• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP…

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memperkuat hasil penelitian menjadi lebih valid, kiranya penyimpulan tahap berfikir siswa dapat diperkuat dengan analisis terhadap alasan yang diminta pada siswa atas pilihannya yang bisa diperoleh dengan cara tertulis atau wawancara.

2. Dengan penelitian ini, menjadi jelas bahwa taraf berfikir siswa yang semula berada pada tahap operasi konkret mengalami peningkatan berada pada operasi formal dengan fasilitasi desain pembelajaran khususnya pada pokok bahasan “ Suhu dan Kalor”. Karena itu untuk penelitian selanjutnya baik apabila dicoba untuk pokok bahasan yang berbeda.

3. Lebih baik juga diadakan pretes dan postes untuk soal materi yang dipelajari, sehingga terlihat perbandingannya antara soal yang merepresentasikan rincian kemampuan dengan soal-soal pada materi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu Drs ; Supriyono, Widodo Drs. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta ; Rineka Cipta

Bismoko, J & Supratiknya, A. 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta ; Sanata Dharma

Budi Kartika, Soekartadiredjo Darsa. 1997. Buku Teks Generasi Baru, Fisika SLTP 2. Jakarta ; Widya Utama

Budi Kartika. 2004. Handout Kuliah Metodologi Penelitian Fisika. Universitas Sanata Dharma ; Yogyakarta

Dahar, R.W. 1989. Teori Teori Belajar. Bandung ; Erlangga

Pusat kurikulum. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta; Pusat Kurikulum , Balitbang Depdiknas

Sarkim T. 1998. “Humaniora Dalam Pendidikan Sains” dalam Sumaji, dkk. Pendidikan Sains yang Humanistik. Yogyakarta ; Kanisius

Singgih D. Gunarsa. 1987. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta ; Gunung Mulia

Suparno, Paul. 2000. Penelitian Pendidikan Fisika, Diktat Kuliah. Yogyakarta ; Sanata Dharma

Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta ; Kanisius

Veuger Jacques Drs. MSF. 1983. Psikologi Perkembangan, Epistemologi Genetik dan Strukturalisme Menurut Jean Piaget. Yogyakarta ; Yayasan Studi dan Teknologi

W. S. Winkel. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta ; Gramedia

Rician Kemampuan dari Operasi Konkret dan Operasi Formal

Operasi Konkret Operasi Formal

No

Umum Rincian Kemampuan No Umum Rincian Kemampuan

1 Adanya transformasi reversibel

1.Anak dapat mengerti setiap langkah proses trasformasi (perubahan).

2.Anak tidak melihat setiap langkah perubahan sebagai yang berdiri sendiri. Tetapi sebagai satu kesatuan.

3.misalnya anak diberikan benda berputar ia sudah dapat melihat seluruh proses berputarnya, bukan hanya kedudukan akhir dan kedudukan awalnya.

1 Dua reversibilitas

1. Remaja dapat membentuk suatu sistem kombinasi dan struktur fundamental yang menunjukkan suatu sistem lengkap. 2. Sudah dapat menggunakan dua unsur

reversibel resiprok dan inversi. Dimana inversi adalah proses transformasi kebalikan. Resiprok adalah transformasi pencerminan.

2 Sistem kekekalan (konservasi)

1. Anak sudah dapat mengerti adanya konsep kekekalan objek. 2. Anak dapat mengetahui bahwa

volume memang sama meskipun tinggi air berbeda.

3. Anak dapat mengerti dan menangkap behwa substansi (banyakanya) suatu benda itu tetap, seperti massa suatu

bungkalan lilin/lumpur tetap sama meskipun bentuknya dirubah menjadi bermacam-macam

2 Pemikiran abstraksi reflektif (proporsi)

1. Remaja dapat berfikir secara proporsi yaitu pemikiran untuk membandingkan dua hal atau membagikan diantara dua hal.

2. Remaja melakukan suatu tindakan terhadap objek sehingga terjadi abstraksi..

(kekekalan substansi). 4. Bila ada 8 dadu meskipun

ditempatkan pada tempat yang berbeda anak tahu bahwa jumlahnya tetap 8 (kekekalan bilangan).

