• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEBENCANAAN DI JAWA TIMUR BERBASIS VB 6.0.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEBENCANAAN DI JAWA TIMUR BERBASIS VB 6.0."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Puji syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT

karena atas segala limpahan Rahmat, petunjuk, waktu, tenaga, dan pikiran yang

dianugrahkan kepada penyusun, pada akhirnya skripsi yang berjudul “ Aplikasi

Sistem Informasi Geografis Kebencanaan di Jawa Timur ” ini dapat terselesaikan.

Skripsi dengan beban 4 SKS ini disusun guna diajukan sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik

Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penyusun banyak membutuhkan

waktu untuk mendalami materi dasar sekaligus memahami istilah unsur – unsur

yang terkandung di dalam materi tersebut, sehingga membutuhkan proses yang

begitu panjang untuk menyelesaikannya hingga berbentuk aplikasi sistem yang

siap digunakan. Di dalam sistem yang dikembangkan ini masih banyak celah dan

kekurangan, sehingga penyusun sangat mengharapkan dukungan serta saran –

saran positif dari pembaca demi perkembangan aplikasi sistem ini ke depan.

Surabaya, Januari 2014

(6)

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN SKRIPSI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Sistemika Penulisan ... 4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Sistem Informasi ... 7

(7)

2.2.3 Penggunaan Sistem Informasi di Lingkungan Akademik ... 16

2.2.4 Pengembangan Sistem Informasi di Lingkungan Perusahaan ... 16

2.3 Sistem Informasi Geografiis Provinsi Jawa Timur ... 17

2.4 Badan Penanggulangan Kebencanaan Daerah Provinsi Jawa Timur ... 20

2.5 Database Management System (DBMS)... 26

2.6 Aplikasi yang digunakan ... 32

2.6.1 Program Aplikasi ... 33

2.6.2 Database... 42

2.7 DFD, CDM dan PDM ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

3.1 Analisa sistem ... 49

3.1.1 Deskripsi Sistem ... 49

3.1.2 Diagram Alur ... 49

3.1.3 Flowchat Sistem ... 51

3.2 Peraancangan Sistem ... 53

3.2.1 Konteks Diagram ... 53

3.3 Perancangan Database ... 56

3.3.1 CDM (Conseptual Data Model) ... 56

(8)

3.4.2 Rancangan Tampilan Aplikasi ... 61

BAB IV HASIL DAN UJ I COBA ... 67

4.1 Spesifikasi Sistem ... 67

4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) yang digunakan ... 67

4.1.2 Perangkat Lunak (Software) yang digunakan ... 68

4.2 Implementasi Antar Muka ... 69

4.2.1 Tampilan Menu Utama ... 69

4.2.2 Tampilan Login Masuk ... 72

4.2.3 Tampilan Form Master Bencana ... 73

4.2.4 Tampilan Form Infrastruktur ... 74

4.2.5 Tampilan Form Korban ... 75

4.2.6 Tampilan Report Kejadian Bencana ... 76

4.2.7 Tampilan Report Data Korban Bencana ... 77

4.2.8 Tampilan Peta Bencana Jawa Timur ... 78

4.2.9 Tampilan Form Transaksi Kejadian Bencana ... 79

4.3 Pengujian Validitas Aplikasi ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Kesimpulan ... 85

(9)

Penyusun : Gayoh Akbar Lawitani

Pembimbing I : Ir. Purnomo Edy Sasongko, MP

Pembimbing II : M.Syahrul Munir, S.Kom

ABSTRAK

Informasi kebencanaan merupakan suatu langkah tanggap darurat dalam bentuk kesiagaan terhadap bencana oleh masyarakat yang telah dibekali pengetahuan untuk senantiasa siaga dalam menghadapi kemungkinan bencana dan cara untuk bertahan diri di dalam kondisi kebencanaan yang sedang terjadi. Pembekalan mengenai hal yang berkaitan dengan informasi bencana tersebut sangatlah penting, mengingat bahwa Jawa Timur merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi alam yang luar biasa termasuk dalam ancaman bencana alam

Proses identifikasi bencana di Jawa Timur selama ini masih menggunakan cara-cara yang cenderung konvensional dan kurang sistematis bila ditinjau dari segi teknologi informasi modern yang berorientasi pada kemudahan akses. Masyarakat hanya mendapatkan informasi dari mulut ke mulut dan beberapa media masa yang mempunyai banyak peluang kesalahan dalam penyampaian informasi suatu bencana daerah. Saat ini harapan pemerintah untuk meminimalisir jatuhnya korban bencana tidak di imbangi dengan sistem informasi kebencanaan ditiap daerah khususnya di Jawa Timur. Masih kurangnya informasi pemetaan kebencanaan ini mengakibatkan program yang dijalankan pemerintah tidak maksimal.

Pemerintah melalui beberapa badan yang secara khusus membidangi urusan kebencanaan memerlukan sebuah pemetaan bencana di Jawa Timur untuk meminimalisir peluang jatuhnya korban jiwa dan materiil. Serta dapat membantu masyarakat dalam langkah tanggap bencana disetiap daerahnya. Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Kebencanaan di Jawa Timur, diharapkan proses analisis yang sebelumnya membutuhkan waktu yang panjang dapat dipermudah dengan penggunaan aplikasi ini. Dengan memasukkan data pedoman di dalam database sistem terkomputerisasi, maka para pengguna bisa melihat data kebencanaan dengan tampilan peta yang mudah diakses dan secara detail mampu menampilkan hasil peta kebencanaan di Jawa Timur.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Teknologi di bidang Sistem Informasi kebencanaan

saat ini belum banyak yang memberikan kemudahan akses secara

mendalam, padahal informasi mengenai bencana sangat dibutuhkan oleh

masyarakat, yang saat ini mayoritas adalah pengguna Gadget, baik itu

berupa komputer maupun beberapa perangkat lain sejenisnya. Maka dari

itu diperlukan sebuah pengembangan sebuah aplikasi khusus yang mampu

memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan akses informasi secara mudah,

cepat, dan tepat sekaligus sesuai dengan peta teritorial yang dibutuhkan.

seperti sistem informasi kebencanaan yang sedang kami kembangkan ini

membahas mengenai wilayah mana saja yang pernah mengalami bencana

di propinsi Jawa Timur, dengan judul program “Aplikasi Sistem Informasi

Geografis Kebencanaan di Jawa Timur” kami berharap aplikasi ini

nantinya dapat memberikan informasi secara jelas tentang beberapa

macam jenis kebencanaan dan macamnya, yang mencakup ruang lingkup

penanganan baik ditanggani Badan Penanggulangan Kebencanaan Tingkat

Daerah maupun Nasional. Di dalam aplikasi tersebut akan dibahas

mengenai letak geografis yang sedang berkembang, serta mampu

memvisualisasikan data dengan beberapa atribut letak kebencanaan baik

(11)

Timur. Sistem Informasi kebencanaan tersebut memang sangat dibutuhkan

untuk mensimulasikan kesiapan dalam menanggulangi bencana yang dapat

diakses secara mudah oleh instansi pemerintah yang berwenang maupun

masyarakat secara umum.

Kedaruratan kompleks merupakan salah satu istilah kombinasi dari

situasi kebencanaan pada suatu daerah konflik komplektifitas yang muncul

dari sebuah permasalahan kebencanaan. Hal tersebut memerlukan suatu

perencanaan yang matang dalam langkah penanggulangannya, sehingga

dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu. Penanggulangan yang

dilakukan selama ini belum didasarkan pada langkah-langkah yang

sistematis dan terencana, sehingga seringkali terjadi tumpang tindih

bahkan terdapat beberapa langkah penting tidak tertangani. Setiap daerah

mempunyai karakteristik ancaman dan risiko yang berbeda, akan tetapi

pola penanggulangan kebencanaan harus dilakukan dengan pola yang

sama, guna menghindari kerancuan serta mampu memperoleh efektifitas

dalam penanggulangan kebencanaan tersebut, serta diperlukan suatu

rencana disetiap wilayah atau daerah masing-masing, agar

penanggulangan bencana dapat dilakukan secara terarah, terpadu dan

terkoordinasi dalam suatu kerangka yang menjadi pedoman bagi semua

pihak.

