• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan hasil analisis kelayakan investai usahatani Salak Pondoh di Kecamatan Madukara adalah sebagai berikut:

1. Hasil analisis aspek teknis dan produksi menunjukkan bahwa lokasi usahatani telah memenuhi persyaratan baik teknis maupun non teknis. Lokasi, pemilihan mesin, peralatan dan tekologi, dan teknik budidaya layak untuk menjalankan usahatani Salak Pondoh. Dosis, jenis, dan waktu pemupukan belum sesuai dengan umur tanaman sehingga memungkinkan adanya kekurangan atau kelebihan unsur hara. Hal tersebut disebabkan petani kurang memahami mengenai dampak pemberian pupuk yang tidak sesuai dosis dan adanya kendala keuangan petani untuk membeli pupuk. Sumur atau tempat penampungan air untuk mengantisipasi musim kemarau yang panjang belum ada. Hal tersebut disebabkan petani merasa curah hujan yang ada dan sistem irigasi masih mencukupi. Jumlah salak jantan belum sesuai dengan perbandingan yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman petani mengenai pentingnya keberadaan salak jantan di areal kebun dan petani merasa keberadaan salak jantan di areal kebun akan mengurangi produktivitas. Teknik budidaya yang belum sesuai dengan standar prosedur operasional Salak Pondoh Kabupaten Sleman yang dikeluarkan oleh direktorat tanaman buah mengakibatkan rata-rata hasil panen di Kecamatan Madukara lebih rendah 2,5 kg per pohon per tahun dari produktivitas optimal. Penanganan Pasca panen masih minim. Hal tersebut disebabkan harga jual antara salak yang sudah disortir dan yang belum tidak terlalu berbeda jauh dan petani enggan mengeluarkan biaya tambahan untuk penyortiran.

2. Berdasarkan hasil analisis aspek keuangan usahatani Salak Pondoh di Kecamatan Madukara menurut kriteria kelayakan NPV, IRR, dan Net B/C layak untuk diusahakan. Pada tingkat diskon faktor 7,21 persen nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp. 85,276,823.78. Nilai IRR yang diperoleh 26,93 persen lebih besar dari pada tingkat suku bunga yang disyaratkan yaitu sebesar 7,21 persen. Net B/C yang didapatkan lebih besar dari satu yaitu 2,63.

3. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usahatani Salak Pondoh sensitif terhadap penurunan harga output, karena penurunan sebesar 20 persen menyebabkan nilai NPV, IRR, dan Net B/C turun lebih dari 50 persen.

Usahatani Salak Pondoh tidak terlalu sensitif terhadap kenaikan input pertanian dan tingkat suku bunga karena kenaikan input pertanian dan tingkat suku bunga tidak menyebabkan penurunan nilai NPV, IRR, dan Net B/Csecara signifikan.

Usahatani Salak Pondoh sensitif terhadap perubahan suku bunga, penurunan output dan kenaikan harga input secara bersamaan. Pada tingkat suku bunga 16 persen, penurunan output sebesar 20 persen yang disertai kenaikan harga pupuk dan tenaga kerja sebesar 10 persen menyebabkan usahatani ini tidak layak.

4. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam rantai pemasaran buah Salak Pondoh dari Kecamatan Madukara adalah: pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar, dan pedagang pengecer. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran tersebut antara lain: fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Pola saluran pemasaran yang ada yaitu: (1) pola I : petani Æ pedagang pengumpul desa Æ pedagang pengumpul besar Æ pedagang pengecer; (2) pola II : petani Æ pedagang pengumpul besar Æ pedagang pengecer; dan (3) pola III : petani Æ pedagang pengecer. Total biaya pemasaran pola I, II, dan III adalah sebagai berikut: 1,156.89; 1,156.89; dan 546.61. Total keuntungan pemasaran pola I, II, dan III adalah sebagai berikut 2,546.68; 2,335.46; dan 2,802.07. Total marjin pemasaran pola I, II, dan III adalah sebagai berikut: 3,703.57; 3,492.35; dan 3,348.68. Farmer’s Share yang diterima petani untuk masing-masing pola I, II, dan III adalah Rp. 1.731,13;

Rp. 1.942,35; dan Rp. 2.086,02. Berdasarkan analisis pemasaran menunjukan rantai pemasaran Salak Pondoh di Kecamatan Madukara yang paling efisien adalah pola III yaitu dari petani langsung ke pedagang pengecer karena salur pemasaran paling pendek, marjin pemasaran yang diperoleh paling kecil, dan farmer’s share yang paling besar. Adanya pasar khusus salak sangat membantu kelancaran perdagangan Salak Pondoh dari petani hingga konsumen akhir.