5. Anak mengerti bahwa panjangnya tetap sama (Piaget & Inhelder, 1969, Piaget, 1981) meskipun dipotong-potong (kekekalan panjang).

6. Anak sudah dapat mempunyai konsep kekekalan luas meskipun yang satu diletakan terpisah dan yang lain disatukan (kekekalan luas).

7. Anak sudah mengerti bahwa berat sama meskipun bentuknya

berbeda (kekekalan berat). 8. Anak mengetahuibahwa volume

air tetap sama setelah salah satu dimasukan logam (kekekala volume).

3 Seriasi Anak sudah dapat mengatur/ mengurutkan unsur-unsur menurut semakin besar atau kecilnya unsur tesebut.

3 Sistem kombinatoris

Remaja mampu membuat kombinasi dan permutasi dalam mengurutkan beberapa benda yang ada.

onjek secara lebih terstruktur atau anak mengkalsifikasikan objek secara lebih sistematis (Piaget & Inhelder, 1969).

objek-objek dan proposisi

berdasarkan prinsip kombinasi tanpa dibatasi dengan kenyataan objek itu. 2. Dapat membuat permutasi dengan

memperhatikan semua kemungkinan ynag dapat terjadi

3. Dapat mengkombinasikan beberapa gagasan dan hipotesis dalam pernyataan afirmatif/ negatif yang sederhana.

5 Bilangan Anak dapat memasangkan satu-satu dengan baik dan mengerti soal kekekalan dengan baik. 6 Ruang, waktu,

kecepatan

1. Anak dapat mengerti relasi urutanwaktu (sebelum& sesudah) dan koordinasi dengan waktu (panjang & pendek).

2. Bila dihadapkan pada suatu benda anak akan memperhatikan laju benda tersebut dan relasi antara waktu dan jarak.

7 Kausalitas 1. Anak sudah lebih mendalam melihat sebab suatu benda. 2. Anak suka mempertanyakan

mengapa sesuatu terjadi. 3. Ia suka melihat dan meneliti

terjadinya berbagai macam hal.

5 Pemikiran deduktif hipotetis

1. Remaja dapat menarik kesimpulan yang penting dari kebenaran yang masih berupa kemungkinan (hipotesisi).

2. Remaja dapat menarik kesimpulan yang spesifik dari sesuatu yang umum.

3. Remaja dapat mengambil suatu kesimpulan yang benar dari suatu hipotesis yang

dipercaya tidak benar.

6 Pengertian probabilitas

meskipun pada kenyataannya mereka tidak tahu atau belum menyadari behwa cara berfikir itu logis.

5. Seorang remaja harus mengerti dua operasi pokok yaitu kombinasi dan perhitungan proporsi.

6. Remaja dapat menggunakan sistem kombinasi yang memungkinkan melihat segala kemungkinan dari unsur-unsur yang ada.

7. Remaja dapt menghitung proporsi sehingga dapat menangkap dan menghitung suatu probabilitas misalnya:

6 4 3 2 = . 8 Probabilitas 1. Anak dapat mengerti mesipun

tidak dapat meramalkan hasil dari kejadian-kejadian individual, ia dapat mengantisipasi hasil dari jumlah yang banyak.

2. Pengertian probabilitas sebagai suatu perbandingan antara hal yang terjadi dengan kasus-kasus yang mungkin mulai terbentuk. 9 Penalaran 1. Anak jarang berbicara dengan

suatu alasan, lebih mengatakan apa yang terjadi.

2. Belum berfikir secara

dengan baik masih menekankan keseluruhan

bagian-bagian tertentu. Masih kesulitan dalam me

3. lihat

persoalan secara menyeluruh.

7 Lebih fleksibel 1. Remaja tidak terpaku pada satu metode dalam

menghadapi persoalan

pemecahan saja.

2. Remaja jarnag menghadapi hasil yang diluar dugaan karena semua kemungkinan sudah dipikirkan. 8 Pe 1. g 2. ol, 3. 5. at. logis mikiran induktif saintifik

Dapat mengambil kesimpulan yang lebih umum berdasarkan kejadian-kejadian yan khusus.

