• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis evaluasi kinerja, pada perencanaan anggaran UT telah menerapkan konsep Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) berdasarkan konsep ABK dari Ditjen Anggaran Kemenkeu dengan menerapkan tiga prinsip yaitu Alokasi Anggaran Berorientasi pada Kinerja (Output and

Outcome oriented), Fleksibilitas Pengelolaan Anggaran untuk Mencapai Hasil

dengan Tetap Menjaga Prinsip Akuntabilitas (Let the Managers Manage) dan

Money Follow Function, Function Followed by Structure. Pada pelaksanaan

anggaran, UT telah menerapkan konsep Value For Money (VFM) dengan melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya yang digunakan dalam menyelenggarakan kegiatan operasional pendidikan tinggi terbuka jarak jauh yaitu realisasi biaya yang dikeluarkan masih berada di bawah realisasi pendapatan. Pada pelaksanaan anggaran peran Kepala Unit di UT sebagai Chief Operating Officer (COO) nampak belum memiliki fleksibilitas terhadap alokasi anggaran yang dimiliki, karena dalam melakukan pencairan dana masih memerlukan persetujuan dari Kepala Bagian Keuangan selaku Chief Financial Officer (CFO) UT dan masih harus melalui prosedur pencairan dana kegiatan yang bertahap dan berjenjang. Dari sisi pelaporan keuangan terdiri atas Laporan Keuangan BLU UT yang secara prinsip disusun mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Laporan Keuangan UT-SAP yang secara prinsip disusun mengikuti Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Laporan Keuangan BLU UT disusun dan disajikan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan) dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76 Tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU, disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual (accrual), kecuali laporan arus kas yang disajikan dengan basis kas. Pelaporan kinerja BLU UT disusun berdasarkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang merupakan bagian dari Rencana Strategis Bisnis UT Tahun 2011-2015. Laporan disusun dengan cara membandingkan antara target yang telah ditetapkan dalam SPM khususnya tahun

42803.pdf

104

Universitas Indonesia

2014 dengan realisasi sampai dengan akhir Desember 2014. Indikator Kinerja Utama (IKU) pada tabel 3.6 pada merupakan kontrak antara Rektor BLU Universitas Terbuka dengan Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan menjadi pedoman dalam penyusunan Laporan Capaian Kinerja BLU Universitas Terbuka. Terdapat 10 indikator yang menjadi target utama dalam pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran.

Dari analisis implementasi pengelolaan keuangan BLU berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa UT telah menjalankan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum dari mulai tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan serta pelaporan sesuai dengan Manual Badan Layanan Umum Bidang Pendidikan sebagai standar dan kebijakan teknis BLU bidang pendidikan yang terbitkan Direktorat PK-BLU Kementerian Keuangan. Namun di samping itu masih ada beberapa kekurangan dari BLU Universitas Terbuka seperti belum ditetapkan sistem akuntansi Badan Layanan Umum yang telah diusulkan kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Kementerian Keuangan.

Dari analisis hambatan pengelolaan keuangan BLU, dalam penyusunan anggaran terdapat beberapa hambatan seperti sebagian besar unit khususnya UPBJJ-UT yang berada di seluruh daerah di Indonesia terlambat dari waktu yang telah ditentukan dalam mengumpulkan data atau bahan perencanaan dan penganggaran. Hambatan lainnya adalah proses penyusunan perencanaan dan penganggaran bersifat manual belum menggunakan aplikasi IT. Kedua hambatan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran tersebut menyebabkan banyak memakan waktu, sumber daya manusia dan biaya. Dalam pelaksanaan anggaran di UT terdapat beberapa hambatan yaitu sebaran geografis lokasi UPBJJ-UT di seluruh Indonesia yang berpengaruh terhadap budaya dan karakteristik pegawai dan pimpinan dalam pengelolaan keuangan, kompetensi sumber daya manusia (SDM) masih rendah dalam bidang pengelolaan keuangan negara, daya serap anggaran rendah dan sebagian pimpinan unit khususnya di UPBJJ-UT belum memiliki kompetensi dalam bidang pengelolaan keuangan negara. Hambatan dalam penyusunan laporan keuangan UT adalah dengan digunakan 2 (dua) standar pelaporan keuangan yaitu SAK dan SAP adalah memerlukan SDM yang lebih

42803.pdf

105

Universitas Indonesia

dari 1 orang untuk menyusun laporan keuangan UT dan memakan waktu dalam melakukan konsolidasi dari laporan keuangan SAK menjadi laporan keuangan SAP. Dalam pelaporan kinerja di UT terdapat beberapa hambatan yaitu sebagian pimpinan di masing-masing unit belum dapat menerjemahkan dana yang telah digunakan dengan kinerja yang dihasilkan pada suatu kegiatan dan belum adanya alat bantu atau tools dalam pengukuran kinerja di UT, untuk dapat menghubungkan antara dana/anggaran yang telah digunakan dengan kinerja yang dihasilkan.

