• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pemahaman awal siswa tentang listrik dinamis masih berada dalam

kategori sedang ditandai dengan hasil pretest dengan rata- rata nilai

45,33.

2. Profil Zone of Proximal Development siswa tentang listrik dinamis

terletak pada :

a. Siswa sudah paham tentang persamaan hukum ohm dimana

tegangan merupakan hasil kali antara kuat arus listrik dan

hambatan, namun siswa belum paham ketika diaplikasikan

kedalam suatu rangkaian.

b. Siswa juga sudah bisa menjelaskan tentang rangkaian seri dan

rangkaian paralel, namun siswa belum bisa menjelaskan daya pada

rangkaian seri dan rangkaian parallel.

c. Siswa belum bisa menjelaskan rangkaian bola lampu mana yang

menghasilkan intensitas cahaya yang lebih tinggi dengan lampu

d. Pemahaman akhir siswa setelah pembelajaran tentang listrik

dinamis berada dalam kategori sedang namun mengalami

peningkatan nilai rata- rata kelas menjadi 57,35.

B. Saran

1. Bagi guru dan calon guru

Pentingnya seorang guru atau calon guru mengetahui profil Zone of

Proximal Development siswa. Profil Zone of Proximal Development siswa dapat digunakan sebagai acuan seorang guru atau calon guru

dalam membuat Rancangan pelaksanaan Pembelajaran. Dengan

demikian pembelajaran dapat berjalan dengan efektif serta tepat dalam

penggunaan metode.

2. Bagi peneliti berikutnya

a. Pentingnya merancang rancangan pelaksanaan pembelajaran yang

tepat sesuai dengan Zone of Proximal Development siswa.

b. Mendefinisikan daerah ZPD secara lebih tegas dengan membatasi

bantuan yang diberikan.

c. Penelitian hendaknya dilakukan pada beberapa sampel saja,

77

DAFTAR PUSTAKA

Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika X. Jakarta : Erlangga.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Setyawan, Gandha. 2015. Pemahaman Siswa tentang Konsep Usaha dan Energi: Sebuah Studi Kasus Yogyakarta: Skripsi.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Tipler. Paul A. 1996. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga

Vygotsky, Lev S. 1978. Mind In Society The Development of Higher Psychological Processes. England: Harvard University Press.

Wisudawti, Asih Widi & Sulistyowati, Eka. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiyani, Novan Ardi & Irham, Muhamad. 2014. Psikologi Pendidikan teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Yohanes, Rudi Santoso. 2010. Teori Vygotsky dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika.

Dalam

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=116773&val=5324. Diunduh pada tanggal 10 Agustus 2015.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN 1 Depok

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/I

Materi Pembelajaran : Listrik Dinamis

Alokasi Waktu : 9 x 45 menit

A. Standar Kompetensi :

5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi

6. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi

B. Kompetensi Dasar :

5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian listrik sederhana (satu loop)

6.1 Menggunakan alat ukur Listrik

C. Indikator :

1. Menggunakan alat percobaan mengenai pengukuran kuat arus, tegangan, dan hambatan pada rangkaian tertutup sederhana secara bijaksana

2. Melakukan pengukuran kuat arus, tegangan, dan hambatan pada rangkaian tertutup sederhana dengan teliti

3. Memformulasikan besaran kuat arus dalam rangkaian sederhana 4. Memformulasikan besaran hambatan dalam rangkaian seri

5. Memformulasikan besaran tegangan dalam rangkaian tertutup sederhana dengan menggunakan hukum Kirchoff

6. Menjelaskan daya maksimum pada rangkaian

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah melakukan diskusi informasi siswa dapat mengukur kuat arus, tegangan, dan hambatan pada rangkaian tertutup sederhana secara berkelompok dengan baik dan benar

2. Setelah melakukan percobaan pengukuran kuat arus, tegangan, dan hambatan pada rangkaian tertutup sederhana siswa dapat menunjukkan karakter tanggungjawab, dan peduli sosial dengan menggunakan alat ukur secara bijaksana