Dapat membuat hipotesis, menentukan eksperimen, menentukan variabel kontr mencatat hasil dan menarik kesimpulan. Dapat memikirkan sejumlah variabel yang berbeda pada waktu yang sama.

4. Dapat membuta desain percobaan atau apa yang mau dites dengan segala

kemungkinananya.

Dapat meneliti dengan lebih cerm 6. Dapat mengambil kesimpulan secara

dari data ynag ada.

9 Sistem

i ganda

Remaja dapt menggabungkan persoalan referens misalnya pada bahasan benda bertumpuk

C

B A

bahwa benda A bergerak kekiri terhadap B dan benda B bergerak kekanan terhadap lantai C. namum ia tidak dapat menyatuka bahwa benda A ternyata diam terhadap lntai C, karena gerak A terhadap B berkebalikan dengan gerak B terhadap lantai C.

10 Kesetimbangan hidrostatis

Remaja sudah mengerti kesetimbangan dan mengetahui mengapa terjadi kesetimbangan.

Penerapan Soal Terhadap Masing-masing Rincian Kemampuan No Rincian kemampuan Operasi konkret Soal No Rincian kemampuan Operasi Formal Soal 1 Adanya transformasi reversibel

Ada tiga bola A (merah), B (putih), C (hijau) yang memiliki besar dan bentuk yang sama. Ketiga bola tersebut

dimasukkan dalam silinder seperti pada gambar di bawah ini! Suparno (2001: 71)

Pada gambar seperti no.1, bagaimanakah urutan ketiga bola dari bawah keatas, jika diputar selama 540° (

2 1 x putaran)? Suparno (2001: 71) a. C – B – A 1 c. A – B – C b. C – A – B d. B – C - A 1 Dua reversibilitas

Suatu titik P dilalui oleh 3 garis sehingga membentuk 6 sudut, dengan urutan sudut a, b, c, d, e dan f.

X adalah jumlah sudut a + c + e dan

Y adalah jumlah sudut b + d + f, maka carilah hubungan antara X dan Y! Singgih (1987:155)

a. X lebih besar dari Y b. X lebih kecil dari Y c. X sama besar dengan Y

d. X dan Y hubungannya tidak bisa di tentukan C

B A

Bagaimanakah urutan ketiga bola dari bawah ke atas setelah diputar selama 180°

(setengah putaran)?

a. B – C – A c. C – A - B b. B – A - C d. C – B – A

2 istem an

)

ihatlah gambar dibawah ini!

elas diisi air (A) selanjutnya, dimasukka ogam ).

o

erfikir secara da sebuah timbangan. Lihatlah gambar di bawah ini!

yang 1 b. engan T1 c. 2 d. engan T2 h 2 B abstraksi reflektif (proporsi) A S kekekal (konservasi L G n l

kedalamnya sehingga tinggi permukaan air naik (B Apakah volume air di B tetap sama dengan A? Suparn (2001: 72)

a. volumenya tidak sama b. volumenya sama

esar c. volume B lebih b d. volume A lebih besar

Dari gambar di atas pernyataan di bawah ini manakah benar? Suparno (2001: 96)

a. Semakin berat benda (A), lengan timbangan T harus semakin panjang dari pada T2 agar terjadi

kesetimbangan.

Supaya terjadi keseimbangan, diperlukan l

lebih pendek dari pada lengan T2 bila beban A lebih ringan dari pada beban B.

Semakin ringan benda (B), lengan timbangan T harus semakin pendek dari pada T1 agar terjadi

keseimbangan.

Supaya terjadi kesetimbangan, diperlukan l

lebih panjang dari pada lengan T1 bila beban B lebi ringan dari pada beban A.

T2 T1 B A B A

Lihatlah gambar di bawah ini!

ah mangkuk

(B)

-potong serta dibengkokkan, seperti

ng manakah yang paling panjang? Segelas air (A) jika dituangkan kedalam sebu sayur (B), bagaimanakah volume air dalam mangkuk tersebut?

a. lebih banyak yang di gelas (A) b. lebih banyak yang di mangkuk c. volumenya berbeda

d. volumennya sama Suatu tongkat, dipotong

di bawah ini! Suparno (2001: 74)

To kat

a. tongkat B paling panjang b. ketiga tongkat sama panjang c. tongkat C palng pendek d. tongkat A paling panjang

A B

A B

G ar mput disusun

n rumput

a. kedua lembu makan rumput yang sama.

u B yang makan amb di bawah ini lembu dan ru

secara berbeda. Lembu manakah yang akan maka lebih banyak? Suparno (2001: 74)

b. lembu B makan rumput lebih banyak c. lembu A makan rumput lebih banyak d. rumput B lebih banyak sehingga lemb

rumput lebih banyak.