5.2 Saran

1) Diharapkan UT dapat memaksimalkan penggunaan aplikasi IT yang terintegrasi baik mulai dari tahap penyusunan anggaran, pelaksanaan sampai dengan pelaporan anggaran dan kinerja dalam setiap proses operasional yang berguna untuk memangkas waktu, biaya dan dapat menjadi 3E serta dapat dijadikan alat pengambilan keputusan bagi pimpinan BLU UT.

2) UT sebagai satker BLU yang menerapkan fleksibilitas terhadap pengelolaan keuangan dapat mengimplementasikan konsep Block Funding. Dengan konsep Block Funding ini alokasi dana dapat ditransfer setiap bulan oleh Bagian Keuangan yang memiliki otorisasi atas pelaksanaan dan pencairan dana kegiatan ke rekening unit masing-masing. Peran Kepala Unit selaku

Chief Operating Officer (COO) dapat berjalan maksimal dan lebih fleksibel

dalam mengoptimalkan alokasi anggaran tanpa harus menunggu proses pencairan dana yang lama dan berjenjang namun dengan tetap memegang prinsip akuntabel dan transparan serta mengedepankan konsep 3E. Dengan konsep Block Funding ini diharapkan peran Kepala Bagian Keuangan selaku CFO dapat meningkatkan pendapatan PNBP UT dan juga dapat memaksimalkan penyerapan anggaran yang menjadi masalah nasional pada umumnya di satker.

3) Untuk peningkatan kompetensi SDM UT khususnya dalam bidang pengelolaan keuangan negara, diharapkan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) dan Bagian Keuangan UT dapat terus mengadakan pelatihan pengelolaan keuangan negara atau mengikutsertakan dalam

42803.pdf

106

Universitas Indonesia

pelatihan dan seminar pengelolaan keuangan negara yang diadakan oleh Kementerian Keuangan kepada pegawai dan pimpinan unit baik di UT pusat maupun di UPBJJ-UT secara intensif.

4) Untuk ke depannya diharapkan Direktorat PK-BLU Kemenkeu sebagai regulator instansi BLU dapat membuat kebijakan bahwa untuk penyusunan laporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) dapat disederhanakan menjadi hanya menerapkan 1 (satu) standar pelaporan keuangan yaitu menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan basis akrual (PSAP Akrual) yang juga mampu mengakomodasi pos-pos dalam laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

5) UT membutuhkan suatu tools untuk dapat mengukur bagaimana suatu visi dan misi suatu institusi yang telah dirumuskan dapat dicapai dengan menghasilkan layanan yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Dari beberapa model pengukuran kinerja yang telah dijelaskan pada Bab 4, UT lebih cocok menggunakan Balanced scorecard (BSC) dan hal ini dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya mengenai model pengukuran kinerja pada Badan Layanan Umum Perguruan Tinggi khususnya di Universitas Terbuka.

42803.pdf

107 Universitas Indonesia DAFTAR REFERENSI

Barnett, Barr, Christie, Duff dan Hext. (2010). Final Report Measuring the Impact

and Value for Money of Governance & Conflict Programmes. Brighton:

ITAD Ltd.

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2012).

Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja. Jakarta: Kementerian

Keuangan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-32/PB/2014, Pedoman Penilaian Badan Layanan Umum Bidang Layanan Pendidikan.

Jayarasti. (2009, Mei 8). Manajemen Mutu. http://jayarasti.blogspot.co.id/2009/03 /manajemenmutu.html.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2013). Manual Pengelolaan Satker

BLU Bidang Layanan Pendidikan. Jakarta: Kementerian Keuangan.

Keputusan Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Kementerian Keuangan Nomor 219 Tahun 2013, Tanggal 31 Desember 2013, Penetapan Hasil Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan Pendidikan Tahun 2012.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 268 Tahun 2011, Tanggal 15 Agustus 2011, Penetapan Badan Layanan Umum Universitas Terbuka pada Kementerian Pendidikan Nasional.

