• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 6. Kesimpulan dan Rekomendasi

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik pre dan post olahraga pernafasan Satria Nusantara dalam waktu 120 menit setiap kali olahraga pernafasan Satria Nusantara dengan frekuensi 3-4 kali setiap minggu selama 1 bulan (sistolik: p=0.001, mean difference=12.50; diastolik: p=0.002, mean difference=12.50).

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa olahraga pernafasan Satria Nusantara efektif untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan dan sedang.

2. Rekomendasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada pendidikan, praktek dan penelitian keperawatan. Adapun rekomendasi yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

2.1 Pendidikan Keperawatan

Dari hasil penelitian diketahui terdapat efektivitas olahraga pernafasan Satria Nusantara terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Oleh karena itu, olahraga pernafasan Satria Nusantara ini dapat juga dipertimbangkan sebagai bahan ajar tambahan kegiatan praktikum bagi mahasiswa dalam menangani pasien hipertensi secara non farmakologis. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan data tambahan dalam proses belajar mengajar khususnya bagi Keperawatan Medikal Bedah.

2.2 Praktik Keperawatan

Hasil penelitian ini memperoleh bukti bahwa terdapat keefektifan olahraga pernafasan Satria Nusantara dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, sehingga kegiatan olahraga pernafasan Satria Nusantara ini dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat terhadap penanganan kasus hipertensi. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pemikiran untuk mengaplikasikan olahraga pernafasan Satria Nusantara sebagai program rutin di rumah sakit, pusat rehabilitasi, puskesmas, dan sebagai salah satu tindakan pencegahan hipertensi ringan dan sedang di keperawatan komunitas dengan mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga pernafasan Satria Nusantara secara rutin.

2.3 Penelitian Keperawatan

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki keterbatasan- keterbatasan seperti tidak adanya kelompok kontrol, waktu olahraga pernafasan Satria Nusantara yang singkat yaitu hanya dalam waktu 1 bulan sehingga perbedaan tekanan darah yang diperoleh masih rendah. Oleh karena itu, waktu pelaksanaan penelitian yang akan datang diharapkan lebih lama yaitu 3 bulan, adanya kelompok kontrol, dan dilakukan pada kasus baru penderita hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2007). Menkes: Prevalensi Hipertensi di Indonesia 17 - 21%. Diunduh pada tanggal 30 September 2010 dari

Af’idah H. (2008). Efektifitas Senam Aerobik terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Dusun X Desa Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Medan: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Ahmad, S. (2008). Kendalikan Stres dan Hipertensi, Raih Produktivitas. Diunduh

pada tanggal 23 Oktober 2010 dari

Armilawati, Amalia H., & Amiruddin R. ( 2007). Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiologi. Diunduh pada tanggal 23 September 2010 dari

Azwar, Azrul. (2004). Tubuh Sehat Ideal dari Segi Kesehatan. Diunduh pada

tanggal 30 September 2010 dari http://perdhana.wordpress.com/2008/12/03/kebugaran-jasmani-2/

Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat Makassar. (2008). Jenis Olahraga mana yang cocok untuk anda. Diunduh pada tanggal 11 November 2008 dari

Bingar. (2008). Teori Keperawatan. Diunduh pada tanggal 26 Oktober 2010 dar

Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC

Dahroji. (2009). Kortisol dan Stres. Diunduh pada tanggal 16 Oktober 2010 dar

Dekker, E. (1996). Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: CV. Mulia Sari Dempsey & Dempsey. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan.

