• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Sumber Kehilangan Air

Secara umum, sumber-sumber kehilangan air sama pada setiap sistem. Potensi untuk menghasilkan kehilangan air juga tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya (Seminar Perpamsi dalam Ferijanto, 2007). Menurut Sari dalam Ferijanto (2007), sumber-sumber kehilangan air antara lain:

Meter air merupakan alat yang digunakan untuk mengukur banyaknya aliran air secara kontinu pada suatu sistem kerja yang dilengkapi dengan unit penghitung dan indikator pengukur sebagai tanda dari volume air yang lewat (SNI Spesifikasi Meter Air Minum, 2008). Adapun tujuan meter air yang digunakan pada sistem penyediaan air bersih (Sari dalam Ferijanto, 2007), yaitu:

a. untuk melihat jumlah produksi air;

b. untuk melihat besarnya pemakaian air keperluan pelanggan;

c. untuk melihat besarnya pemakaian air konsumen, termasuk kepentingan sosial; d. untuk mendapat nilai tarif air;

e. untuk dapat memperhitungkan rekening pelanggan;

f. untuk memperkirakan besar kehilangan air dari sistem instalasi keseluruhan; g. untuk kebutuhan penelitian/pengendalian.

Berdasarkan hasil pengujian yang pernah dilakukan, menunjukkan bahwa meter air tidak selalu dapat diandalkan kebenaran penunjukkannya. Faktanya untuk beberapa kondisi sistem pengaliran air, meter air memperlihatkan kurangnya ketelitian saat beroperasi. Selain kecepatan aliran, udara juga dapat mempengaruhi ketelitian suatu meter air. Jika instalasi penyaluran air minum yang bekerja secara periodik namun pada saat operasi berhenti, maka sejumlah udara akan masuk ke dalam pipa distribusi melalui celah-celah pipa atau katup yang tidak tertutup sempurna maupun dari pipa yang bocor. Hal tersebut menyebabkan aliran udara dalam meter air akan memutar dial meter dengan cepat. Peristiwa ini sering terjadi dan ditemui di lapangan pada meter air pelanggan.

Tekanan yang bekerja pada pipa akan menentukan kecepatan suatu aliran dalam pipa sehingga akan mempengaruhi besarnya starting flow. Starting flow dapat diartikan sebagai debit aliran terkecil yang diperlukan untuk dapat menggerakan alat penghitung meter air. Kecepatan aliran di bawah starting flow akan mengakibatkan air tidak tercatat pada meter air. Adapun gambar dari meter air dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Meter Air

Sumber : SNI Spesifikasi Meter Air Minum, 2008

Dari Gambar 2.1 terdapat indeks meteran yang terdiri atas dua warna yang berbeda di meter air. Pada meter air tersebut, empat angka pertama berwarna hitam yang menunjukkan kubikasi sebagai dasar perhitungan tagihan dan tiga angka terakhir berwarna merah yang dibaca 1 m3

2. Pipa Transmisi dan Distribusi

. Dengan melihat angka pada meter air, pelanggan dapat mengetahui jumlah air yang digunakan pelanggan serta menghitung besarnya jumlah tagihan rekening air.

Pipa transmisi merupakan pipa yang digunakan untuk menyalurkan air dari satu unit lokasi ke unit lainnya. Pada instalasi pengolahan air bersih, pipa transmisi umumnya berfungsi untuk mengantarkan air dari intake menuju unit instalasi pengolahan yang lain. Air bersih yang selanjutnya dialirkan dari sumber air ke reservoir distribusi juga dialirkan melalui pipa transmisi. Sedangkan pipa distribusi adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan.

Terjadinya kehilangan air pada pipa transmisi sering dikarenakan adanya kebocoran yang dipengaruhi oleh tekanan di dalam maupun di luar pipa yang tidak seimbang. Beberapa hal yang mempengaruhi yaitu, konstruksi pemasangan, penyambungan, dan kualitas material yang digunakan serta usia dari pipa. Untuk pipa distribusi yang mengalirkan air ke pelanggan, kehilangan air sangat besar karena banyaknya pipa-pipa kecil yang berpotensi sebagai sumber kebocoran. Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kehilangan air pada pipa transmisi dan distribusi (Sari dalam Ferijanto, 2007), yaitu:

a) Tekanan

Tekanan dalam pipa juga mempengaruhi terjadinya kehilangan air. Hal ini merupakan indikator terjadinya suatu kebocoran fisik pada jaringan distribusi. Tekanan yang besar dalam pipa dapat mengakibatkan udara di dalam pipa yaitu udara yang terakumulasi dalam pipa akan mempengaruhi perputaran propeller dalam meter air (Leakage Reduction dalam Ferijanto, 2007).

