• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 1.2 Hasil Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil

1. Kenneth R. Friedman and James P. Heaney

2009 Water Loss Management: Conservation Option in Florida’s Urban Water Systems 1. Tujuan Penelitian

Untuk memperkirakan kehilangan air publik pada pasokan sistem di Florida sebagai bagian dari rencana konservasi air. Penelitian ini hanya membahas kehilangan air di jaringan distribusi/transmisi saja.

2. Metode Penelitian

a. Penelitian ini menghitung kehilangan air dengan metode dari IWA yaitu neraca air dan ILI.

1. Berdasarkan perhitungan neraca air didapat nilai RW (Air Berekening) sebesar 3,258.0 juta galon/tahun dan NRW sebesar 1,143.3 juta galon/tahun.

2. Pehitungan ILI didapat sebesar 8.9. Nilai ILI di kisaran 5 sampai 8 dapat ditoleransi jika air relatif murah dan pasokan berlimpah. Nilai ILI kurang dari 1.0 dianggap mustahil didapat karena artinya utilitas air relatif mahal dan kontrol kebocoran harus benar-benar ketat. 2. Dinda Rita K. dan

Winardi Dwi Nugraha

2010 Studi Kehilangan Air Akibat Kebocoran Pipa Pada Jalur Distribusi PDAM Kota Magelang (Studi Kasus: Perumahan Armada Estate dan Depkes, Kramat Utara Kecamatan Magelang Utara)

1. Tujuan Penelitian

Untuk melakukan studi kasus tentang kehilangan air yang disebabkan oleh kebocoran pipa di perumahan Armada Estate dan Depkes, Kramat Utara Magelang Utara.

2. Metode Penelitian

a. Analisa pelaksanaan step test dan sounding untuk mengidentifikasi kebocoran air pada jaringan distribusi. Step test biasanya dilakukan pada malam hari, karena pada malam hari tingkat konsumsi air sangat kecil dan lebih stabil.

b. Setelah dilakukan tahapan step test, maka daerah atau sub zona yang mengalami kebocoran dapat diisolasi.

c. Selanjutnya untuk menentukan letak kebocoran secara pasti dilakukan dengan teknik sounding.

1. Persentase kehilangan air akibat kebocoran pipa di wilayah studi adalah sebesar 75,21% di Armada Estate Utara; 43,97% di Armada Estate Selatan; dan 25,33% di Perumahan Depkes.

2. Cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kehilangan air adalah melaksanakan investigasi terhadap pipa–pipa yang bocor dengan cara step test dan teknik sounding.

3. Besarnya penurunan tingkat kehilangan air pada masing–masing daerah studi adalah sebagai berikut: pada Perumahan Armada Estate Utara sebanyak 59,51% dan di Armada Estate Selatan sebesar 10,89%. Sedangkan di Perumahan Depkes penurunan presentase kehilangan air adalah sebesar 10,91%.

No. Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Setelah dilakukan sounding, akan ditemukan

titik-titik kebocoran dan kemudian dilakukan perbaikan.

3. Mindaugas Rimeika

and Ramunė Albrektienė

2014 Analysis of Apparent Water Losses, Case Study

1. Tujuan Penelitian

Untuk melihat kehilangan air nonfisik di Kota Alytus, Lithuania (sebuah negara di Eropa bagian timur laut) dengan menganalisis meteran pelanggan.

2. Metode Penelitian

a. Penelitian ini dilakukan dengan menguji meter air di kompleks perumahan yang menggunakan meter air Kelas B dan C yang dibangun secara berurutan. Uji lainnya dilakukan di perumahan dimana meter air Kelas C nya baru dipasang.

b. Kedua pengujian akan menunjukkan volume kehilangan air fisik yang signifikan karena ketidakakuratan meter air yang digunakan.

1. Sekitar 124 juta m³ air tanah yang dipasok ke jaringan, hanya 92 juta m³ yang terjual, yang artinya terjadi kehilangan air sebesar 32 jutam³ per tahunnya.

2. Kehilangan air nonfisik didapatkan; perumahan 1 (40 rumah) = 323 m3/tahun, perumahan 2 (50 rumah) = 202 m3/tahun, perumahan 3 (60 rumah) = 150 m3

3. Dari hasil penelitian pada tiga perumahan tersebut didapat bahwa, pemasangan meter air tidak dilakukan sesuai dengan instruksi yang seharusnya. Sehingga terjadinya penyimpangan yang mengganggu akurasi pengukuran. Setelah mengganti meter air rumah dari Kelas B oleh warga dari Kelas C, didapatkan kehilangan air rata-rata dari 12 l/hari atau sekitar 4 m

/tahun.

3

4. Perlu akurasi pada alat meter air sehingga akan membantu mengurangi kehilangan. Akurasi pada perhitungan air dimaksudkan untuk pengukuran yang lebih akurat dari air yang dikonsumsi oleh pelanggan tetapi tidak untuk merugikan pelanggan.

No. Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil 4. R. R. Dighade, M. S.

Kadu dan A. M. Pande

2015 Non Revenue Water Reduction Strategy in Urban Water Supply System in India

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui nilai kehilangan air di area Kota Nagpur India.

2. Metode Penelitian

a. Penelitian dilakukan melalui penilaian NRW dengan menggunakan data dasar yang ada dan melalui diskusi dengan warga di lingkungan tersebut.

