Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang dapat diambil permasalahan yang terjadi dalam proses pengerjaan proyek tugas akhir ini. Serta berisi tentang saran-saran yang yang dapat digunakan untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut atas sistem berdasarkan sistem yang sedang dibuat saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan di paparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan dalam pembuatan laporan ini.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Infor masi
Sebagaimana yang dikutip jogiyanto dalam bukunya, “analisa dan
desain sistem informasi”, Sistem informasi adalah suatu sistem didalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan ( Robert A Leitch 2007 ).
2.1.1 Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), block keluaran (output block), blok teknologi (teknologi block), blok basis data (database block), dan blok kendali (controls block) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaranya.
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menagkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang akan memanipulasi input dan data yang akan tersimpan di database dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluar an
Produk dari sisem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknis (humanware dan brainware), perangkat lunak
(software) dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang
yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat beroperasi. Misalnya, teknisi adalah operator komputer, progammer, operator pengolah kata,
spesialis telekomunikasi, analisa sistem, penyimpan data dan lain sebagainya.
5. Blok basis data
Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam database untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data dalam database perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi database yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpananya. Database diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management system).
6. Blok kendali
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya kebencanaan, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan- kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainnya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah, ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Dalam perkembangannya sebuah sistem informasi menjadi semakin kompleks dengan melibatkan banyak pemakai dan memerlukan sarana jaringan yang memungkinkan pemakai yang tersebar di berbagai tempat yang berjauhan dapat berbagi informasi.
Oleh karena itu hal-hal yang bisa dikerjakan oleh sistem informasi terkait dengan kemampuan yang dimiliki dan dapat dilakukannya, sebagaimana menurut Turban, McLean dan Wetherbe ( kadir,2003 ).
a. Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah, akurat dan cepat.
b. Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses.
c. Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak diseluruh dunia dengan cepat dan murah.
d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompok pada suatu tempat atau beberapa lokasi.
e. Menyaksikan informasi dengan jelas yang menggungah pikiran manusia.
f. Mengotomasikan proses-proses bisnis yang semi-otomatis dan tugas-tugas yang dikerjakan secara manual.
g. Mempercepat pengetikan dan penyuntingan. Pembiayaan yang lebih murah daripada menggerjakan secara manual.
2.2 Sistem Infor masi Geogr afis
Penggunaan kata “Geografis” mengandung pengertian suatu persoalan atau hal mengenai wilayah di permukaan bumi, baik permukaan dua dimensi atau tiga dimensi. Dengan demikian, istilah “informasi
yang terletak di permukaan bumi, atau informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) objek penting yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui ( Eddy 2009 ).
SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis meliputi masukan, manajemen data penyimpanan dan pemanggilan data, analisis, manipulasi data, dan keluaran (Aronoff,1989).
Sistem Informasi Geografis dapat di uraikan menjadi beberapa sub sistem sebagai berikut :
1. Data Input : Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan data dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber dan bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya kedalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2. Data Output : Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti tabel, grafik dan peta.
3. Data Management : Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di update dan di edit.
4. Manipulasi & Analisis Data : Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Gambar 2.2 Sub Sistem SIG (Eddy Prahasta 2009)
Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada didalamnya, maka subsistem SIG dapat juga digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.3 Uraian Sub Sistem SIG (Eddy Pr ahasta 2009) 2.2.1 Aplikasi-aplikasi Sistem Infor masi Geografis
Aplikasi yang dapat ditangani oleh sistem informasi geografis (SIG) sangat banyak, diantaranya :
1. Aplikasi SIG dibidang sumber daya investasi dan management Kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perencanaan tata guna lahan, analisis daerah rawan kebencanaan dan sebagainya. 2. Aplikasi SIG dibidang perencanaan pemukiman transmigrasi,
perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan lokasi dan relokasi industri, perencanaan pemukiman dan sebagainya.
3. Aplikasi SIG dibidang kependudukan meliputi penyusunan data pokok, penyediaan informasi kependudukan dan sosial ekonomi. 4. Aplikasi SIG dibidang lingkungan berikut pemantauannya
baik itu disungai. Danau atau pantai, pemodelan pencemaran udara, limbah berbahaya dan sebagainya.
