• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang diuraikan di atas yaitu :

1. Dalam struktur ekonomi Papua, sektor pertambangan dan penggalian memegang peran yang sangat penting. Hal ini terlihat dari tingginya kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB yang nilainya lebih dari 57,53 persen selama periode 2000-2010. Selain itu, fluktuatifnya laju pertumbuhan ekonomi Papua selama sebelas tahun terakhir ini tidak lepas dari pengaruh produksi sektor pertambangan dan penggalian yang berfluktuasi.

2. Ekspor luar negeri Papua selama tahun 2000-2010 didominasi oleh komoditi konsentrat tembaga. Pangsa ekspor luar negeri Papua yang utama adalah Jepang dan Spanyol.

3. Impor luar negeri Papua yang terbanyak adalah golongan mesin- mesin/pesawat mekanik dan golongan bahan bakar mineral. Pangsa impor luar negeri Papua yang utama adalah Singapura, Australia dan Amerika. 4. Ekspor, impor, nilai tukar, tingkat partisipasi angkatan kerja dan dummy krisis

secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Papua. Model persamaan pengaruh keterbukaan perdagangan mampu menjelaskan pertumbuhan ekonomi sebesar 69,45 persen.

5. Sedangkan secara parsial, hanya tingkat partisipasi angkatan kerja, ekspor dan dummy krisis yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Papua. Elastisitas tingkat pertisipasi angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 3,03, sedangkan ekspor sebesar 0,38.

6. Besarnya pengaruh keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, maka wilayah Papua dapat dikategorikan sebagai daerah berkarakteristik Export Led Growth. Artinya ekspor Papua merupakan penggerak laju pertumbuhan Ekonomi Papua.

6.2.Saran

Setelah diketahui bahwa Papua berkarakteristik Export Led Growth dan kegiatan ekonominya bersifat padat karya, maka hendaknya pemerintah Papua lebih memperhatikan perkembangan sektor-sektor komoditi ekspor dan sektor- sektor yang banyak menyerap tenaga kerja. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah Provinsi Papua dalam meningkatkan pertumbuhan ekononomi Papua adalah sebagai berikut :

1. Dalam jangka pendek, pemerintah Provinsi Papua hendaknya berupaya untuk melakukan spesialisasi dalam produksi dan ekspor konsentrat tembaga. Hal ini dilakukan karena konsentrat tembaga adalah keunggulan absolut Papua dalam perdagangan.

2. Dalam jangka panjang, spesialisasi produksi dan ekspor hendaknya ditujukan pada komoditi kayu dan ikan karena kedua komoditi ini dapat diperbaharui.

72

3. Pemerintah Provinsi Papua hendaknya juga berupaya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor komoditi ekspor. Dalam sektor pertambangan, pemerintah Provinsi Papua dapat membuat peraturan daerah yang mengharuskan perusahaan pertambangan untuk lebih menggunakan tenaga kerja lebih banyak.

4. Dalam sektor pertanian khususnya sub sektor kehutanan, pemerintah Provinsi Papua hendaknya memberikan bantuan berupa modal dan pelatihan untuk mengolah kayu menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi. Selain itu, pemerintah Provinsi Papua juga harus ketat dalam pengawasan penebangan kayu. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penggundulan hutan yang tidak terkendali.

5. Dalam sektor pertanian khususnya sub sektor perikanan, pemerintah Provinsi Papua hendaknya memberikan bantuan kredit lunak kepada nelayan berupa kredit sarana produksi nelayan seperti ketinting, jaring, coolbox dan lainnya, sehingga dapat meningkatkan ekspor di sektor perikanan.

6. Untuk menunjang lancarnya proses ekspor, hendaknya dilakukan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur pelabuhan, jalan raya, listrik serta lainnya yang mendukung ekspor. Dengan sarana dan prasarana yang memadai maka biaya ekspor impor dapat lebih murah dan proses ekspor impor menjadi lebih lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L. 2010. Ekonomi Pembangunan. Edisi Kelima. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 1998. Statistik Indonesia 1998, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2007. Memahami Data Strategis Yang Dihasilkan BPS, Jakarta.

BPS Provinsi Papua. 2011. Publikasi Statistik Ekspor Impor Provinsi Papua Tahun 2010, Jayapura.

________________. 2010. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua Tahun 2009, Jayapura.

________________. 2010. Papua Dalam Angka 2010, Jayapura.

________________. 2011. Indikator Penting Provinsi Papua Edisi Mei 2011, Jayapura.

Buckman, G., 2005. Global Trade : Past Mistakes, Future Choices, Fernwoodd Publishing, Halifax.

Jhingan, M.L. 2010. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Rajawali Pers, Jakarta.

Jung, W.S dan J. Marshall. 1985. “Export, Growth And Causality In Developing Countries”. Journal of Development Economics, 18 : 1-12. North-Holland.