1. Persentase kehilangan air di Kota Nagpur didapatkan; kehilangan air fisik 17%, kehilangan air nonfisik 21%, konsumsi tak berekening 12%, dan air berekening 50%.

2. Tingkat NRW di Kota Nagpur sebesar 49.77% yang artinya hampir mencapai setengah dari total volume input. Tingginya nilai NRW umumnya menunjukkan buruknya utilitas air yang dikelola.

3. Untuk negara berkembang, mengurangi NRW harus menjadi pilihan utama untuk mengatasi tingkat cakupan pelayanan yang rendah ketika permintaan pasokan air bersih meningkat. Dengan memperluas jaringan air tanpa mengatasi kehilangan air hanya akan menyebabkan tidak efisiensinya distribusi.

5. Kharina Hardiana Dewi, Koosdaryani, dan Adi Yusuf Muttaqien

2015 Analisis Kehilangan Air Pada Pipa Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo

1. Tujuan Penelitian

Untuk menentukan jumlah kebutuhan pelanggan PDAM Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo 2010-2012 dan menentukan tingkat kebocoran dan penurunan tekanan yang terjadi pada pipa distribusi.

2. Metode Penelitian

a. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

b. Data yang didapat kemudian diolah sehingga terbentuk simulasi pipa jaringan distribusi PDAM Kecamatan Baki dengan program Epanet 2.0 Data lainnya diolah sehingga didapat analisis kehilangan berdasarkan literatur.

1. Total kebutuhan pelanggan terbanyak pada tahun 2012 adalah 97,89 lt/det. Kehilangan air yang terjadi pada tahun 2010-2012 sebesar 28,13%, 26,73%, 31,56% dengan angka kenaikan rata- rata sebesar 28,81%.

2. Dari hasil analisis simulasi pressure pada pipa jaringan distribusi dengan program Epanet 2.0 diperoleh bahwa jam puncak pemakaian air pada jam 04:00 AM, pressure tertinggi yaitu 268,69 m sedangkan pressure terendah yaitu 238,94 m. Adapun untuk jam terendah pemakaian air pada jam 02:00 AM, pressure tertinggi yaitu 140,60 m sedangkan pressure terendah yaitu 71,46 m.

ABSTRAK

Permasalahan penyediaan air bersih di Indonesia yang paling sering terjadi adalah kehilangan air. Kehilangan air fisik merupakan jenis kehilangan air yang cukup sulit dilakukan penanggulangannya. Kehilangan air fisik dapat terjadi dari komponen-komponen pelayanan air bersih seperti pipa transmisi dan distribusi, luapan reservoir, serta sambungan menuju ke pelanggan. Penelitian mengenai kehilangan air fisik ini bertujuan untuk menganalisis kehilangan air fisik PDAM Tirtanadi Sunggal pada wilayah pelayanan Kompleks Graha Sunggal. Neraca air merupakan audit air yang dilakukan untuk mengevaluasi input, konsumsi dan kehilangan air pada sistem penyediaan air bersih. Dengan penyusunan neraca air, tingkat kehilangan air dapat dihitung serta dikendalikan. Metode perhitungan indeks kebocoran infrastruktur atau Infrastructure Leakage Index (ILI) merupakan indikator kehilangan air yang semakin banyak digunakan oleh perusahaan air di seluruh dunia. Tingkat kehilangan air PDAM Tirtanadi Sunggal pada wilayah pelayanan Kompleks Graha Sunggal adalah sebesar 5,13% dengan besar kehilangan fisik sebesar 3.024,25 m3/tahun dan kerugian finansial yang dialami sebesar Rp 14.984.244,- /tahun. Nilai ILI didapat sebesar 2,36 dengan tekanan rata- rata sebesar 12,4 m, yang artinya jumlah kebocoran sebesar < 50 liter/sambungan/hari. Nilai tersebut masuk ke kategori A (baik) artinya kebocoran di wilayah Kompleks Graha Sunggal cukup rendah sehingga analisa komponen jaringan lebih dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan air bersih.

Kata kunci: Infrastructure Leakage Index, kehilangan air fisik, Kompleks Graha Sunggal, neraca air, PDAM Tirtanadi Sunggal

ABSTRACT

The most common problem of water supply in Indonesia is water loss. Physical water loss is a type of water loss that difficult to overcome it. Physical water loss can be happened from the components of water services such as transmission and distribution system, the overflow reservoir, and connections to the consumer. The purpose of this research is to analyze the physical water loss of local water company named PDAM Tirtanadi Sunggal in Graha Sunggal Residential as its service area. Water balance is a water audit to evaluate the input, consumption, and water loss in the water supply system. By arranging the water balance, water losses can be calculated and controlled. The Infrastructure Leakage Index (ILI) method is a water losses indicator that increasingly being used by many water companies throughout the world. The percentage of water loss of PDAM Tirtanadi Sunggal in Graha Sunggal Residential is 5.13% with the number of physical loss is reaches to 3,024.25 m3/year and the financial loss is Rp 14,984,244,- /year. The value of ILI obtained is 2.36 with an average pressure is 12.4 m, which means that the amount of leakage is < 50 litres/connection/day. The value is classified into category A (good) and it means the leakage in Graha Sunggal Residential is low enough so that the analysis of network components is more needed to increase the clean water services.

Keywords: Infrastructure Leakage Index, physical water loss, Graha Sunggal Residential, water balance, PDAM Tirtanadi Sunggal

ANALISIS KEHILANGAN AIR FISIK PDAM

Dokumen terkait