Bargaining position petani berbeda tergantung pada musim panen. Pada waktu panen raya bargaining position petani kecil karena terjadi kelebihan penawaran., sedang pada masa kosong bargaining position petani besar.

7.2. Saran

1. Untuk meningkatkan produktivitas Salak Pondoh diperlukan penyuluhan mengenai pentingnya pemberian pupuk sesuai dengan dosis, jenis dan waktu pemupukan; pentingnya pembuatan sumur di dekat lahan Salak Pondoh; dan pentingnya memperhatikan perbandingan jumlah salak jantan dan betina dalam satu lahan. Petani sebaiknya memperbaiki teknik usahatani yang telah ada seperti pemberian pupuk yang sesuai dengan dosis, jenis dan waktu pemberian yang tepat sesuai dengan umur tanaman agar produktivitasnya optimal. Sumur di area perkebunan Salak Pondoh penting keberadaannya untuk mengantisipasi adanya kemarau panjang agar tidak menyebabkan kematian tanaman.

Penanaman pohon salak jantan yang sesuai dengan perbandingan jumlah salak betina sebaiknya dilakukan. Hal tersebut berguna untuk mengurangi pengeluaran biaya pembelian bunga jantan dan mengantisipasi tidak adanya bunga jantan di pasar. Perlakuan pasca panen sebaiknya diperbaiki untuk mengurangi resiko kerusakan buah yang mempercepat buah busuk, yaitu petani sebaiknya melakukan pemisahan buah yang rusak dengan yang bagus dan melakukan pengemasan yang lebih baik agar buah tidak mudah rusak.

Penyuluhan pertanian mengenai pemberian pupuk sesuai dosis, umur, dan jenis pupuk, kegunaan sumur di lokasi budidaya, dan penanaman pohon salak jantan dan betina sesuai dengan perbandingan penting untuk diadakan. Selain itu, untuk mengatasi kekurangan modal petani sebaiknya diberi kredit lunak yang disertai pengawasan yang baik.

2. Usahatani Salak Pondoh sensitif terhadap perubahan harga jual. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan usaha pengolahan Salak Pondoh yang baik untuk mengantisipasi penurunan harga akibat kelebihan penawaran pada saat musim panen raya. Usaha pengolahan yang dapat dilakukan seperti pembuatan sirup, dodol, manisan, keripik, dan lainnya.

3. Perluasan daerah pemasaran penting untuk mengantisipasi adanya kelebihan penawaran pada saat panen raya. Wilayah baru yang dapat dijadikan alternatif antara lain: Pulau Sumatera, Bali, Kalimantan, dan NTB yang selama ini baru di masuki oleh beberapa pedagang.

DAFTAR PUSTAKA

Ananto, Agung Rais. 2002. Analisis Perilaku dan Preferensi Konsumen Salak Pondoh di DKI Jakarta. Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Biro Pusat Statistik. 2004. Sensus Pertanian 2003. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2004. Statistik Pertanian 2003. Jakarta.

Departemen Pertanian Kabupaten Banjarnegara. 2005. Kabupaten Banjarnegara dalam Angka 2004. Banjarnegara.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan. 1972. Daftar Komposisi Makanan.

Bhratara. Jakarta.

Direktorat Tanaman Buah. 2004. Standar Prosedur Operasional (SPO) Salak Pondoh Kabupaten Sleman. Jakarta.

Gittinger, J. P. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian (Terjemahan).

Edisi kedua. UI-Press. Jakarta.

Husnan, S. dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi keempat. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Johan, Irma Rahmawati. 1997. Analisis Tingkat Pengembalian Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usahatani Salak Pondoh (Studi Kasus Desa Bangun Kerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Keown, A. J. 1999. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Terjemahan). Edisi ketujuh. Salemba Empat. Jakarta.

