• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu, selanjutnya dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

1. Corporate Guarantor ( pemberi jaminan perusahan ) yang secara sukarela melepaskan hak istimewanya, maka Corporate Guarantor tersebut menjadi kehilangan haknya untuk menuntut supaya barang-barang debitur disita terlebih dahulu dan dijual untuk melunasi utang-utang Debitur Utama. Dengan demikian kedudukan Corporate Guarantor tersebut pada dasarnya sama dengan Debitur Utama karena Corporate Guarantor langsung dapat diminta pertanggungjawaban terhadap hutang Debitur Utama sehingga Corporate Guarantordapat diajukan pailit bersamaan dengan Debitur Utama. 2. Perlindunganya terhadap Corporate Guarantor dalam hal Debitur Utama

tidak mampu melaksanakan kewajibannya, maka Corporate Guarantor yang tidak melepaskan hak istimewanya dapat mengajukan kepada Kreditur pemegang Corporate Guarantee supaya menyita terlebih dahulu seluruh harta Debitur Pailit untuk menyelesaian kewajibannya kemudian kekurangannya barulah dapat ditagih kepada Corporate Guarantor. Permohonan pailit hanya dapat diajukan setelah seluruh harta Debitur Pailit digunakan untuk menyelesaikan kewajibannya dancorporate guarantordapat

menggugat debitur atas pengembalian kekayaan corporate guarantor yang digunakan untuk memenuhi kewajiban debitur. Dengan demikian ketentuan tersebut telah memenuhi rasa keadilan bagi debitur dan penjamin.

3. Kreditur Pemegang Corporate Guarantee dalam hal Debitur Utama pailit memperoleh perlindungan yang apabila Corporate Guarantor tidak melepaskan hak istimewa maka Kreditur Pemegang Corporate Guarantee dapat meminta pertanggungjawaban Corporate Guarantor setelah seluruh barang Debitur Utama sudah dieksekusi untuk penyelesaian kewajibannya dan bilamana Corporate Guarantor telah melepaskan hak istimewanya, maka Kreditor Pemegang Corporate Guarantee dapat secara langsung meminta pertanggungjawaban Corporate Guarantor tanpa harus menunggu seluruh barang Debitur Utama dieksekusi. Dan apabila Corporate Guarantor dinyatakan pailit, maka kreditur Pemegang Corporate Guarantee berkedudukan sebagai Kreditur Konkuren terhadap Corporate Guarantor dengan adanya penjaminan ini maka kreditur lebih terlindungi dalam melaksanakan kewajibanya sebagai kreditur.

B. Saran

1. Para pihak yang hendak bertindak sebagai Guarantor memerlukan pemahaman mendalam terkait dengan kedudukannya apabila ia telah melepaskan hak istimewanya sehingga di kemudian hari dapat di minimalisir kemungkinan timbulnya perkara.

2. Hendaknya para pihak yang bertindak sebagai kreditur melakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap guarantor debitur pailit guna memberikan rasa aman yang lebih optimal.

3. Hendaknya ketentuan-ketentuan pemberian jaminan agar diatur lebih detail dalam Undang-Undang Kepailitan & Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, dan dikodifikasi dalam satu kitab untuk memudahkan para pemangku kepentingan seperti advokat, bankir untuk memahami ketentuan penjaminan ini dan selain itu karena pemberian jaminan ini masih mengacu kepada KUH Perdata yang diketahui bersama merupakan produk hukum Belanda dan berusia ratusan tahun hendaknya peraturan ini dapat disesuaikan dengan keadaan zaman sekarang.

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

A. Lontoh, Rudy, dkk. 2001, Penyelesaian Utang Piutang Melalui Pailit atau Penundaaan Kewajiban Pembayaran Utang,Jakarta.

Assers, C, 1991, Bagian Pengajian Hukum Perdata Belanda, Jilid II Hukum Perikatan Pertama Perikatan,Dian Rakyat, Jakarta.

Asikin, Zainal, 1991, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di Indonesia,Radjawali Pers, Jakarta.

Badrulzaman, Mariam Darus, 2001.Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Budiono, Herlien, 2006, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia, Hukum Perjanjian Berdasarkan Asas-Asas Wigati Indonesia, Citra Aditya Bahti, Bandung.