Perubahan tekanan yang terjadi di dalam pipa disebabkan oleh beberapa hal, seperti jam distribusi pelayanan (intermittent supply), perubahan tekanan secara tiba-tiba, maupun terjadinya tekanan yang memuncak secara tiba-tiba. Perubahan-perubahan ini dapat menimbulkan tingginya potensi pecah pipa pada sistem jaringan distribusi. Oleh sebab itu, besar tekanan dalam pelayanan air bersih harus sesuai dengan standar untuk dapat menyuplai air ke seluruh daerah distribusi (Putra dan Nopriansyah, 2014).

b) Beban

Terjadinya getaran lalu lintas dan beban dari luar seperti kendaraan, akan mengakibatkan beban yang dipikul pipa semakin besar. Beban ini dapat direduksi dengan melakukan penimbunan pipa sesuai peraturan. Beban yang dipikul pipa akan semakin kecil pengaruhnya jika pemasangan pipa dilakukan dengan baik.

c) Konstruksi

Konstruksi seperti sambungan antar pipa pada sistem penyediaan air bersih haruslah kokoh. Pada lokasi penyebrangan perlu adanya jembatan pipa sebagai penyangga serta angker blok yang dipasang pada lokasi-lokasi rawan untuk meredam gaya-gaya dari luar. Dapat dilakukan penimbunan lapisan paling bawah dengan pasir, kerikil dan kemudian dipadatkan dengan tanah. Sebelum penimbunan secara permanen, terlebih dahulu perlu dilakukan pengetesan tekanan pada pipa.

d) Korosi

Korosi internal adalah suatu proses korosi yang terjadi di dalam pipa akibat adanya proses kimia antara air dengan pipa logam sehingga pipa menjadi mudah retak/pecah jika beban bertambah ataupun tekanan yang bertambah. Selain itu, pengaruh kualitas air juga dapat menyebabkan korosi.

e) Kualitas Material

Pemilihan kualitas material haruslah baik dan dilakukan dengan cermat. Hal ini dapat mempengaruhi jangka waktu terjadinya kerusakan pada sistem. Jika kualitas buruk maka akan terjadi kerusakan lebih cepat. Kualitas yang bagus akan berumur lebih lama dan lebih tahan terhadap gangguan.

3. Aksesoris Pipa (Fitting)

Aksesoris pipa (fitting) meliput i joint, bend, tee, cross, dan valve. Jika sistem penyambungan antar fitting kurang baik dan tidak sesuai dengan tekanan kerja yang diijinkan dapat menyebabkan pipa menjadi mudah pecah. Sementara itu, area tempat penyambungan fitting dengan pipa adalah area yang rawan akan kebocoran terlebih jika konstruksi pemasangan tidak baik sehingga sangat dipengaruhi oleh beban yang bekerja pada bagian tersebut (Twort dalam Ferijanto, 2007).

4. Pencucian Pipa (Flushing) dan Pemakaian Tanpa Meter Air

Pencucian pipa atau flushing merupakan salah satu contoh kehilangan air fisik. Penggunaan air yang dipakai untuk pencucian pipa (flushing) merupakan jumlah yang tidak tercatat. Umumnya, jumlah yang digunakan sebesar 2% dari jumlah produksi, tetapi seharusnya tercatat oleh meter air agar jumlah pemakaiannya lebih jelas.

Adanya pemakaian air oleh pelanggan namun tidak dilengkapi oleh meter air menyebabkan beban rekening tidak berdasarkan pada pemakaian air sebenarnya dan menyebabkan angka pemakaian air menjadi tidak pasti (Leakage Reduction dalam Ferijanto, 2007). Contoh pemakaian air tanpa meter air adalah penggunaan air yang dipakai pada instalasi pengolahan air minum misalnya penggunaan air untuk pencucian unit pengolahan.

5. Sambungan Liar (Illegal Connection)

Sambungan liar terjadi dengan cara menapping pipa pelayanan tanpa diketahui oleh pihak perusahaan air minum. Hal ini bertujuan agar pemakaian air tidak tercatat sehingga tidak perlu adanya pembayaran rekening. Terjadinya sambungan liar merupakan salah satu sumber kehilangan air yang sulit dilacak karena hal ini biasanya dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

6. Kesalahan Administrasi

Beberapa kesalahan administrasi seperti penagihan yang kurang tertib dan tidak sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan, kesalahan pembacaan meter dan pencatatan meter, kesalahan pada pembukuan, proses pembuatan rekening ataupun karena petugas pembaca meter yang tidak membaca dengan benar. Kesalahan administrasi dapat mengacaukan pencatatan dan sulit untuk dikendalikan. Jumlah pemakaian air menjadi tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan sehingga air yang didistribusi dengan yang terpakai menjadi tidak jelas. Selain itu, pemakaian untuk infrastruktur seperti hidran, taman-taman kota juga seringkali tidak diketahui secara pasti jumlah pemakaiannya karena tidak ada meter air.

7. Sosial Budaya

Faktor sosial budaya dapat menjadi penyebab terjadinya kehilangan air. Konsumen dan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab tidak jarang melakukan kecurangan yang menjadi sumber munculnya kehilangan air. Bentuk-bentuk kecurangan yang sering ditemui dan dilakukan antara lain:

1) Pemakaian tanpa meter air 2) Adanya sambungan liar

3) Terdapat sambungan ganda sebelum meter air 4) Meter air yang dimodifikasi

5) Melepas meter air saat pengaliran kemudian dipasang lagi

6) Merusak cara kerja meter air serta meletakkan magnet di dekat dial

Semua bentuk kecurangan tersebut dilakukan dengan tujuan agar angka tercatat lebih kecil sehingga pembayaran menjadi murah. Kecurangan yang terjadi menunjukkan masih kurangnya kesadaran masyarakat dan juga kesadaran untuk melapor. Selain itu, kondisi sosial para pegawai perusahaan pun tidak jarang ada yang kurang bertanggungjawab. Petugas pembaca meter air yang merupakan ujung tombak perusahaan, jika kurang bertanggungjawab akan mempengaruhi pendapatan yang sebenarnya. Diperlukan pihak-pihak dari perusahaan yang bertanggungjawab dan tegas untuk mencegah terjadinya kecurangan tersebut.

Dokumen terkait