• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP…

A. Kesimpulan

lampiran 3).

Soal di atas merupakan soal penyimpulan dari pernyataan yang ada, sehingga jawaban yang benar dari pernyataan di atas adalah P>Y>Z ; Z<Q<P yaitu jawaban D. Yang menjawab benar soal nomor 17 mengalami kenaikan dari 3

23,53%.

Semua karyawan adalah pegawai negeri, sebagian karyawan adalah seniman. Kalimat yang tidak sesuai dengan pernyataan di atas adalah……….(soal nomor 15, lampiran 3).

Soal yang kedua ini hampir sama dengan soal yang pertama, hanya saja kesimpulan dan pernyataan-pernyataan berupa kalimat. Berdasarkan pernyataan di atas, maka kalimat yang tidak sesuai adalah sebagian seniman adalah pegawai negeri, yaitu jawaban A. Yang menjawab benar soal nomor 15 mengalami kenaikan dari 2 siswa (11,76%) menjadi 5 siswa (29,41%), atau mengalami peningkatan sebesar 17,65%.

Keenam adalah kemampuan dalam membuat kombinasi dan permutasi dalam mengurutkan beberapa benda yang ada. Kemampuan ini diukur dengan soal di bawah ini (soal nomor 11, lampiran3).

Ada 3 buah kelereng yang berlainan warna yaitu merah, hijau, dan kuning. Ada berapa macam kemungkinan ketiga kelereng itu disusun berbeda?

Degan soal tersebut, kemampuan siswa dalam mengkombinasikan susunan warna agar tidak sama diuji. Siswa yang sudah memiliki konsep akan menjawab 6 macam yaitu (merah, hijau, kuning), (merah, kuning, hijau), (hijau, kuning,merah), (hijau, merah, kuning), ( kuning,merah,hijau) dan (kuning,hijau,merah). Yang menjawab benar mengalami kenaikkan dari 2 siswa (11,76%) menjadi 5 siswa (29,41%), kenaikannya 17,65%.

Ketujuh adalah kemampuan dalam berfikir untuk membandingkan dua hal atau membagikan di antara dua hal. Kemampuan ini ditunjukkan pada soal nomor 5, lampiran 3:

T1

A B

T2

Jawaban yang paling tepat untuk soal tersebut adalah pernyataan “D”: Supaya terjadi kesetimbangan, diperlukan lengan T2 lebih panjang dari pada lengan T1

bila beban B lebih ringan dari pada beban A. Siswa yang menjawab mereka beranggapan bahwa dilihat sekilas yang berat adalah beban A tanpa memperhatikan posisi lengan. Yang menjawab benar mengalami peningkatan dari 9 siswa (52,94%) menjadi 12 siswa (70,58%), sehingga kenaikannya sebesar 17,63%

Kemampuan yang mengalami kenaikkan yang kedelapan adalah kemampuan dalam membentuk suatu kombinasi dari dua unsur reversibel yaitu antara inversi (proses trasformasi kebalikan) dan resiprok (transformasi pencerminan). Kemampuan ini diukur dengan soal di bawah ini (soal nomor 3, lampiran 3).

Suatu titik P dilalui oleh 3 garis sehingga membentuk 6 sudut, dengan urutan sudut a, b, c, d, e dan f.

X adalah jumlah sudut a + c + e dan Y adalah jumlah sudut b + d + f, maka carilah hubungan antara X dan Y!

Ada 2 jawaban yang paling banyak dipilih siswa yaitu X lebih besar dari Y atau Y lebih besar dari X. Yang menjawab benar “X sama besar dengan Y”.

dan prosentase kenaikannya sebesar 11,77%.

Kesembilan adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep tentang kesetimbangan dan mengerti mengapa terjadi kesetimbangan (kesetimbangan hidrostatis). Kemampuan ini ditunjukkan pada soal nomor 23, lampiran 3:

20 cm

piston ?

A B

Dari gambar di atas, tinggi air mula-mula sama di kedua pipa. Di atas pipa A di taruh piston dan ditekan sehingga air di pipa A turun sepanjang 20 cm. jika perbandingan luas pipa A : pipa B adalah 2 : 5, apakah yang akan terjadi pada pipa B?

Bagi siswa yang sudah memiliki konsep ini akan dapat menyelesaikan soal dengan baik. Pada pipa A yang ditekan sejauh 20 cm akan menyebabkan air di pipa B naik. Seberapa besar kenaikannya dapat dihitung dengan menggunakan

perbandingan luas pipa, yakni x 20cm 8cm 5

2

= . Siswa yang menjawab benar

mengalami peningkatan dari 6 siswa (35,29%) menjadi 7 siswa (41,18%), peningkatannya sebesar 5,89%.

