• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP

C. Saran

Salah satu komponen yang tak kalah pentingnya dalam proses pembelajaran adalah komponen sarana prasarana. Adapun sarana prasarana yang ada di MTs Miftahul Huda Karanganyar adalah sebagai berikut:

No Nama/Jenis Jumlah Keterangan

1 Ruang Kelas 4 Baik

2 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik

3 Ruang Guru 1 Baik

4 Ruang BK 1 Baik

5 Ruang UKS 1 Baik

6 Ruang Koperasi 1 Baik

7 Ruang Perpustakaan 1 Baik

8 Mushola 1 Baik

10 WC Guru 1 Baik

11 WC Siswa 4 Baik

12 Ruang Ketrampilan 1 Baik

13 TV 1 Baik

14 Mesin Ketik 1 Baik

15 Komputer 1 Baik

16 Meja dan Kursi Tamu 1 Baik

17 Almari 6 Baik

18 Rak Buku 8 Baik

Tabel 4. Keadaan Sarana Prasarana MTs Mifitahul Huda B. Data tentang Tingkat Pendidikan Orang Tua

Dari hasil penelitian dengan menggunakan angket dan dokumentasi yang ada di sekolah maka data mengenai tingkat pendidikan orang tua/wali anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar sebagai berikut:

No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

1 SD/MI 48 orang 80 2 SMP/MTs 9 orang 15 3 SMA/SMK/MA 3 orang 5 4 Akademi (D3) 0 0 5 Saijana (SI) 0 0 Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel di atas ternyata ada 48 orang tua/wali yang berijasah SD/MI atau sebanyak 80%, sedangkan orang tua/wali yang berijasah SMP/MTs ada 9 orang atau sebesar 15%, serta orang tua yang berijasah SMA/SMK/MA ada 3 orang atau 5%. Untuk orang tua/wali yang berijasah D3/S1 tidak ada.

Untuk memudahkan penghitungan statistik, maka variabel tingkat pendidikan orang tua diberi skor yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

No Tingkat Pendidikan Skor yang Diberikan

1 SD/MI 20

2 SMP/MTs 40

3 SMA/SMK/MA 60

4 Akademi (D3) 80

5 Saijana (SI) 100

Tabel 6. Skor Berdasarkan Tingkat Pendidikan C . Data tentang Kepedulian Terhadap Belajar Anak

Dengan memperhatikan pada tabel yang ada atau berdasarkan dari skor yang ada pada angket yang selanjutnya digunakan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat kepedulian orang tua terhadap belajar anak ternyata hasilnya seperti yang tampak pada tabel 7, sehingga dapat disimpulkan bahwa orang tua yang tingkat pendidikannya SD/MI kepedulian terhadap belajar anak Sangat Rendah (SR) adalah dengan jum lah 0, kepeduliannya Rendah (R) ada 45 orang atau 75%, kepeduliannya Sedang (S) ada 3 orang atau 5%.

Untuk orang tua dengan pendidikannya SMP/MTs, kepedulian terhadap belajar anak Sangat Rendah (SR) adalah 0, kepeduliannya Rendah (R) ju g a 0, kepeduliannya Sedang (S) ada 9 orang atau 15%, sedangkan yang kepeduliannya Tinggi (T) adalah 0.

Untuk orang tua yang tingkat pendidikannya SMA/SMK/MA kepedulian terhadap belajar anak untuk yang Sangat Rendah, Rendah dan Sedang adalah 0, tetapi kepedulian Tinggi ada 3 orang atau 5%. Lebih jelasnya ada pada tabel berikut ini:

Tingkat Pendidikan Kepedulian Terhadap Belajar

SR R S T Jml % Jml % Jml % Jml % SD/MI 0 0 45 75 3 5 0 0 SMP/MTs 0 0 0 0 9 15 0 0 SMA/SMK/MA 0 0 0 0 0 0 3 5 Jumlah 0 0 45 75 12 20 3 5

Tabel 7. Skor Kepedulian Terhadap Belajar

Agar mudah dibaca dan dipahamil dalam bab ini maka penulis mencantumkan kiteria nilai dari variabel kepedulian terhadap belajar anak sebagai berikut: nilai 20 sampai 40 tingkat kriterianya Sangat Rendah, nilai 41 sampai 60 = Rendah, nilai 61 sampai 80 yaitu Sedang dan nilai 81 sampai 100 tingkat kriterianya adalah Tinggi. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 1.

A. Tingkat Pendidikan Orang Tua Anak MTs Miftahul Huda Karanganyar Agar hasil penelitian bisa menjawab rumusan masalah dan juga dapat

membuktikan hipotesis, maka masing-masing variabel perlu diberi skor.