Dunitz, Martin. (2001). Treatment of Hypertension in General Practice. United Kingdom: Blackwell Science Inc

Fadhil, Z. A. (2009). Teknik Pengolahan Nafas. Diunduh pada tanggal 27 Juli 2009 dari http://www.fadhilza.com/2009/03/tadabbur/teknik-pengolahan- nafas.html

Fitriani. (2009). Efektivitas Latihan Kultivasi (Falun Dafa) Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Dusun X Desa Buntu Bedimbar Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Ganong, W. F. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 17. Jakarta : EGC Gilang. (2007). Olahraga Pernafasan. Diunduh pada tanggal 11 November 2008

dar

Goodfriend, T. L. (1983). Hypertension Essentials. New York: Grune & Stratton Inc

Gray, et al. (2005). Lecture Notes Kardiologi edisi 4. Jakarta: Erlangga Medical Series

Hayens R. B, Frans H. H. L., & Eddy S. (2003). Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Jakarta : Ladang Pustaka & Intimedia

Idrus, F. (2006). Anxietas dan Hipertensi. Diunduh pada tanggal 24 Februari 2009

dari

Irawan, Mulyadi, dkk. (1998). Waspadai Ancaman Stroke dan Jantung Koroner. Bandung: Carya Remadja

Joewono, B. S. (2003). Ilmu Penyakit Jantung. Surabaya : Airlangga University Press

Kaplan, N. M. (2006). Kaplan’s Clinical Hypertension. Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins.

Kaplan, N. M. & Stamler J. (1994). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: EGC

Kuswardhani, Tuty. (2006). Penatalaksanaan Hipertensi pada Usia Lanjut. Diunduh pada tanggal 23 September 2010 dari http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1366&bih=568&q=perkembangan +tekanan+darah+usia+25-

60+tahun&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=1d5091427d9c3ba

Lewis, Heitkemper, & Dirksen. (2000). Medical Surgical Nursing: Assasement and Management of Clinical Problem. United State of America: Mosby. Inc.

Lidya, H. A. (2009). Studi Prevalensi dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tahun 2007. Diunduh di

Livestrong. (2010). Manfaat Latihan Pernafasan. Diunduh pada tanggal 26

Oktober 2010 dari

Mardhiah. (2009). Efektivitas Olahraga Pernapasan terhadap Penurunan Gejala Asma pada Penderita Asma di Lembaga Seni Pernapasan Satria Nusantara Cabang Medan. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Maryanto. (1999). Ilmu Satria Nusantara. Karawaci: Satria Nusantara.

Maryanto. (2008). Manfaat Pengolahan Pernafasan Satria Nusantara dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Seutuhnya. Diunduh pada tanggal 20 Agustus 2010 dar McGowan, M. P. (2001). Menjaga Kebugaran Jantung edisi 1. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Nugroho. (2000). Perbedaan Status Mental Lansia yang Ada di Desa Kangkung dan Lansia di Panti Wredha Pucang gading Semaran. Diunduh pada

tanggal 05 April 2011 dari

Nugroho. (2006). Senam Pernapasan menurut Sudut Pandang Ilmu Faal Olahraga. Diunduh pada tanggal 20 Juni 2011 dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sigit%20Nugroho,%20m .or./senam%20pernapasan%20terhadap%20faal%20olahraga.pdf

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.

Padmawinata, Kosasih. (2001). Pengendalian Hipertensi, Bandung: ITB Palmer & Williams. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga

Polit & Hungler. (1999). Nursing Research Principles and Methods. Philadelpia: Lippincott

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan praktik edisi 4. Jakarta : EGC

Price, S. A., & Lorraine M. W. (1994). Patofisiologis Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit edisi 4. Jakarta: EGC

Radmarssy. (2007). Meredam Hipertensi dengan Aerobik. Diunduh pada tanggal

10 November 2010 dari

Rosina. (2008). Pengaruh Latihan Otot Pernafasan terhadap Ekspansi Dada dan Paru pada Pasien PPOK di RS H. Adam Malik Medan. Jakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Simbar, Viktor. (2007). Olahraga perlu Pemanasan dan Pendinginan. Diunduh pada tanggal 20 November 2008 dari http://Victor- Health.Blogspot.Com/2008/10/Olahraga-Perlu-Pemanasan-Dan.Html Siswantoyo. (2007). Pengaruh Olahraga Pernapasan Satria Nusantara Tingkat