Rincian kemampuan yang mengalami kenaikkan kesepuluh adalah kemampuan dalam membuat hipotesis, menentukan eksperimen, menentukan variabel kontrol, mencatat hasil dan menarik kesimpulan secara logis dari data yang ada (berfikir induktif saintifik). Kemampuan ini diuji dengan soal nomor 21, lampiran 3:

kanan. Unsur apakah yang mempengaruhi frekuensi ayunan?

tali

beban t

Berhadapan dengan persoalan tersebut, anak yang belum berada pada tahap operasi formal melihat bahwa berat benda berpengaruh pada frekuensi ayunan bandul. Yang memiliki pengaruh terhadap frekuensi hanyalah panjang tali. Yang menjawab benar mengalami kenaikan dari 1 siswa (5,88%) menjadi 2 siswa (11,76%), sehingga kenaikannya sebesar 5,88%.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data dan analisis di atas, secara keseluruhan dapat disimpulkan dari 38 siswa ada 44,74% (17) siswa yang dapat dimasukkan dalam tahap perkembangan operasi konkret, 55,26% (21) siswa yang dapat dimasukkan dalam tahap perkembangan di bawah operasi konkret yaitu tahap sensorimotor dan tahap praoperasi serta tidak ada siswa yang berada pada tahap operasi formal.

Dari hasil penelitian maka siswa yang pada awalnya berada pada tahap operasi konkret, di mana pada tahap ini siswa memiliki beberapa kemampuan antara lain kemampuan dalam transformasi reversibel/ perubahan, sistem kekekalan/ konservasi, seriasi, klasifikas, kemampuan dalam bilangan, ruang, waktu dan kecepatan, kausalitas dan probabilitas, serta dalam penalaran. Dari tahap operasi konkret ini taraf berfikir siswa mengalami peningkatan berada pada tahap operasi formal dengan suatu fasilitasi berupa desain pembelajaran. Untuk penelitian ini materi pokok yang yang dipilih adalah “Suhu dan kalor”. Desain yang dibuat dibagi menjadi 3 sub pokok bahasan yaitu : 1) Model pembelajaran untuk sub pokok bahasan “ Suhu dan Termometer”, 2) Model pembelajaran untuk sub pokok bahasan “ Kalor dan Suhu benda”, 3) Model pembelajaran untuk sub pokok bahasan “ Penghantar dan Isolator Panas”. Selama proses pembelajaran peneliti menggunakan beberapa metode yaitu memunculkan suatu pertanyaan, demonstrasi, eksperimen dan diskusi secara kelompok. Dari beberapa metode yang digunakan ternyata cukup berhasil dalam usaha untuk fasilitasi taraf berfikir

berfikir.

Setelah selama 5 kali pertemuan (8 JP) siswa mengikuti proses pembelajaran dan diakhiri dengan postes maka hasil tes menunjukkan bahwa dari 17 siswa yang masuk dalam kelas operasi konkret, untuk soal operasi konkret ada 8 siswa (47,06%) yang mengalami peningkatan dan 4 siswa (23,53%) mengalami penurunan serta 5 siswa (29,41%) yang tetap (menjawab sama untuk soal pretes dan postes). Berdasarkan hasil Uji-T karena trel ada diantara tcrit, maka tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum tidak ada peningkatan operasi konkret. Untuk soal operasi formal dari 17 siswa, semua mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 20,85%. Berdasarkan hasil Uji-T karena trel

tidak ada diantara tcrit, maka signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum terjadi peningkatan operasi formal.

Siswa yang berada pada tahap operasi formal adalah siswa yang sudah memiliki beberapa kemampuan yang diukur dengan soal yang sesuai dengan kemampuan antara lain: dua reversibel, pemikiran yang abstraksi reflektif, sistem kombinatoris, kombinasi objek-objek dan proposisi, pemikiran deduktif hipotetis, pengertian probabilitas, fleksibel, berfikir Induktif saintifik, sistem referensi ganda, dan kesetimbangan hidrostatis. Urutan perkembangan tahap-tahap itu tetap, meskipun umur rata-rata terjadinya dapat bervariasi secara individual menurut tingkat inteligensi atau lingkungan sosial siswa itu sendiri. Urutan tahap sensorimotorik, praoperasi, operasi konkret dan operasi formal adalah tetap. Tetapi kapan tahap-tahap itu mulai berkembang dalam diri siswa dapat berbeda-beda dan dalam penelitian ini salah satu cara tahap peningkatan taraf berfikir

operasi konkret meningkat ke tahap operasi formal.

Dokumen terkait