5. Bidang utility yang meliputi inventerisasi dan manajemen informasi jaringan pipa air minum, sistem informasi pelanggaran lumpur baik itu disungai, danau atau pantai, pemodelan pencemaran udara, limbah berbahaya dan sebagainya.
6. Bidang pertanian yang meliputi manajemen pertanahan dan sebagainnya.
7. Bidang hukum yang meliputi pemetaan kriminalitas, pelanggaran lalu-lintas dan sebagainya.
8. Bidang ekonomi, bisnis, penentuan lokasi-lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, pasar swalayan atau super market, mesin ATM, kantor cabang, outlet, gudang dan sebagainya.
9. Bidang telekomunikasi meliputi inventarisasi jaringan
telekomunikasi, sistem informasi pelanggan, perencanaan pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan telekomunikasi, inventarisasi jaringan tv kabel dan sebagainya.
10. Bidang pariwisata yang meliputi inventarisasi daerah pariwisata, analisis potensi untuk pariwisata.
11. Bidang kebencanaan yang meliputi pemetaan lokasi-lokasi kebencanaan yang mempunyai data kebencanaan ditahun sebelumnya dalam informasi kesiagaan kebencanaan.
2.2.2 Alasan Penggunaan Sistem Infor masi Geografis
Ada beberapa alasan yang menyebabkan aplikasi-aplikasi SIG menjadi menarik untuk digunakan diberbagai disiplin ilmu, diantaranya :
1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu ( baik sebagai tools maupun sebagai alat tutorial ) utama yang interaktif, menarik dan menantang dalam
usaha meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran dan
pendidikan.
2. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi sehingga dapat menjawab pertanyaan spasial maupun non spasial dan memiliki kemampuan analisis data spasial dan non spasial.
3. SIG dapat memisahkan dengan tegas antara bentuk presentasi dengan data-datanya (basisdata) sehingga memiliki kemampuan untuk merubah presentasi dalam berbagai bentuk.
4. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau data spasial. Dengan layer ini permukaan bumi dapat direkontruksi atau dimodelkan dalam bentuk nyata dengan data ketinggian berikut layer tematik yang diperlukan.
5. SIG memiliki kemampuan-kemapuan yang sangat baik dalam
memvisualisasikan data spasial berikut data antributnya. Seperti memodifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk mempresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
2.2.3 Pengembangan Sistem Infor masi Geografis di Lingkungan Akademik
Walaupun pengembangan SIG dimulai dilingkungan pemerintahan pengembangan SIG juga ditunjang oleh sumber daya yang ada dilingkungan akademis (universitas). Sebagai contoh universitas Harvard yang memiliki laboratorium komputer grafik dan analisa spasial. Banayak perangkat lunak dari aplikasi-aplikasi yang berbasiskan SIG. karena itu Harvard juga ikut mempengaruhi pengembangan SIG hingga akhir 1980-an.
Pengembangan SIG dari universitas berikutnya adalah ILWIS (Integrated Land and Water Information System), Pada perayaan ulang tahun desember 1985, Allard Meijerink menampilkan sebuah riset baru berupa sistem informasi geografis untuk penentuan zone pengguna tanah (landuse) dan manajemen pemanfaatan sumber daya air.
Kemudian perangkat lunak SIG dikembangkan oleh Universitas Clark, Amerika Serikat. Perangkat tersebut dirancang untuk menyediakan tools bagi penelitian geografi secara professional dengan biaya murah.
2.2.4 Pengembangan Sistem Infor masi Geografis di Lingkungan Per usahaan
Saat ini perkembangan perangkat SIG junstru didominasi oleh perusahaan swasta yang berbadan hukum (Corporated). Jumlah perusahaan pengembang perangkat SIG semakin meningkat dari tingkat software house yang relatih kecil hingga perusahaan besar. Salah satu perusahaan yang menghasilkan produk SIG adalh ESRI Inc. pada awalnya ESRI menggunakan
teknik dan ide-ide yang pernah dikembangkan oleh Harvard University dan memasukkan banyak feutures.