(12)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditemukan beberapa rumusan

masalah diantaranya :

1. Bagaimana melakukan pemetaan sistem informasi geografis

kebencanaan yang tersebar di Jawa Timur.

2. Bagaimana merancang aplikasi pemetaan secara sistematis dan efisien

sehingga informasi yang disampaikan mudah dimengerti dalam

rangka mengantisipasi peristiwa bencana pada suatu daerah yang ada

di Jawa Timur.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah yang dibuat agar dalam pengerjaan tugas

akhir ini dapat berjalan degan baik adalah sebagai berikut.

1. Perangkat yang digunakan dalam skripsi ini adalah VB 6.0 dengan

database MYSQL.

2. Data wilayah yang disediakan dalam sistem informasi geografis ini

yaitu berupa data kebencanaan di Jawa Timur.

3. Data yang diolah dalam sistem informasi geografis ini adalah berupa

data spasial ( peta kabupaten, kecamatan, dan data atribut didalam data

bencana alam di Jawa Timur.

4. Aplikasi yang dibuat hanya diakses di lokal area (offline).

5. Pemetaan terkecil adalah wilayah kecamatan yang ada di Jawa Timur..

(13)

1.4 Tujuan penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan tugas

akhir ini adalah membuat sebuah rancangan pemembuatan Sistem

Informasi Geografis Pemetaan, yang mudah dipahami secara multimedia,

dan mudah disampaikan melalui peta grafis yang mampu memberikan

informasi lokasi kebencanaan yang tersebar di Jawa Timur.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini adalah sebagian

berikut :

1. Berguna sebagai salah satu media yang efektif untuk mengetahui

tempat rawan kebencanaan yang ada di Jawa Timur.

2. Bisa digunakan untuk mengetahui daftar kebencanaan yang tersebar di

wilayah Jawa Timur oleh pemerintah daerah guna mempermudah

dalam melakukan survei.

3. Menunjukkan analisa daerah rawan kebencanaan di setiap Kabupaten

dan Kecamatan di Jawa Timur berdasarkan jenis kebencanaan, bulan

maupun pencarian data korban, dan infrastruktur yang sedang rusak.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan yang dibuat dalam Tugas Akhir, yang dijelaskan

(14)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan secara umum mengenai latar belakang,

perumusan masalah, tujuan, batasan masalah yang ada pada sistem ini,

manfaat dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan

skripsi

.

BAB II: TINJ AUAN PUSTAKA

Bab ini berisi bebagai teori dasar yang menjadi landasan untuk

merancang dan membuat sistem berbasis pengetahuan dan aturan yang

digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang perancangan kebutuhan sistem yaitu sistem

berbasis pengetahuan dan aturan untuk memprediksi bahan baku pada

tahun-tahun yang akan datang.

BAB IV : HASIL DAN UJ I COBA

Bab ini berisikan penjelasan tentang hasil rancangan sistem ke dalam

bentuk suatu program. Langkah pengujian dilakukan berulang hingga

di capai suatu sistem sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

(15)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang dapat diambil

permasalahan yang terjadi dalam proses pengerjaan proyek tugas akhir

ini. Serta berisi tentang saran-saran yang yang dapat digunakan untuk

perbaikan dan pengembangan lebih lanjut atas sistem berdasarkan

sistem yang sedang dibuat saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan di paparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan

(16)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Infor masi

Sebagaimana yang dikutip jogiyanto dalam bukunya, “analisa dan

desain sistem informasi”, Sistem informasi adalah suatu sistem didalam

suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi

harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari

suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan

laporan-laporan yang diperlukan ( Robert A Leitch 2007 ).

2.1.1 Komponen Sistem Informasi

John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem

informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah

blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok

model (model block), block keluaran (output block), blok teknologi

(teknologi block), blok basis data (database block), dan blok kendali

(controls block) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya

membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaranya.

(17)

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi, Input disini

termasuk metode-metode dan media untuk menagkap data yang akan

dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika

yang akan memanipulasi input dan data yang akan tersimpan di database

dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang

diinginkan.

3. Blok Keluar an

Produk dari sisem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi

digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan

mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu

pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3

bagian utama, yaitu teknis (humanware dan brainware), perangkat lunak

(software) dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang

yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat beroperasi. Misalnya,

(18)

spesialis telekomunikasi, analisa sistem, penyimpan data dan lain

sebagainya.

5. Blok basis data

Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya. Tersimpan di perangkat keras komputer dan

digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan

di dalam database untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data

dalam database perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi

yang dihasilkan berkualitas. Organisasi database yang baik juga berguna

untuk efisiensi kapasitas penyimpananya. Database diakses atau

dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut

dengan DBMS (Database Management system).

6. Blok kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya

kebencanaan, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan,

kegagalan- kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak

efisienan, sabotase, dan lain sebagainnya. Beberapa pengendalian perlu

dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat

merusak sistem dapat dicegah, ataupun bila terlanjur terjadi

kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Dalam perkembangannya sebuah

sistem informasi menjadi semakin kompleks dengan melibatkan banyak

pemakai dan memerlukan sarana jaringan yang memungkinkan pemakai

(19)

Oleh karena itu hal-hal yang bisa dikerjakan oleh sistem informasi terkait

dengan kemampuan yang dimiliki dan dapat dilakukannya, sebagaimana

menurut Turban, McLean dan Wetherbe ( kadir,2003 ).

a. Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang

murah, akurat dan cepat.

b. Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang

yang kecil tetapi mudah diakses.

c. Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak diseluruh

dunia dengan cepat dan murah.

d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam

kelompok pada suatu tempat atau beberapa lokasi.

e. Menyaksikan informasi dengan jelas yang menggungah pikiran

manusia.

f. Mengotomasikan proses-proses bisnis yang semi-otomatis dan

tugas-tugas yang dikerjakan secara manual.

g. Mempercepat pengetikan dan penyuntingan. Pembiayaan yang lebih

murah daripada menggerjakan secara manual.

2.2 Sistem Infor masi Geogr afis

Penggunaan kata “Geografis” mengandung pengertian suatu

persoalan atau hal mengenai wilayah di permukaan bumi, baik permukaan

dua dimensi atau tiga dimensi. Dengan demikian, istilah “informasi

(20)

yang terletak di permukaan bumi, atau informasi mengenai

keterangan-keterangan (atribut) objek penting yang terdapat di permukaan bumi yang

posisinya diberikan atau diketahui ( Eddy 2009 ).

SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan

untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG

dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis

objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang

penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan

sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam

menangani data yang bereferensi geografis meliputi masukan, manajemen

data penyimpanan dan pemanggilan data, analisis, manipulasi data, dan

keluaran (Aronoff,1989).

Sistem Informasi Geografis dapat di uraikan menjadi beberapa sub

sistem sebagai berikut :

1. Data Input : Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan data dan

mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber dan

bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan

format-format data-data aslinya kedalam format yang dapat

digunakan oleh SIG.

2. Data Output : Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran

seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun

(21)

3. Data Management : Subsistem ini mengorganisasikan baik data

spasial maupun data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian

rupa sehingga mudah dipanggil, di update dan di edit.

