• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian Pertumbuhan Belahan Eksplan Embrio Zigotik Kelapa Kopyor (Cocos nucifera L.) pada Media Kultur dengan Penambahan Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan Aditif Air Kelapa, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan pengaruh ZPT dan bahan aditif air kelapa dalam pertumbuhan planlet asal embrio utuh dan embrio kecambah yang dibelah. Perlakuan kontrol memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan planlet asal embrio utuh dengan panjang tunas lebih panjang. Sementara itu, perlakuan Air Kelapa 150 ml/l memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan planlet asal embrio kecambah yang dibelah.

2. Terdapat respon pertumbuhan planlet asal embrio yang dibelah pada

berbagai media yang mengandung ZPT dan bahan aditif air kelapa. Perlakuan Air Kelapa 150 ml/l memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan planlet asal embrio berkecambah yang dibelah dengan perolehan persentase 65,63%.

3. Pada tahap perkecambahan, perlakuan BAP 5 mg/l + 2,4-D 2,5 mg/l

memberikan panjang embrio lebih panjang, namun dengan persentase perkecambahan rendah. Sedangkan Perlakuan BAP 5 mg/l + 2,4-D 2,5 mg/l + Air Kelapa 150 ml/l mampu meningkatkan persentase perkecambahan hingga 91,67%, namun panjang embrio yang dihasilkan lebih pendek.

4. Perlakuan air kelapa 150 ml/l meningkatkan pertumbuhan planlet kelapa kopyor dari embrio berkecambah yang dibelah (embrio sigotik yang keluar plumula dan radikel) dengan perolehan planlet kelapa kopyor sebesar 31% jika dibandingkan dengan perolehan planlet asal embrio utuh atau tanpa pembelahan.

B. Sar an

1. Teknik pembelahan pada embrio kelapa kopyor sebaiknya dilakukan setelah

embrio sigotik yang ditandai dengan keluarnya plumula dan radikel (bakal tunas dan akar). Embrio lebih mudah diamati bagian titik tumbuh tunas dan akar, sehingga dapat dibelah dengan tepat.

2. Penambahan bahan aditif air kelapa normal dengan konsentrasi 150 ml/l ke dalam media Eeuwens (Y3) menurunkan persentase planlet browning, stagnasi dan mati atau dapat meningkatkan daya bertahan hidup planlet asal embrio yang dibelah.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1985. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. 85 Hal.

Andaryani, S. 2010. Kajian Penggunaan Berbagai Konsentrasi Bap dan 2,4-D Terhadap Induksi Kalus Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Secara In Vitro. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 40 Hal.

Ariana, E. 2005. Pengaruh Konsentrasi BAP (Benzylaminopurin) terhadap Pertumbuhan Mimba (Azadirachta indica A. Juss) Secara Kultur In Vitro. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Batugal, P.A. dan F. Engelmann. 1994. Coconut Embryo In Vitro Culture. Proceedings Of The Firt Workshop On Embryo Culture 27-31 October 1997. Banao, Guinobatan, Albay, Philippines.

Chan, J.L., L. Saenz, C. Talavera, R. Hornung, M. Robert & C. Oropeza. 1998. Regeneration of Coconut (Cocos nucifera L.) from Plumule Explants through Somatic Embryogenesis. Plant Cell Rep., 17: 515-521.

Del Rosario, A. G dan E. V. De Guzman. 1981. Growth Promoting Activity and Cytokinin-Like Subtance of Makapuno and Non Makapuno Coconut Endosperm. The Philippine Journal of Coconut Studies 4(1):20-29

Fauzi, A.R. 2010. Induksi Multiplikasi Tunas Ubi Kayu (Mannihot Esculenta Crantz.) Var. Adira 2 Secara In Vitro. Skripsi. Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor . Bogor. 85 Hal. Fernanado, S. C. & C. K. A Gamage. 2000. Absisic Acid Induced Somatic

Embryogenesis in Immature Embryo Explants of Coconut (Cocos nucifera L.). Plant Sci., 151, 193-198.

Hamid, A. 2001. Biokimia: Metabolisme Biomolekul. Alfa Beta. Bandung. 149 Hal.

Hendaryono, D. P. S dan A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Modern. Yogyakarta: Kanisius. 60 Hal.