Variabel tingkat pendidikan orang tua terdiri dari: Pendidikan SD / MI diberi skor 20, pendidikan SMP / MTs diberi skor 40, pendidikan SMA / SMK / MA diberi skor 60, Akademi ( D3 ) diberi skor 80 dan Saijana diberi skor 100.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah: (1) menyiapkan data yang diperoleh dari dokumen dari sekolahan ataupun yang ada pada angket mengenai tingkat pendidikan orang tua. (2) Membuat tabel yang berisi nomor, tingkat pendidikan, nilai, frekuensi dan prosentase. (3) Membuat kesimpulan yang berdasarkan pada tabel yang ada.

No Tingkat Pendidikan Nilai Frekuensi Prosentase

(%) 1 SD/MI 20 48 80 2 SMP/MTs 40 9 15 3 SMA/SMK/MA 60 3 5 4 Akademi (D3) 80 0 0 5 Saijana (SI) 100 0 0 Jumlah 60 100

Tabel 8. Data Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Prosentasenya

Berdasarkan pada tabel di atas, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan dari orang tua anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar sebagian besar berijasah SD/MI, yang besarnya mencapai 80% atau dengan jum lah 48, yang berpendidikan SMP/MTs ada 15 % atau 9 orang,

berpendidikan SMA/SMK/MA ada 5 % atau 3 orang, yang berpendidikan D3,

Saijana ada 0 dari responden sebanyak 60 orang. B. Kepedulian Terhadap Belajar Anak

Setelah menganalisis data tingkat pendidikan orang tua, selanjutnya peneliti menganalisis data angket dari variabel kepedulian terhadap belajar anak yang sebelumnya dibuatkan tabel data distribusi frekuensi seperti yang tampak pada tabel berikut dan selanjutnya dicari nilai rata-rata ( mean ) , median dan modus, hal ini bisa dilihat pada lampiran 6.

Kelas Interval Frekuensi

41 - 46 2 47 - 52 8 53 - 58 27 59 - 64 15 65 - 70 1 71 - 76 4 77 - 82 1 83 - 88 2 Jumlah 60

C. Analisis untuk Menguji Hipotesis secara Statistik

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data yang berupa nilai angket, perlu segera dikerjakan. Adapun tehnik analisis yang diperlukan adalah teknik korelasi Product Moment.

Teknik korelasi ini merupakan salah satu teknik untuk mencari tingkat keeratan hubungan antara dua variabel dengan cara memperkalikan moment- moment kedua variabelnya.

Korelasi Product Moment sering kali disebut korelasi Person (sesuai nama orang yang mengembangkan teknik ini). Teknik ini dapat diterapkan jik a data variabel yang dikorelasikan berjenis data kontinue atau berupa

interval (Subana : 2000, 141).

Untuk menghitung koefisien korelasi, maka data dari variabel tingkat pendidikan orang tua dan data dari variabel kepedulian terhadap belajar anak dimasukkan ke dalam tabel yang didahului dengan pembuatan tabulasi data seperti yang tampak pada lampiran 2.

Dari tabel dan perhitungan yang ada, dapat diketahui bahwa rata-rata (X) = 25 dan rata-rata (Y) = 59.

Kemudian kita cari nilai r xy, dengan menggunakan deviasi kuadrat untuk jum lah datanya (n) = 60.

Rumus : rxy=

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

^ xy = Jumlah hasil kali antara deviasi skor - skor X (yaitu x)

dan deviasi skor - skor Y (yaitu y).

^ x2 = Jumlah kuadrat dari deviasi tiap skor x

^ y2 = Jumlah kuadrat dari deviasi tiap skor y

Setelah diadakan perhitungan, maka hasilnya tampak seperti lampiran 3, yaitu ada korelasi positif sebesar 0,910 antara tingkat pendidikan orang tua dengan kepedulian terhadap belajar anak. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka akan semakin tinggi pula kepedulian terhadap belajar anak; demikian pula sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan orang tua, semakin rendah pula kepedulian terhadap belajar anak.

Agar perhitungan koefisien korelasi tersebut signifikan, maka perlu dibandingkan dengan r tabel dengan taraf kesalahan yang ditetapkan 5% (taraf kepercayaan 95%) dan jum lah data n = 60. Maka harga r tabel = 0,254. Ternyata r hitung = 0,910 lebih besar (>) dari harga r tabel = 0,254. Dengan demikian maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima.