Keong, C.C., Z. Yusop dan V.L.K. Sen. 2005. “Export-Led Growth Hypothesis in

Malaysia : An Investigation Using Bounds Test”. Sunway Academic Journal, 2 : 13-22.

Krugman, P.R dan O. Maurince. 2004. Teori dan Kebijakan Ekonomi Internasional. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta.

Mankiw, N.G. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Fitria Liza dan Imam Nurmawan (penerjemah). Erlangga, Jakarta.

Maryen, J. 2006. Analisis Sektor-Sektor Potensial Perekonomian Provinsi Papua. Tesis. Universitas Indonesia, Depok.

Miankel, A.K., S.M. Thangavelu, dan K. Kalirajan. 2009. FDI, Export and Economic Growth in South Asia and Selected Emerging Countries : A Multivariate VAR Analysis. CCAS Working Paper No. 23, Agustus 2009.

74

Oiconta, N. 2006. Analisis Ekspor dan Output Nasional di Indonesia : Periode 1980 – 2004 Kajian Tentang Kausalitas dan Kointegrasi. Tesis. Universitas Indonesia, Depok.

Oktaviani, R. dan T. Novianti. 2009. Bagian I Teori Perdagangan Internasional dan Aplikasinya di Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Salomo, R. 2007. Peranan Perdagangan Internasional Sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi indonesia. Modul. Departemen Perdagangan RI dan Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Jilid 1 Edisi Kelima. Haris Munandar

(penerjemah). Erlangga, Jakarta.

Santoso, R.T.T. 2010. Analisis Perdagangan Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”, Jawa Timur.

Sequalli, J. dan K. Wilson. 2006. A New Approach to Measuring Trade Openness. Working Paper, 20 September 2006. Dubai.

Sitorus, A.M. 2008. Hubungan Antara Nilai Tukar Riil, Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Langsung dengan Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang : Suatu Analisa Regresi dan Adaptasi Model Goldberg-Klein. Skripsi. Universitas Indonesia, Depok.

Sukirno, S. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

_________. 2007. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Kencana, Jakarta.

Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jilid I Edisi Kesembilan. Haris Munandar (penerjemah). Erlangga, Jakarta.

________________________. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jilid II Edisi Kesembilan. Andri Yelvi (penerjemah). Erlangga, Jakarta.

Wijaya, A. dan M.T. Sambodo. 2006. Keuntungan Dan Kerugian Keterbukaan Ekonomi : Pelajaran Bagi Indonesia, LIPI.

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=26&notab =2 [12 Oktober 2011] http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab =4 [12 Oktober 2011] http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=28&notab =4 [12 Oktober 2011]

http://www.datacon.co.id/Logam-2011ProfilIndustri.html [12 Oktober 2011] http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspor [12 Oktober 2011]

Lampiran 1. PDRB ADHK 2000, Ekspor riil, Impor riil, Nilai tukar riil, TPAK dan

Dummy krisis Provinsi Papua tahun 2000–2010.

Tahun Triwulan PDRB ADHK 2000 (Juta Rp.) Ekspor Riil (Juta Rp.) Impor Riil (Juta Rp.) Nilai Tukar Riil (Rp.) TPAK Dummy Krisis 2000 1 3.780.330,36 2.647.289,12 1.670.830,65 7.602,36 - 0 2 3.951.557,95 2.269.191,74 2.506.624,41 8.543,42 - 0 3 4.701.224,15 4.060.195,36 2.396.731,99 8.682,79 - 0 4 5.976.648,38 5.307.673,42 2.602.245,77 9.284,28 78,57 0 2001 1 5.071.319,21 4.112.824,20 2.363.180,03 9.474,65 77,84 0 2 4.969.245,01 4.222.298,27 2.105.178,50 10.735,54 77,21 0 3 4.861.244,82 4.027.123,13 2.426.475,92 8.510,85 76,78 0 4 5.144.715,02 2.161.192,48 2.629.010,44 9.204,93 76,63 0 2002 1 4.846.987,10 1.776.249,10 2.155.875,97 8.511,19 76,68 0 2 5.148.708,20 3.430.794,40 2.135.758,18 7.585,88 76,87 0 3 5.490.280,04 4.829.028,98 2.603.911,51 7.533,95 76,95 0 4 5.592.958,42 5.380.283,15 2.337.458,20 7.408,66 76,68 0 2003 1 5.577.076,62 3.899.999,68 2.136.114,01 7.190,50 75,98 0 2 6.189.633,52 5.706.397,03 2.311.721,61 6.808,89 75,02 0 3 5.732.754,41 5.246.918,06 2.323.638,89 6.835,56 74,12 0 4 3.519.955,12 2.597.153,59 3.224.063,40 6.716,49 73,64 0 2004 1 2.787.508,83 1.744.870,67 1.809.886,94 6.664,36 73,91 0 2 3.817.211,30 2.185.238,58 2.484.968,81 7.099,81 74,71 0 3 4.192.700,80 3.630.640,51 2.415.217,17 7.148,16 75,81 0 4 5.485.546,64 5.964.571,61 3.403.358,11 7.012,40 76,99 0 2005 1 5.063.213,05 3.266.838,99 2.295.472,97 6.980,33 77,77 0 2 5.110.184,76 3.260.303,42 2.876.756,22 7.161,47 78,32 0 3 5.032.421,01 3.067.533,81 2.948.232,33 7.515,22 78,54 0 4 7.003.373,86 5.632.793,86 3.305.613,73 6.753,38 78,32 0 2006 1 4.147.570,59 2.982.756,47 3.154.399,74 6.144,06 77,80 0 2 3.903.505,68 2.985.775,37 3.330.906,20 6.116,16 77,02 0 3 4.756.991,84 4.660.457,08 3.552.463,70 6.100,68 76,27 0 4 5.594.129,31 5.176.430,11 3.965.319,99 5.914,42 75,81 0 2007 1 6.090.246,24 4.890.558,50 2.911.980,63 5.845,68 75,88 0 2 5.218.657,03 4.607.940,04 2.909.688,81 5.849,82 76,30 0 3 3.857.954,17 2.149.573,67 4.181.823,23 5.933,72 76,83 0 4 4.033.439,98 2.564.087,00 3.038.072,95 5.888,92 77,24 0