Pradasar-Dasar Terhadap Modulasi Imunitas. Diunduh pada tanggal 9 September 2008 dari

Sobel, B. J & Bakris, G. L. (1998). Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis & Terapi. Jakarta : Hipokrates

Tarigan, I. (2010). Enam Cara Kurangi Hormon Stres. Diunduh pada tanggal 16

Oktober 2010 dari

Undari, Janti. (2006). Prevalensi Hipertensi Terkait dengan Stres Kerja dan Faktor-Faktor Lain yang Berhubungan pada Karyawan Rumah Sakit X di Jakarta. Diunduh pada tanggal 23 September 2010 dari http://www.digilib.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=98551&lokas i=lokal

Wordpress.com. (2008). Teknik dan Prinsip Latihan. Diunduh pada tanggal 8 November 2008 dari

Zuraidah. (2006). Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Senam Lansia di Lingkungan V Kelurahan Sei Putih Barat Medan. Medan: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Efektivitas Olahraga Pernafasan Satria Nusantara terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Lembaga Seni Pernapasan

Satria Nusantara Cabang Medan Oleh

Riskina Syahputri Nasution Nim: 071101022

Saya adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan (F. Kep USU Medan) ingin melakukan penelitian di di Lembaga Seni Pernapasan Satria Nusantara Cabang Medan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas olahraga pernafasan Satria Nusantara terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Penelitian ini salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di F. Kep USU Medan. Maka saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden dalam penelitian ini. Informasi yang saya dapatkan ini hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden silahkan Bapak/Ibu menandatangani formulir persetujuan ini.

No. Responden: Tanda tangan :

Lampiran 2 No. Responden

Kuesioner Data Demografi

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Usia : ... tahun

Berat badan : ... kg Tinggi badan : ... cm

Pekerjaan/aktivitas : PNS Petani

Karyawan Ibu Rumah tangga Pedagang dan lain-lain

Suku : Jawa Minang

Batak Melayu Mandailing dan lain-lain

Data Tambahan

Tekanan darah setelah 3 kali pengukuran : ... mmHg

Keluhan :

... Penggunaan obat :

Lampiran 3

Lembar Observasi Hasil Pengukuran Tekanan Darah

pada Penderita Hipertensi di Lembaga Seni Pernapasan Satria Nusantara Cabang Medan

Minggu I

No

Tekanan Darah (Sistolik/ Diastolik dalam satuan mmHg) Tanggal

Pengukuran 27 Pebruari 2011

02 Maret 2011 04 Maret 2011

Sampel

Penelitian Pre SN Post SN Pre SN Post SN Pre SN Post SN

1. Responden 1 140/100 130/100 140/100 140/100 140/100 140/100 2. Responden 2 140/100 140/100 140/100 140/90 140/100 140/90 3. Responden 3 150/100 150/100 150/100 140/100 150/100 150/100 4. Responden 4 150/110 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 5. Responden 5 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 6. Responden 6 140/100 140/90 140/100 140/100 140/100 140/90 7. Responden 7 150/100 150/100 150/100 150/100 140/100 150/100 8. Responden 8 160/110 160/110 160/110 160/100 160/110 160/110 9. Responden 9 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 10. Responden 10 160/110 160/110 160/100 160/110 160/100 160/100 11. Responden 11 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 150/90 12. Responden 12 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100

Minggu II

No

Tekanan Darah (Sistolik/ Diastolik dalam satuan mmHg) Tanggal

Pengukuran 09 Maret 2011

11 Maret 2011 13 Maret 2011

Sampel

Penelitian Pre SN Post SN Pre SN Post SN Pre SN Post SN

1. Responden 1 140/100 140/100 140/90 140/90 140/100 140/90 2. Responden 2 140/90 130/90 130/90 130/80 130/80 130/80 3. Responden 3 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 140/100 4. Responden 4 150/100 150/100 150/100 150/100 140/100 140/100 5. Responden 5 150/100 150/100 150/100 140/100 150/100 150/100 6. Responden 6 140/100 140/100 140/90 140/100 140/90 140/90 7. Responden 7 150/100 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100 8. Responden 8 160/100 160/100 160/100 160/100 160/100 150/100 9. Responden 9 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 10. Responden 10 160/100 160/100 160/100 150/100 160/100 160/100 11. Responden 11 150/90 150/90 150/90 140/90 150/90 140/90 12. Responden 12 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100