3. Setelah melakukan percobaan pengukuran kuat arus, tegangan, dan hambatan pada rangkaian tertutup sederhana siswa dapat menunjukkan karakter tanggunjawab dan kerja keras dengan teliti melakukan pengukuran

4. Setelah melakukan diskusi informasi siswa dapat memformulasikan dan menganalisis hukum Ohm, tegangan jepit, hambatan dalam, dan hukum Kirchoff dengan baik dan benar 5. Setelah melakukan percobaan siswa dapat menjelaskkan daya

maksimum pada suatu rangkaian

E. Materi Ajar

Amperemeter

Amperemeter adalah alat ukur arus listrik.

Amperemeter disusun dari sebuah galvanometer dan satu atau lebih resistor shunt, yang dipasang paralel dengan galvanometer.

; =

adalah hambatan kumparan galvanometer; adalah hambatan resistor shunt

Amperemeter harus mengukur kuat arus sebenarnya, karena itu amperemeter ideal memiliki hambatan dalam nol.

Amperemeter harus dipasang dengan menyisipkannya secara seri ke dalam bagian rengkaian atau komponen listrik yang akan diukur kuat arusnya.

Cara memasang amperemeter pada rangkaian listrik adalah sebagai berikut:

1. Terminal positif amperemeter dihubungkan dengan kutub positif sumber tegangan (baterai)

2. Terminal megatif amperemeter dihubungkan dengan kutub positif sumber tegangan (baterai)

Jika sakelar pada rangkaian dihubungkan, maka lampu berpijar

menyala dan jarum pada

amperemeter menyimpang dari angka nol. Besar simpangan jarum penunjuk tersebut menunjukkan besar kuat arus yang mengalir. Arus hanya mengalir dalam rangkaian tertutup.

Voltmeter

Voltmeter adalah alat ukur tegangan listrik.

Voltmeter disusun dari sebuah galvanometer dan satu atau lebih resistor seri, yang dipasang seri dengan voltmeter.

Rs = (n – 1) Rc ; =

Dengan Rs adalah hambatan resistor seri dan adalah hambatan kumparan galvanometer

Voltmeter harus mengukur tegangan sebenarnya, sehingga voltmeter ideal memiliki hambatan dalam tak berhingga (sangat besar)

Voltmeter harus dipasang paralel dengan bagian rangkaian atau komponen listrik yang akan diukur tegangannya.

Untuk memasang voltmeter, tidak perlu

memotong rangkaian, namun cukup

menghubungkan ujung yang potensialnya lebih tinggi ke kutub positif dan ujung yang potensialnya lebih rendah ke kutub negatif.

Arus listrik adalah aliran elektron-elektron melalui konduktor dari potensial rendah ke potensial tinggi (disebut arus elektron). Perjanjian yang masih berlaku sampai saat ini menetapkan arus listrik sebagai aliran partikel-partikel bermuatan positif melalui konduktor dari potensial tinggi ke potensial rendah; ini disebut arus konvensional.

Hambatan kawat logam dipengaruhi oleh 4 faktor: (1) suhu, (2) panjang kawat, (3) luas penampang, dan (4) jenis logam.

Untuk suhu tetap berlaku rumus

…. (1) Dengan ρ adalah hambatan jenis bahan kawat dan A adalah luas penampang kawat (A = 2πr2)

Hukum ohm menyatakan bahwa besar kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu penghantar besarnya berbanding lurus dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu dan berbanding terbalik dengan hambatannya. Dalam persamaan matematis:

… (5)

Dengan V : beda potensial (V)

R : hambatan kawat penghantar (Ω) I : kuat arus listrik (A).

Dalam rangkaian tak bercabang (rangkaian seri), kuat arus di manapun besarnya sama. Dalam rangkaian bercabang berlaku hukum 1 Kirchhoff. Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu.