78 Lanjutan lampiran 1. Tahun Triwulan PDRB ADHK 2000 (Juta Rp.) Ekspor Riil (Juta Rp.) Impor Riil (Juta Rp.) Nilai Tukar Riil (Rp.) TPAK Dummy Krisis 2008 1 4.137.264,27 3.106.725,11 3.904.989,45 5.692,73 77,26 0 2 4.456.123,00 3.397.677,93 4.273.508,70 6.663,47 77,03 0 3 4.739.967,47 3.312.972,27 3.798.200,21 8.380,76 76,68 1 4 5.598.486,84 3.219.671,92 3.280.947,11 9.909,18 76,29 1 2009 1 5.752.204,00 4.144.720,95 3.508.667,38 10.080,23 76,12 1 2 6.199.563,91 2.930.417,75 3.659.251,61 9.128,54 76,10 1 3 5.803.244,59 3.398.547,40 3.727.416,81 8.607,99 76,28 1 4 5.482.102,44 2.650.722,36 3.307.817,07 8.169,80 76,74 1 Sumber : BPS Provinsi Papua (diolah), 2011

77

Lampiran 1. PDRB ADHK 2000, Ekspor riil, Impor riil, Nilai tukar riil, TPAK dan

Dummy krisis Provinsi Papua tahun 2000–2010.

Tahun Triwulan PDRB ADHK 2000 (Juta Rp.) Ekspor Riil (Juta Rp.) Impor Riil (Juta Rp.) Nilai Tukar Riil (Rp.) TPAK Dummy Krisis 2000 1 3.780.330,36 2.647.289,12 1.670.830,65 7.602,36 - 0 2 3.951.557,95 2.269.191,74 2.506.624,41 8.543,42 - 0 3 4.701.224,15 4.060.195,36 2.396.731,99 8.682,79 - 0 4 5.976.648,38 5.307.673,42 2.602.245,77 9.284,28 78,57 0 2001 1 5.071.319,21 4.112.824,20 2.363.180,03 9.474,65 77,84 0 2 4.969.245,01 4.222.298,27 2.105.178,50 10.735,54 77,21 0 3 4.861.244,82 4.027.123,13 2.426.475,92 8.510,85 76,78 0 4 5.144.715,02 2.161.192,48 2.629.010,44 9.204,93 76,63 0 2002 1 4.846.987,10 1.776.249,10 2.155.875,97 8.511,19 76,68 0 2 5.148.708,20 3.430.794,40 2.135.758,18 7.585,88 76,87 0 3 5.490.280,04 4.829.028,98 2.603.911,51 7.533,95 76,95 0 4 5.592.958,42 5.380.283,15 2.337.458,20 7.408,66 76,68 0 2003 1 5.577.076,62 3.899.999,68 2.136.114,01 7.190,50 75,98 0 2 6.189.633,52 5.706.397,03 2.311.721,61 6.808,89 75,02 0 3 5.732.754,41 5.246.918,06 2.323.638,89 6.835,56 74,12 0 4 3.519.955,12 2.597.153,59 3.224.063,40 6.716,49 73,64 0 2004 1 2.787.508,83 1.744.870,67 1.809.886,94 6.664,36 73,91 0 2 3.817.211,30 2.185.238,58 2.484.968,81 7.099,81 74,71 0 3 4.192.700,80 3.630.640,51 2.415.217,17 7.148,16 75,81 0 4 5.485.546,64 5.964.571,61 3.403.358,11 7.012,40 76,99 0 2005 1 5.063.213,05 3.266.838,99 2.295.472,97 6.980,33 77,77 0 2 5.110.184,76 3.260.303,42 2.876.756,22 7.161,47 78,32 0 3 5.032.421,01 3.067.533,81 2.948.232,33 7.515,22 78,54 0 4 7.003.373,86 5.632.793,86 3.305.613,73 6.753,38 78,32 0 2006 1 4.147.570,59 2.982.756,47 3.154.399,74 6.144,06 77,80 0 2 3.903.505,68 2.985.775,37 3.330.906,20 6.116,16 77,02 0 3 4.756.991,84 4.660.457,08 3.552.463,70 6.100,68 76,27 0 4 5.594.129,31 5.176.430,11 3.965.319,99 5.914,42 75,81 0 2007 1 6.090.246,24 4.890.558,50 2.911.980,63 5.845,68 75,88 0 2 5.218.657,03 4.607.940,04 2.909.688,81 5.849,82 76,30 0 3 3.857.954,17 2.149.573,67 4.181.823,23 5.933,72 76,83 0 4 4.033.439,98 2.564.087,00 3.038.072,95 5.888,92 77,24 0

