersebut. Melalui

kesimpulan tersebut siswa dapat lebih memahami apa yang dimaksud

perpindahan panas secara konduksi.

Gambar 1: Perpindahan Panas Secara Konduksi b. Konveksi

Konveksi adalah peristiwa perpindahan panas dengan disertai

aliran Zat perantaranya. Guru menyiapkan alat percobaan yang

digunakan siswa untuk mempelajari perpindahan panas secara

konveksi berupa lilin, korek api, penjepit , air, bolam lampu dan

serbuk gergaji. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukan

percobaan tentang perpindahan panas secara koveksi:

(52)

2) jepitlah bolam lampu menggunakan penjepit yang telah tersedia,

penjepit berfungsi sebagai pegangan,

3) isilah bolam lampu dengan sedikit air, kemudian masukkan sedikit

serbuk gergaji,

4) dekatkan permukaan bolam lampu pada bara api lilin,

5) tunggu sampai air yang ada di dalam bolam lampu mendidih,

6) amati apa yang terjadi.

Dari pecobaan di atas dapat kita amati bahwa sebelum air

dipanaskan serbuk gergaji masih tampak di atas permukaan air dan

seiring memanasnya air maka serbuk gergaji tersebut akan mulai

bergerak-gerak di dalam air. Hal itu terjadi karena air yang berada di

dasar bolam lampu lebih panas kemudian memuai sehingga akan

menjadi lebih ringan dan naik ke atas begitu seterusnya. Melalui hasil

percobaan tersebut siswa dapat lebih memahami apa yang dimaksud

perpindahan panas secara konveksi.

(53)

c. Radiasi

Radiasi adalah peristiwa perpindahan panas tanpa melalui

medium perantara. Guru menyiapkan alat percobaan yang digunakan

siswa untuk mempelajari perpindahan panas secara radiasi berupa

lilin, korek api, kertas/kain, air. Berikut ini adalah langkah-langkah

untuk melakukan percobaan tentang perpindahan panas secara radiasi:

1) basahilah kertas atau kain dengan air yang telah tersedia,

2) kemudian jemurlah kertas atau kain yang sudah kamu basahi

dibawah teri sinar matahari,

3) tunggulah beberapa saat sampai kertas atau kain yang telah basah

tadi hingga mengering,

4) nyalakan lilin menggunakan korek api,

5) dekatkanlah telapak tanganmu dengan api pada lilin.

Dari percobaan di atas kita dapat melihat bahwa kertas atau kain

yang basah jika kita jemur dibawah terik sinar matahari lama-lama

akan mengering. Hal tersebut dapat terjadi karena air akan menguap

ketika terkena panas dari sinar matahari walaupun tidak ada zat

perantara yang mengahantarkan panas matahari sampai ke permukaan

kertas tersebut. Kita juga dapat melakukan percobaan untuk

mengetahui perpindahan panas secara radiasi dengan mendekatkan

telapak tangan kita dengan api pada lilin. Telapak tangan kita akan

terasa hangat ketika kita dekatkan dengan api tersebut walaupun tidak

(54)

tangan kita. Melalui percobaan di atas siswa dapat lebih mengerti

tentang perpindahan panas secara radiasi.

Gambar 3: Perpindahan Panas Secara Radiasi F. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan skripsi yang telah ada, peneliti sedikit mengutip

teori-teori atau konsep yang ada pada skripsi. Peneliti belum menemukan contoh

skripsi yang berjudul sama, namun peneliti saling mengaitkan judul skripsi

yang satu dengan yang lain dengan judul peneliti yang peneliti teliti.

1. Skripsi yang telah dibuat oleh Arum Yuli Widiyaningsing yang

dibimbing oleh Dra. Maslichah Asy’Ari M.Pd dengan judul Efektivitas

pembelajaran IPA pada materi pokok proses pembentukan tanah karena

pelapukan pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan melalui metode

inkuiri terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar. Hasil dari

penelitian ini juga menunjukan hasil yang baik dalam menggunakan

Metode Inkuiri Terbimbing.

2. Skripsi yang dibuat Vitalis Listyaningrum yang dibimbing oleh Dra.

Maslicah Asy’ari M.Pd. dengan judul Evektivitas belajar IPA siswa kelas

(55)

melayang dalam pencapaian hasil belajar melalui metode inkuiri

terbimbing, hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan

Metode Inkuiri terbimbing cukup baik dalam pembelajaran di kelas.

Dari dua penelitian yang relevan di atas dapat kita ketahui bahwa

penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Pada skripsi ini penulis juga akan melakukan penelitian menggunakan

metode inkuiri terbimbing. Bedanya dengan hasil penelitian di atas pada

skripsi ini peulis akan meneliti menggunakan metode inkuiri terbimbing

untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa.

G. Kerangka Pikir

Belajar IPA bukan merupakan suatu kegiatan belajar dengan cara

dihafalkan, melainkan belajar dengan cara dilakukan. Dalam belajar IPA

khususnya mengenai materi cara-cara perpindahan energi panas dapat

diajarkan dengan cara mengaitkan metode belajar yang satu dengan metode

belajar yang lain. Dimana dalam setiap metode pembelajaran mempunyai

ciri-ciri tersendiri. Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode

Discovery-Inquiry Terbimbing supaya dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar

siswa.

Metode discovery-inquiry terbimbing adalah metode yang

menghendaki keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dengan bantuan

maupun tanpa bantuan dari guru melalui percobaan atau penemuan untuk

menguji suatu materi, sehingga dapat menarik kesimpulan. Proses penemuan

(56)

dugaan (hipotesis), menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan

sebagainya.