Pada tahun 1981, ESRI telah merilis ARC/INFO yang sukses mengemplementasikan ide pemisahan data atribut dan informasi spasial. Dan pada tahun 1991, ESRI mengembangkan Arc View untuk digunakan dikomputer dekstop dimana Arc View memiliki tampilan yang lebih menarik dan interaktif. Pada tahun 1986, MapInfo Corp memulai mengembangkan perangkat SIG MapInfo. Sejak awal produk ini ditujukan untuk komputer desktop atau PC dengan DOS sebagai sistem operasinya. Dengan demikian produk MapInfo juga tersebar keseluruh dunia bersama dengan penyebaran PC dan sistem operasinya. MapInfo cukup diminati para pengguna SIG karena memiliki karakteristik yang menarik, mudah digunakan, murah, tampilan yang interaktif, user friendly dan dapat di customize dengan menggunakan bahasa script yang dimilikinya.
2.3 Sistem Informasi Geografis Pr ovinsi J awa Timur
Provinsi Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibukota terletak di Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km², dan jumlah penduduknya 37.476.757 jiwa (2010). Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat.
Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia (Pulau Sempu dan Nusa Barung).Provinsi Jawa Timur terletak pada 9º 0' - 4º 50' LS110º 30' - 116º 30' BT.
Provinsi Jawa Timur memiliki batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah selatan berbatasan dengan : Samudera Hindia 2. Sebelah Utara berbatasan dengan : Laut Jawa.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan : Provinsi Jawa Tengah 4. Sebelah Timur berbatasan dengan : Selat Bali
Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 km. Lebar bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar 200 km, namun di bagian timur lebih sempit hingga sekitar 60 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangean dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung dan Pulau Sempu.
Secara administratif, Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten dan 9 kota, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten atau kota terbanyak di Indonesia.
Adapun Kabupaten di Pr ovinsi J awa Timur antar a lain :
No. Kabupaten/Kota Ibu kota Bupati/Wali Kota
1 Kabupaten Bangkalan Bangkalan Makmun Ibnu Fuad
2 Kabupaten Banyuwangi Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
3 Kabupaten Blitar Kanigoro Heri Nugroho
4 Kabupaten Bojonegoro Bojonegoro Suyoto
5 Kabupaten Bondowoso Bondowoso Amin Said Husni
6 Kabupaten Gresik Gresik Sambari Halim Radianto
7 Kabupaten Jember Jember MZA Djalal
8 Kabupaten Jombang Jombang Nyono Suharli Wihandoko
9 Kabupaten Kediri Kediri Haryanti Sutrisno
10 Kabupaten Lamongan Lamongan Fadeli
11 Kabupaten Lumajang Lumajang Sjahrazad Masdar
12 Kabupaten Madiun Caruban Muhtarom
13 Kabupaten Magetan Magetan Sumantri
14 Kabupaten Malang Kepanjen Rendra Kresna
15 Kabupaten Mojokerto Mojosari Mustofa Kamal Pasa
16 Kabupaten Nganjuk Nganjuk Taufiqurrahman
17 Kabupaten Ngawi Ngawi Budi Sulistyono
18 Kabupaten Pacitan Pacitan Indratato
19 Kabupaten Pamekasan Pamekasan Achmad Syafii
21 Kabupaten Ponorogo Ponorogo Amin
22 Kabupaten Probolinggo Kraksaan Puput Tantriana Sari
23 Kabupaten Sampang Sampang Fannan Hasib
24 Kabupaten Sidoarjo Sidoarjo Saiful Ilah
25 Kabupaten Situbondo Situbondo Dadang Wigiarto
26 Kabupaten Sumenep Sumenep Busyro Karim
27 Kabupaten Trenggalek Trenggalek Mulyadi WR
28 Kabupaten Tuban Tuban Fathul Huda
29 Kabupaten Tulungagung Tulungagung Syahri Mulyo
30 Kota Batu Batu Eddy Rumpoko
31 Kota Blitar Blitar Samanhudi Anwar
32 Kota Kediri Kediri Samsul Ashar
33 Kota Madiun Madiun Bambang Irianto
34 Kota Malang Malang Muhammad Anton
35 Kota Mojokerto Mojokerto Abdul Gani Soehartono
36 Kota Pasuruan Pasuruan Hasani
37 Kota Probolinggo Probolinggo HM Buchori
38 Kota Surabaya Surabaya Tri Rismaharini
2.4 Badan Penanggulangan Kebencanaan Daer ah Provinsi J awa Timur.
Tugas utama dan Fungsi dari Badan Penanggulangan Kebencanaan Daerah Provinsi Jawa Timur antara lain :
BPBD Provinsi Mempunyai Tugas :
1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan kebencanaan yang mencakup pencegahan kebencanaan, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara.