Mahkamah Agung. (2014). Putusan Perkara Mahkamah Agung Nomor 35/PUU-XI/2013, Tanggal 22 Mei 2014, Inkonstitusionalitas Kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat dalam membahas dan menyetujui rincian Rancangan Anggaran Pendapatan Negara.

Mahsun. M. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE UGM. Mediya, L. (2013). Badan Layanan Umum: Dari Birokrasi menuju Korporasi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Mercer, J. (2002). Performance Budgeting for Federal Agencies. Fairfax: AMS Nawawi, H dan Martini, M. (1994). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University.

42803.pdf

108

Universitas Indonesia

Nugrahani, T.S. (2007). Analisis Penerapan Konsep Value For Money Pada

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas PGRI

Yogyakarta.

Osborne dan Gabler. (1992). Reinventing Government. Boston: Addison-Wesley Publishing. Co

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2008). Peraturan Gubernur Nomor 106 Tahun 2008, Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Tanggal 5 April 2003, Keuangan Negara.

Pemerintah Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, Tanggal 14 Januari 2004, Perbendaharaan Negara.

Pemerintah Republik Indonesia. (2005). Peraturan Nomor 23 Tahun 2005, Tanggal 13 Juni 2005, Pengelolaan Badan Layanan Umum.

Rai, I.G.A. (2008). Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Salemba. Sancoko, B., Tjik, D., Madjid, N., Sumini., Triatmoko, H. (2008). Kajian

Terhadap Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja di Indonesia. Jakarta:

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Sari, N.C.F. (2014). Analisis Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah Dengan

Menggunakan Prinsip Value For Money. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya.

Universitas Terbuka. (2010). Rencana Strategis Universitas Terbuka Tahun 2010-2021. Tangerang Selatan, Banten: Universitas Terbuka.

Universitas Terbuka. (2012). Laporan Kerja Tahunan Rektor Universitas Terbuka. Tangerang Selatan, Banten: Universitas Terbuka.

Universitas Terbuka. (2012). Laporan Reviu Laporan Keuangan Tahun 2012. Tangerang Selatan, Banten: Universitas Terbuka.

Universitas Terbuka. (2013). Laporan Kerja Tahunan Rektor Universitas Terbuka. Tangerang Selatan, Banten: Universitas Terbuka.

Universitas Terbuka. (2014). Laporan Kerja Tahunan Rektor Universitas Terbuka. Tangerang Selatan, Banten: Universitas Terbuka.

Young, R. (2003). Performance-Based Budget System. South Carolina: University South Carolina Institute For Public Service and Policy Research.

42803.pdf

109 Universitas Indonesia LAMPIRAN

Lampiran 1. Transkrip Wawancara

Jabatan : Kepala Bagian Perencanaan dan Monitoring

Tempat : Gedung BAAPM, Universitas Terbuka

Tanggal : 2 Oktober 2015

Waktu : Pukul 16.15 WIB

Pertanyaan 1

Hendrawan Bayu Wicaksono

(HBW) : Bagaimana penganggaran di UT? proses perencanaan dan Kabag Perencanaan dan

Monitoring (KBPM) : Kalau proses perencanaan dan penganggaran UT, ada proses top dan bottom yang mengacu kepada Renstra UT, unit menyusun RKT berdasarkan Renstra dan Renop UT, Bagian Perencanaan menyatukan RKT tsb dengan renstra.

Pertanyaan 2

HBW : Apa perbedaan mendasar setelah UT BLU

pada tahap perencanaan dan penganggaran? KBPM : Dari sisi perencanaan tidak berbeda banyak,

hanya yang berbeda adalah penyusunan RBA. Karena sebelum BLU pun unit di UT sudah menerapkan perencanaan dan penganggaran kegiatan.

Pertanyaan 3

HBW : Apakah kegiatan-kegiatan dalam dokumen

anggaran di UT telah sejalan dengan visi, misi dan tujuan UT dalam Renstra UT?

KBPM : Insya Allah sudah sejalan, pada saat menyusun kebijakan perencanaan dan penganggaran secara top-bottom berdasarkan Renstra dan Visi, Misi dan Tujuan UT.

Pertanyaan 4

HBW : Apakah menurut anda tentang Anggaran

Berbasis Kinerja?