Minggu III

No

Tekanan Darah (Sistolik/ Diastolik dalam satuan mmHg) Tanggal

Pengukuran 16 Maret 2011

18 Maret 2011 20 Maret 2011

Sampel

Penelitian Pre SN Post SN Pre SN Post SN Pre SN Post SN

1. Responden 1 140/90 130/90 130/90 130/90 130/90 130/90 2. Responden 2 130/80 130/90 130/90 130/90 130/90 130/90 3. Responden 3 140/100 140/100 140/100 140/90 140/100 140/90 4. Responden 4 140/100 140/100 140/100 140/90 140/100 140/90 5. Responden 5 150/100 140/100 150/100 150/100 150/100 150/100 6. Responden 6 140/90 140/90 140/90 130/90 140/90 130/90 7. Responden 7 140/100 140/100 140/100 140/90 140/100 140/90 8. Responden 8 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 9. Responden 9 140/90 140/90 140/90 130/80 140/90 130/80 10. Responden 10 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 11. Responden 11 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 12. Responden 12 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100

Minggu IV

No

Tekanan Darah (Sistolik/ Diastolik dalam satuan mmHg) Tanggal

Pengukuran 23 Maret 2011

25 Maret 2011 27 Maret 2011

Sampel

Penelitian Pre SN Post SN Pre SN Post SN Pre SN Post SN

1. Responden 1 130/90 130/80 130/80 130/80 130/80 130/80 2. Responden 2 130/90 130/80 130/80 130/80 130/80 130/80 3. Responden 3 140/100 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 4. Responden 4 140/100 140/100 140/100 140/90 140/90 140/90 5. Responden 5 150/100 140/100 150/100 140/100 140/100 140/100 6. Responden 6 140/90 140/90 140/90 130/90 130/90 130/90 7. Responden 7 140/100 140/90 140/90 130/90 140/90 130/90 8. Responden 8 150/100 140/100 150/100 150/100 150/100 150/100 9. Responden 9 130/80 130/80 130/80 130/80 130/80 130/80 10. Responden 10 150/100 150/100 150/100 140/90 150/100 140/90 11. Responden 11 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 12. Responden 12 140/100 130/90 130/90 130/90 140/90 130/90

Lampiran 4

Cara Mengukur Tekanan Darah Persiapan

1. Siapkan alat-alat yang diperlukan 2. Cuci dan keringkan tangan pemeriksa

3. Posisi penderita dalam keadaan duduk, lengan penderita harus setinggi jantung

4. Gulung bagian atas lengan baju penderita

5. Letakkan sphygmomanometer di atas meja atau di atas bangku di samping penderita, dengan ketinggian yang sama dengan ketinggian jantung penderita. Letakkan sphygmomanometer tersebut, sehingga pemeriksa dapat melihat skala pengukuran dengan jelas.

Mengukur Tekanan Darah

6. Balut manset mengelilingi lengan penderita bagian atas dengan kencang dan lembut dimana slang berada di bagian depan dan selipkan bagian akhirnya atau tutup dengan velkro atau klip yang sudah tersedia.

7. Rasakan dengan tangan pemeriksa yang lain adanya denyutan pada pergelangan tangan penderita. Tutup katup yang berada pada gelembung karet dan tekanan dalam manset dinaikkan sehingga denyut radial atau brakial menghilang.

8. Kempiskan manset perlahan dan rasakan adanya denyutan di lekukan lengan. 9. Letakkan sisi stetoskop yang berfungsi untuk mendengar di telinga pemeriksa dan bagian ujung stetoskop yang lain, pada arteri di lekukan lengan penderita.

