• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan usia sebagian besar responden berada dalam kelompok usia 21- 30 tahun sebanyak 55 orang (51,40%), tingkat pendidikan SLTA sebanyak 60 orang (56,07%), pekerjaan IRT sebanyak 70 orang (65,42%) dan penghasilan rata-rata dibawah 900.000 sebanyak 37 orang (34,57%).

2. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa pengetahuan orang tua tentang ISPA berada dalam kategori cukup, peran orang tua dalam hal mengatur pola makan berada dalam kategori baik (57,9%), peran orang tua dalam hal menciptakan kenyamanan lingkungan berada dalam kategori baik (49,54%) serta peran orang tua dalam hal menghindari faktor pencetus berada dalam kategori cukup (53,27%). Sehingga secara keseluruhan peran orang tua dalam pencegahan ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Martubung Medan berada dalam kategori cukup (66,35%).

3. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas balita mengalami kekambuhan ISPA dalam satu tahun. Rata-rata dalam setahun balita mengalami kekambuhan ISPA sebanyak 4 kali (24,29%).

4. Hubungan antara peran orang tua dalam pencegahan ISPA dengan kekambuhan ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Martubung Medan mempunyai hubungan yang bermakna (p= 0,038) dan nilai OR= 3,050 artinya balita yang orang tuanya berperan cukup dalam pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) mempunyai peluang 3,05 kali

terkena ISPA dibandingkan dengan balita yang orang tuanya berperan baik dalam pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

6.2. Saran

6.2.1 Praktek Keperawatan

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat seharusnya tidak hanya terfokus kepada pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif, tetapi juga harus memperhatikan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif yaitu dengan memberikan penyuluhan (informasi). Dengan pemberian informasi yang lengkap mengenai ISPA, maka orang tua dapat mengetahui penyebab, tanda dan gejala ISPA serta cara pencegahan ISPA. Dengan mengetahui cara pencegahan yang tepat maka orang tua dapat berperan dengan baik dalam perawatan balita sehingga dapat menghindari kekambuhan ISPA.

6.2.2 Pendidikan Keperawatan

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa mayoritas balita dalam satu tahun masih mengalami kekambuhan ISPA yaitu rata-rata 4 kali dalam setahun. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=3,050, artinya balita yang orang tuanya berperan cukup dalam pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) mempunyai peluang 3,05 kali terkena ISPA dibandingkan dengan balita yang orang tuanya berperan baik. Dengan adanya cakupan materi tentang cara pencegahan ISPA pada balita serta pentingnya peran orang tua dalam pencegahan kekambuhan ISPA akan mendorong mahasiswa keperawatan untuk

mengemukakannya dalam kegiatan praktek keperawatan, seperti mendorong ibu untuk meningkatkan pengetetahuan tentang ISPA, memberikan makanan yang bergizi serta membersihkan lingkungan rumah.

6.2.3 Riset Keperawatan

Untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar dapat meneliti hubungan karakteristik balita (berat badan lahir, status imunisasi status gizi) dan karakteristik orang tua (pendidikan, status ekonomi, pekerjaan) dengan kekambuhan ISPA pada balita.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, M. (1991). Faktor-Faktor Penyebab ISPA dalam Lingkungan Rumah Tangga di Jakarta. Di buka dari situs c.id./opac/themes/libri2

Agustama. (2005). Kajian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Kota Medan dan Deli Serdang Tahun 2005. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia

Amin, M. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga University Press.

Amin, M. (1996). Polusi, dan Alfa- Udara, Rokok 1-Antripsi. Surabaya: Airlangga University Pess.

Anwar. (2003). Korelasi Kondisi Perumahan dan Penggunaan Bahan Bakar Biomassa dengan Kejadian ISPA pada Anak Balita. Di buka dari situs http:

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Astuti, Y. (2006). Faktor Resiko Kualitas Fisik Rumah terhadap Penderita ISPA pada Balita di Kabupaten Purworejo. Di buka dari situs http:

Dempsey, D.A dan Dempsey. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan . Jakarta: EGC

Depkes. (2004). Angka Kematian Bayi Masih Tinggi. Di buka dari situs

______. (2004). Etiologi ISPA dan Pneumonia. Di buka dari situs

Dewa, D. (2001). Hubungan Perawatan di Rumah terhadap Perubahan Status ISPA bukan Pneumonia menjadi Pneumonia di Kabupaten Kota Baru.