2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan kebencanaan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 3. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan kebencanaan. 4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan kebencanaan. 5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan kebencanaan kepada kepala
daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat kebencanaan.
6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang dalam berbagi wilayah yang ada di Jawa Timur dan Sekitarnya.
7. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
8. Penetapan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan kebencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Kebencanaan.
BPBD Provinsi Mempunyai Fungsi :
1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan kebencanaan dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien.
2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan kebencanaan secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
3. Penyusunan pedoman operasional terhadap penanggulangan
kebencanaan.
4. Penyampaian informasi kegiatan penanggulangan kebencanaan kepada masyarakat.
5 . Penggunaan dan pertanggungjawaban sumbangan / bantuan. 6. Pelaporan penyelenggaraan penanggulangan kebencanaan. 7. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Badan Penanggulangan Kebencanaan Daerah Provinsi Jawa Timur telah merumuskan visinya untuk lima tahun kedepan (2009-2014) salah satunya adalah, “Terwujudnya Penanggulangan Kebencanaan Secara
Cepat, Tepat,Efektif dan Efisien.”, Yang mana di provinsi Jawa Timur ini
merupakan salah satu daerah yang memiliki kerawanan Kebencanaan cukup tinggi salah satunya adalah jenis Kebencanaan yang sering terjadi oleh sebab itu sangat membutuhkan sistem yang mumpuni dalam memproses data Informasi Kebencanaan dari setiap daerah di kawasan di tingkat provinsi Jawa Timur baik Kabupaten maupun kecamatan yang berada didaratan
maupun yang berada dikepulauan (Berkas Kebencanaan Provinsi Jatim). Pengelompokan Jenis Kebencanaan di Provinsi Jawa Timur terdiri-dari :
1. Macam Kebencanaan
Ada berbagai jenis kebencanaan. Secara umum, dari sisi titik awalnya, kebencanaan ini dapat digolongkan dalam kebencanaan geologis, kebencanaan meteorologis dan kebencanaan anthropogenis (disebabkan manusia). Kadang-kadang pengelompokan ini berbaur karena suatu jenis kebencanaan dapat diperkuat atau menjadi sebab kebencanaan lainnya, misalnya kebakaran yang luas dapat terjadi akibat patahnya pipa gas pada saat gempa bumi, atau hujan lebat baru menjadi banjir ketika pintu air dirusak oleh manusia. Namun secara umum pembagian ini dapat atau harus dilakukan karena antisipasinya berbeda.
a. Kebencanaan Geologis
Kebencanaan geologis terdiri dari:
1). Earthquake (Gempa bumi) – yang waktu kejadiannya tidak bisa
diprediksi.
2). Tsunami – yang terutama disebabkan oleh gempa bumi di laut dalam kondisi tertentu, selain dapat juga oleh letusan gunung api bawah laut (seperti Krakatau, 1883) atau jatuhnya asteroid besar ke dalam laut. Kapan tsunami akan menghantam daratan dapat
diprediksi sehingga dapat dibuat Early Warning System meskipun waktu yang tersisa hanya berkisar 5-20 menit.
3). Volcano – aktivitas vulkanik (gunung) api yang waktu kejadiannya dapat diprediksi dengan baik karena aktivitas gunung api ini selalu melalui proses yang dikenal baik.
4). Slide – longsor, waktu kejadiannya tidak bisa diprediksi namun tanda-tanda tanah yang akan longsor biasanya dikenali.
b. Kebencanaan Meteorologis
1). Flood (banjir) – adalah kejadian ketika debit air (air yang masuk ke suatu tempat dari curah hujan, limpahan atau run-up pasang laut) lebih besar dari kredit air (air yang keluar dari tempat tersebut baik karena meresap ke dalam tanah, diuapkan maupun dibuang ke tempat lain.