Friedmann, W, 1993, Teori-Teori dan Filsafat Hukum Dalam Buku Telaah Kritis Atas Teori-Teori Hukum diterjemahkan dari buku aslinyaLegal Theory”, Rajagrafindo, Jakarta.

Harahap, M. Yahya, 2009,Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta. ________________, 2002,Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Jakarta.

Harianto, Dedi, 2010,Bahan Kuliah Hukum Kepailitan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hartini, Rahayu, 2002,Hukum Kepailitan,Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Kamello, Tan,2004, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang di Dambakan,

Alumni,Bandung.

Khairandy, Ridwan, 2004, Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak, Program Pascasarana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.

________________, 2008,Hukum Kepailitan Edisi Revisi,UMM Press, Malang. Ibrahim, Johny, 2008, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif,

Irawan, Bagus, 2007, Aspek-Aspek Hukum Kepailitan; Perusahaan; dan Asuransi, Alumni, Bandung.

Lubis, M. Solly, 2010,Diktat Teori Hukum, USU, Medan.

Mukti, Affan,2006,Pokok-Pokok Bahasan Hukum Agraria,USU Press, Medan. Nainggolan, Bernard, 2011, Perlindungan Hukum Seimbang Debitor, Kreditor dan

Pihak-Pihak Berkepentingan Dalam Kepailitan, Alumni, Bandung.

Nurdin, Andriani, 2012, Kepailitan BUMN Persero Berdasarkan Asas Kepastian Hukum, Alumni, Bandung.

Patrik, Purwahid dan Kashadi, 2003, Hukum Jaminan edisi Revisi dengan UUHT, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang.

Rahardjo, Satjipto, 2000,Ilmu Hukum,Citra Adytia Bakti, Bandung.

Salim, 2004, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sjahdeini, Sutan Remy, 1992, Hukum Kepailitan; Memahami

Faillisementsverordening juncto Undang-undang No.4 Tahun 1998, Grafity, Jakarta.

__________________________, 2010, Hukum Kepailitan Memahami Undang- Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,Grafiti, Jakarta.

Shubhan, M. Hadi, 2009, Hukum Kepailitan Prinsip, Norma, dan Praktik di Peradilan,Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Simorangkir, J.C.T, 2008,Kamus Hukum,Sinar Grafika , Jakarta.

Soekanto, Soerjono, 1986,Pengantar Penelitian Hukum,UI Press, Jakarta. ________________, 2005,Pengantar Penelitian Hukum,UI Press, Jakarta.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 1996, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sofwan, Sri Soedewi Masjchoen, 1980, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan,Liberti Offset, Yogyakarta.

Subekti, 1989, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum di Indonesia,Citra Adytia Bakti, Bandung.

_______, 1990,Hukum Perjanjian,Intermasa, Jakarta.

_______, 1992,Pokok-Pokok Hukum Perdata,Internusa, Jakarta. Sunarmi, 2010,Hukum Kepailitan,Sofmedia, Jakarta.

_______, 2010, Prinsip Keseimbangan Dalam Hukum Kepailitan di Indonesia, Softmedia, Jakarta.

Sutarno,2003,Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Bandung. Sutedi, Adrian, 2009,Hukum Kepailitan,Ghalia Indonesia, Bogor.

Rachmadi Usman, 2008,Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar Grafika, Jakarta. Yuhassarie, Emmy, 2005, Undang-Undang Kepailitan Dan Perkembanganya, Pusat

Pengkajian Hukum, Jakarta.

Widjaja, Gunawan dan Kartini Muljadi, 2002, Penanggungan Utang dan Perikatan Tanggung Menanggung,Rajagrafindo Persada, Jakarta.

B. Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia.

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Putusan Pengadilan Niaga Medan Nomor 01/Pailit/2005/PN.NIAGA/Mdn. Putusan Pengadilan Niaga Medan Nomor 02/Pailit/2005/PN.NIAGA/Mdn.

Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor 59/PAILIT/2010/PN.NIAGA. JKT.PST tertanggal 1 September 2010

Dokumen terkait