Lanjutan lampiran 1. Tahun Triwulan PDRB ADHK 2000 (Juta Rp.) Ekspor Riil (Juta Rp.) Impor Riil (Juta Rp.) Nilai Tukar Riil (Rp.) TPAK Dummy Krisis 2008 1 4.137.264,27 3.106.725,11 3.904.989,45 5.692,73 77,26 0 2 4.456.123,00 3.397.677,93 4.273.508,70 6.663,47 77,03 0 3 4.739.967,47 3.312.972,27 3.798.200,21 8.380,76 76,68 1 4 5.598.486,84 3.219.671,92 3.280.947,11 9.909,18 76,29 1 2009 1 5.752.204,00 4.144.720,95 3.508.667,38 10.080,23 76,12 1 2 6.199.563,91 2.930.417,75 3.659.251,61 9.128,54 76,10 1 3 5.803.244,59 3.398.547,40 3.727.416,81 8.607,99 76,28 1 4 5.482.102,44 2.650.722,36 3.307.817,07 8.169,80 76,74 1 Sumber : BPS Provinsi Papua (diolah), 2011

RINGKASAN

SULTHONI ASHIDDIIQI. Pengaruh Keterbukaan Perdagangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Papua (dibimbing oleh TANTI NOVIANTI).

Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong perekonomian di dunia semakin menyatu. Keterbukaan perdagangan luar negeri dan keterbukaan finansial adalah akibat dari menyatunya perekonomian dunia ini. Sejarah membuktikan bahwa dengan keterbukaan ekonomi dapat menjadi stimulator untuk lebih menggerakkan roda perekonomian. Namun menurut Jung dan Marshall (1985) keterbukaan ekonomi juga dapat menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan keterbukaan perdagangan yang dilakukan Provinsi Papua selama periode 2000–2010 ternyata tidak selalu diikuti dengan pertumbuhan ekonominya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keadaan perekonomian, ekspor dan impor Papua serta menganalisis pengaruh keterbukaan perdagangan yang dilakukan Provinsi Papua terhadap pertumbuhan ekonominya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari BPS tahun 2000–2010 yang meliputi data PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK), ekspor riil, impor riil, nilai tukar riil, tingkat partisipasi angkatan kerja dan dummy krisis. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor pertambangan dan penggalian memegang peran penting dalam struktur ekonomi Papua. Ekspor Papua didominasi oleh konsentrat tembaga, diikuti oleh kayu dan ikan. Secara simultan ekspor, impor, nilai tukar, tingkat partisipasi angkatan kerja dan dummy krisis berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Papua. Sedangkan secara parsial, hanya tingkat partisipasi angkatan kerja, ekspor dan dummy krisis yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Papua. Dengan melihat besarnya pengaruh keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, maka wilayah Papua dapat dikategorikan sebagai wilayah berkarakteristik Export Led Growth.

Dalam jangka pendek, pemerintah Provinsi Papua hendaknya berupaya untuk melakukan spesialisasi dalam produksi dan ekspor konsentrat tembaga. Hal ini dilakukan karena konsentrat tembaga adalah keunggulan absolut Papua dalam perdagangan. Sedangkan dalam jangka panjang, spesialisasi produksi dan ekspor hendaknya ditujukan pada komoditi kayu dan ikan karena kedua komoditi ini dapat diperbaharui.

Dokumen terkait