• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis melalui kegiatan wawancara, observasi, dan observasi partisipasi sebagai atlet yang bertujuan untuk menjawab bagaimana membina para atlet yang sedang mengalami kecemasan ketika akan bertanding. Dapat diketahui bahwa atlet remaja yang akan bertanding sering mengalami kecemasan. Oleh karena itu, menurut beberapa informan individu yang sering melakukan latihan untuk menghadapi sebuah pertandingan pada sebuah event kejuaraan yang diadakan oleh sejumlah panitia sebenarnya untuk membina fisik dan mental dari seorang atlet sekaligus memperlihatkan kemampuan latihannya ketika akan bertanding.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mengurangi rasa cemas dan ketakutan ketika akan bertanding seorang atlet harus melatih fisiknya terlebih dahulu, sebelum menjalani pelatihan mental. Dimana hubungan antara kekuatan fisik dengan kekuatan mental seorang atlet dalam menghadapi pertandingan itu negatif. Hal ini diartikan sebagai, semakin tinggi seorang atlet berlatih kekuatan fisiknya dalam menghadapi sebuah pertandingan maka semakin tinggi pula kekuatan mentalnya dalam menghadapi sebuah pertandingan, dan tingkat kecemasannya semakin rendah. Adapun latihan fisik yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam menjalani latihan Taekwondo untuk menghadapi sebuah pertandingan itu ada 4. 1. Pliometrik atau latihan kelincahan. 2. Latihan beban atau weight training. 3. Sprint atau lari cepat sepanjang 100 meter bolak-balik. 4. Latihan tanding selama 5 menit. Bila dilihat dari latihan mentalnya, mereka mempunyai tiga latihan. Pertama harus berpikir positif.

99 Kedua, mereka diberi motivasi dan petunjuk tentang gerakan yang harus dilakukan. Ketiga, seorang atlet disarankan untuk berkonsultasi kepada pelatih ketika mereka akan bertanding bila masih ada cemas dan takut.

Hasil penelitian ini berkaitan dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwasanya keyakinan diri yang tinggi dikaitkan dengan kecemasan yang rendah yang berkontribusi kepada penampilan yang lebih baik dalam pertandingan, dan keyakinan diri yang rendah dikaitkan dengan kecemasan yang tinggi dimana kecemasan adalah suatu kondisi yang tidak menyenangkan sebagai reaksi terhadap sebuah ancaman (De Pero, et al., 2013).

Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwasanya semakin tinggi atlet berlatih kekuatan fisik maka akan semakin meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dirinya untuk bertanding, tetapi apabila seorang atlet jarang melatih dan bahkan tidak pernah berlatih kekuatan fisik maka tingkat keyakinan dan kepercayaaan diri seorang atlet tersebut akan semakin rendah. Oleh karena itu, latihan fisik pada seorang atlet sangat memiliki peran penting dalam meningkatkan keyakinan dan kepercayaan diri.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwasanya kecemasan yang muncul pada seorang atlet dikarenakan ia kurang latihan fisik pada kesehariannya sehingga mengalami gemetaran dan kebingungan ketika akan bertanding. Semua atlet yang diwawancarai pasti mengalami ketegangan, ketakutan, kecemasan, dan kekhwatiran yang tidak menentu karena menghadapi situasi yang mencekam.

Meningkatnya kecemasan dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun mental yang selama ini ia bangun untuk menghadapi sebuah pertandingan, sehingga kemampuan dirinya untuk menghadapi pertandingan pun menurun. Atlet menjadi cemas karena situasi yang

100 dihadapinya bisa kita lihat dengan ciri-ciri denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, gemetar, dan sering ke kamar mandi untuk buang air, sehingga sulit untuk berkonsentrasi.

Dari hasil penelitian penulis selama 1 tahun penulis sering melihat bahwa kecemasan para atlet Tae Kwon Do sering lebih tinggi daripada keyakinan dan percaya diri mereka ketika akan bertanding. Hal ini menurut penulis perlu mendapatkan perhatian dari pelatih Tae Kwon Do USU untuk memperhatikan mental dalam hal keyakinan dan percaya diri pada atlet beladiri Tae Kwon Do USU dalam menghadapi pertandingan. Hal ini disebabkan karena, para atlet Tae Kwon Do USU kurang mampu terhadap kemampuan diri yang telah ia latih selama ini.

Hal ini harus disadari oleh atlet maupun pelatih, penting bagi pelatih untuk memberikan suatu pelatihan mental untuk lebih meningkatkan keyakinan diri pada atlet agar atlet tidak cemas, gemetaran, dan kebingungan dengan kemampuan terhadap dirinya dalam situasi pertandingan apapun supaya bisa menampilkan penampilan yang baik, maksimal dan memperoleh prestasi yang baik pula.

