• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user 3.Dusun Kauman

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data terhadap masalah tentang tradisi ziarah makam Banyubiru dalam era modernisasi di Desa Jatingarang Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ziarah makam Banyubiru yang dilaksanakan mempunyai makna sebagai

upaya untuk mengingat alam akhirat dan kematian, sebagai kegiatan yang dapat membuka hati dan pikiran peziarah bahwa hidup di dunia itu hanya sementara dan hidup yang kekal adalah di akhirat. Makna yang lain adalah para peziarah dapat meningkatkan amal kebajikannya.

2. Tujuan ziarah makam banyubiru oleh para peziarah adalah untuk

mendoakan arwah Ki Ageng Banyubiru sekaligus untuk meminta suatu permohonan agar terkabul. Hal ini sudah tidak sesuai dengan modernisasi. Masyarakat modern dalam meminta permohonan dilakukan dengan berusaha keras dan meminta pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa misalnya dengan cara berdoa.

3. Ziarah makam Banyubiru biasanya dilaksanakan hanya setiap malam

Jumat kliwon saja. Jadi para peziarah menganggap malam Jumat kliwon itu merupakan hari yang keramat dan tepat untuk meminta permohonan di makam Banyubiru agar cepat terkabul. Modernisasi telah menyebabkan terjadinya perkembangan pemikiran dalam berziarah di makam Banyubiru. Pada jaman dulu peziarah hanya datang berziarah hanya pada malam Jumat kliwon tetapi sekarang peziarah datang berziarah bukan hanya pada malam jumat kliwon saja, melainkan juga pada hari-hari biasa, dan waktuya tidak harus malam hari tetapi bisa juga pada siang hari.

4. Terjadi beberapa perubahan dalam pelaksanaan ziarah makam Banyubiru

dalam era modernisasi di Desa Jatingarang. Adapun perubahan tersebut contohnya adalah perubahan dalam peralatan yang digunakan. Peziarah pada waktu dulu biasanya membawa 3 bunga, yaitu bunga kantil, kenanga

commit to user

dan melati. Peziarah percaya bahwa bunga kantil akan dapat memudahkan permohonannya terkabul. Adapun bunga kenanga digunakan sebagai pengingat akan Ki Ageng Banyubiru. Sedangkan bunga melati melambangkan ketenangan hati, maksudnya agar hati si peziarah bisa tenang. Perlengkapan yang lain adalah kemenyan untuk dibakar sebagai pelengkap meditasi. Selain itu peziarah juga memanfaatkan air dari 9 mata

air ( Sendang). Adapun kesembilan mata air (Sendang) tersebut yaitu:

a. Sendang Margomulyo

b. Sendang Krapyak

c. Sendang Margojati

d. Sendang Banyubiru

e. Sendang Bendosari

f. Sendang Gupak Warak

g. Sendang Danu Mulyo

h. Sendang Siluwih

i. Sendang Panjang Emas.

Kesembilan mata air (sendang) tersebut berada di dalam satu wilayah kebayanan Sarehan, Desa Jatingarang. Air dari sembilan sendang tersebut dimanfaatkan para peziarah untuk membersihkan diri dan untuk sarana pengobatan. Modernisasi telah mengubah pemikiran peziarah. Pada waktu sekarang peziarah yang mau berdoa, langsung berdoa saja tanpa harus membawa persyaratan seperti bunga kantil, kenanga, melati dan membakar kemenyan.

5. Masyarakat Jatingarang mempunyai persepsi bahwa ziarah makam adalah

salah satu tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang dari generasi ke generasi dan masih relevan untuk dilaksanakan dalam era modernisasi. Dalam ziarah makam Banyubiru terdapat berbagai macam nilai yang berkembang selain sebagai tempat memohon doa juga sebagai upaya untuk mengingat kematian dan mengingatkan bahwa hidup di dunia hanya sementara dan hidup yang kekal di akhirat. Modernisasi yang terjadi di desa Jatingarang tersebut tidak hanya berpengaruh pada satu bidang saja

commit to user

tetapi pada berbagai bidang kehidupan masyarakat, seperti pada bidang ekonomi, pendidikan dan budaya. Masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menerima perubahan yang bersifat positif.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dapat diperoleh implikasi sebagai berikut:

Penulisan penelitian mengenai tradisi ziarah makam Banyubiru dalam era modernisasi di Desa Jatingarang Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo secara teoritis dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi masyarakat Jatingarang untuk meningkatkan pengetahuan tentang tradisi ziarah makam sebagai salah satu kebudayaan bangsa. Tradisi tersebut masih tumbuh dan berkembang dalam masyarakat walaupun jaman sudah modern. Masyarakat akan mempunyai potensi dan kualitas yang lebih baik jika pengetahuan masyarakat semakin luas sehingga mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman.

Implikasi secara praktis dari tradisi ziarah makam Banyubiru dalam era modernisasi adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tetap melestarikan tradisi yang ada meskipun dengan pemikiran yang lebih modern seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern.

Ziarah makam Banyubiru yang dilakukan oleh peziarah pada masa yang akan datang cenderung mengalami banyak perubahan. Generasi muda yang lebih berfikir modern sudah tidak menggunakan bunga dan kemenyan dalam berziarah. Mereka juga berziarah tidak harus pada malam Jumat kliwon saja. Dengan demikian, yang berubah adalah sikap dan perilaku peziarah dalam melaksanakan ziarah di makam Banyubiru.

C. SARAN

Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang tradisi ziarah makam Banyubiru dalam era modernisasi di desa Jatingarang Kecamatan Weru

commit to user

Kabupaten Sukoharjo, penulis memberikan saran-saran untuk menambah wawasan mengenai hal tersebut yaitu:

1. Bagi Tokoh Agama Desa Jatingarang

a. Dapat memberikan masukan kepada masyarakat tentang kegiatan yang

tidak boleh dilakukan atau bertentangan dengan agama dalam pelaksanaan ziarah.

b. Memberikan bimbingan dalam menciptakan toleransi antar umat

beragama.

2. Bagi Tokoh Masyarakat Jatingarang

a. Memberi dorongan kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan tradisi

ziarah makam Banyubiru sehingga tidak punah.

b. Membantu aparat desa dalam memperlancar pelaksanaan kegiatan yang

bersifat positif dengan menjalin komunikasi yang baik.

3. Bagi Masyarakat Desa Jatingarang

a. Masyarakat yang mempunyai permohonan dan ingin terkabul hendaknya

berusaha lebih giat serta lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, contohnya dengan memperbanyak berdoa ataupun dengan solat bagi yang beragama Islam.

b. Masyarakat hendaknya mampu menyaring berbagai macam perubahan

dan perkembangan yang masuk sehingga masyarakat tidak terjerumus ke arah perubahan yang negatif dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat adalah perubahan yang sesuai dengan nilai-nilai serta kepribadian masyarakat.

c. Masyarakat dalam melaksanakan tradisi ziarah makam Banyubiru

hendaknya tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama.

commit to user

Dokumen terkait