4. Manipulasi & Analisis Data : Subsistem ini menentukan

informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi

serta pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Gambar 2.2 Sub Sistem SIG (Eddy Prahasta 2009)

Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis

masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada didalamnya, maka

(22)

Gambar 2.3 Uraian Sub Sistem SIG (Eddy Pr ahasta 2009)

2.2.1 Aplikasi-aplikasi Sistem Infor masi Geografis

Aplikasi yang dapat ditangani oleh sistem informasi geografis

(SIG) sangat banyak, diantaranya :

1. Aplikasi SIG dibidang sumber daya investasi dan management

Kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perencanaan tata

guna lahan, analisis daerah rawan kebencanaan dan sebagainya.

2. Aplikasi SIG dibidang perencanaan pemukiman transmigrasi,

perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan lokasi dan relokasi

industri, perencanaan pemukiman dan sebagainya.

3. Aplikasi SIG dibidang kependudukan meliputi penyusunan data

pokok, penyediaan informasi kependudukan dan sosial ekonomi.

4. Aplikasi SIG dibidang lingkungan berikut pemantauannya

(23)

baik itu disungai. Danau atau pantai, pemodelan pencemaran

udara, limbah berbahaya dan sebagainya.

5. Bidang utility yang meliputi inventerisasi dan manajemen

informasi jaringan pipa air minum, sistem informasi pelanggaran

lumpur baik itu disungai, danau atau pantai, pemodelan

pencemaran udara, limbah berbahaya dan sebagainya.

6. Bidang pertanian yang meliputi manajemen pertanahan dan

sebagainnya.

7. Bidang hukum yang meliputi pemetaan kriminalitas, pelanggaran

lalu-lintas dan sebagainya.

8. Bidang ekonomi, bisnis, penentuan lokasi-lokasi bisnis yang

prospektif untuk bank, pasar swalayan atau super market, mesin

ATM, kantor cabang, outlet, gudang dan sebagainya.

9. Bidang telekomunikasi meliputi inventarisasi jaringan

telekomunikasi, sistem informasi pelanggan, perencanaan

pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan telekomunikasi,

inventarisasi jaringan tv kabel dan sebagainya.

10. Bidang pariwisata yang meliputi inventarisasi daerah pariwisata,

analisis potensi untuk pariwisata.

11. Bidang kebencanaan yang meliputi pemetaan lokasi-lokasi

kebencanaan yang mempunyai data kebencanaan ditahun

(24)

2.2.2 Alasan Penggunaan Sistem Infor masi Geografis

Ada beberapa alasan yang menyebabkan aplikasi-aplikasi SIG menjadi

menarik untuk digunakan diberbagai disiplin ilmu, diantaranya :

1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu ( baik sebagai tools maupun

sebagai alat tutorial ) utama yang interaktif, menarik dan menantang dalam

usaha meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran dan

pendidikan.

2. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi sehingga

dapat menjawab pertanyaan spasial maupun non spasial dan memiliki

kemampuan analisis data spasial dan non spasial.

3. SIG dapat memisahkan dengan tegas antara bentuk presentasi dengan

data-datanya (basisdata) sehingga memiliki kemampuan untuk merubah

presentasi dalam berbagai bentuk.

4. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat

dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau data spasial. Dengan

layer ini permukaan bumi dapat direkontruksi atau dimodelkan dalam

bentuk nyata dengan data ketinggian berikut layer tematik yang

diperlukan.

5. SIG memiliki kemampuan-kemapuan yang sangat baik dalam

memvisualisasikan data spasial berikut data antributnya. Seperti

memodifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk

mempresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan

(25)

2.2.3 Pengembangan Sistem Infor masi Geografis di Lingkungan

Akademik

Walaupun pengembangan SIG dimulai dilingkungan pemerintahan

pengembangan SIG juga ditunjang oleh sumber daya yang ada dilingkungan

akademis (universitas). Sebagai contoh universitas Harvard yang memiliki

laboratorium komputer grafik dan analisa spasial. Banayak perangkat lunak

dari aplikasi-aplikasi yang berbasiskan SIG. karena itu Harvard juga ikut

mempengaruhi pengembangan SIG hingga akhir 1980-an.

Pengembangan SIG dari universitas berikutnya adalah ILWIS

(Integrated Land and Water Information System), Pada perayaan ulang tahun

desember 1985, Allard Meijerink menampilkan sebuah riset baru berupa

sistem informasi geografis untuk penentuan zone pengguna tanah (landuse)

dan manajemen pemanfaatan sumber daya air.

Kemudian perangkat lunak SIG dikembangkan oleh Universitas

Clark, Amerika Serikat. Perangkat tersebut dirancang untuk menyediakan

tools bagi penelitian geografi secara professional dengan biaya murah.

2.2.4 Pengembangan Sistem Infor masi Geografis di Lingkungan

Per usahaan

Saat ini perkembangan perangkat SIG junstru didominasi oleh

perusahaan swasta yang berbadan hukum (Corporated). Jumlah perusahaan

pengembang perangkat SIG semakin meningkat dari tingkat software house

yang relatih kecil hingga perusahaan besar. Salah satu perusahaan yang

(26)

teknik dan ide-ide yang pernah dikembangkan oleh Harvard University dan

memasukkan banyak feutures.

Pada tahun 1981, ESRI telah merilis ARC/INFO yang sukses

mengemplementasikan ide pemisahan data atribut dan informasi spasial. Dan

pada tahun 1991, ESRI mengembangkan Arc View untuk digunakan

dikomputer dekstop dimana Arc View memiliki tampilan yang lebih menarik

dan interaktif. Pada tahun 1986, MapInfo Corp memulai mengembangkan

perangkat SIG MapInfo. Sejak awal produk ini ditujukan untuk komputer

desktop atau PC dengan DOS sebagai sistem operasinya. Dengan demikian

produk MapInfo juga tersebar keseluruh dunia bersama dengan penyebaran

PC dan sistem operasinya. MapInfo cukup diminati para pengguna SIG karena

memiliki karakteristik yang menarik, mudah digunakan, murah, tampilan yang

interaktif, user friendly dan dapat di customize dengan menggunakan bahasa

script yang dimilikinya.

2.3 Sistem Informasi Geografis Pr ovinsi J awa Timur

Provinsi Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa,

Indonesia. Ibukota terletak di Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km², dan

jumlah penduduknya 37.476.757 jiwa (2010). Jawa Timur memiliki wilayah

terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk

terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan

dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan,

(27)

Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau

Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia

(Pulau Sempu dan Nusa Barung).Provinsi Jawa Timur terletak pada 9º 0' - 4º

50' LS110º 30' - 116º 30' BT.

Provinsi Jawa Timur memiliki batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah selatan berbatasan dengan : Samudera Hindia

2. Sebelah Utara berbatasan dengan : Laut Jawa.

3. Sebelah Barat berbatasan dengan : Provinsi Jawa Tengah

4. Sebelah Timur berbatasan dengan : Selat Bali

Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 km. Lebar bentangan

utara-selatan di bagian barat sekitar 200 km, namun di bagian timur lebih sempit

hingga sekitar 60 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan

dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km

sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau,

yang paling timur adalah Kepulauan Kangean dan yang paling utara adalah

Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa

Barung dan Pulau Sempu.