Kemudian, juga dapat dijelaskan bahwa dengan adanya hubungan antara atlet dengan pelatih yang baik tanpa ada rasa permusuhan juga bisa menjadi faktor yang membantu atlet dalam mengendalikan dan melakukan penyesuaian dengan tekanan- tekanan pertandingan. Oleh karena itu, bila atlet memiliki kedekatan yang baik dengan pelatih, maka tingkat kecemasan bertandingnya akan semakin berkurang dengan cara memberikan informasi dan cara-cara seperti uraian di atas.

101 4.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat penulis kemukakan saran sebagai berikut:

1. Penelitian ini menunjukkan bahwasanya semakin sering seorang atlet melakukan latihan fisik maka akan semakin kuat pula kekuatan mental yang terbentuk. Oleh karena itu, bagi atlet yang ingin mengikuti pertandingan kejuaraan Tae Kwon Do janganlah malas-malasan berlatih fisik terutama kepada atlet pemula yang masih lamban gerakannya dan lemah dalam fisiknya. Kemudian bagi atlet yang sudah memiliki fisik yang kuat teruslah pertahankan fisiknya tersebut agar semakin kuat.

2. Bagi para pelatih yang membawa pemainnya ketika bertanding, perhatikan para pemainnya. Nasehatilah hal macam apa yang mesti dilakukan ketika akan bertanding. Latihlah mentalnya agar kepercayaan diri tetap terjaga. Yakinkan bahwasanya ia mampu melakukan dan memenangkan pertandingan tersebut. Janganlah memarahinya ketika akan bertanding, karena ini dapat menurunkan mental para atlet yang akan bertanding. 3. Kepada atlet janganlah terlalu berharap kepada pelatih untuk mendapatkan

saran darinya, karena bisa saja seorang pelatih bisa lebih mementingkan seseorang yang dijagokannya untuk menang.

4. Bagi para peneliti selanjutnya yang berminat untuk memperdalam topik yang sama bisa mengembangkan topik penelitian ini dengan cara memperluas subyek penelitian, meneliti pada cabang olahraga yang berbeda-beda, dan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat

102 meningkatkan kecemasan para atlet dalam bertanding. Misalnya, perilaku atlet, teman, pelatih, ataupun orang tua.

Selain itu, juga disarankan untuk menggunakan metode lain misalnya metode penggabungan antara kuantitatif dan kualitatif dengan cara menyebarkan kuesioner dan wawancara mendalam, agar dapat menggambarkan kecemasan bertanding subjek, serta disarankan agar mempertimbangkan waktu pemberian skala latihan dan waktu yang pas kepada atlet, misalnya beberapa hari mendekati hari pertandingan ia disarankan untuk berlatih lebih keras dan apabila 2 hari sebelum pertandingan disarankan untuk beristirahat.

103 DAFTAR PUSTAKA

Amir, N.

2004. Pengembangan Instrumen Kecemasan Olahraga. Anima. Vol. 20, No. 1, 55-69

Atwater, E.

1991. Psychology of Adjustment. 2nd Ed. Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Bompa, Tudor O.

1990. Theory and Metodology of Training. Dubuque, Iowa: Kendall Hunt Publishing Company.

Baron, R.A dan Byrne, D.

2005. Psikologi Sosial: Jilid 2. (terj.Ratna Djuwita). Jakarta: Erlangga Brehm, S.S, Miller, R.S., Perlman, D., Campbell, S.M.

2002. Intimate Relationship. New York: McGraw-Hill Companies Bill Pottle & Katie Pottle. T

2013. TAEKWONDO: A Practical Guide to the World’s Most Popular Martial Art, America

Brernstein, D.A., Roy, E.J., Srull, T.K. dan Wickensm, C.D. 1988. Psychology. New York: Houghton Mifflin Company Chaplin, J.P.

2006. Kamus Lengkap Psikologi. (terj: Kartini Kartono). Jakarta: PT. Raja Grafindo Jaya

Calhoen, J.F. dan Acocella, J.R.

1990. Psychology of Adjustment and Human Relation. New York: Mc Graw- Hill Book Company.

Cogan, K.D dan Vidmar, P.

2000. Sport Psychology Library: Gymnastics. New York: Data Reproductions Corporation

Corey, G.

1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (terjemahan) Jakarta : Eresco

Cox, R.H.

2002. Sport Psychology: Concepts and Applications. New York: Mc Graw- Hill Companies, Inc

104 De Pero R., Minganti C., Pesce C., Capranica L., & Piacentini M.F.

2013.The relationship between pre-competition anxiety, self-efficacy, and fear of injury in elite team GYM athletes.Kinesiology, 45, (1), 63-72

Fletcher, GF dan Flipse, TR.

