• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Masyarakat Desa Sikeben awalnya hanya sebuah desa kecil yang dikenal orang dulunya adalah dengan nama Sikeben Kuta. Sejarah Desa Sikeben berasal dari berdirinya dua lumbung padi di desa tersebut. Awalnya ada masyarakat yang mencoba menanam padi dan berhasil. Muncullah kata Sikeben yang terdiri dari kata Si dan Keben. Keben dalam bahasa Karo artinya lumbung padi. Sikeben berarti Silumbung padi atau arti harafiahnya gudang padi/beras.

Perubahan terjadi di desa ini, dengan mulai keluarnya masyarakat dari Sikeben Kuta menuju pinggiran jalan dan mengalami perkembangan. Nama Sikeben Kuta akhirnya berubah nama menjadi Desa Sikeben. Keluarnya masyarakat memberikan perubahan bagi Desa Sikeben walaupun lambat dan bertahap. Perkembangan yang dialami masyarakat Desa Sikeben berdampak bagi masyarakat. Fasilitas yang awalnya masih seadanya saja menjadi meningkat. Perkembangan yang terjadi dipengaruhi oleh masyarakat dan juga pemimpin desa. Para pemimpin desa memberikan peran yang cukup aktif bagi masyarakat Desa Sikeben sehingga berkembang dengan baik.

Terhambatnya dinamika masyarakat desa antara disebabkan oleh keterisoliran wilayah desa tersebut. Desa yang terisolasi atau desa yang tertutup akan sumber-sumber yang yang dapat memperbaiki kondisi fisik maupun non fisik desa akan sulit mengalami perubahan-perubahan, baik terhadap desa maupun terhadap masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini daerah desa yang terpencil (isolasi), jauh, dari jangkauan akan hal-hal yang dapat memberi perubahan sangat kecil kemungkinan untuk mengalami kemajuan, sehingga pergerakan yang terjadi dalam masyarakat desa tersebut juga akan menjadi terhambat.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat dan arah perkembangan desa adalah factor lokasi, atau letak desa terhadap pusat-pusat fasilitas dan jalan perhubungan. Lokasi mengandung arti jarak suatu tempat dengan tempat lain yang berfungsi sebagai pusat dan dipengaruhi oleh kondisi prasarana perhubungan yang akan memberi pengaruh terhadap lancar atau tidaknya komunikasi sehingga mempengaruhi tingkat perkembangan desa. Desa yang terpencil dalam arti kehilangan hubungan terhadap perubahan-perubahan dari luar dapat menyebabkan kurangnya bahkan lambatnya proes perkembangan masyarakat desa. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat desa sangat lambat, misalnya pendapatan yang kecil, pendidikan yang rendah, juga status pekerjaan yang rendah. Hal ini dapat disebabkan masih rendahnya sarana transportasi, misalnya jalan yang masih berbatu- batu, alat angkutan masih sedikit, media komunikasi yang masih minim. Dalam perkembangan setiap desa untuk sampai pada klasifikasi tingkat perkembangan desa, diukur atau dinilai berdasarkan indikator-indikator tertentu yang ada pada setiap desa tersebut. Indikator tersebut antara lain keseimbangan kekuatan unsur-unsur dari dalam desa itu sendiri serta intensitas pengaruh unsur luar, yang ditentukan oleh posisi desa terhadap pusat unit wilayah yang lebih besar dan pusat fasilitas.

Perkembangan terjadi di beberapa periode kepemimpinan desa di mulai dari perbaikan jalan dan permukiman penduduk pada masa kepemimpinan Nungkat Barus (1965- 1970). Memasuki tahun 1970-1980, Jaktat Sembiring menjadi Kepala kampung berikutnya di Desa Sikeben. Masa ini terjadi peningkatan pembangunan, perbaikan jalan dan peningkatan mutu di bidang pertanian yang memberikan perkembangan yang baik bagi perekonomian masyarakat Desa Sikeben.