10. Tutup katup dan kembangkan manset sampai skala yang terbaca berada di atas tekanan sistolik saat di palpasi sebelumnya. Dan seharusnya pemeriksa sudah tidak lagi dapat mendengar detakan jantung melalui stetoskop.

11. Kemudian longgarkan katup dan kempiskan manset secara perlahan-lahan. Pada saat pemeriksa melakukannya, maka akan terdengar tekanan sistolik yang berupa suara tepukan dan catat pada tekanan berapa suara itu mulai terdengar. 12. Semakin lama maka akan terdengar suara murmur yang merupakan suara tekanan diastolik. Maka catat pada tekanan berapa suara murmur tersebut terdengar hingga tidak terdengar lagi suaranya.

13. Catat hasil pengukuran pada lembar catatan observasi pengukuran tekanan darah.

14. Lepaskan manset dan kempiskan manset dengan tangan untuk mengeluarkan udara dalam manset.

15. Rapikan penderita dan alat.

Lampiran 5

Protokol Panduan Olahraga Pernapasan Satria Nusantara

Pengertian : Olahraga pernapasan Satria Nusantara merupakan latihan yang menghasilkan kekuatan dan daya tahan terhadap otot pernafasan dimana terdapat sebuah proses rekonstruksi tubuh pada setiap tahapan latihan yang ditujukan untuk mengembangkan usaha penanggulangan stresor dan upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM), yaitu mengelola stresor dengan baik untuk menjaga dan bahkan mengembalikan ke homeostasis (Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat Makasar, 2008; Maryanto, 1990).

Manfaat :

1. Meningkatkan fungsi paru. Ketika orang menarik napas cepat dan dangkal, paru-paru tidak cukup mengembang untuk memungkinkan transfer maksimum oksigen ke dalam darah. Sedangkan ketika menarik napas dalam atau pernapasan diafragma menyebabkan perut untuk lebih luas. Pernapasan diafragma dapat menarik udara ke dalam lobus bawah paru-paru dimana sebagian besar terjadi transfer oksigen.

2. Meningkatkan aliran limfatik (getah bening). Dengan membantu mengembangkan paru-paru lebih penuh, pernapasan dalam juga meningkatkan aliran cairan limfatik yang membantu mencegah infeksi.

3. Meredakan stress. Bernapas dalam dapat membantu mengurangi keparahan dan frekuensi ketegangan sakit kepala yang berhubungan dengan stres, memperlambat denyut jantung, tekanan darah rendah dan mengurangi kelelahan. 4. Mempercepat penurunan berat badan

Tujuan : Olahraga pernapasan Satria Nusantara pada penderita hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Prinsip : Frekuensi olahraga pernapasan 3x dalam seminggu

Intensitas olahraga pernapasan adalah intensitas tingkat pradasar (tingkat ringan).

Lama (waktu) olahraga pernapasan 120 menit/kali latihan, untuk sesi peregangan 1 selama 5 menit, sesi latihan pernapasan duduk awal selama 10 menit, sesi latihan pernapasan bergerak 1 selama 40 menit, istirahat selama 10 menit, sesi latihan pernapasan bergerak 2 selama 40 menit, sesi latihan pernapasan duduk akhir selama 10 menit, sesi peregangan 2 selama 5 menit. Hal-hal yang harus diperhatikan :

- Olahraga pernafasan dihentikan jika penderita hipertensi merasa sakit kepala, pusing, jantung berdebar-debar, lemas, tekanan darah tidak stabil, dan kondisi tubuh jelek

- Olahraga pernapasan dilakukan pengaturan napas dengan rileks yaitu menarik napas melalui hidung dan mengeluarkan napas perlahan-lahan melalui hidung kembali.