KBPM : Jadi kalo dahulu bekerja dan tidak bekerja mendapatkan imbalan, sekarang dengan anggaran berbasis kinerja seluruh pegawai dinilai dari kinerja atau hasil pekerjaan yang dikorelasikan dengan imbalan yang didapat.

Pertanyaan 5

HBW : Apakah di UT sudah menerapkan Anggaran

Berbasis Kinerja?

42803.pdf

110

Universitas Indonesia Lampiran 1. Transkrip Wawancara (Lanjutan)

KBPM : Secara umum sudah, target di dalam Renstra atau Renop ada target capaian mahasiswa yang akan dilayani dan unit-unit harus mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh dokumen perencanaan dan penganggaran UT.

Pertanyaan 6

HBW : Bagaimana konsep fleksibilitas anggaran

dalam penyusunan anggaran BLU di UT? KBPM : Fleksibilitas BLU yang bisa digunakan salah

satunya adalah ambang batas BLU, yaitu pada saat UT menerima pendapatan BLU di atas dari target pendapatan BLU, maka akan langsung dapat digunakan tanpa harus merevisi dokumen perencanaan (DIPA) terlebih dahulu. Fleksibilitas BLU yang lain adalah dalam dokumen perencanaan (RKA-KL) dapat bergeser selama dalam satu output.

Pertanyaan 7

HBW : Apa saja kendala dan hambatan dalam proses perencanaan dan penganggaran di UT?

KBPM : Yang menjadi hambatan dalam penyusunan

anggaran adalah karena UT tidak hanya di pusat saja namun UPBJJ-UT berada di seluruh daerah di Indonesia, dalam mengumpulkan data atau bahan perencanaan dan penganggaran banyak UPBJJ-UT yang telat waktu pengumpulannya. Hambatan lainnya adalah masih manual dalam perhitungan perencanaan di unit khususnya di UPBJJ-UT yang menyebabkan memakan banyak waktu dan tenaga.

Pertanyaan 8

HBW : Apakah kekuatan BLU UT?

KBPM : Adanya budaya kerja masing-masing pegawai UT yang sudah baik untuk dapat memaksimalkan kinerja guna mencapai hasil dan tujuan UT yang dinyatakan di dalam Renstra UT

Pertanyaan 9

HBW : Apa saran anda terkait proses perencanaan dan penganggaran di UT?

KBPM : Peran IT harus dapat dimaksimalkan dalam setiap proses operasional di UT baik dari penyusunan anggaran sampai pelaksanaan dan pelaporan anggaran yang dapat memangkas waktu, biaya dan dapat menjadi 3E.

42803.pdf

111

Universitas Indonesia Lampiran 1. Transkrip Wawancara (Lanjutan)

Jabatan : Kepala Bagian Keuangan

Tempat : Gedung BAUK, Universitas Terbuka

Tanggal : 1 Oktober 2015

Waktu : Pukul 15.15 WIB

Pertanyaan 1

Hendrawan Bayu Wicaksono

(HBW) : Bagaimana proses pelaksanaan anggaran di UT? Kabag Keuangan (KBKU) : Proses pelaksanaan di UT, sudah mengadopsi PerDirjenPb No. 66, apa yang dilakukan di KPPN dalam pencairan dana sekarang dapat dilakukan di UT setelah BLU. Unit mengajukan nominatif kegiatan kemudian di verifikasi di unit yang bersangkutan, kemudian dikirimkan lagi untuk di verifikasi di Bagian Verifikasi BAUK, dan akhirnya dilakukan pencairan dana berdasarkan kelengkapan data/dokumen oleh Bagian Keuangan. Peran verifikator di unit belum dapat maksimal untuk memvalidasi dokumen usulan anggaran jika sudah maksimal maka waktu yang dibutuhkan untuk pencairan dana kegiatan menjadi cepat.

Pertanyaan 2

HBW : Bagaimana tentang standar pelaporan

keuangan di UT?

KBKU : Setiap bulan Bagian Keuangan melakukan

rapat cut off, tidak hanya untuk membuat laporan pengesahan ke KPPN, dan untuk membuat Laporan Keuangan yang melibatkan personil dari Bendahara, Operator SAP dan SAK

Pertanyaan 3

HBW : Apa perbedaan mendasar setelah UT BLU

pada tahap pelaksanaan dan pelaporan anggaran ?