Dengan pembelajaran melalui tahapan-tahapan, seperti : mengamati,

menggolongkan, membuat dugaan (hipotesis), menjelaskan, mengukur,

menarik kesimpulan tersebut siswa dituntut untuk secara aktif mengikuti

pembelajaran yang ada. Setiap siswa juga dapat menguji suatu materi dan

dapat menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang dilakukan dengan

percobaan dengan bantuan atau tanpa bantuan dari guru. Jika siswa aktif

mengikuti pembelajaran yang ada maka dapat diharapkan minat dan prestasi

belajar dari dalam diri siswa akan meningkat. Dari paparan tersebut peneliti

menjadi yakin bahwa metode discovery-inquiry terbimbing dapat

meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, peneliti mengemukakan hipotesis

bahwa : “Penggunaan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing dapat

meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA khususnya

mengenai cara perpindahan energi panas siswa kelas IV semester 2 SD

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan studi yang sistematis

yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan

dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut

(Ebbut, 1985 dalam Kasbolah 2001 dalam Purnomo 2008: 4). PTK bertujuan

untuk meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Selain

itu, Penelitian Tindakan Kelas juga bertujuan untuk menungkatkan relevansi

pendidikan dan sasaran akhirnya untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan.

Mengajar adalah tugas utama dari seorang guru. Dalam penelitian ini,

gurulah yang melakukan penelitian karena guru yang mengajar. Oleh karena

itu penelitian yang digunakan adalah PTK secara kolaboratif dengan guru di

kelas. Melalui PTK kolaboratif akan menciptakan peluang yang luas terhadap

terciptanya karya tulis bagi guru dan perbaikan pembelajaran di kelas.

Dalam PTK dikenal adanya siklus, siklus ini merupakan

tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian di dalam kelas. Siklus dalam PTK

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi

(Arikunto, 2006: 16). Evaluasi dalam penelitian ini di tandai dengan

perbaikan pada siklus selanjutnya. Berikut merupakan gambaran tahapan

(58)

Gambar 4 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap awal untuk melakukan penelitian.

Dalam tahap perencanaan ini peneliti akan menjelaskan tentang berbagai

macam hal, yaitu (apa, di mana, mengapa, kapan, oleh siapa, dan

bagaimana penelitian itu diadakan). Dalam perencanaan guru harus

mengetahui masalah yang akan diteliti melalui identifikasi masalah,

kemudian guru menganalisa masalah tersebut, dan menyusun hipotesis

tindakan. Dalam perencanaan disiapkan pula hal-hal yang dibutuhkan

dalam penelitian seperti lembar kerja siswa, lembar penilaian, lembar

evaluasi bagi kegiatan pembelajaran, dan hal lain yang dibutuhkan.

Peneliti juga membutuhkan instrumen pengamatan untuk memudahkan

(59)

Dalam penelitian ini digunakan penelitian kolaboratif. Penelitian

kolaboratif adalah penelitian yang menggabungkan antara peneliti dan

yang diteliti. Dalam hal ini yang bertugas sebagai peneliti adalah pengamat

dan yang diteliti adalah guru dan siswa. Ketika melakukan perencanaan

sebaiknya dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu guru dan

peneliti/pengamat. Hal ini dimaksudkan agar guru dan peneliti sama-sama

mengetahui maksud dari penelitian dan apa saja yang akan dilakukan

ketika penelitian.

2. Pelaksanaan/tindakan

Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan tidakan yang

telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian ini hal-hal yang telah disiapkan

dalam perencanaan tadi baru akan digunakan oleh peneliti. Guru

melaksanakan kegiatan yang telah dipersiapkan dalam perencanaan.

Kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut alangkah baiknya dibuat

sedemikian rupa agar terlihat alami tetapi disisi lain peneliti juga dapat

melakukan pengamatan. Keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan

haruslah diperhatikan dan dilaksanakan sesuai dengan seksama agar terjadi

hubungan yang sinkron dan sesuai.

3. Pengamatan/observasi

Pengamatan/observasi merupakan kegiatan melihat dan mengamati

apa yang telah direncanakan dan dilakukan dalam penelitian. Pengamatan

ini bertujuan untuk memperoleh data baik data kuantitatif maupun

Gambar

Gambar 1: Perpindahan Panas Secara Konduksi
Gambar 2: Perpindahan Panas Secara Konveksi
Gambar 3: Perpindahan Panas Secara Radiasi
Gambar 4 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS KINER,'A IN'IESTASI DANA PENSIUN SEMEN. PADANG SEtrELUM DAN SESUDAII

Persediaan Bahan Baku yang dilakukan pada PT.Semen Padang. telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

[r]

Hipotesis yang terjawab yaitu H1 (Individual yang memiliki regulasi diri yang tinggi akan mengurangi perilaku cyberloafing dibandingkan dengan individual yang

Juara lll Kegiatan Pemilihan Duta Kampus Dalam Rangka peningkatan dan Pengembangan Minat, Bakat, Bidang Kreatifitas Bagi Civitas Akademika di Universitas Negeri Malang

Tingkat pendapatan keripik ubi kayu pada Industri Pundi Mas diperoleh dengan cara penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan reaktor fluidisasi tiga fase dalam meningkatkan kandungan DO dan menurunkan kandungan organik yaitu COD dan mempelajari

Dapat disimpulkan bahwa, jumlah pengunjung pada Starbucks Coffee, Atrium Plaza lebih kecil dibandingkan dengan semua gerai Starbucks Coffee yang berada di satu area Jakarta