Secara administratif, Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten dan 9 kota,

menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten

(28)

Adapun Kabupaten di Pr ovinsi J awa Timur antar a lain :

No. Kabupaten/Kota Ibu kota Bupati/Wali Kota

1 Kabupaten Bangkalan Bangkalan Makmun Ibnu Fuad

2 Kabupaten Banyuwangi Banyuwangi Abdullah Azwar Anas

3 Kabupaten Blitar Kanigoro Heri Nugroho

4 Kabupaten Bojonegoro Bojonegoro Suyoto

5 Kabupaten Bondowoso Bondowoso Amin Said Husni

6 Kabupaten Gresik Gresik Sambari Halim Radianto

7 Kabupaten Jember Jember MZA Djalal

8 Kabupaten Jombang Jombang Nyono Suharli Wihandoko

9 Kabupaten Kediri Kediri Haryanti Sutrisno

10 Kabupaten Lamongan Lamongan Fadeli

11 Kabupaten Lumajang Lumajang Sjahrazad Masdar

12 Kabupaten Madiun Caruban Muhtarom

13 Kabupaten Magetan Magetan Sumantri

14 Kabupaten Malang Kepanjen Rendra Kresna

15 Kabupaten Mojokerto Mojosari Mustofa Kamal Pasa

16 Kabupaten Nganjuk Nganjuk Taufiqurrahman

17 Kabupaten Ngawi Ngawi Budi Sulistyono

18 Kabupaten Pacitan Pacitan Indratato

19 Kabupaten Pamekasan Pamekasan Achmad Syafii

(29)

21 Kabupaten Ponorogo Ponorogo Amin

22 Kabupaten Probolinggo Kraksaan Puput Tantriana Sari

23 Kabupaten Sampang Sampang Fannan Hasib

24 Kabupaten Sidoarjo Sidoarjo Saiful Ilah

25 Kabupaten Situbondo Situbondo Dadang Wigiarto

26 Kabupaten Sumenep Sumenep Busyro Karim

27 Kabupaten Trenggalek Trenggalek Mulyadi WR

28 Kabupaten Tuban Tuban Fathul Huda

29 Kabupaten Tulungagung Tulungagung Syahri Mulyo

30 Kota Batu Batu Eddy Rumpoko

31 Kota Blitar Blitar Samanhudi Anwar

32 Kota Kediri Kediri Samsul Ashar

33 Kota Madiun Madiun Bambang Irianto

34 Kota Malang Malang Muhammad Anton

35 Kota Mojokerto Mojokerto Abdul Gani Soehartono

36 Kota Pasuruan Pasuruan Hasani

37 Kota Probolinggo Probolinggo HM Buchori

38 Kota Surabaya Surabaya Tri Rismaharini

2.4 Badan Penanggulangan Kebencanaan Daer ah Provinsi J awa

Timur.

Tugas utama dan Fungsi dari Badan Penanggulangan Kebencanaan

(30)

BPBD Provinsi Mempunyai Tugas :

1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

kebencanaan yang mencakup pencegahan kebencanaan, penanganan

darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara.

2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan kebencanaan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

3. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan kebencanaan.

4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan kebencanaan.

5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan kebencanaan kepada kepala

daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam

kondisi darurat kebencanaan.

6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang dalam

berbagi wilayah yang ada di Jawa Timur dan Sekitarnya.

7. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan melaksanakan kewajiban

lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8. Penetapan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

kebencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, sesuai dengan

kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan

(31)

BPBD Provinsi Mempunyai Fungsi :

1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan kebencanaan dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan

efisien.

2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan kebencanaan

secara terencana, terpadu dan menyeluruh.

3. Penyusunan pedoman operasional terhadap penanggulangan

kebencanaan.

4. Penyampaian informasi kegiatan penanggulangan kebencanaan kepada

masyarakat.

5 . Penggunaan dan pertanggungjawaban sumbangan / bantuan.

6. Pelaporan penyelenggaraan penanggulangan kebencanaan.

7. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

Badan Penanggulangan Kebencanaan Daerah Provinsi Jawa Timur

telah merumuskan visinya untuk lima tahun kedepan (2009-2014) salah

satunya adalah, “Terwujudnya Penanggulangan Kebencanaan Secara

Cepat, Tepat,Efektif dan Efisien.”, Yang mana di provinsi Jawa Timur ini

merupakan salah satu daerah yang memiliki kerawanan Kebencanaan cukup

tinggi salah satunya adalah jenis Kebencanaan yang sering terjadi oleh sebab

itu sangat membutuhkan sistem yang mumpuni dalam memproses data

Informasi Kebencanaan dari setiap daerah di kawasan di tingkat provinsi

(32)

maupun yang berada dikepulauan (Berkas Kebencanaan Provinsi Jatim).

Pengelompokan Jenis Kebencanaan di Provinsi Jawa Timur terdiri-dari :

1. Macam Kebencanaan

Ada berbagai jenis kebencanaan. Secara umum, dari sisi titik awalnya,

kebencanaan ini dapat digolongkan dalam kebencanaan geologis,

kebencanaan meteorologis dan kebencanaan anthropogenis (disebabkan

manusia). Kadang-kadang pengelompokan ini berbaur karena suatu jenis

kebencanaan dapat diperkuat atau menjadi sebab kebencanaan lainnya,

misalnya kebakaran yang luas dapat terjadi akibat patahnya pipa gas pada

saat gempa bumi, atau hujan lebat baru menjadi banjir ketika pintu air

dirusak oleh manusia. Namun secara umum pembagian ini dapat atau harus

dilakukan karena antisipasinya berbeda.

a. Kebencanaan Geologis

Kebencanaan geologis terdiri dari:

1). Earthquake (Gempa bumi) – yang waktu kejadiannya tidak bisa

diprediksi.

2). Tsunami – yang terutama disebabkan oleh gempa bumi di laut

dalam kondisi tertentu, selain dapat juga oleh letusan gunung api

bawah laut (seperti Krakatau, 1883) atau jatuhnya asteroid besar ke

dalam laut. Kapan tsunami akan menghantam daratan dapat

diprediksi sehingga dapat dibuat Early Warning System meskipun

(33)

3). Volcano – aktivitas vulkanik (gunung) api yang waktu kejadiannya

dapat diprediksi dengan baik karena aktivitas gunung api ini selalu

melalui proses yang dikenal baik.

4). Slide – longsor, waktu kejadiannya tidak bisa diprediksi namun

tanda-tanda tanah yang akan longsor biasanya dikenali.

b. Kebencanaan Meteorologis

1). Flood (banjir) – adalah kejadian ketika debit air (air yang masuk ke

suatu tempat dari curah hujan, limpahan atau run-up pasang laut)

lebih besar dari kredit air (air yang keluar dari tempat tersebut baik

karena meresap ke dalam tanah, diuapkan maupun dibuang ke

tempat lain.

2). Wave (gelombang laut) – termasuk yang menyebabkan abrasi.

3). Wildfire (kebakaran liar) – termasuk kebakaran hutan – sebagian

dapat disebabkan faktor manusia (pembukaan lahan), namun

kebakaran yang meluas hanya dimungkinkan oleh kondisi hutan

atau belukar yang kering.

4). Drought (kekeringan) – yang umumnya diikuti oleh gagal panen.

5). Storm (topan) – atau disebut juga angin puting beliung. Meski

Indonesia bukan daerah yang dilalui siklon tropis (seperti hurricane,

tornado) namun angin puting beliung dengan intensitas di bawah

(34)

Semua kebencanaan meteorologis saat ini termasuk fenomena yang

dapat diprediksi cukup baik setelah ada sistem pemantauan yang terpadu

dengan stasiun pemantau dan satelit cuaca. Kebencanaan meteorologis juga

selalu memiliki interaksi dengan aktivitas manusia (lahan hijau / lahan

resapan air, drainase, pintu air, pompa). Pembagian secara detil ini juga

terkadang sulit karena faktor pelaporan yang mensimplifikasi (generalisasi).