Σ Imasuk =Σ Ikeluar …. (6) Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian dan prinsip utama susunan seri adalah kuat arus yang melaui tiap-tiap hambatan adalah sama, yaitu sama dengan kuat arus melalui hambatan pengganti serinya:

(I1 = I2 = I3 =….=Iseri) …. (7)

Hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tiap-tiap hambatan: Rs = Σ Ri = R1 + R2 + R3 + …. …. (8) Kelemahan susunan seri adalah jika salah satu komponen rusak/gagal, maka komponen-komponen lain dalam rangkaian seri operasinya terputus. Manfaat susunan seri adalah sebagai pengaman terhadap komponen lainnya, misalnya sekring atau pemutus daya yang selalu dipasang seri dengan rangkaian.

Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian dan prinsip utama susunan paralel adalah tegangan pada ujung-ujung tipa hambatan adalah sama, yaitu sama dengan tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya

(V1 = V2 = V3 =….=Vparalel) …. (9)

Kebalikan hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah dari kebalikan tiap-tiap hambatan.

…. (10)

Keunggulan susunan paralel adalah jika salah satu komponen rusak/gagal, komponen-kmponen lainnya tetap bekerja.

Sebuah baterai memiliki ggl (ε) dan hambatan dalam (r). gaya gerak listrik (ggl) adalah tegangan pada ujung-ujung baterai saat baterai tidak

mengalirkan arus ke beban; tegangan jepit (Vab) adalah tegangan pada ujung-ujung baterai saat baterai mencatu arus ke beban.

Vab = ε – Ir Vab = IR ….

(11)

Dua atau lebih baterai disusun seri jika kuat arus melalui tiap baterai sama besarnya.

ggl pengganti seri εs = Σ εi = ε1 + ε2 + ε3 + …. hambatan dalam pengganti seri rs = Σ ri = r1 + r2 + r3 + …. untuk n baterai identik disusun seri:

εs = nε dan rs = nr

Dua atau lebih baterai disusun paralel jika kuat tegangan jepit tiap baterai sama besarnya.

Vab = ε1 – I1 r1 = ε2 – I2 r2 = ε3 – I3 r3 = …. Untuk n baterai disusun paralel

εp = ε dan rp =

Hukum II Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah aljabar tegangan mengelilingi suatu rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol

∑ V = 0 atau ∑ε + ∑IR = 0 ….

(12)

Perjanjian tanda: (1) kuat arus bertanda positif jika searah dengan arah loop dan negatif jika sebaliknya; (2) bila saat mengikuti arah loop kutub positif lebih dahulu dijumpai daripada kutub negatifnya, maka ggl bertanda positif, dan negatif bila sebaliknya.

Tegangan antara dua titik (misalnya a dan b) dalam suatu rangkaian listrik adalah:

Vab = ∑ε + ∑IR

Dengan perjanjian tanda seperti pada hukum II Kirchhoff.

Untuk rangkaian satu loop dan dua loop dapat menggunakan metode kuat arus cabang dengan terlebih dahulu menandai kuat arus-kuat arus cabang dalam rangkaian sebelum menggunakan hukum II Kirchhoff.

Untuk rangkaian majemuk lebih dari 2 loop, lebih efisien untuk menggunakan metode kuat arus loop.

Energi dan Daya listrik

Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrk dalam suatu rangkaian listrik tertutup. Rumusnya:

…. (13)

Dengan: W = energi listrik (J) ; V = tegangan (Volt) ; I = kuat arus listrik (A) dan t = selang waktu (s)

Daya listrik yang diberikan oleh suatu sumber tegangan dinyatakan oleh:

….

(14)

Satuan daya adalah watt (W)

Besarnya daya disipasi pada resistor adalah I2R

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi kelas

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

A. Pertemuan I : 3 x 45 menit (3 JP)

Pertemuan pertama yakni dengan melakukan praktikum tentang rangkaian seri dan rangkaian paralel.