Alat :

- Sphygmomanometer One Med - Stetoskop One Med

Prosedur Tindakan : Persiapan

- Peneliti menyiapkan alat

- Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

- Peneliti mengukur tekanan darah penderita hipertensi (ringan dan sedang) sebelum melakukan olahraga pernafasan Satria Nusantara dan dicatat dalam lembar observasi.

- Peneliti dan peserta olahraga pernapasan Satria Nusantara memakai pakaian olahraga yang nyaman

- Peneliti mengatur posisi para peserta untuk melakukan olahraga pernapasan Satria Nusantara

Pelaksanaan Olahraga Pernapasan Satria Nusantara

- Peneliti dan para peserta melaksanakan olahraga yang terdiri dari sesi peregangan, sesi latihan pernapasan duduk awal, sesi latihan pernapasan bergerak 1, istirahat, sesi latihan bergerak 2, sesi latihan pernapasan duduk akhir, sesi peregangan sesuai jadwal yang ditentukan.

- Peregangan 1

Pada tahap peregangan, gerakannya meliputi gerakan latihan pada kepala dan leher, gerakan latihan bahu dan lengan dan gerakan latihan paha. Latihan peregangan dilakukan selama 10 menit dalam dua tahap selama latihan (Maryanto, 2008).

- Latihan pernapasan duduk awal

Pada tahap ini peserta diminta untuk menarik napas di perut dan menahannya selama 10-30 detik. Adapun gerakan latihan pernapasan duduk awal adalah

duduk dengan kaki melipat ke belakang, telapak kaki dengan ujung jari kaki melingkar ke arah pantat (Maryanto, 2008).

- Latihan pernapasan begerak 1

Latihan bergerak memiliki gerakan 10 jurus. Setiap jurus akan diajari satu persatu selama latihan. Setiap satu hari akan diajari satu jurus. Latihan pernapasan bergerak dilakukan dengan diawali menarik napas di perut, kemudian menahannya selama melakukan gerakan jurus. Latihan ini dilakukan selama 45 menit (Maryanto, 2008).

- Istirahat

Istirahat dilakukan untuk mengembalikan energi yang sudah terkuras selama latihan. Istirahat dilakukan selama 10 menit (Maryanto, 2008).

- Latihan pernapasan bergerak 2

Merupakan lanjutan dari gerakan latihan pernapasan bergerak sebelum istirahat. Melanjutkan gerakan jurus yang sebelum istirahat, untuk memantapkan gerakan latihan gerakan jurus yang sudah diajari sebelumnya. Latihan ini dilakukan selama 45 menit (Maryanto, 2008).

- Latihan pernapasan duduk akhir

Gerakan yang dilakukan pada latihan pernapasan duduk akhir sama dengan latihan pernapasan duduk awal. Latihan ini dilakukan untuk menutupi tahapan latihan olahraga pernapasan. Latihan ini dilakukan selama 10 menit (Maryanto, 2008).

- Peregangan 2

Gerakan terakhir yang dilakukan adalah gerakan peregangan. Gerakan pada tahap ini sama dengan gerakan pada tahap peregangan 1. Tahap ini dilakukan selama 10 menit (Maryanto, 2008).

Penutup

- Setelah selesai melakukan olahraga pernafasan Satria Nusantara, beberapa menit kemudian tekanan darah penderita hipertensi diukur kembali dan dicatat dalam lembar observasi tekanan darah

- Setelah selesai, peneliti menutup pelaksanaan olahraga pernapasan Satria Nusantara dengan mengucapkan salam dan terima kasih.

- Kriteria hasil:

1. Penderita hipertensi setelah melakukan olahraga pernafasan Satria Nusantara menjadi nyaman, segar dan bugar

2. Tekanan darah penderita hipertensi menjadi turun setelah olahraga pernafasan Satria Nusantara

Lampiran 6

Prosedur Gerakan Olahraga Pernapasan Satria Nusantara

A. Peregangan

1. a. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain.

b. Tekuk kepala ke samping kiri hingga mengenai bahu diikuti dengan meluruskan lengan ke arah yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10. Lalu bergantian dengan sisi lain.