Kepemimpinan Ponten Tarigan (1980-1998), karena waktunya cukup lama sehingga perkembangan yang terjadi cukup besar. Awal tahun 1980 beliau diangkat menjadi kepala desa. Pada saat itu pembangunan sudah mulai dipengaruhi oleh pemerintah dan juga gereja. Pembangunan yang terjadi pada masa pemerintahan Ponten Tarigan mengalami peningkatan yang cukup besar dapat kita lihat dari perubahan yang terjadi pada masa pemerintahannya. Tahun 1978 Gereja Roma Katholik (RK) di bangun. Tahun 1980 sekolah-sekolah diperbaiki menjadi lebih baik. Fasilitas air minum juga sudah tersedia. Tahun 1981 Desa Sikeben mengikuti lomba air bersih dan mendapat juara pertama. GBKP mengadakan pembangunan PLTA dan bangunan gereja protestan di Desa Sikeben. Gilingan Padi MAMBRE dibangun dan puskesmas mendapatkan bantuan dari pemerintah. Selain itu ada pembangunan Biara Santa Clara oleh Pastor Corado sehingga kunjungan masyarakat ke Desa Sikeben meningkat.

Perkembangan yang terjadi di setiap periode kepemimpinan menunjukkan bagaimana peningkatan kehidupan masyarakat dari tidak ada fasilitas menjadi ada. Kegiatan itu semua didukung oleh masyarakat secara bersama-sama menuju pembangunan yang lebih baik lagi. Perkembangan yang terjadi juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor dari dalam dipengaruhi kondisi alam dan masyarakatnya. Faktor dari luar dipengaruhi

pemerintah, lembaga agama dan masyarakat pendatang. Di balik perkembangan yang terjadi masih terdapat tantangan dan hambatan yang membuat kehidupan masyarakat pasang surut.

Tantangan yang dihadapi masyarakat yaitu kurang fasilitas di bidang pendidikan. Perbaikan jalan yang cukup sulit karena keterbatasan bahan dalam perbaikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Selain itu masyarakat yang benar-benar masih belum tahu banyak hal, yang masih hanya memikirkan kesederhanaan tetapi tetap hidup dengan rasa gotong royong yang tinggi. Kurangnya kepedulian dan bantuan dari pemerintah membuat perkembangan menjadi lambat. Kurangnya kesadaran masyarakat atas prasarana dan sarana yang sudah ada di Desa Sikeben. Untuk beberapa waktu masyarakat menjadi malas ikut ambil bagian dalam gotong royong akibat pengaruh dari masyarakat pendatang dan masyarakat yang pergi meninggalkan Desa Sikeben dan bermukim di daerah lain. Masuknya beberapa perubahan membuat masyarakat menjadi lupa untuk beberapa waktu tentang perkembangan Desa Sikeben. Kemudian terjadi bencana yaitu rusaknya SMP disebabkan angin puting beliung. Akibatnya SMP rusak parah dan membutuhkan perbaikan yang cukup besar dari awal.

Tantangan dan hambatan yang terjadi berasal dari dalam maupun luar desa semuanya memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan Desa Sikeben. Melalui itu semua masyarakat jadi mengerti apa-apa saja yang akan menjadi peran mereka selama berada di Desa Sikeben. hal ini menumbuhkan kesadaran menjaga dan merawat fasilitas yag sudah ada.

Letak desa yang terpencil menyebabkan masyarakat Desa Sikeben mengalami kesulitan dalam usaha pembangunan fasilitas umum seperti pusat kesehatan, sekolah dan jalan. Sikap memcurigai dan takut perubahan juga mewarnai kehidupan masyarakat Desa Sikeben. dengan rasa gotong royong yang tinggi penduduk desa bisa bertahan namun tidak

mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada seperti yangmampu dilakukan desa lain yang lokasinya lebih dekat ke jalan raya dan pusat kota. Namun, dengan usaha penduduk desa yang mau berusaha memperbaiki tingkat pendidikan dan berusaha tidak bergantung sepenuhnya kepada bantuan pemerintah dalam upaya pembangunan desa. Maka jumlah penduduk desa bisa meningkat dan beberapa fasilitas umum mampu dibangun walaupun masih bersifat sederhana. Di tambah lagi usaha masyarakat Desa Sikeben yang berusaha mandiri walau dengan keterbatasan kemampuan dana dan keahlian, maka Desa Sikeben berhasil memanfaatkan kehadiran tempat wisata Santa Clara sebagai penarik pengunjung untuk datang ke Desa Sikeben. Begitu juga dengan usaha pendirian sekolah maka meskipun Desa Sikeben berada di tempat yang terpencil namun Desa Sikeben berhasil menarik minat penduduk desa lain untuk dating dan tinggal di Desa Sikeben dengan sekolah sebagai penariknya.

Dokumen terkait