Misalnya, gempa yang menimbulkan tsunami di NAD dan Nias 2004 sering

disatukan menjadi gempa-tsunami, sehingga seluruh wilayah NAD seperti

terkena kebencanaan ini. Padahal wilayah di pedalaman hanya terkena

gempa, tidak oleh tsunami. Dampak kerusakan yang parah lebih disebabkan

oleh tsunami, bukan oleh gempanya sendiri. Demikian juga banjir dan

longsor sering disatukan, padahal ada juga longsor tanpa banjir, atau banjir

tanpa longsor. Sebuah Kajian atas Peta-peta Multi-Kebencanaan.

c. Kebencanaan Anthropogenis

Kebencanaan anthropogenis adalah kebencanaan yang secara langsung

muncul karena kesalahan, kesengajaan atau kelalaian manusia yang berakibat

luas pada lingkungan. Yang termasuk kebencanaan anthropogenis misalnya

kerusakan industri (contoh kerusakan pabrik kimia di Bhopal atau ledakan

PLTN di Chernobyl) atau kecelakaan transportasi (misalnya kebocoran

tanker Exxon Waldez di Alaska).Kebencanaan anthropogenis lain yang dapat

terjadi (dan juga dilaporkan ke BAKORNAS-PB):

a) Terorisime / sabotase (WTC 11 September 2001)

(35)

Di Indonesia, kebencanaan besar yang diduga anthropogenis adalah

kasus semburan lumpur panas PT Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo. Meski

ada dugaan bahwa ada peran geologis di situ, namun tanpa dipicu aktivitas

pemboran (baik ada kesalahan maupun tidak),barangkali semburan ini tidak

terjadi.

2.5 Database Management System (DBMS)

Database management sistem merupakan kumpulan program yang

digunakan untuk membuat dan mengolah basis data. Suatu DBMS

merupakan sistem perangkat lunak secara umum dapat digunakan untuk

melakukan pemrosesan dalam hal pendefinisian, penyusunan, dan manipulasi

data untuk berbagai aplikasi.

1. Pengenalan Basis Data

Perkembangan teknologi pengolahan basis data mempunyai pengaruh

besar terhadap perkembangan penggunaan komputer. Sebagai contoh,

pemakaian teknologi basis data dalam pengolahan data yang berjumlah besar

untuk keperluan bisnis, teknik, pendidikan, kesehatan, hukum, prpustakaan,

dan sebagainya akan sangat efisien bila komputer digunakan.

Basis data (database) dapat diartikan sebagai kumpulan data tentang suatu

benda atau kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Pengertian

basis data tersebut diatas masih sangat umum. Dalam praktek, penggunaan

istilah basis data menurut Elmasri R. (1994) lebih dibatasi pada arti implisit

(36)

a. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (“real

world” atau “mini word”). Misalnya basis data perbankan, perpustakaan,

pertahanan, perpajakan, dan sebagainya.

b. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara

logika mempunyai arti implisit. Sehingga data yang terkumpul secara

acak dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat disebut basis data.

c. Basis data perlu dirancang, dibangun, dan data dikumpulkan untuk suatu

tujuan. Basis data dapat digunakan oleh beberapa pemakai dan beberapa

aplikasi yang sesuai dengan kepentingan pemakai.

2. Perancangan Basis Data

Pada perancangan basis data ini terdapat dua kegiatan, yaitu :

perancangan sistem basis data dan perancangan sistem aplikasi (program)

untuk menggunakan dan memproses basis data.

Tujuan perancangan basis data adalah :

a. Memenuhi kebutuhan informasi sesuai yang diperlukan oleh pemakai

untuk aplikasi tertentu.

b. Mempermudah pemahaman terhadap struktur informasi yang tersedia

dalam basis data.

c. Memberikan keterangan tentang persyaratan pemrosesan dan kemampuan

sistem, seperti lama pengaksesan data, kapasitas memori yang harus ada,

(37)

Tujuan tersebut sangatlah sukar untuk dipenuhi secara mutlak. Hal ini

disebabkan tidak jarang terjadi bahwa perancangan basis data dimulai dengan

pendefinisian persyaratan seadanya. Sebaliknya, rancangan dari basis data

merupakan pendefinisian skema yang kompak dan tidak mudah untuk diubah

jika sistem basis data sudah diimplementasikan. Oleh karena itu, diperlukan

Tahap proses perancangan basis data yang dapat diharapkan memeperoleh

hasil yang sesuai dengan tujuan, yaitu :

1. Koleksi dan analisis persyaratan.

2. Perancangan konseptual basis data.

3. Pemilihan database management sistem.

4. Perancangan logikal basis data.

5. Perancangan fisikal basis data (pemetaan model data).

6. Implementasi sistem basis data.

Secara paralel harus dilakukan :

a. Perancangan struktur dan isi data, atau disebut juga analisis data.

b. Perancangan pemrosesan data dan program aplikasi (transaksi data),

atau disebut juga analisis fungsional.

Adanya saling ketergantungan antara kedua kegiatan tersebut

diatas ; suatu data tidak akan dimasukkan dalam model, kecuali data

tersebut akan digunakan dalam transaksi data. Dan sebaliknya transaksi

data tidak akan dapat dilakukan tanpa mengacu pada data yang ada

(38)

3. Konsep Database Management Sistem

Dalam database dikenal istilah database management system

(DBMS) yang merupakan kumpulan database dan software dimana

software tersebut digunakan untuk memanipulasi database tersebut,

seperti menambah data, menghapus data, mengambil data dan membaca

data.

Suatu DBMS berisi suatu koleksi data yang saling berelasi dan

satu set program untuk mengakses data tersebut. Set program

pengelolah merupakan satu paket program yang dibuat agar

memudahkan dan mengefisienkan pemasukan dan perekaman informasi

dan pengambilan atau pembacaan informasi kedalam database.

4. Paket Bahasa Database Management Sistem (DBMS)

Paket bahasa dalam DBMS dibagi menjadi tiga, yaitu :

a) Data Definition Language (DDL)

DDL merupakan struktur database yang menggambarkan

desain database secara keseluruhan yang dispesifikasikan dengan

bahasa khusus. Dengan bahasa inilah kita dapat membuat table baru,

membuat index, dan sebagainya. Hasil kompilasi dari perintah DDL

adalah satu set dari table yang disimpan dalam file khusus yang

(39)

b) Data Manipulation Language (DML)

DML merupakan bentuk bahasa database yang berguna untuk

melakukan manipulasi dan pengambilan data pada database.

Manipulasi data dapat berupa :

1) Mengubah data di suatu database.

2) Menyisipkan data baru ke database.

3) Menghapus data dari database.

Pada dasarnya ada dua tipe DML yaitu :

a) Procedural : pemakai menentukan data apa yang diinginkan

dan bagaimana cara mendapatkannya.

b) Non procedural : pemakai menentukan data apa yang

diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara

mendapatkannya.

c) Query

Query merupakan bagian data manipulation language yang

berfungsi untuk pengambilan informasi. Query language ada tiga

yaitu :

1) SQL (Structured Query Language)

SQL merupakan bahasa query untuk sistem relasi. Ada tiga

struktur dasar ekspresi SQL yaitu :

a). Select, untuk memilih atribut-atribut yang ingin

(40)

b). From, untuk menentukan asal tabel (source table).

c). Where, untuk menentukan syarat-syarat dari field-field yang

akan ditampilkan.

d) Quel (Query Language For The Ingres Database Systems)

Struktur dasarnya berupa perhitungan relasi tupel, setiap

quel query diekspresikan dengan tiga tipe klausa :

1. Range of, berisi deklarasi setiap variabel tupel clausa.

2. Ratrieve, untuk memilih atribut-atribut yang ingin

ditampilkan.

3. Where, berisi tentang prediksi seleksi (selection predicate).

e) QBE (Query By Example)

QBE query diekspresikan dengan menggunakan skeleton

tabel dimana tabel ini menunjukkan skema relasional.

5. Penggunaan Database

Penggunaan yang berkaitan dengan database yaitu :

a. Database Manager

Suatu database manager adalah suatu modul program yang

menyediakan interface antara penyimpanan data low-level dalam

database dengan suatu aplikasi program dan query yang diajukan

(41)

b. Database Administrator

Database administrator adalah orang yang bertanggung jawab

dalam mengelolah databse dan DBMS.

c. Database Designer

Database Designer adalah orang yang bertanggung jawab memilih

struktur yang sesuai untuk

mempresentasikan dan menyimpan data dalam database.

d. Data User

Data user adalah orang-orang yang pekerjaannya berkaitan dengan

akses database, yaitu :

1) Casual user, pemakai mengakses kadang-kadang dan tidak

menjalankan program yang telah dibuat oleh programer.