Huong, L.T.L, Baiocco, M., Huy, B.P., Mezzetti, B., Santillocchi, R., Rosati, P. 1999. Somatic Embryogenesis In Canary Island Date Palm. Plant Cell Tissue Organ Culture. (56):1-7

Intania. 2005. Pengaruh Sitokinin (BAP), Air Kelapa, dan Media terhadap Pertumbuhan dan Multiplikasi Alocasia suhirmaniana Secara In Vitro. Skripi. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 45 Hal.

Katuuk, J.R.P. 1989. Teknik Kultur Jaringan Dalam Mikropropagasi Tanaman. Departemen Pendidikan Kebudayaan. Jakarta. 80 Hal.

Kemala, D.C.B., and M. Velayutham. 1978. Changes in the chemical composition of nut water and kernel during development of coconut. Placrosym 1:340- 346.

Kumalasari, A. N. 2003. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Air Kelapa pada Media Kultur Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Embrio Kelapa Kopyor Secara In Vitro. (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur. 83 Hal.

Kurniawati, E. D. 2002. Peranan Zat Pengatur Tumbuh “IAA” Terhadap Pertumbuhan Embrio Kelapa Kopyor (Cocos nucifera L.) Secara In Vitro. (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur. 50 Hal.

Mashud, N., D. Taulu dan Ha. Kaat. 1991. Kultur Jaringan Tanaman Kelapa. Buletin. Balitka. 15(9): 83-87.

. 1999. Penerapan Kultur Jaringan pada Tanaman Kelapa. Prosiding Simposium Hasil Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Maret 1999. Manado. Hal 114-127.

dan Manaroinsong, E. 2007. Teknologi Kultur Embrio Untuk Pengembangan Kelapa Kopyor. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain. Buletin Palma (33): 1-8

Maskromo I dan H. Novarianto. 2007. Potensi Genetik Kelapa Kopyor Genjah. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian.29 (1): 1-10

Moncalean, P., Alonso, P., Centeno, M.L., Cortizo, M., Rodriguez, B. Fernandez dan R.J. Ordas. 2004. Oganogenic Respons Of Pinus Pinea Cotyledons to Hormonal Treatments : BA Metabolism and Cytokinin Content. Download from http://treephys.oxfordjournals.org. Acessed : Hal 1-9

Nazir, E., E. Meldia dan M. Winarno. 1990. Teknik Perbanykan Cepat Buah- Buahan Tropika. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta. 82 halaman.

Nizam, K. and Te-chato, S. (2009). Optimizing Of Root Induction In Oil Palm Plantlets Foracclimatization by Some Potent Plant Growth Regulators (PGRs). Journal of Agricultural Technology 5(2): 371-383.

Novarianto, H. 1999. Perbaikan Genetik Kelapa Kopyor. Prosiding Simposium Hasil Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain. Manado. Halaman 88-95 Priyono dan Danimiharja. 1991. Peranan Air Kelapa Terhadap Produksi Tunas Adventif In Vitro Beberapa Varietas Kopi Arabika. Peta Perkebunan, Jember. Halaman 57-61.

. 1993. Air Kelapa dan Benzylaminopurine Sebagai Suplemen Untuk Reproduksi Embrio Somatik Kopi Arabika (Coffe Arabica L.). Pelita Perkebunan Vol.9 (3).

Rachmat, A. 2002. Peranan Macam Bahan Aditif Dalam Media In Vitro Pada Perkecambahan Dan Pertumbuhan Embrio Kelapa Kopyor (Cocos nucifera L.). (Skripsi Tidak Dipublikasi). Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 42 halaman.

Raghavan, V. 1977. Diets and Culture Media for Plant Embryos. In: Miloslav Rechcigl. CRC Handbook Series in Nutrition and Food. p. 361-413.

Riyadi, I. , J. S. Tahardi & Sumaryono. 2005. The Development of Somatic Embryos of Sago Palm (Metroxylon sagu Rottb.) on Solid Media. Menara Perkebunan, 73(2) : 35-43.

Romeida, A. 2007. Pespon Berbagai Tipe Eksplan Biji Manggis (Garcinia

mangostana L.) pada Beberapa Konsentrasi Benzil Amino Purin (BAP)

Terhadap Pembentukan dan Regenerasi Polyembrionya secara In Vitro. Jurnal Akta Agrosia 10(2) : 162-166

Santoso dan Nursandi. 2004. Kultur Jaringan Tanaman. Universitas Muhammadiyah Malang Press. Malang. 169 Hal.