2. a. Luruskan lengan kanan ke arah kiri lalu di tahan dengan lengan kiri. Tahan dengan 8-10 hitungan. Lakukan bergantian dengan sisi lain.

b. Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher kemudian raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai. Bergantian tangan kanan dan tangan kiri. Letakkan tangan di punggung kemudian coba meraih ke atas sedapatnya.

c. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung.

d. Tautkan jari-jari kedua tangan kemudian didorong ke depan dengan kekuatan dan tahan sampai hitungan ke 8.

e. Jari-jari kedua tangan dikaitkan kemudian didorong ke belakang dengan kekuatan dan tahan sampai hitungan ke 8.

f. Kepal jari-jari tangan kanan lalu tangan kiri mendorong tangan kanan ke belakang sampai hitungan ke 8. Gerakan ini juga dilakukan bergantian dengan sisi lain.

3. a. Kaki kanan diluruskan dengan tumit menyentuh lantai dan kaki kiri ditekuk. Lalu kaki kanan ditekuk dengan telapak kaki menyentuh lantai sedangkan kaki kiri diluruskan dengan ujung jari menyentuh lantai. Gerakan dilakukan sampai hitungan ke 8 dan bergantian dengan sisi lain.

b. Badan tegak lurus dengan kedua kaki dirapatkan dan tangan lurus ke depan, Lalu perlahan-lahan turunkan punggung hingga tangan menyentuh tanah. Pertahankan posisi ini sampai hitungan ke 8.

c. Silangkan kedua kaki dengan badan tetap tegak dan tangan lurus ke depan. Perlahan-lahan turunkan punggung hingga tangan menyentuh tanah. Pertahankan posisi ini sampai hitungan ke 8. Lakukan gerakan ini dengan menyilangkan kaki bergantian.

(Maryanto, 2008)

B. Latihan pernapasan duduk awal

1. Duduk dengan kaki melipat ke belakang. telapak kaki dengan ujung jari kaki melingkar ke arah pantat. Tulang ekor menyentuh lantai dan punggung diluruskan. Tangan dengan jempol digenggam diletakkan pada lutut, pandangan lurus ke depan ke satu titik. Bila peserta lebih dari satu orang dan sejenis, maka peserta duduk merapat kiri kanan sehingga lutut saling bersentuhan.

2. Pada hitungan pertama napas ditarik, kemudian pada hitungan kedua napas ditekan dan ditahan di bawah perut (abdominal pressing), dan pada hitungan ketiga napas dikeluarkan melalui hidung kembali (Maryanto, 2008).

C. Latihan Pernapasan Bergerak 1. Jurus 1

a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut.

b. Pada hitungan kedua, telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit ditemukan, gerakan kaki maju sejengkal, kedua tangan diletakkan dibagian lipatan paha dan kemudian ditarik ke ketiak dengan cara digesek melalui sisi badan. Pergelangan tangan diputar dan ibu jari di genggam. Napas masih ditahan dan ditekan.

c. Telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit saling menjauhi, tangan digesek kembali hingga bertemu dibagian bawah perut.

d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan, napas masih ditekan dan ditahan.

e. Gerakan b, c, dan d dilakukan sebanyak 15 kali.

f. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali.

(Maryanto, 2008) 2. Jurus 2

a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak

tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut.

b. Pada hitungan kedua, telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit ditemukan, gerakan kaki maju sejengkal, tangan ditarik ke bagian dada dengan telapak tangan menghadap ke atas kemudian siku ditarik ke belakang, pergelangan tangan diputar sehingga telapak tangan menghadap ke bawah. Napas masih ditahan dan ditekan.

c. Telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit saling menjauhi, tangan didorong ke bawah.

d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan, napas masih ditekan dan ditahan.

e. Gerakan b, c dan d dilakukan sebanyak 15 kali.

Dokumen terkait