KBKU : Kita dapat menyediakan pelayanan dana untuk kegiatan kepada mahasiswa lebih cepat. Masalah daya serap yang selalu menumpuk pada akhir tahun merupakan masalah UT tetapi juga masalah tingkat nasional dan ini ada indikasi sistem yang salah, dan ini dapat dijadikan sebagai penelitian yang menarik karena merupakan permasalahan yang berulang tiap tahunnya.

42803.pdf

112

Universitas Indonesia Lampiran 1. Transkrip Wawancara (Lanjutan) Pertanyaan 4

HBW : Bagaimana konsep fleksibilitas anggaran

dalam pelaksanaan anggaran BLU di UT?

KBKU : -

Pertanyaan 5

HBW : Apakah menurut anda tentang konsep Value

for Money (VFM) atau Efektif, Efisien dan

Ekonomis (3E)?

KBKU : -

Pertanyaan 6

HBW : Apakah di UT sudah menerapkan VFM atau 3E?

KBKU : -

Pertanyaan 7

HBW : Apa saja kendala dan hambatan dalam proses pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan di UT?

KBKU : Hambatan di UT adalah hambatan klasik, sebaran geografis, masalah yang berkaitan tentang pencairan dana dari sisi kompetensi SDM dan harus di-upgrade untuk lebih meningkat, serta daya serap anggaran yang rendah di UT.

Pertanyaan 8

HBW : Apa saran anda terkait proses pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan di UT? KBKU : Fenomena daya serap rendah di UT namun

juga menjadi masalah nasional, dan mungkin harus ada kebijakan pimpinan dalam menyikapi permasalahan daya serap tersebut. Tahun depan saya akan membuat kuesioner yang disebarkan ke UPBJJ-UT terkait dengan masalah pencairan dana kalau pun belum dapat memecahkan masalah paling tidak kita memiliki gambaran mengenai masalah tersebut.

Peran komunikasi dalam pelaksanaan keuangan merupakan media yang sangat penting untuk dapat meminimalisir masalah, dan membangun hubungan yang baik.

42803.pdf

113

Universitas Indonesia Lampiran 1. Transkrip Wawancara (Lanjutan)

Jabatan : Kepala Sub Bagian Monitoring& Pelaporan

Tempat : Gedung BAAPM, Universitas Terbuka

Tanggal : 1 Oktober 2015

Waktu : Pukul 17.15 WIB

Pertanyaan 1

Hendrawan Bayu Wicaksono

(HBW) : Bagaimana proses pelaporan keuangan dan kinerja di UT? Kasubag Monitoring dan

Pelaporan (KSMP) : Kalau untuk proses pelaporan keuangan dan kinerja kita mengikuti ketentuan Dikti, pengelompokannya disesuaikan dari output RKAKL dan untuk pelaporan didasarkan pada memproses pencairan dana di Bagian Keuangan dan untuk pelaporan kinerja diarahkan berdasarkan output RKA-KL yang dikorelasikan dalam kinerja di UT. Harapannya sebenarnya ada suatu komponen yang digunakan untuk mengukur bahwa dana yang digunakan dan hasil yang dicapai berdasarkan kinerja

Pertanyaan 2

HBW : Apa perbedaan mendasar setelah UT BLU

pada tahap pelaporan?

KSMP : Kalau dari sisi pelaporan, setelah BLU laporan semakin banyak adanya laporan bulanan, triwulan dan semesteran dan harus dilaporkan kepada eselon/unit terkait di Kementerian. Dan adanya pengawasan yang berjenjang dari lembaga-lembaga seperti BPK dan Itjen semakin ketat atas pelaksanaan dan pelaporan anggaran.

Pertanyaan 3

HBW : Apakah menurut anda sudah terjembatani visi, misi dan tujuan UT (Renstra, Renop sampai dengan RKT Universitas dan Unit) dari mulai perencanaan sampai dengan pelaporan?

KSMP : Seperti yang telah saya utarakan tadi bahwa harus ada suatu komponen yang mampu menjembatani terjembatani visi, misi dan tujuan UT (Renstra, Renop sampai dengan RKT Universitas dan Unit) dari mulai perencanaan sampai dengan pelaporan. Namun jika melihat output di RKA-KL harus ada penyambung dengan dokumen perencanaan.

42803.pdf

114

Universitas Indonesia Lampiran 1. Transkrip Wawancara (Lanjutan) Pertanyaan 4

HBW : Apakah anda mengetahui Balance Scorecard?