Di buka dari situs http:

1383

Djaja, S et al (2001). Determinan Perilaku Pencarian Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita. Buletin Peneliti Kesehatan Vol. 29, No.1

Friedman. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC Laporan Puskesmas Martubung Tahun 2008

Laporan Puskesmas Martubung Tahun 2009

Lubis, P. (1989). Perumahan Sehat. Jakarta: Depkes RI

Muluki, M. (2003). Analisa Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Terjadinya Penyakit ISPA di Puskesmas Palantaro Kecamatan Mallusetasi

Kabupaten Baru Tahun 2002-2003. Di buka dari situs

http: Noor, N (2006) Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Rineka Cipta Parulian, S. (2002) Debu Particular Udara Rumah Tinggal dan Kejadian ISPA

pada Balita di Kelurahan Cakung Timur Kota Jakarta Timur. Di buka

dari situs http:/www.digilub.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=77538&loka

si=lokal

Polit, D.F & Huengler, B.P. (1999). Nursing Reseach: Principles and Methods Fifth Editin. Philadelphia: J.B. Lippincot Company

Purnomo, H. (2001). Hubungan Kadar Debu Total dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang. Di buka dari situs

Riyadina, W. (1996). Efek Biologis dari Paparan Debu. Media Pemelitian dan Pengembangan Kesehatan. Vol. 6. No.1.

Santoso, S & Ranti, A.L. (1999). Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sofiana. (2008). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Pola Merokok Anggota Keluarga dengan Kejadian ISPA pada Balita. Di buka dari

Suhandayani, I. (2006). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati. Di buka dari situs

Sulistijani, D.A. & Herlianty, M.P. (2001). Menjaga kesehatan bayi dan Balita. Jakarta: Puspa Swara

Suwardi. (2001). Pola Penyakit Anak Balita Penderita Gizi Buruk. Dibuka dari situs

Syahril. (2006). Analisa Kejadian Pneumonia dan Faktor yang Mempengaruhinya serta Cara Penanggulangan pada Anak Balita Pasca Gempa Bumi di Banda Aceh Tahun 2006. Tesis FKM. USU

Thamrin, A. (2000). Faktor Determinan Kejadian Infeksi Sakuran Pernafasan Akut Anak Balita di Kecamatan Bantimurung Kecamatan Maros.

Wahyuni, C. (2004). Faktor Lingkungan dan Karakteristik Santri Terhadap Kejadian ISPA di Pondok Pesantren. Majalah Kesehatan Masyarakat. Volume VIII.No. 2.

WHO. (2003). Penenganan ISPA pada Anak di Rumah Sakit Kecil Negara Berkembang. Pedoman untuk Dokter dan Petugas Kesehatan Senior. Jakarta: EGC.

Yamin, Ahmad. (2008). Kebiasaan Ibu dalam Pencegahan Primer Penyakit ISPA pada Balita Non Gakin di Desa Nanjung Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Nanjung Mekar Kabupaten Bandung. Di buka dari situs http:/www.pustaka.unpad.ac.id/upcontent/uploads/2009/07/kebiasaan ibu pdf.

Yunus, et al (1992). Pulmonologi Klinik. Jakarta: FK UI

Yusup, N. (2004). Hubungan Sanitasi Rumah Secara Fisik dengan Kejadian ISPA pada Balita. Jurnal Kesling. Vol 6. No.1

Yuwono, D. (2007). Besaran Penyakit ISPA pada Balita di Indonesia. Di buka dari situs

Kode Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Medan

Saya Eva Maretta, NIM 051101050, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran USU. Saat ini sedang melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran USU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua dalam pencegahan ISPA dengan kekambuhan ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Martubung.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Jika bersedia dimohon mengisi lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang telah disediakan.

Penelitian ini tidak berdampak negatif pada orang tua sebagai responden. Identitas orang tua dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Terimakasih atas partisipasinya.

Medan, Oktober 2009

Peneliti Responden

INSTRUMEN PENELITIAN

Kode :

Tanggal/Waktu : Petunjuk Umum pengisian

1. Orang tua diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang tersedia dilembar kuisioner

2. Tuliskan tanda checklist (√) pada kotak, untuk pilihan jawaban yang tepat menurut saudara pada pertanyaan A (data demografi).

3. Tuliskan tanda checklist (√) pada kolom, untuk pilihan jawaban yang tepat menurut saudara pada pertanyaan B(kuisioner pilihan).

Pertanyaan

A. Data Demografi 1. Initial :

2. Umur :

3. Pendidikan :  Tamat SD  Tamat SMP

 Tamat SLTA  Tamat Perguruan Tinggi  Lain-lain (tuliskan)……….

4. Status Perkawinan :  Menikah  Janda  Duda

7. Pekerjaan :  PNS  Pegawai Swasta  Wiraswasta  TNI/POLRI  Lain-lain (sebutkan)……..

8. Penghasilan :  dibawah Rp.900.000,- perbulan

 Rp.900.000,- s/d Rp.1.300.000,- perbulan

 Rp.1.300.000,- s/d Rp.1.800.000,- perbulan

 Lebih dari Rp.1.800.000,- perbulan

B. Kuisioner Kekambuhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). 1. Apakah anak anda menderita ISPA sekarang ?