Adapun kegiatan yang dilakukan :

1. Siswa dibentuk dalam kelompok. 1 kelompok terdiri dari 5 siswa. 2. Siswa diberikan LKS oleh peneliti.

3. Siswa dijelaskan langkah- langkah yang harus dilakukan.

4. Siswa diminta untuk bertanya apabila ada petunjuk praktikum yang belum jelas.

5. Siswa mengerjakan praktikum berdasarkan LKS dengan teman Kelompok.

6. Siswa mencatat data hasil praktikum

B. Pertemuan II : 3 x 45 menit (3 JP)

Pada pertemuan ini, siswa bersama guru mendiskusikan hasil praktikum tentang rangkaian seri dan rangkaian paralel. Adapun kegiatan yang akan dilakukan:

1. Salah satu siswa, perwakilan dari kelompok mencatat data hasil praktikum dipapan tulis.

2. Salah satu perwakilan siswa menjelasan data yang diperoleh.

3. Setiap kelompok menjawab masing- masing pertanyaan pada LKS dan didiskusikan bersama di depan kelas.

C. Pertemuan III : 3 x 45 menit (3 JP)

Pada pertemuan ini, kegiatan yang dilakukan :

1. Siswa diberikan ceramah tentang rangkaian seri dan rangkaian paralel. 2. Siswa dijelaskan tentang hambatan pengganti pada rangkaian seri dan

rangkain paralel

3. Siswa mengerjakan latihan soal tentang hambatan pengganti pada rangkaian seri dan rangkaian paralel.

4. Siswa diberikan penjelaskan tentang hukum ohm dan hukum kirchoff 5. Siswa mengerjakan latihan soal aplikasi hukum kirchoff pada

rangkaian loop.

D. Pertemuan IV : 3 x 45 menit (3 JP)

Pada pertemuan ini, kegiatan yang dilakukan : 1. Siswa diberikan ceramah tentang daya.

2. Siswa diberikan contoh soal daya pada rangkaian seri dan rangkaian paralel

3. Siswa mengerjakan latihan soal tentang daya maksimum pada suatu rangkaian

4. Siswa diberikan ceramah tentang penggunaan daya di rumah tangga.

a. Alat/Sumber Belajar

Marthen Kanginan. 2007. Fisika X. Jakarta: Erlangga. Hal 277 – 297 Lembar Kerja Siswa

LKS

LKS Rangkaian Listrik Seri- Paralel

Tujuan :

1. Untuk mengukur kuat arus yang mengalir pada bola lampu yang dirangkai seri dan parallel

2. Untuk mengukur tegangan pada rangkaian pada bola lampu yang dirangkai seri dan parallel.

3. Membuktikan Hukum Ohm dengan eksperimen.

Alat dan bahan :

1. Basic meter 2. Power supply

3. Kabel listrik penjepit

4. Beberapa bola lampu dan fitting

Langkah kerja :

I. Rangkain Seri

1. Rangkaianlah alat seperti pada gambar berikut

Skema Alat

A. Rangkaian Seri

B. Rangkaian Voltmeter dan rangkaian seri

L2 L1 L2 L1 V V Vtotal

C. Rangkaian Amperemeter dan rangkaian seri

2. Power supply di On kan, perhatikan nyala kedua lampu apakah sama ?

a. Keduanya sama terangnya / salah satu redup b. Mengapa?

3. Pengukuran tegangan, hubungkan alat dengan lampu secara parallel seperti gambar. Catat kedalam table hasil V1, V1, Vtotal.

4. Pengukuran kuat arus, hubungkan alat ampermeter dengan lampu secara seri seperti gambar. Catat dalam table hasil I1, I2, Itotal.