3 Seriasi Ur t (1+1+1) < (1+1+1+1) ar,

yang paling besar

3 Sistem atoris

Ada 3 buah kelereng yang berlainan warna yaitu merah, ga u an bilangan 1< (1+1) <

< (1+1+1+1+1), urutan bilangan tersebut yang ben kecuali……….. Suparno (2001: 83)

a. 1 < 2 < 3 < 4 < 5 b. 5 > 4 > 3 > 2 > 1 c. 5 adalah bilangan d. 5 < 4< 3 < 2 < 1

kombin hijau, dan kuning. Ada berapa macam kemungkinan keti kelereng itu disusun berbeda?

a. 3 macam c. 9 macam b. 6 macam d. 12 macam rumput rumput

lembu lembu

Bongkahan lilin yang berbentuk persegi panjang memiliki massa 0,5 kg. Jika bentuknya dirubah menjadi bulat berapakah massanya sekarang?

a. > 0,5 kg c. 0,5 kg <

b. 0,5 kg d. 0,4 kg

4 Klasifikasi Lih

erdasarkan unsur-unsur di atas (A,B,B’,C,C’) sesuai n

4 Kombinasi Bila P>X, Q>Y, R>Z sedangkan P>Q>R dan X>Y>Z maka

X>Q

ah pegawai negeri, sebagian ai atlah diagram di bawah ini!

objek-objek dan proposisi

kesimpulan dari pernyataan tersebut yang benar adalah …... Singgih (1987:157) a. R>X ; Q>X an b. Z<P ; Y>R d c. Z<P ; Y<R dan X<Q d. P>Y>Z ; Z<Q<P Se ua karyawan adalm

karyawan adalah seniman. Kalimat yang tidak sesu dengan pernyataan diatas adalah……… Singgih (1987:159).

a. sebagian seniman adalah pegawai negeri b. semua seniman adalah karyawan

aryawan c. sebagian pegawai negeri adalah k

d. semua karyawan bukan seniman B

dengan sifat komposisi: pisang emas yang lain (C’) aka sama dengan seluruh pisang (B). Maka sifat seperti ini sering ditulis dengan…… Suparno (2001: 80)

a. C + B = C’ c. C + C’ = B = 0 b. B + C’ = C d. B + C + C’ Bilangan 5 ktu, Ru a ia erapa 6 Ruang, wa kecepatan

mah Rudi jaraknya 5 km dari sekolahnya. Bil berjalan pelan-pelan dengan kecepatan 2,5 km/jam. B jam yang dibutuhkan Rudi untuk berjalan pulang selama 1 minggu?

a. 6 jam c. 10 jam b. 8 jam d. 12 jam

Buah (A)

pisang (B) bukan pisang (B’)

isang emas (C) pisang yg lain (C’) p

7 Kausalitas emikiran erhatikan premis di bawah ini! n insang. a…….. Singgih 5 P deduktif hipotetis P

Semua jenis ikan bernafas denga

Ikan paus bernafas dengan paru-paru, mak (1987:160)

a. sementara jenis ikan bernafas dengan paru-paru b. semua ikan paus termasuk jenis ikan

s ikan c. semua ikan paus bukan termasuk jeni d. semua ikan paus bernafas dengan insang 8 Probabilitas

epada anak-anak diberikan lima tabung, keempat tabung

engertian K

berisi cairan yang masing-masing berwarna merah, kuning, biru dan putih. Percampuran warna apakah agar tabung yang kosong tersebut diperoleh warna hijau?