KSMP : -

Pertanyaan 5

HBW : Apakah BSC dapat diimplementasikan di PTN

khususnya UT?

APMB : -

Pertanyaan 6

HBW : Apakah hasil dari laporan kinerja yang

dihasilkan dapat dijadikan alat untuk pengambilan keputusan?

KSMP : Salah satunya bisa dijadikan untuk

pengambilan keputusan, dasar penyusunan Laporan seperti LAKIP, Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Kinerja BLU yang diukur sebagai tolak ukur kinerja tahun berjalan dan dapat menjadi acuan untuk pengambilan keputusan untuk tahun depan. Harus ada pengukuran antara hasil (output) dengan dana yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Pertanyaan 7

HBW : Apa saja kendala dan hambatan dalam proses pelaporan keuangan dan kinerja di UT?

KSMP : 1. Hambatan yang paling besar adalah

kemampuan unit/orang yang ada unit tersebut dalam membaca hasil kinerja dan dibandingkan dengan dana yang digunakan belum dapat optimal.

2. Belum adanya alat bantu, bahwa setiap unit memiliki alat bantu untuk bisa memotret atau menterjemahkan dari dana/anggaran yang digunakan yang dikorelasikan dengan kinerja yang dihasilkan

Pertanyaan 8

HBW : Apa saran anda terkait proses pelaporan keuangan dan kinerja di UT?

KSMP : Penggunaan sistem informasi, walau saat ini kita masih belum mampu membuat maksimal SI dalam memudahkan pelaporan dan pengukuran kinerja tersebut tapi diharapkan untuk tahun-tahun ke depannya. Harus ada sistem/aplikasi yang mampu mengintegrasikan seluruh kinerja unit-unit sebagai agregasi kinerja UT secara keseluruhan.

42803.pdf

115

Universitas Indonesia Lampiran 2. Surat Keputusan Direktur PK-BLU Nomor KEP 219/PB.05/2013 Tahun 2013 tentang penilaian kinerja layanan dan keuangan Satker Badan Layanan Umum Bidang Pendidikan Tahun 2012

42803.pdf

116

Universitas Indonesia Lampiran 2. Surat Keputusan Direktur PK-BLU Nomor KEP 219/PB.05/2013 Tahun 2013 tentang penilaian kinerja layanan dan keuangan Satker Badan Layanan Umum Bidang Pendidikan Tahun 2012 (Lanjutan)

42803.pdf

117

Universitas Indonesia Lampiran 2. Surat Keputusan Direktur PK-BLU Nomor KEP 219/PB.05/2013 Tahun 2013 tentang penilaian kinerja layanan dan keuangan Satker Badan Layanan Umum Bidang Pendidikan Tahun 2012 (Lanjutan)

42803.pdf

118

Universitas Indonesia Lampiran 2. Surat Keputusan Direktur PK-BLU Nomor KEP 219/PB.05/2013 Tahun 2013 tentang penilaian kinerja layanan dan keuangan Satker Badan Layanan Umum Bidang Pendidikan Tahun 2012 (Lanjutan)

42803.pdf

119

Universitas Indonesia Lampiran 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 114/05/2014 Tahun 2014

tentang Penetapan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Universitas Terbuka pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

42803.pdf

120

Universitas Indonesia Lampiran 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 114/05/2014 Tahun 2014

tentang Penetapan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Universitas Terbuka pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lanjutan)

42803.pdf

121

Universitas Indonesia Lampiran 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 114/05/2014 Tahun 2014

tentang Penetapan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Universitas Terbuka pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lanjutan)

42803.pdf

122

Universitas Indonesia Lampiran 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 268/05/2011 Tahun 2011

tentang Penetapan Badan Layanan Umum Universitas Terbuka pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

42803.pdf

123

Universitas Indonesia Lampiran 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 268/05/2011 Tahun 2011

tentang Penetapan Badan Layanan Umum Universitas Terbuka pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lanjutan)

42803.pdf

124

Universitas Indonesia Lampiran 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 268/05/2011 Tahun 2011

tentang Penetapan Badan Layanan Umum Universitas Terbuka pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lanjutan)

42803.pdf

125

Universitas Indonesia Lampiran 5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 172/MPK.A4/KP/2014 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas Badan Layanan Umum Universitas Terbuka

42803.pdf

126

Universitas Indonesia