Table Hasil Pengukuran Tegangan dan Kuat Arus

No V1 (volt) V1 (volt) Vtotal. (volt) I1 (mA) I2 (mA) Itotal. (mA )

5. Hitungkan Hambatan tiap masing- masing bola lampu. R = V/ I

6. Bagaimana pendapatmu hasil Rtotal dari hasil perhitungan secara teoritis dan hasil pengukuran data?

7. Bagaimana daya yang dihasilkan pada masing- masing lampu ? ( gunakan persamaan P = I2R atau P= V2/ R )

8. Kesimpulan rumus harga Itotal , Vtotal, Rtotal untuk rangkaian seri: a. Arus listrik : b. Tegangan : L2 L1 A 1 A 2 AT

c. Hambatan : d. Daya : II. Rangkaian Paralel

1. Rangkaian alat seperti gambar A. Rangkaian Paralel

B. Rangkaian Voltmeter dengan rangkaian parallel

L1 L2 V1 V2 Vtot al L2 L1

c. Rangkaian Amperemeter dengan rangkaian paralel

2. Power supply di On kan, perhatikan nyala kedua lampu apakah sama ? a. Keduanya sama terangnya / salah satu redup

b. Mengapa?

3. Pengukuran tegangan, hubungkan alat voltmeter dengan lampu yang dirangkai secara parallel seperti pada gambar.

Catat kedalam table hasil V1, V1, Vtotal.

4. Pengukuran kuat arus, hubungkan alat ampermeter dengan lampu secara seri seperti gambar.

Catat ke dalam table hasil I1, I1, Itotal.

Table Hasil Pengukuran Tegangan dan Kuat Arus

No V1 (volt) V1

(volt)

Vtotal

(volt)

I1 (mA) I2 (mA) Itotal.

(mA )

5. Hitungkan Hambatan tiap masing- masing bola lampu. R = V/ I

6. Bagaimana pendapatmu hasil Rtotal dari hasil perhitungan secara teoritis dan hasil pengukuran data?

7. Bagaimana daya yang dihasilkan pada masing- masing lampu ? ( gunakan persamaan P = I2R atau P= V2/ R )

8. Kesimpulan rumus harga Itotal , Vtotal, Rtotal untuk rangkaian seri: a. Arus listrik : A 2 A 1 Atot

b. Tegangan : c. Hambatan : d. Daya :

Soal Pretest dan Posttest

Materi Listrik Dinamis

Nama : Kelas : No Absen :

1. Pernyataan yang benar berdasarkan rangkaian dibawah ini (ketiga lampu identik)

d. Lampu A dan B akan menyala sama terang, dan lebih terang dibandingkan lampu C

e. Lampu B dan Lampu C akan menyala sama terang, dan lebih redup dari lampu A

f. Lampu A, B, C akan menyala sama terang

g. Lampu A dan lampu C akan menyala sama terang, dan lebih terang dibandingkan lampu B

2. Pada suatu rangkaian tunggal, dengan hanya satu lintasan aliran arus, seperti pada gamabar dibawah ini,

Jika I adalah arus listrik, pernyataan yang tepat adalah

a. Kuat arus listrik di titik A sama dengan kuat arus listrik di titik B

b. Kuat Arus listrik di titik

A lebih besar

dibandingkan kuat arus listrik dititik B

c. Kuat Arus listrik di titik

B lebih besar

dibandingkan kuat arus listrik dititik A

d. Tidak ada kuat arus listrik di titik A dan titik B

Peralatan ( lampu)

I I

3. Terdapat sebuah beterei yang disambungkan dengan lampu

Penjelasan yang tepat untuk rangkaian sebuah baterei dan kawat tunggal dalam menyalakan bola lampu, adalah

a. Lampu akan menyala karena ada arus yang mengalir dari baterei b. Lampu tidak menyala karena tidak ada rangkaian tertutup untuk

aliran arus.

c. Lampu tetap menyala karena kawat terhubung dengan salah satu terminal baterei

d. Lampu tidak menyala karena tidak ada sumber tegangan

4. Terdapat sebuah rangkaian sebuah bola lampu dan sumber tegangan yang dapat diubah- ubah, seperti pada gambar dibawah ini:

Berdasarkan rangkaian diatas, besaran manakah yang dapat mengubah besarnya kuat arus listrik?