a. kuning dan biru b. merah dan biru

h c. kuning dan puti d. biru dan putih

6 P probabilitas 12 1 berbanding 4 5 + 2 1 adalah……… a. 21 1 c. 12 21 b. 30 17 d. 50 7

9 Penalaran Perhatikan pernyataan di bawah ini!

da rambut Sinta (S). g

salah Rambut Tina (T) kurang gelap daripa

Rambut Tina (T) lebih gelap daripada rambut Lily (L). lin Dari kedua pernyataan di atas, rambut siapakah yang pa gelap? Suparno (2001: 86)

a. Tina c. Lily S

b. inta d. semua

7 Lebih fleksibel Jika ketiga tangki yang berbentuk balok di bawah ini diisi

dalam menghadapi persoalan

air panas 1 liter semua, maka tangki manakah yang akan mendinginkan air paling cepat?

a. A dan C c. A b. B d. C

8 Pemikiran

induktif saintifik

Pada percobaan pendulum (bandul) dibawah ini. Beban ditarik ke atas sejauh t dan dilepaskan sehingga terjadi ayunan bandul ke kiri dan ke kanan. Unsur apakah yang mempengaruhi frekuensi ayunan? Suparno (2001: 93)

a. panjang tali

b. panjang tali, berat benda

c. panjang tali, berat benda dan kedudukan beban semula (t)

pa

d. njang tali dan kedudukan beban semula (t) B

A C

tali

9 Sistem referensi ganda

Suatu benda A bergerak ke kiri terhadap papan B, dan papan B bergerak ke kanan terhadap latar belakang C. Dari gambar di bawah ini kedudukan antara benda manakah yang diam? Suparno (2001: 97)

a. benda (B)

b. benda (A) terhadap benda (B) c. benda (A) terhadap dasar lantai (C) d. benda (B) terhadap dasar lantai (C)

C C B A 10 Kesetimbanga n hidrostatis

Dari gambar di atas, tinggi air mula-mula sama di kedua pipa. Di atas pipa A di taruh piston dan ditekan sehingga air di pipa A turun sepanjang 20 cm. jika perbandingan luas pipa A : pipa B adalah 2 : 5, apakah yang akan terjadi pada pipa B? Suparno (2001: 98)

a. air di pipa B menjadi turun sepanjang 4 cm b. air di pipa B menjadi naik sepanjang 4 cm c. air di pipa B menjadi naik sepanjang 8 cm d. air di pipa B menjadi turun sepanjang 20 cm

DESAIN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : VIII

Semester : I Waktu : 2 JP

Model Pembelajaran “ Suhu dan Termometer” Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal 1. Motivasi:

Siswa diajak untuk mengingat kembali peristiwa yang berhubungan dengan suhu dan dalam kehidupan sehari – hari kita seringkali mendengar kata suhu.

Š Guru mengawali dengan sedikit gambaran atau ilustrasi. “Dalam kehidupan sehari – hari setiap benda memiliki suhu tertentu. Misalnya suhu es sekitar 0° C, suhu kamar udara di Yogyakarta sekitar 30° C dan air mendidih pada suhu 100° C. Umumnya orang sering menganggap bahwa suhu dan panas itu sama..”

Dari gambaran itu maka guru memunculkan suatu pertanyaan kepada siswa tentang pengertian mereka mengenai suhu dan kalor / panas?

Dari pertanyaan yang diberikan diharapkan siswa menjawab bahwa suhu adalah besaran yang menyatakan panas atau dinginnya suatu benda sedangkan panas atau kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena adanya perbedaan suhu diantara kedua tempat tersebut.

• Kepada siswa diajukan pertannyaan lagi “Dalam badan kita, apa yang bisa kita jadikan sebagai sensor suhu?

Diharapkan siswa menjawab bahwa yang dapat dijadikan sensor suhu adalah jari/ kulit.

Š Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan “Apakah tangan bisa dijadikan sebagai alat pengukur suhu? dan apa alasannya?”

Diharapkan siswa mengemukakan pendapatnya dan diharapkan siswa menjawab tidak, karena jari tidak memiliki ukuran yang jelas dan antara jari yang satu dengan jari yang lain memiliki sifat yang berbeda sehingga jari tidak bisa di jadikan patokan sebagai alat pengukur suhu.