2) Naïve / Parametric user, pemakai yang tidak berpengalaman,

tidak menjalankan program yang telah dibuat oleh programer.

3) Sophiscated user, pemakai yang pandai atau mengerti tentang

pengaksesan database.

4) Stand Alone user, profesional komputer yang berinteraksi

dengan sistem lewat DML yang dibuat, program yang dibuat

disebut program aplikasi (PA).

2.6. Aplikasi yang digunakan

Untuk aplikasi yang digunakan pada perancangan dan

implementasi Sistem Informasi Geografis Kebencanaan di Jawa Timur ini

(42)

2.6.1 Pr ogram Aplikasi

1. MapInfo ver si 10.5

MapInfo merupakan salah satu software yang dapat digunakan untuk

membuat sistem informasi geografis, MapInfo merupakan perangkat

lunak yang digunakan untuk menyajikan tampilan dan melakukan query

sederhana dari dalam MapInfo. MapInfo cukup banyak diminati pada

kalangan pengguna SIG karena memiliki karakteristi-karakteristik yang

menarik dan mudah dipahami juga mudah dalam penggunaannya.

MapInfo yang terbaru saat ini mengalami perkembangan yang sangat

pesat, didalamnya memiliki kemampuan-kemampuan (feutures) sebagai

berikut :

a. Dilengkapi dengan interface yang memungkinkan para penggunanya

untuk menggunakan peta-peta dijital yang tersebar di dalam jaringan

komputer lokal atau bahkan internet.

b. Menggeser dan merotasikan objek-objek grafis.

c. Menyimpan objek-objek kedalam sebuah table.

d. Menetukan batas (table bounds) untuk table RDBMS ketika pengguna

membuat sebuah table pada saat live acces.

e. Merubah skala di dalam window layout dengan cara merubah ukuran

frame atau merubah nilai perbesaran (zoom).

f. Memiliki beberapa pola isian (fill and hacth pattern) baru untuk

(43)

g. Memiliki fasilitas scale patern yang digunakan untuk menghasilkan

print out peta dijital berwarna yang kualitasnya sedekat mungkin

dengan tampilan softcopy-nya (di layar monitor).

h. Dapat menampilkan resolusi tampilan peta dijital sesuai dengan

resolusi layar monitornya.

i. Memiliki fasilitas untuk meningkatkan resolusi tampilan peta-peta 3

dimensi.

j. Perbaikan snap dengan cara memberikan jarak snap pada kursor

sehingga pengguna akan segera mengetahui ke node (s) mana snap

akan tertuju. Selain itu, sebagai tambahan, kursor akan secara

otomatis ter-snap-kan ke arah visible controids poligon.

k. Tambahan tombol-tombol perubahan tampilan peta, (1) untuk

menggeser peta, pengguna dapat menggunakan tombol-tombol

arah-arah kiri, kanan, atas, dan bawah; (2) untuk memperbesar tampilan

peta, pengguna bisa menggunakan tombol “+”;

(3) untuk memperkecil tampilan peta, pengguna dapat menggunakan

tombol “-“.

l. Memiliki fasilitas untuk menampilkan atau menghilangkan dengan

cara menekan tombol “c” pada saat kursor berada di atas tampilan

peta cross-hair yang besar.

m. Memiliki fasilitas untuk mematikan zoom layering pada saat

pengguna menambahkan objek hingga objek geografis terkait dapat

(44)

n. Informasi pada menubar “Window”. Pada menu ini, MapInfo akan

memberikan tanda check box tepat disebelah kiri window aktif.

Sementara itu jika terdapat lebih dari sembilan window yang terbuka

pada saat yang sama, maka pada menubar ini akan muncul submenu.

o. Workspace Packager tool baru yang dapat digunakan untuk

menyimpan salinan workspace aktif berikut salinan data yang terkait

kedalam workspace baru didalam lokasi yang baru pula.

p. Register Vector tool yang dapat digunakan untuk meletakkan

titik-titik kontrol (GCPs) kedalam vector image dan memasukkan titik-titik-titik-titik

referensi ke dalam Map Window untuk kemudian digunakan di dalam

transformasi affine.

q. Dukungan utility TOC yang dapat menghasilkan table (seamless) dari

file-file TOC (table of contents).

1). Tool-tool Main MapInfo ver si 10.5

Di Main Tool disediakan beberapa tombol-tombol yang

akan digunakan untuk memilih objek sesuai dengan gambar yang

ditampilkan. Tombol-tombol itu terdiri dari :

Select, tool ini berfungsi untuk memilih objek atau catatan

dalam layout, map atau jendela browser. Juga bertindak

sebagai alat default penunjuk kursor.

Marquee Select, tool ini berfungsi untuk memilih dan mencari

(45)

Radius Select, tool ini berfungsi untuk memilih dan mencari

peta objek dalam suatu wilayah melingkar.

Polygon select, tool ini berfungsi untuk memilih objek dalam

bentuk polygon.

Boundary Select, tool ini berfungsi untuk memilih dan mencari

suatu map objek dari suatu wilayah tertentu.

Unselect All, tool ini berfungsi untuk menghapus seleksi dari

semua objek dan data yang dipilih.

Invert Selection, tool ini berfungsi untuk memilih objek atau

data yang tidak terseleksi dan juga dapat membatalkannya.

Zoom In, tool ini berfungsi untuk memperbesar tampilan peta

atau wilayah tertentu.

Zoom Out, tool ini berfungsi untuk memeperkecil tampilan

peta atau wilayah tertentu.

Change View, tool ini berfungsi untuk merubah tampilan

koordinat pada peta atau wilayah tertentu.

Graph Select, tool ini berfungsi untuk memilih catatan yang

sesuai dengan tabel dari objek yang terseleksi.

Grabber, tool ini berfungsi untuk mengatur posisi peta.

Info, tool ini berfungsi untuk melihat informasi pada peta atau

wilayah yang terseleksi.

(46)

seperti file atau URLs dari map window.

Label, tool ini berfungsi untuk memeberikan informasi pada

peta dari database.

Drag Map Window, tool ini berfungsi untuk menyeret peta

MapInfo ke aplikasi OLE.

Layer Control, tool ini berfungsi untuk mengatur dan melihat

layer yang berada dalam peta.

Ruler, tool ini berfungsi untuk memberikan skala pada peta.

Legend, tool ini berfungsi untuk menampilkan legenda pada

suatu window.

Statistics, tool ini berfungsi untuk menghitung jumlah dan

rata-rata untuk semua objek numerik yang terpilih saat itu.

Set Target District from Map, tool ini berfungsi untuk

mengatur sasaran dalam proses pemekaran

Assign Selected Objects, tool ini berfungsi untuk memeberikan

target untuk pilihan objek sasaran selam dalam proses

pemekaran.

Clip Region On/Off, tool ini berfungsi untuk menampilkan

kembali seluruh peta.

Set Clip Region, tool ini berfungsi untuk mengisolasi suatu

daerah peta untuk ditampilkan.

(47)

dialog dan menambahkan skala kedalam window mapper.

2). Tool-tool Drawing

Tools yang ada dalam drawing tools adalah tool-tool yang digunakan untuk menggambarkan dan merubah suatu peta. Tools atau tombol-tombol tersebut antara lain :

Add Node, tool ini berfungsi untuk merubah suatu digitasi peta

dengan menambahkan titik-titik pada tempat tertentu.

Arc, tool ini berfungsi untuk menggambar dengan bentuk dan

ukuran busur atau seperempat elips.

Ellipse, tool ini berfungsi untuk menggambar dengan bentuk

lingkaran maupun elips.

Frame, tool ini berfungsi untuk membuat frame pada layout window untuk menampilkan peta, grafik, browser dan legenda.

Line, tool ini berfungsi untuk menggambar garis lurus.