Santos, G. A. 1999. Potensial Use of Clonal Propagation In Coconut Improvement Program: In Dropezac Verdiet JL. Ashbumer GR. Cardenair and Samantha JM. Editors. Current Advances In Coconut Biotechnology Plant Science and Biotechnology In Agriculture. Kluwer Academic. Publisher London. Page 35.

Setiyono, N. dan U. A. M. Zakaria. 2001. Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh IAA dan BAP pada Kultur Embrio Kelapa Kopyor. Buletin Pertanian dan Peternakan 2(4): Halaman 90-100.

Sison, B.C. 1977. Disposal of Coconut Processing Waste. Philippine Journal of Coconut Studies. Dalam. Simatupang (1981) Beberapa Komponen Air Kelapa Jenis Hijau Dan Kuning Pada Tiga Tingkat Umur Buah Dan Lama Penyimpanan. Skripsi Fatemeta,IPB Bogor. 55 Hal

Sukamto, I.T.N. 2006. Kelapa Kopyor: Pembibitan, Budidaya. Penebar Swadaya. Jakarta. 80 Hal.

Sukendah dan Rachmat, A. 2003. Pengujian Bahan Aditif Pada Media Kultur Embrio Kelapa Kopyor (Cocos nucifera L.). Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian. 3:1-5

, Sudarsono, Witjaksono, dan Khumaida N. 2008. Perbaikan Teknik Kultur Embrio Kelapa Kopyor (Cocos nucifera L.) Asal Sumenep Jawa Timur Melalui Penambahan Bahan Aditif dan Pengujian Periode Subkultur. Bulletin Agronomi (36) (1): 16 – 23

. 2009. Pembiakan In Vitro dan Analisis Molekuler Kelapa Kopyor. (Disertasi Tidak Dipublikasikan). Program Studi Agronomi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sumaryono, N. Mardiana & J. S. Tahardi. 1994. Embryogenic Suspension Culture of Oil Palm. Menara Perkebunan 62(3):41-46.

Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 233 Hal. Suwardana, I Wayan. 2010. Pembentukan Kalus Embrio Zigotik Kakao

(Theobroma cacao L.) Dengan Penambahan Zat Pengatur Tumbuh Golongan Auksin. Skripsi. Program Studi Kultur Jaringan Tanaman. Jurusan Manajemen Agribisnis. Politeknik Negeri Jember.

http://tanamanhutan.blogspot.com/2010/08/potensi-pembentukan-kalus- embryozigotik.html. 25 Hal.

Thampan, P.K., 1981. Handbook on Coconut Palm. Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi, India. 311pp.

Wahyuni, M. 2000. Bertanam Kelapa Kopyor. Penebar Swadaya. Jakarta. 28 halaman.

Wardiyati, T. , Basuki, N., Radian dan Soetarso. 1993. Penggunanaan Air Kelapa Dalam Media Kultur Jaringan Pisang (Musa paradisiacal). Malang Agrivita 16(2): Halaman 83-85.

Wattimena, G. A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: PAU IPB. Bogor. 247 Hal.

dan N. A. Mattjik. 1992. Bioteknologi Tanaman: Pemuliaan tanaman secara in vitro. Laboratorium kultur jaringan Tanaman. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. IPB. 309 hal.

Wetherell, D. F. 1982. Pengantar Propagasi Tanaman Secara In Vitro. (Terjemahan) Koensoemardiyah. Gajah Mada Press. 110 hal.

Widiastoeti, D. dan Syafril. 1993. Pengaruh Air Kelapa terhadap Pertumbuhan Protorm Like Bodies Anggrek Dendrobium dalam Medium Padat. Buletin Penelitian Tanaman Hias Vol. 4(2):71-73

dan A. Santi. 1994. Pengaruh Air Kelapa terhadap Pembentukan Prtcom Like Bodies (plbs) dari Anggrek Vanda dalam Medium Cair. Jurnal Hortikultura 4(2): 71-73

, D., S. Kusumo dan Syafni. 1997. Pengaruh Tingkat Ketuaan Air Kelapa dan Jenis Air Kelapa terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek

Dendrobium. Jakarta. Jurnal Hortikultura 7(3):768-772

Widyastuti, N. dan Tjokrokusumo, D. 2007. Peranan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Tanaman pada Kultur Jaringan In Vitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. Humas BPPT/ANY. (3) : (5)

Yusnita. 2004. Kultur Jaringan. Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisisen. Cetakan Ketiga. Agro Media Pustaka. Jakarta. 73 Hal.

Yuwono, T. 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press. Yoyakarta. 284 Hal.

Dokumen terkait