2. Konsep yang harus dipahami dalam pembuatan termometer

Segala zat cair bila dipanaskan akan memuai. Pada peneraan termometer ini, harus mendapatkan skala temperatur yang pasti. Untuk mendapatkan sebuah skala temperatur yang pasti, harus diplih satu jenis termometer sebagai standard.

Pada peneraan termometer juga digunakan titik acuan suhu untuk pembuatan skala. Salah satu skala yang dikenal adalah skala Celcius. Skala Celcius angka 0 ditetapkan untuk suhu ketika air membeku, sedang angka 100 ditetapkan untuk suhu ketika air mendidih (pada tekanan atmosfie standar). Juga zat cair dalam termometer yang digunakan adala air raksa, karena air raksa memiliki sifat: memuai jika dipanaskan dan menyusut jika dingin.

B. Kegiatan Inti

1. Perumusan masalah

Kepada siswa diajukan permasalahan:

“ Bagaimanakah caranya agar kita bisa membuat alat pengukur suhu yang memiliki skala yang jelas dan tepat?”

2. Pengajuan hipotesis

Siswa diberi kesempatan untuk mencoba menjelaskannya (Langkah ini sekaligus sebagai penggalian pengetahuan awal siswa). Berbagai inti jawaban siswa ditulis sebagai hipotesis-hipotesis.

Beberapa hipotesis yang diharapkan antara lain: pada prinsipnya air raksa dalam tabung kalau dipanasi akan memuai, sehingga tinggi kolom air

raksa naik. Maka hubungan antara suhu T dengan tinggi h. Es mencair dan air mendidih punya suhu tetap.sehingga kedua peristiwa ini dapat dipakai sebagai titik-titikacauan pada peneraan termometer.

3. Pengumpulan data dan penyimpulannya Dilakukan serangkaian percobaan:

a. Percobaan pertama “ Peneraan Termometer” Tujuan :

1. Siswa dapat membuat “calon termometer” secara benar. 2. Siswa dapat mengerti prisip pembuatan termometer air raksa. Alat dan bahan : calon termometer, termometer, gelas ukur, corong,

beker glass, pemanas air, penggaris, spidol, es dan air.

Š Siswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan!

Š Memasukkan calon termometer ke dalam corong yang berisi es. Mengamati sampai permukaan air raksa tetap tidak turun lagi. Kemudian siswa diminta untuk memberikan tanda permukaan tersebut dengan spidol “ 0° C”.

Š Kemudian salah satu siswa diminta untuk maju dan memasukkan “calon termometer” ke dalam air yang sudah mendidih. Kemudian melihat sampai permukaan air raksa diam tidak naik lagi. Sama siswa diminta untuk memberikan tanda termometer tersebut dengan spidol “100° C”.

Š Berapa panjang interval 0° - 100° pada calon termometer tersebut? Kemudian salah satu siswa diminta untuk membagi interval tersebut menjadi 100 skala! 1 skala (1° C) = berapa cm? b. Percobaan kedua “ Pengunaan termometer buatan”

Tujuan : Siswa dapat mengunakan termometer yang sudah dibuat.

Alat : Memakai termometer yang sudah di buat pada percobaan pertama tadi.

• Dengan menggunakan termometer buatan tersebut, ukurlah beberapa suhu badan teman kalian! Suhu ruangan dan suhu air kran!

• Dengan menggunakan termometer pabrik ukurlah juga ketiga hal tersebut! Berapakah selisih dengan pengukuran “calon termometer”?

C. Kegiatan Pemantapan 1. Perangkuman

a. Dalam pembuatan termometer diperlukan titik acuan yang diguakan adalah titik didih air, dan titik beku es.

b. Diperlukan juga termometer standard untuk mendapatkan sebuah skala termometer yang pasti.

c. Dalam termometer raksa, digunakan air raksa karena sifat air raksa memuai jika dipanaskan dan menyusut jika dingin.

d. Termometer yang baik adalah termometer yang memiliki syarat: o Kepekaan : perubahan keadaan akibat sedikit saja perubahan

suhu, dapat terukur.

o Ketelitian : mengukur keadaan dan reproduksibilitasnya (dapat diperbanyak)

3. Evaluasi, pekerjaan rumah, dan atau tugas

Daftarlah beberapa jenis termometer yang kamu ketahui dan bagaimanakah prinsip kerjanya!