Jadi kesimpulannya adalah ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua, kepedulian terhadap belajar anak sebesar = 0,910. Data dan koefisien yang diperoleh dalam sampel tersebut dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil atau data tersebut mencerminkan keadaan populasi.

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil maka dapat dilihat pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut ini:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0 ,0 0 -0 ,1 9 9 Sangat lemah

0 ,2 0 -0 ,3 9 9 Rendah

0 ,4 0 -0 ,5 9 9 Sedang

0 ,6 0 -0 ,7 9 9 Kuat

0 ,8 0 -1 ,0 0 Sangat kuat

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis secara statistik dalam penelitian ini didapatkan suatu kesimpulan sebagai b e rik u t:

1. Tingkat pendidikan orang tua anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar , Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008 yang beijumlah 60 orang ternyata ada 48 orang yang berijasah SD/MI, ada 9 orang yang berijasah SMP/MTs, dan hanya ada 3 orang yang berijasah SMA.

2. Tingkat kepedulian terhadap belajar anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar , Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008 yang beijumlah 60 orang adalah sebagai b e rik u t: Ada 3 orang yang kepeduliannya Tinggi, ada 12 orang yang kepeduliannya Sedang, terdapat 45 orang yang kepeduliannya Rendah, sedangkan orang tua yang kepeduliannya Sangat Rendah tidak ada.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kepedulian terhadap belajar anak kelas VIII MTs Miftahul Huda Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2007 / 2008 sebesar = 0,910 lebih besar dari r tabel =

0,254 signifikansi 5 % dengan N = 60 dan hubungannya Sangat kuat.

B. D isk u si.

Setelah hasil penelitian dapat disimpulkan maka demi pengembangan lebih lanjut, berikut ini akan dikemukakan diskusi dari hasil penelitian yang antara lain:

1. Tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor dari kepedulian memfasilitasi kelengkapan sarana belajar anak. Tingkat pendidikan yang ada dalam tulisan ini adalah: SD / MI, SMP / MTs, SMA / MA / SMK.Untuk tingkat pendidikan orang tua dari anak kelas VIII MTs Miftahul Huda kebanyakan hanya SD / MI, bahkan mencapai 80 persen. Karena sebagian besar tingkat pendidikannya hanya SD / MI, maka kepedulian memfasilitasi kelengkapan sarana belajar masih Rendah.

2. Kepedulian terhadap belajar anak yang masih rendah, akan dapat berpengaruh pada kualitas atau mutu lulusan ( o u tp u t) dari MTs Miftahul Huda karena dengan rendahnya kepedulian dari orang tua dari berbagai macam hal, terutama pada minimnya fasilitas belajar yang dimiliki anak tentunya akan mengganggu proses pembelajaran. Apabila dilihat dari sistem pendidikan, orang tua adalah merupakan salah satu komponen dari beberapa komponen dalam sistem pendidikan yang harus ada.

Dengan memperhatikan keadaan yang demikian, tentunya stakeholder pendidikan yang ada di MTs Miftahul Huda Kranganyar harus bisa meningkatkan peran aktifnya dan terus menerus berupanya secara maksimal melengkapi komponen pendidikan yang lain, sehingga mutu lulusannya tidak

akan tertinggal atau bisa meningkat sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada.

C. Saran.

Dengan melihat telaah hasil penelitian yang ada pada bab sebelumnya, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada Siswa

Siswa hendaknya lebih menyadari dan lebih kreatif dalam belajar sehingga tidak akan banyak ketinggalan dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, yang antara lain adalah : tidak bersifat boros bila diberi uang saku oleh orang tua, sehingga sisanya bisa digunakan untuk membeli fasilitas belajar yang lain.

2. Kepada Guru atau Pengajar.

Guru hendaknya selalu mengaranhkan siswanya untuk tidak bergaya hidup mewah dan apabila dalam mengajar bisa memanfaatkan belajar yang ada di lingkungan sekitarnya, sebagai contoh guru memakai buku - buku perpustakaan sekolah.

3. Kepada Orang tua.

Orang tua harus lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap belajar anak, yaitu dengan cara selalu mengontrol dan menanyakan tentang kebutuhan anak yang berhubungan dengan kebutuhan belajar serta penggunaan buku pelajaran dan alat tulis, sehingga nantinya tidak akan mengganggu proses pembelajaran di sekolah.

4. Kepada Pemerintah.

Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan proses belajar mengajar atau pendidikan yang ada di M Ts khususnya MTs swasta. Perhatian tersebut

misalnya dengan cara lebih mempercepat turunnya dan lebih

meningkatkan besarnya Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) dari tahun ke tahun.

Dokumen terkait