a. Hambatan ( R ) bola lampu saja

b. Sumber Tegangan ( V ) saja. c. Hambatan ( R ) dan sumber

tegangan ( V ) dapat mengubah besarnya kuat arus listrik

d. Hambatan ( R ) dan sumber tegangan ( V ) tidak dapat mengubah besarnya kuat arus listrik

5. Arus I memasuki hambatan ( resistor ) seperti pada gambar dibawah ini

Pernyataan yang benar

berdasarkan gambar diatas adalah

a. Potensial dititik A lebih

besar dibandingkan

potensial dititik B

b. Potensial dititik B lebih

besar dibandingkan

potensial dititik A

c. Titik A dan titik B memiliki potensial yang sama besar

d. Titik A dan titik B memiliki potensial nol.

Bola lampu + A I B R

-

6. Sebuah bola lampu senter kecil, menarik arus I dari beterei tengan tegangan tertentu. Bagaimana hambatan bola lampu tersebut?

a. Hambatannya merupakan perbandingan antara tegangan terhadap arus listrik

b. Hambatan merupakan perbandingan antara arus listrik terhadap tegangan

c. Hambatan merupakan perkalian antara arus listrik dan tegangan d. Hambatan merupakan penjumlahan antara arus listrik dan

tegangan.

7. Terdapat dua buah kawat yang luas penampangnya sama, bahan sama, namun panjangnya berbeda. Apabila kawat 1 panjangnya L sedangkan kawat 2 panjangnya dua kali L, maka bagaimana hambatan (resistansi) kawat 2 ?

a. Besarnya hambatan kawat 2, 4 kali lipat dari R kawat 1 b. Besarnya hambatan kawat 2, 2 kali lipat dari R kawat 1

c. Hambatan kawat 2 lebih kecil 4 kali lipat dari hambatan kawat 1 d. Hambatan kawat 2 lebih kecil 2 kali lipat dari hambatan kawat 1

8. Mana rangkaian yang menunjukkan hambatan ( R ) tersusun secara seri ?

1. 2. 3. 4. a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 4

9. Hambatan/ Resistor mana pada gmabar dibawah yang terhubung secara parallel ?

a. Ketiga resistor b. R1 dan R2

c. R2 dan R3

10. Terdapat 2 bola lampu yang dirangkai dengan dua cara yakni, secara seri dan paralel.

Kedua rangkaian masing- masing memiliki tegangan yang tetap 12 volt. Berdasarkan rangkaian diatas bola lampu pada rangkaian apa yang menghasilkan cahaya lebih terang?

a. Bola lampu yang dipasang seri akan menghasilkan cahaya yang lebih terang, karena memiliki arus yang lebih besar.

b. Bola lampu yang dipasang seri akan menghasilkan cahaya lebih terang karena hambatannya besar sehingga arusnya juga semakin besar

c. Bola lampu yang dipasang paralel akan menghasilkan cahaya yang lebih terang, karena daya yang dihasilkan lebih kecil.

d. Bola lampu yang dipasang paralel akan menghasilkan cahaya lebih terang karena daya yang dihasilkan lebih besar.

11. Menurut anda, dengan rangkaian manakah lampu depan mobil dipasang? a. Rangkaian seri. Supaya mendapat arus yang sama

b. Rangkaian seri. Supaya mendapat tegangan yang sama. c. Rangkaian paralel. Supaya mendapat arus yang sama. d. Rangkain paralel. Supaya mendapat tegangan yang sama.

