• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siklus I I Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab sebelumnya telah dipaparkan tentang pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasannya. Bab V merupakan bab terakhir skripsi yang akan membahas tentang kesimpulan dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa “Penggunaan metode pemberian tugas atau resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013. Hal itu ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata kondisi awal adalah 62. Nilai rata-rata akhir siklus I adalah 69,3, dan nilai rata-rata pada akhir siklus II adalah 78,7. Peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar 16,7 poin.

2. Pada kondisi awal yaitu sebanyak 9 siswa atau 56,2% dari 16 siswa yang telah mencapai KKM 70, dan sebanyak 7 siswa yang belum mencapai KKM 70 atau 43,7%. Pada siklus I sebanyak 6 siswa yang belum mencapai KKM atau 37,5%. Pada akhir siklus II sebanyak 14 siswa atau 87,5% dari 16 siswa yang mencapai KKM, dan sebanyak 2 siswa yang belum mencapai KKM atau 12,5%. Peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar 31,3%.

52 5.2 Saran

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan, dapat dikemukakan bebrapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru Kelas

Hendaknya pengajar dapat menggunakan media alat peraga yang pas serta metode pemberian tugas atau resitasi khususnya untuk materi bangun ruang selama proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat dan motivasi belajar siswa juga akan meningkat.

2. Bagi Sekolah

Hendaknya meningkatkan prestasi belajar siswa ataupun pengajar dalam penggunaan metode.

3. Bagi Peneliti Lain

Hendaknya melekukan penelitian serupa dengan lebih baik dan penelitian ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan serta acuan dalam penelitian selanjutnya.

4. Bagi Program Studi PGSD

Diharapkan memberi kesempatan pada pengajar yang lain belum memenuhi program studi.

53 DAFTAR REFERENSI

Makmun, A.S. (2009). Psikologi kependidikan perangkat sistem pengajaran modul. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Ahmadi, A, dkk. (1991). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010). Penelitian tindakan. Yogyakarta: Aditya Media.

Mustakim, B. & Astuti, A. (2008). Ayo belajar matematika SD/MI kelas V BSE. Jakarta : CV. Putra Nugraha.

BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Heruman. (2007). Model-model pembelajaran matematika. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hudoyo, Herman. (1992). Teori belajar untuk pengajaran matematika. Jakarta. Penataran Lokakarya Tahap II Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G).

Johnson, E. (2005). CTL Menjadikan kegiatan belajar mengajar yang mengasyikan dan bermakna. Bandung : MLC.

Kafid, M. & Suyati. (2004). Matematika untuk Sekolah Dasar kelas 5. Jakarta : Erlangga. Masidjo, I. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta :

Universitas Sanata Dharma.

Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Mustaqim. (2008). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Munthalib, A. (1971). Teknik-teknik mengajar. Fakultas Ilmu Pendidikan: IKIP. Sukmadinata, N. S. (2009). Landasan psisikologi proses pendidikan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurhadi, dkk. (2007). Pembelajaran kontekstual (Cooperatif learning di ruang kelas). Jakarta : Gramedia.

Nyata, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta.

Sardiman. (1994). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada.

54 Djamarah, S. B. (2006). Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka Jaya.

Tanlain, W. (2006). Modul strategi belajar mengajar. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Tanlain, W. (2006). Perkembangan dan belajar peserta didik. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Tim Bina Karya Guru. (2005). Terampil berhitung matematika untuk SD Kelas 5. Jakarta : Erlangga.

Tim MKPBM. (2001). Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung : JICA – Universitas Pendidikan Indonesia.

Usman. (2000). Menjadi guru profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Winkel. (2007). Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Yasyin, S. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amanah. http://cahsekampungudik.blogspot.com/2011/12/metode-resitasi.html.

55

LAMPIRAN

56 Lampiran 1

SILABUS

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : V ( Lima ) / 2 ( Dua )

Standar kompetensi : 6. Memahami sifat–sifat bangun dan hubungan antarbangun. Kompetensi Dasar Materi

Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu Sumber Belajar 6. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang 6.1 Sifat-sifat bangun ruang Siklus I Pertemuan 1

Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 anak.

Siswa dibagikan media dan gambar bangun ruang.

Siswa diminta berdiskusi dengan kelompoknya untuk menuliskan nama bangun-bangun tersebut.

Siswa diminta maju ke depan bersama kelompoknya untuk menjelaskan nama dari bangun ruang tersebut. Sementara siswa yang lain mencatat hasil diskusi

1. Menyebutkan nama-nama bangun ruang. 2. Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus, balok, tabung, limas dan kerucut.

Lisan Tertulis

2 x 40 menit Kafid, M. dan Suyati. 2004.

Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta : Erlangga.

Tim Bina Karya Guru. 2005.

Terampil Berhitng Matematika Untuk SD Kelas

57 teman yang lain.

Siklus I Pertemuan 2

Siswa memperhatikan bentuk bangun ruang yang dibawa oleh guru.

Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang pengertian bangun ruang.

Siswa bersama dengan guru melakukan tanya jawab tentang sifat-sifat bangun ruang.

Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang sifat-sifat bangun ruang.

Siswa dibagi dalam 4 kelompok untuk melakukan diskusi.

Siswa dibagikan beberapa media bentuk bangun ruang.

Siswa melakukan diskusi tentang ciri-ciri dari bangun ruang tersebut.

Siswa mempresentasikan hasil diskusinya. 2 x 40 menit 5. Jakarta : Erlangga. Media : Berbagai bentuk bangun ruang

58

Siswa bersama dengan guru membahas hasil diskusi.

Siswa memperbaiki hasil diskusinya.

Siklus II Pertemuan 1

Guru menunjukkan macam-macam bentuk bangun ruang, sedangkan siswa memperhatikan.

Siswa diminta mencari sendiri bentuk-bentuk bangun ruang yang ada di sekitar kelas.

Siswa diminta maju ke depan kelas untuk menunjukkan bangun ruang tersebut.

Siswa siswa yang lain diminta mendeskripsikan bentuk-bentuk bangun yang ditunjukkan teman.

Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.

1. Mendeskripsikan bangun ruang 2. Menggambar

bangun ruang dari sifat – sifat bangun yang telah

dipelajari.

Kinerja Portofolio

59

Bersama dengan kelompoknya, siswa diminta menuliskan benda yang ditemukan.

Guru bersama siswa membahas hasil diskusi.

Siklus II Pertemuan 2

Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4 siswa

Siswa dibagikan soal mengenai ukuran bangun ruang.

Siswa diminta berdiskusi kelompok membuat gambar dari bangun ruang yang dterimanya sesuai dengan sifat-sifatnya.

Seteleh selesai menggambar, siswa diminta menyebutkan ciri-ciri dari bangun ruang tersebut.

Siswa dibagikan LKS untuk dikerjakan siswa.

60

Tugas dikumpulkan untuk dikoreksi guru.

Guru bersama siswa membahas evaluasi.

Yogyakarta, 13 Mei 2013

Wali Kelas V Peneliti

61 Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Dokumen terkait