 Ya

 Tidak

2. Sebelumnya Kapan Menderita ISPA? 3. Berapa kali dalam setahun menderita ISPA?

C. Kuesioner penelitian peran orang tua dalam pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

I. Mengetahui penyakit ISPA pada anak 1). ISPA adalah

a. Infeksi saluran pernafasan akut yang berlangsung sampai 14 hari b. Infeksi saluran pernafasan atas yang berlangsung sampai 14 hari c. Infeksi saluran pernafasan

d. Tidak tahu

2). Penyebab ISPA adalah

a. Bakteri dan Virus influenza b. Kuman dan polusi udara c. Lingkungan yang kotor d. Tidak tahu

3). Gejala-gejala ISPA adalah a. Batuk, demam, pilek b. Batuk

c. Demam saja d. Tidak tahu

4). Faktor yang mempermudah balita terkena ISPA

a. Balita yang kurang gizi, dan sering menghirup udara yang kotor b. Terhirup asap dan debu dalam rumah dan asap rokok

c. Balita tinggal dilingkungan yang kotor d. Tidak tahu

5). Cara penularan ISPA adalah

a. Melalui udara dan percikan batuk yang mengandung kuman b. Menghirup udara dari orang yang batuk

c. Kontak tangan dengan dahak yang mengadung virus yang berasal dari penyandang virus

d. Tidak tahu

6). Cara pencegahan ISPA adalah

a. Memberikan makanan yang bergizi, menjaga kenyamanan lingkungan dan menghindari faktor pencetus seperti debu juga asap

b. Menjaga kenyamanan lingkungan seperti kepadatan hunian dan pertukaran udara

c. Menjaga kebersihan pribadi d. Tidak tahu

Petunjuk: Beri tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia Alternatif jawaban: 1: Tidak pernah 2: Kadang-kadang 3: Sering 4. Selalu No Pernyataan TP KK SR SL II Mengatur pola makan anak

1. Orang tua memberikan lauk (ikan/telur/tahu/tempe) dalam menu makan

2. Orang tua memberikan sayuran dalam menu makanan

3. Orang tua mengontrol jadwal makan anak

4. Orang tua memberikan asupan cairan diatas 6 gelas setiap hari

5. Orang tua memberi tambahan susu formula untuk mencukupi kebutuhan mineral dan protein

6. Orang tua memberi buah-buahan yang cukup setiap hari

jajanan anak

8. Orang tua memberi makanan utama anak 3 kali sehari

9. Orang tua tidak memberikan makanan ringan sesaat sebelum waktu makan utama karena akan mengurangi nafsu makan

III. Menciptakan lingkungan yang nyaman 1. Kamar tidur balita di atur dan ditata

agar tidak terlalu padat dari barang- barang yang tidak diperlukan

2. Orang tua mengatur kamar balita agar cahaya dan udara dapat masuk dengan bebas

3. Setiap pagi orang tua membuka jendela agar cahaya dapat masuk dan udara dapat bertukar

IV. Menghindar faktor pencetus

1. Orang tua membersihkan lantai rumah setiap hari agar terhindar dari debu

rumah tangga agar terhindar dari debu 3. Orang tua menhindari agar tidak merokok

didekat balita

4. Orang tua menghindari penggunaan obat nyamuk bakar

5. Orang tua menghindari anak agar tidak lama terpapar dengan asap dan debu di luar rumah

6. Orang tua menganjurkan anggota keluarga yang lain untuk menutup mulut ketika bersin dan batuk

7. Orang tua menganjurkan anggota keluarga yang lain untuk tidak membuang dahak sembarangan

8. Orang tua menjaga anak agar tidak mendekati orang lain yang terkena ISPA 9. Orang tua menganjurkan anak untuk

membersihkan tangan setelah memegang benda yang kotor dan setiap kali ingin makan

Lampiran

Anggaran Biaya Penelitian

PROPOSAL

Biaya sumber tinjauan pustaka Rp. 200.000,-

Biaya menyelesaikan proposal Rp. 250.000,-

Biaya perbanyakan proposal Rp. 50.000,-

PENGUMPULAN DATA

Izin penelitian Rp. 100.000,-

Transportasi Rp. 200.000,-

Pembuatan instrumen Rp. 100.000,-

Penggandaan kuesioner dan lembar persetujuan Rp. 150.000,-

ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

Biaya print Rp. 100.000,-

Penjilidan Rp. 100.000,-

Penggandaan laporan penelitian Rp. 200.000,-

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Eva Maretta Habeahan Tempat/Tanggal Lahir : Pisang Masak, 27 Maret 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat : JI. Sibolga Barus Km 24 Sorkam Sibolga, Tap-Teng

Riwayat Pendidikan : 1. SD Naipospos Barat No. 157631 (1993-1999) 2. SLTP Negeri 2 Sorkam (1992-2002)

3. SMU RK Bintang Timur (2002-2005) 4. Fakultas Keperawatan USU (2005-2009)

Dokumen terkait