Line Style, tool ini berfungsi untuk merubah model, warna, dan

lebar garis.

Polygon, tool ini berfungsi untuk menggambar dalam bentuk polygon (tertutup, tersambung dengan garis lain)

Polyline, tool ini berfungsi untuk menggambar garis dalam

(48)

Rectangle, tool ini berfungsi untuk menggambar dalam bentuk

persegi maupun persegi panjang.

Region Style, tool ini berfungsi untuk mengubah model, warna, background, dan sebagainya dari suatu objek dijitasi.

Reshape, tool ini berfungsi untuk menampilkan titik pada suatu

daerah sehingga dapat memungkinkan untuk merubahnya.

Rounded Rectangle, tool ini berfungsi untuk menggambar dalam

bujur sangkar.

Symbol, tool ini berfungsi untuk menempatkan simbol titik dalam

peta seperti “push pins”

Symbol Style, tool ini berfungsi untuk merubah model, warna dan

bentuk dari simbol terseleksi.

Text, tool ini berfungsi untuk menambahkan judul, label, dan

anotasi ke peta.

Text Style, tool ini berfungsi untuk mengubah jenis huruf, ukuran,

model, warna dan background objek teks

2. Microsoft Visual Basic

Microsoft Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang

menggunakan konsep pemrograman visual. Konsep visual menawarkan

begitu banyak kemudahan dalam merancang suatu program, apa yang

(49)

bentuk bahasa basic kedalam konsep yang lebih modern, yaitu berkonsep

Object Oriented Programming atau pemrograman yang berorientasi pada

objek dan berbasisikan sistem operasi windows.

Adapun kelebihan dari microsoft visual basic ini adalah :

a. Visual Basic mampu memangkas begitu banyak pernyataan dan

intruksi program kedalam pernyataan yang lebih sederhana untuk

melaksanakan intruksi yang begitu panjang.

b. Visual Basic menyimpan objek sebagai suatu kumpulan pernyataan

yang dapat langsung dijalankan.

c. Visual Basic menawarkan begitu banyak tools dalam merancang suatu

program.

d. Visual Basic dapat digunakan untuk membuat aplikasi Graphical User

Interface (GUI) atau program yang dapat menampilkan grafis sebagai

alat komunikasi.

Inter face Visual Basic memiliki elemen sebagai berikut :

1) Menu Bar.

2) Tollbar merupakan tempat untuk mengakses objek.

3) Form merupahkan tempat untuk meletakkan objek-objek yang

digunakan untuk melaksanakan perintah yang diberikan. Pada bagian

kanan atas form terdapat tombol Minimize, Maximize/Restore dan

Close yang digunakan untuk mengatur tampilan jendela form. ( H.A.

(50)

4) Project explorer sebuah daftar kumpulan form, modul dan class yang

digunakan dalam project.

5) Properties Window merupakan daftar setting properti pada control

tertentu.

6) Tool Box merupakan kumpulan tools untuk mendesain aplikasi.

7) Form Layout digunakan untuk menempatkan form pada layar.

Tipe pendeklarasian dalan Visual Basic yaitu :

a) Deklarasi program adalah deklarasi dimana semua statement yang

dinyatakan dapat dipakai dalam semua subprogram.

b) Deklarasi modul adalah bentuk deklarasi dimana semua statement

yang dinyatakan berlaku pada semua bagian program.

c) Deklarasi sub program adalah bentuk deklarasi dimana suatu

statement hanya berlaku satu sub program dan tidak dapat dipakai

oleh sub program yang lain.

d) Deklarasi sub rutin adalah untuk suatu proram agar dapat terlihat

efisien, penggunaan sub rutin diperlukan untuk melaksanakan

kumpulan instruksi maupun fungsi yang sering dipakai kedalam

bentuk pemrograman yang lebih efisien.

3. Cr ystal Report

Dalam pembuatan rancangan pelaporan disini menggunakan aplikasi

Crystal Report yang merupakan aplikasi standart untuk pembuatan laporan

(51)

dihasilkan dapat disertakan pada banyak bahasa pemrograman yang

dipakai.

2.6.2 Database

Database atau basis data adalah sekumpulan data yang memiliki

hubungan secara logika dan diatur dengan susunan tertentu serta disimpan

dalam media penyimpanan komputer. Data itu sendiri adalah representasi

dari semua fakta yang ada pada dunia nyata. Database sering digunakan

untuk melakukan proses terhadap data-data tersebut untuk menghasilkan

informasi tertentu.

Database yang digunakan dalam implementasi program ini adalah

menggunakan MICROSOFT SQL SERVER karena merupakan suatu

aplikasi yang paling banyak digunakan pada industri saat ini, karena

memiliki fungsi sebagai pengolah kumpulan data yang disusun dari suatu

produk aplikasi tertentu khusus untuk database.

SQl Server Menurut Nugroho dan SmitDev Community (2009:1)

SQL Server adalah sebuah RDBMS (Relational Database Management

System) yang sangat powerful dan telah terbukti kekuatannya dalam

mengolah data. Dalam versi terbarunya ini, SQL server memiliki banyak

fitur yang bisa dihandalkan untuk meningkatkan performa database.

Adapun komponen-komponen SQL SERVER ini antara lain :

1. Relational Database Engine : komponen utama atau jantung SQL

(52)

2. Analysis Services : Basis dari solusi intelijen bisnis yang ampuh

(powerful), dan mendukung aplikasi-aplikasi OLAP (online analytical

processing), serta data minning.

3. Data Transformation Service (DTS): sebuah mesin untuk membuat

solusi ekspor dan impor data, serta untuk mentransformasi data ketika

data tersebut ditransfer.

4. Notification Services: sebuah framework untuk solusi dimana

pelanggan akan dikirimi notifikasi ketika sebuah event muncul.

5. Reporting Services: service yang akan mengambil data dari SQL

Server, dan menghasilkan laporan-laporan.

6. Service broker: sebuah mekanisme antrian yang akan menangani

komunikasi berbasis pesan diantara service.

7. Native HTTP Support: dukungan yang memungkinkan SQL server

2005 yang (jika diinstall pada Windows Server 2003) akan merespon

request terhadap HTTP endpoint, sehingga memungkinkan

pembangunan sebuah web service untuk SQL Server tanpa

menggunakan IIS.

8. SQL server Agent : akan mengotomatiskan perawatan database dan

mengatur task, event dan alert.

9. Replication: serangkaian teknologi untuk menjalin dan

mendistribusikan data dan obyek database dari sebuah database ke

database lain, dan melakukan sinkronisasi untuk menjaga

(53)

10. Full-Text Search: memungkinkan pengindeksan yang cepat dan

flexibel untuk query berbasis kata kunci (terhadap data teks yang

disimpan dalam database).

2.7 DFD, CDM DAN PDM

2.7.1 DFD (Data Flow Diagr am)

Diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk

menggambarkan arus dari data sistem dikenal dengan diagram arus

data (Data Flow Diagram atau DFD). Data Flow Diagram atau

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang

telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika.

DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi

pengembangan sistem yang terstruktur (Structured Analysis and

Design). DFD merupakan alat yang cukup baik karena dapat

menggambarkan arus data didalam sistem dengan terstruktur dan

jelas. Lebih terpentingnya lagi juga merupakan dokumentasi dari

sistem yang akan dibangun. Beberapa simbol yang digunakan di

DFD untuk maksud mewakili :

a. External Entity (Kesatuan Luar )

Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary)

yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya.

Eksternal entity merupakan kesatuan (entity) dilingkungan luar

sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya

(54)

atau menerima output dari sistem. Satu kesatuan luar dapat

disimbolkan dengan suatu notasi kotak kiri atas, seperti berikut :

Gambar 2.4 Notasi Kesatuan Luar di DFD

b . Data Flow (Arus Data)

Arus data (Data Flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus

data ini mengalir diatara proses (process), simpan data (data store)

(55)

c .Process

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh

orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang

masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan

keluar dari proses.

d.Data Stor e (Simpanan Data)

Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang

dapat berupa :

1) Suatu file atau database disistem komputer.