Kotler, Philip.2000. Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta.

Kusumo. 1995. Teknologi Produksi Salak. Pusat Pengembangan Hortikultura.

Jakarta.

Limbong, W. H. dan P. Sitorus. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Mantri Statistik Kecamatan Madukara. 2004. Kecamatan Madukara dalam Angka 2003. Banjarnegara.

Moesdrajat, Ratri Dewi Pratomosari. 1999. Analisis Produksi dan Pemasaran Salak Pondoh (Salacca edulis, R) (Studi Kasus Desa Bangun Kerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta).

Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nasir, M. 1998. Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Rusdiati, Rochana. 1998. Analisis Usahatani dan Pemasaran Salak Nglumut (Studi Kasus Desa Nglumut, Kecamatan Srumbug, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah). Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani Dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit UI-Press. Jakarta.

Soeharjo, A. Dahlan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani. Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Utami, Bombong. 2001. Analisis Kelayakan Inveatasi Usaha Peternakan Sapi Perah di Yayasan Bina Pembangunan Padepokan Bumi Mandiri, Kabupaten Sukabumi. Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Kecamatan Madukara

Lampiran 2. Jumlah Unit Anlisis Berdasarkan Umur Tanaman

Lampiran 6. Biaya Investasi yang Dikeluarkan Untuk Usahatani Salak Pondoh Uraian Harga (Rp) Umur Ekomomis (Tahun) 1. Land Clearing 6,393,939

2. Pembelian Bibit 6,250,000 3. Penyulaman 62,500

4. Sabit 60,000 5

5. Cangkul 135,000 5

6. Pisau Cangkok 40,000 5

7. Gunting 30,000 5

8. Sepatu 60,000 2

9. Kored 45,000 5

10. Keranjang 150,000 2

11. Spreyer 500,000 5

12. Slondom 10,000 10

Lampiran 7. Biaya Operasional yang Dikeluarkan Untuk Usahatani Salak Pondoh Uraian Satuan Niai (Rp) 1. Biaya Operasional Tetap a. Sewa Lahan Rp/Ha 10,000,000 b. Pengairan Rp/ha 25,000 c. PBB Rp/ha 350,000 2. Biaya Operasional Variabel a. Tenaga Kerja Rp/HOK 20,000 b. Keranjang Cangkok Rp/Buah 100

c. Bunga Jantan Rp/Kg 10,000 d. Pupuk Urea Rp/Kg 1,400 d. Pupuk ZA Rp/Kg 1,300 d. Pupuk TSP/SP 36 Rp/Kg 2,000 d. Pupuk KCl Rp/Kg 3,000 d. Pupuk Kandang Rp/Kg 400

d. Pupuk NPK Rp/Kg 1,500

d. Pupuk Ponska Rp/Kg 1,800

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 9. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Peningkatan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja Sebesar 10 Persen)

URAIAN

TAHUN

86

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 10. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Peningkatan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja Sebesar 20 Persen)

URAIAN

TAHUN

87

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 11. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Peningkatan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja Sebesar 30 Persen)

URAIAN

TAHUN

88

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 12. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Peningkatan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja Sebesar 40 Persen)

URAIAN

TAHUN

89

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 13. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Penurunan Haraga Jual Sebesar 20 Persen)

URAIAN

TAHUN

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 14. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 12 Persen)

URAIAN

TAHUN

93

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 15. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 16 Persen)

URAIAN

TAHUN

92

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 16. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 12 Persen, Penurunan Harga Jual Sebesar 20 Persen, dan Kenaikan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja 10 persen)

URAIAN

TAHUN

93

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 17. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 12 Persen, Penurunan Harga Jual Sebesar 20 Persen, dan Kenaikan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja 20 persen)

URAIAN

TAHUN

94

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 18. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 12 Persen, Penurunan Harga Jual Sebesar 20 Persen, dan Kenaikan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja 30 persen)

URAIAN

TAHUN

95

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lampiran 19. Chas Flow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 16 Persen, Penurunan Harga Jual Sebesar 20 Persen, dan Kenaikan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja 10 persen)

URAIAN

TAHUN

96

Dokumen terkait