12. Rangkaian dibawah ini memiliki tiga lampu yang identik, masing- masing dengan hambatan R, jika sakelar S ditutup, bagaimana kecerahan lampu A dan B dibandingkan dengan C ?

a. Lampu A dan B akan menyala sama terang, dan lebih terang dari lampu C

b. Lampu A dan B akan menyala sama terang tetapi lebih redup dari lampu C

c. Lampu B dan C akan menyala sama terang, dan lebih terang dari lampu A

d. Lampu A dan C akan menyala sama terang, dan lebih terang dari lampu B

13. Berdasarkan gambar pada no.8 apakah yangg terjadi apabila saklelar S dibuka ?

a. Lampu C akan mati sedangkan lampu A dan B akan menyala sama terang

b. Lampu B akan mati, sedangkan lampu C dan lampu A akan menyala sama terang.

c. Lampu A akan mati, dan lampu C akan menyala lebih terang dibandingkan lampu B

d. Lampu A akan mati, sedangkan lampu B dan lampu C akan menyala sama terang

14. Pada gambar no 8, apakah yang akan terjadi pada kecerahan bola lampu A, jika anda mengganti bola lampu B dengan hubungan pendek ?

a. Bola lampu A meredup

b. Kecerahan bola lampu A tidak berubah c. Bola lampu A akan semakin terang d. Bola lampu A akan padam.

15. Pemanas listrik 1800 W milik anda terlalu jauh dari meja anda untuk menghangatkan kaki anda. Pemanas listrik memiliki kabel yang terlalu pendek, sehingga anda harus merangkainya dengan sebuah kabel penyambung yang memiliki nilai kuat arus 11 A. Apabila alat pemanas listrik dilintasi tegangan 120 V, menurut anda apa yang akan terjadi?

WAWANCARA PRETEST TATA II. TRASKIP WAWANCARA PRA PEMBELAJARAN

P : Kamu tau nggak listrik dinamis itu apa ? N : Nggak tau.

P : Dinamis? N : Nggak tau P : Nggak tau ? N : nggak tau bener

P : Kalau ngomong listrik aja nggak tau ? N ; Tau dikit dikit.

P : listrik itu apa?

N : Listrik itu ya, energi. P : Energi?

N : Ho’o

P : Oh ya. Kalau misalnya kita ngomong tentang listrik, pasti ada arus listrik ya? N : Iya

P : Oke. Arus listrik itu apa ?

N : Arus listrik itu kayak tegangan gitu , biar, daya...haha nggak tau P : Arus listrik itu tegangan ?

N : Hahhaha.. lupa, Nggak tau aku. Nggak tau P : Bukan tegangan?

N : Tegangan iya, daya juga bisa.

P : Berarti arus listrik itu tegangan sama daya ? N : Iya.

P : Nah, kalau menurut kamu arus itu listrik bisa mengalir nggak? N : Bisa.

P : Nah, Sekarang kalau misalnya ada rangkaian ya, ada rangkaian baterei sama bola lampu, trus itu dihubungkan dalam rangkaian tunggal, jadi satu rangkaian, kalau misalnya lampunya putus, kira- kira arusnya ngalir nggak ? N : Ngalir.

N : Soalnya arus itukan bisa terputusnya karena saklar ,bisa matinya kayak gitu. P : Kalau misalnya bola lampunya putus berarti arusnya bisa ngalir?

N : Iya bisa.

P : Sekarang misalnya ada rangkaian

ada sumber tegangan, trus ada 3 bola lampu. Lampu A, B, C dihubungkan satu rangkaian tunggal, jadi arusnya cuma punya satu liintasan, nggak ada percabangan , menurut kamu bola lampu A itu gimana ? lebih terang atau lebih gelap dari bola lampu B dan C ?

N : Terangnya sama. P : Terangnya sama ? N : Ho’o

P : Kenapa ?

N: Soalnya kan itu cuma satu itu, satu ini P : Satu apa ?

N : Satu rangkaian tok, nggak nyabang.

P : Oh berarti kalau satu rangkaian tok, terangnya sama ? N : Iya.

P : Nah, sekarang kalau misalnya rangkaiannya masih sama seperti diatas, tiga bola lampu sama, dimana hambatan dalam lampu sama, bagaimana kalau misalnya bola lampu C mati, bola lampu C terputus ni, kira- kira pengaruh

Dokumen terkait