DESAIN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : VIII

Semester : I Waktu : 3 JP

Model Pembelajaran “ Kalor dan Suhu Benda”

Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal

1. Motivasi

a. Siswa diajak mengaitkan konsep kalor dalam peristiwa kehidupan sehari-hari yang sering dialami.

Š Peristiwa yang sering kita jumpai seperti ”Pada saat kita akan mandi dengan air hangat, kita biasanya memasak air sampai mendidih. Kemudian air tersebut dicampurkan dengan air dari bak yang suhunya lebih rendah.”

Š Dari peristiwa diatas guru memunculkan suatu pertanyaan kepada siswa “ Apabila dua benda yang suhunya berbeda dicampurkan, maka lama kelamaan suhu kedua benda itu akan menjadi sama. Mengapa demikian? “

Dari pertanyaan tersebut maka siswa diharapkan bisa menjawab bahwa pada percampuran air dari bak dan air yang dimasak terjadi peristiwa perpindahan energi. Energi yang dipindahkan dinamakan kalor. Air yang lebih tinggi suhunya melepaskan kalor, akibatnya suhu air tersebut turun. Kalor yang dilepaskan tersebut diterima oleh air yang suhunya lebih rendah sehingga suhunya naik.

B. Kegiatan Inti

1. Perumusan masalah

Kepada siswa diajukan permasalahan:

Pada kalor faktor – faktor apa sajakah yang menentukan besar kecilnya kalor yang diterima benda?

2. Pengajuan hipotesis

Siswa diberi kesempatan untuk mencoba menjelaskannya (Langkah ini sekaligus sebagai penggalian pengetahuan awal siswa). Berbagai inti jawaban siswa ditulis sebagai hipotesis-hipotesis.

3. Pengumpulan data dan penyimpulannya Dilakukan serangkaian percobaan:

a. Percobaan pertama “ Mengukur suhu air “

Tujuan : Mencari hubungan antara kalor dan suhu benda. Alat dan bahan : Pembakar spiritus, bejana, penyangga kaki tiga,

termometer, stopwatch dan air.

• Guru meminta siswa untuk memasukkan 150 ml air kedalam bejana, kemudian meletakkan bejana tersebut diatas pembakar spiritus dengan menggunakan penyangga kaki tiga.

• Kemudian guru menunjuk siswa yang lain untuk meletakkan termometer ke dalam air di bejana, dan menyalakan pembakar spiritusnya. Diusahakan agar nyala api tetap.

• Salah satu siswa melihat pada termometer suhu awal sebelum dipanaskan. Dengan menggunakan stopwatch, seluruh siswa diminta untuk mengamati kenaikan suhu air setiap 3 menit sampai air mendidih.

• Kemudian semua siswa diminta untuk memasukkan data kedalam tabel dibawah ini!

Menit ke- Suhu air (°C) Pertambahan suhu (°C) 0 ... ... 3 ... ... 6 ... ... 9 ... ... 12 ... ... 15 ... ... 18 ... ... dst ... ...

Pertambahan suhu = suhu pada saat tertentu dikurangi suhu saat sebelumnya.

• Setelah percobaan selesai dilakukan, kemudian kepada siswa diajukan beberapa pertanyaaan:

1. Jika pemanasan terus menerus dilakukan, apakah suhu air akan semakin tinggi, tetap ataukah semakin rendah?

2. Bagaimanakah pertambahan suhu air untuk selang waktu yang sama (misalnya selang waktu antara menit ke-0 dan menit ke-3 atau menit ke-6 dan menit ke -9)?

• Dari pertanyaan yang diberikan kemudian guru mengajak siswa untuk membahasnya, dimana jika pemanasan dilakukan terus-menerus maka suhu air akan naik dan semakin tinggi.

• Dari pernyataan itu maka siswa diajak untuk membuat suatu kesimpulan yaitu “ Kenaikan suhu benda sebanding dengan kalor yang diberikan. Semakin banyak kalor yang diberikan, semakin tinggi kenaikan suhu benda.”

b. Percobaan kedua “Mengukur suhu air yang massanya berbeda-beda “

Tujuan : Mencari hubungan antara kalor yang diperlukan

Dokumen terkait