2). Wave (gelombang laut) – termasuk yang menyebabkan abrasi. 3). Wildfire (kebakaran liar) – termasuk kebakaran hutan – sebagian
dapat disebabkan faktor manusia (pembukaan lahan), namun kebakaran yang meluas hanya dimungkinkan oleh kondisi hutan atau belukar yang kering.
4). Drought (kekeringan) – yang umumnya diikuti oleh gagal panen. 5). Storm (topan) – atau disebut juga angin puting beliung. Meski Indonesia bukan daerah yang dilalui siklon tropis (seperti hurricane, tornado) namun angin puting beliung dengan intensitas di bawah hurricane sering terjadi di beberapa tempat.
Semua kebencanaan meteorologis saat ini termasuk fenomena yang dapat diprediksi cukup baik setelah ada sistem pemantauan yang terpadu dengan stasiun pemantau dan satelit cuaca. Kebencanaan meteorologis juga selalu memiliki interaksi dengan aktivitas manusia (lahan hijau / lahan resapan air, drainase, pintu air, pompa). Pembagian secara detil ini juga terkadang sulit karena faktor pelaporan yang mensimplifikasi (generalisasi). Misalnya, gempa yang menimbulkan tsunami di NAD dan Nias 2004 sering disatukan menjadi gempa-tsunami, sehingga seluruh wilayah NAD seperti terkena kebencanaan ini. Padahal wilayah di pedalaman hanya terkena gempa, tidak oleh tsunami. Dampak kerusakan yang parah lebih disebabkan oleh tsunami, bukan oleh gempanya sendiri. Demikian juga banjir dan longsor sering disatukan, padahal ada juga longsor tanpa banjir, atau banjir tanpa longsor. Sebuah Kajian atas Peta-peta Multi-Kebencanaan.
c. Kebencanaan Anthropogenis
Kebencanaan anthropogenis adalah kebencanaan yang secara langsung muncul karena kesalahan, kesengajaan atau kelalaian manusia yang berakibat luas pada lingkungan. Yang termasuk kebencanaan anthropogenis misalnya kerusakan industri (contoh kerusakan pabrik kimia di Bhopal atau ledakan PLTN di Chernobyl) atau kecelakaan transportasi (misalnya kebocoran tanker Exxon Waldez di Alaska).Kebencanaan anthropogenis lain yang dapat terjadi (dan juga dilaporkan ke BAKORNAS-PB):
a) Terorisime / sabotase (WTC 11 September 2001)
Di Indonesia, kebencanaan besar yang diduga anthropogenis adalah kasus semburan lumpur panas PT Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo. Meski ada dugaan bahwa ada peran geologis di situ, namun tanpa dipicu aktivitas pemboran (baik ada kesalahan maupun tidak),barangkali semburan ini tidak terjadi.
2.5 Database Management System (DBMS)
Database management sistem merupakan kumpulan program yang digunakan untuk membuat dan mengolah basis data. Suatu DBMS merupakan sistem perangkat lunak secara umum dapat digunakan untuk melakukan pemrosesan dalam hal pendefinisian, penyusunan, dan manipulasi data untuk berbagai aplikasi.
1. Pengenalan Basis Data
Perkembangan teknologi pengolahan basis data mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan penggunaan komputer. Sebagai contoh, pemakaian teknologi basis data dalam pengolahan data yang berjumlah besar untuk keperluan bisnis, teknik, pendidikan, kesehatan, hukum, prpustakaan, dan sebagainya akan sangat efisien bila komputer digunakan.
Basis data (database) dapat diartikan sebagai kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Pengertian basis data tersebut diatas masih sangat umum. Dalam praktek, penggunaan istilah basis data menurut Elmasri R. (1994) lebih dibatasi pada arti implisit yang khusus, yaitu sebagai berikut:
a. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (“real
world” atau “mini word”). Misalnya basis data perbankan, perpustakaan,
pertahanan, perpajakan, dan sebagainya.
b. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara logika mempunyai arti implisit. Sehingga data yang terkumpul secara acak dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat disebut basis data.
c. Basis data perlu dirancang, dibangun, dan data dikumpulkan untuk suatu tujuan. Basis data dapat digunakan oleh beberapa pemakai dan beberapa