Exercise and the cardiovascular sistem acute hemodynamics, conditioning training the athletes heart, and sudden health. Dalam: Fuster V, alexander RW, O’Rourke RA, Penyunting. Hurst’s the heart. Edisi ke-10. New York: McGraw Hill, 2001. H.2317-9

Gunarsa, S.D.

1986. Psikologi Olah Raga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia Harsono.

1988. Aspek-aspek Psikologis dalam Choacing. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjendikti.

Hardy, L, Jones, G, Gould, D.

1999. Understanding Psychological Preparation for Sport :Ttheory and Practice of Elite Performers. New York: John Wiley & Sons, Inc

Hurlock, e.b.

1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi kelima). Alih bahasa: Istiwidayanti, Soedjarwo, Sijabat, r.m. J Jakarta: Erlangga.

Kartini Kartono dan Jenny Andari.

Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, (Bandung : Mandar Maju, 1989), hlm. 6-7

Koentjaraningrat.

1981/1982, “Orientasi Nilai Budaya dan Pembangunan Nasional”, Penerbit Departemen Pendidikan danKebudayaan, Jakarta.

M. Furqon H & Muchsin Doewes.

2002. Pliometrik untuk Meningkatkan Power. Surakarta: Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana UNS.

Langgulung, Hasan

Teori-teori Kesehatan Mental, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992), hlm. 30. Lee, M.

1993. Coaching Children in Sport: Principle and Practice. London: E & FN Spon

105 McArdle WD, Katch Fl, KatchVL.

Cardiovascular Regulation and Integration. Dalam: Exercise Physiology. Edisi ke-4. 95-285

Notosoedirjo, Moeljono

Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan, (Malang: Universitas Muhammadiyah, 2001), hlm. 21

Kumara, A.

1987. Studi Validitas dan Reliabilitas The Test of Self-Confidance, Laporan Penelitian (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Mayes PA, Murray RK, Granner DK.

2000. Harper’s Biochemistry, 25th edition, New York: Mc Graw-Hill, pp 7, 8, 10.

McClelland, David.

1987. Memacu Masyarakat Berprestasi Mempercepat Laju Pertumbuhan Ekonomi Melalui Peningkatan Motif Berprestasi. (Alih Bahasa: Siswo Suyanto & Wihelmus W Bakowatun). Jakarta: CV Intermedia

Mutmainna.

2014, “Keyakinan Diri Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Pertandingan Pada Atlit Beladiri Tae Kwon Do”, Jurnal Online Psikologi, Malang

Notosoerdirjo, Moelyono

2001, kesehatan mental: konsep dan penerapan, Universitas Muhammadiyah. Malang:

Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D.

2001. Human Development. New York: McGraw-Hill. Pate, R.R., McClenaghan, B., Rotella, R.

1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. (terj. Kasiyo Dwijowinoto). Semarang: IKIP Semarang

Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Dikeluarkan : Departemen Kesehatan. Tahun 2002.

Prasetyo, Yudik.

2012. “Pembentukan Karakter Anak Melalui Pengembangan Olahraga Rekreasi”. Hal.362

Prager, K.J.

106 Putri, Yetisa Ika.

2007. Hubungan Antara Intimasi Pelatih-Atlet Dengan Kecemasan Bertanding Pada Atlet Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Semarang

Pocock G, Richard CD,

2004. Human Psychology The Basic Of Medicine, Second Edition. New York: Oxford University Press, pp.11

Prager, K.J.

1995. The Psychology of Intimacy. New York: The Guilford Press Satiadarma, M.P.

2000. Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Santrock.

2007. Remaja, Penerbit Erlangga, Jakarta. Shadily, H. dan Echols, S. M.

1990. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Sudradjat, N. W.

1995. Kecemasan Bertanding Serta Motif Keberhasilan Dan Keterkaitannya Dengan Prestasi Olahraga Perorangan Dalam Pertandingan Untuk Kejuaraan. Jurnal Psikologi Indonesia. No. 1, 7- 13

Sugiyono.

2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung Suharno HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : Yayasan STO. Suryadi, Vincentius Suryadi.

2008. Poomsae Taekwondo Untuk Kompetisi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suleman A.

Riaz K. Exercise Physiology. Diunduh dari URL:

Steinberg, L.

1993. Adolescence. New York: McGraw-Hill, Inc. Temple University. Tirta Wirya, Devi.

2007. Pengembangan Tripilar Olahraga Berbasis Budaya Sinergis Untuk Menggapai Prestasi. Jurnal Ilmu Keolahragaan, Yogyakarta.

Walgito, Bimo.

107 Williams, J.M.

1994. Applied Sport Psychology: Personal Growth to Peak Performance. California: Mayfield Publishing Company

Sumber dari Internet:

108 LAMPIRAN

Dokumen terkait