2) Suatu arsip atau catatan manual.

3) Suatu kotak tempat data dimeja seseorang.

4) Suatu tabel acuan manual.

5) Suatu agenda atau buku Simpanan data di DFD dapat

disimbolkan dengan sepanjang garis horisontal yang

tertutup di salah satu ujungnya.

atau

1

IDENTIFIKASI

PROSES

Gambar 2.6 Notasi Proses di DFD

(56)

2.7.2 Conceptual Data Model (CDM)

CDM adalah model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa

dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan

entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas

itu.Biasanya direpresentasikan dalam bentuk Entity Relationship

Diagram. Manfaat Penggunaan CDM dalam perancangan database

adalah untuk memberikan gambaran yang lengkap dari struktur basis

data yaitu arti, hubungan,batasan-batasan alat komunikasi antar

pemakai basis data, designer, dan analis.

CDM bisa juga dikatakan Perancangan basis data yang

berdasarkan pengumpulan data dan analisis. Pembuatan CDM adalah

suatu tahap dimana kita melakukan proses indentifikasi dan analisa

kebutuhan-kebutuhan data dan ini disebut pengumpulan data dan analisa.

Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, kita

harus mengenal terlebih dahulu bagian-bagian lain dari sistem informasi

yang akan berinteraksi dengan sistem database. Tipe data bersifat

general dan tidak spesifik. Jenis-jenis objek yang terdapat dalam CDM

mencakup entity, relationship, inheritance dan association.

2.7.3 Physical Data Model (PDM)

PDM adalah Merupakan model yang menggunakan sejumlah

tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data

tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom

(57)

PDM bisa juga diartikan perancangan database secara fisik tipe

data bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM merupakan

representasi fisik atau sebenarnya dari database.

Menurut ANSI atau SPARC, arsitektur basis data terbagi atas tiga level

yaitu :

1. Internal atau Physical Level : (yang dapat direpresentasikan dengan

PDM) berhubungan dengan bagaimana data disimpan secara fisik

(physical storage)

2. External atau View Level : berhubungan dengan bagaimana data di

representasikan dari sisi setiap user.

3. Conceptual atau Logical Level : (yang dapat direpsesentasikan

dengan CDM) yang menghubungkan antara internal & external

(58)

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang perancangan perangkat lunak dari

sistem, meliputi analisis sistem, Perancangan sistem yang terdiri dari :

flowmap,kerangka penilitian, DFD data flow diagram, perancangan struktur tabel flowchart, CDM, PDM dan rancangan interface.

3.1. Analisa Sistem

3.1.1 Deskr ipsi sistem

Sistem Informasi Geografis Untuk Mengetahui Daerah Rawan

Kebencanaan di povinsi Jawa Timur ini bertujuan untuk membantu BPBD

Jawa Timur dalam mengolah data Bencana sehingga dapat mengetahui

kebencanaan yang terjadi di provinsi Jawa Timur juga informasinya secara

lengkap dari suatu kecamatan.

Dengan adanya sistem ini dapat membantu memberikan informasi

kepada Masyrakat maupun Instansi pemerintah diatasnya untuk mengenal

dan menganalisa titik bencana yang ada di provinsi Jawa Timur, sehingga

bisa memberikan masukan untuk pengambilan keputusan maupun kesiap

siagaan yang akan dilakukan. pada akhirnya dapat meminimalisir korban

dalam bentuk kesiap siagaan kebencanaan ataupun menambah pengetahuan

masyarakat dalam peta mana saja dampak kebencanaan pada tahun-tahun

berikutnya khususnya di provinsi Jawa Timur.

3.1.2 Diagram Alur

.Dalam rancangan aplikasi sistem informasi geografis bencana Jawa

Timur ini di butuhkan sebuah alur yang akan menentukan arah berjalannya

program, maka dari itu dibawah ini disertakan rancangan diagram alur

sekaligus bentuk gambaran awal mengenai langkah aplikasi yang dibuat.

(59)
(60)

3.1.3 Flowchart Sistem

Flowchart sistem merupakan cara menampilkan pola aliran suatu

sistem dan bagaimana sebuah keputusan dibuat untuk mengontrol suatu

tindakan dalam sistem tersebut. Beberapa simbol digunakan untuk mewakili

tindakan tersebut. Mereka terhubung bersama-sama untuk menunjukkan apa

yang terjadi pada data dan kemana arah sebuah sistem.

Gambar 3.9 Simbol-simbol Sysflow

Perhatikan bahwa sistem flowchart sangat mirip dengan diagram aliran

data. Sistem yang bekerja di sana adalah input dan output. Proses ini

mengambil input dan melakukan sesuatu dengan itu memodifikasi dalam

beberapa cara dan menghasilkan output. Dalam sistem komputer pengolahan

akan dilakukan oleh mikroprosesor dari beberapa jenis.

Berikut adalah sysflow dari Sistem Informasi Geografis Kebencanaan,

dimana sysflow tersebut menjelaskan alur sistem pada dimensi Waktu. Pada

deskripsi kebutuhan sistem akan dijelaskan tentang masukan dan keluaran

sistem yang ada serta pembagian pengguna dari sistem, termasuk akses –

akses yang diperlukan oleh masing - masing level pengguna. Untuk lebih

jelasnya silahkan melihat gambar 3.10 dibawah ini.

Decisions Pr oceses Input or Output Data Flow

(61)

Gambar 3.10 Flowchart System ( Sistem Informasi Geografis Kebencanaan

Jawa Timur ).

System flow Sistem Informasi Geografis Kebencanaan Jawa Timur

USER ADMIN PDE

System flow Sistem Informasi Geografis Kebencanaan Jawa Timur

USER ADMIN PDE

Start

Login Admin

Masukkan Nama dan Password admin

Masukkan data Spasial dan data Atribut Bencana

Proses Pemetaan dan Simpan

Database Sistem Data Bencana

Proses Simpan

Centang Checkbox User

Login User

Melihat View peta Keejadian Bencana

dan report

Gambar

Gambar 2.3 Uraian Sub Sistem SIG (Eddy Prahasta 2009)
Gambar 2.7 Notasi Simpanan Data di DFD
Gambar 3.8 Diagram Alur Sistem Informasi Geografi Kebencanaan
Gambar 3.9 Simbol-simbol Sysflow
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengguna dari masyarakat dapat melihat hasil produksi, produktivitas dan hasil analisis ketahanan pangan tanaman kedelai pada peta yang disajikan sistem tanpa melakukan

Pengujian program pada form lokasi pengukuran terdiri dari pengujian pada proses pengambilan data posisi, pemberian nomor GPS, konversi, penyimpanan data, tampilan peta

Halaman tampil peta menampilkan informasi peta bengkel yang telah dipilih oleh pengguna. Terdapat tampilan peta yang bersumber dari Google Maps. Pengguna dapat

Berikut ini adalah tampilan laporan data persebaran lahan pertanian, fungsinya admin bisa melihat secara keseluruhan data lahan pertanian yang sudah di inputkan. Untuk

Dalam mengembangkan sebuah portal yang dapat memberikan informasi secara cepat dan akurat terkait informasi manajemen berita kebencanaan diperlukan beberapa data tentang bencana

Adanya sistem informasi mengenai pasar tradisional yang mudah diakses oleh masyarakat luas khususnya masyarakat kota Semarang sehingga dijadikan sarana informasi yang

Memiliki manfaat lebih artinya data historis kejadian longsor disampaikan di dalam sistem yang berbasis web dalam bentuk peta digital yang berbasis GIS

Gambar-gambar peta yang muncul pada layar merupakan hasil komunikasi dari pengguna dengan database pada web server google untuk menampilkan gabungan dari