• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Dalam dokumen Reinkarnasi Pada Mitos dan Legenda China (Halaman 74-80)

Konsep reinkarnasi secara umum pada mitos dan legenda China yang dikisahkan oleh Miao Shan merupakan konsep reinkarnasi yang berada ditengah-tengah masyarakat. Didalam reinkarnasi ada suatu siklus yang berkepanjangan, dimana setelah kematian ada kehidupan kembali. Siklus yang tidak dapat diketahui akhirnya, hingga sampai kepada tingkatan tertinggi pada kehidupan manusia. Dimana manusia yang mencapai level tertinggi yaitu mereka yang meninggalkan sifat keduniawian dan berupaya mencapai kesempurnaan. Mereka yang menanggalkan sifat keduniawian berarti berani menantang kemewahan, menantang kemegahan, menahan hawa nafsu, kedengkian serta sifat-sifat rendah yang dimiliki oleh manusia lainnya. Bukan hanya itu saja, mereka yang benar-benar ingin meninggalkan keduniawian dan ingin mencapai kesempurnaan senantiasa berada dalam berbagai cobaan. Cobaan yang berasal dari segi fisik maupun dari sektor emosional, bisa jadi ditinggalkan orang yang kita cintai, hidup sendiri, hidup menderita, mendapatkan permasalahan dalam kesehatan, mengalami sakit yang bekepanjangan, hingga banyak hal lain yang berada diluar dugaan dapat terjadi. Ini merupakan hal-hal yang tidak mustahil terjadi, karena kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi baik 1 tahun mendatang, 1 bulan mendatang, 1 hari, 1 jam, bahkan 1 menit dan bahkan beberapa detik mendatang, karena kita harus menyadari, ada kuasa-kuasa yang tidak kita ketahui yang menyelubungi bumi.

Mereka yang hidup dengan cara memperbaiki sedikit demi sedikit kehidupannya akan menjadi orang yang lebih baik, itu dapat kita lihat bukan hanya pada kehidupan

61

selanjutnya, efek positif yang ditimbulkan apabila kita berbenah dan memperbaiki diri bisa langsung dapat terlihat dikehidupan yang saat ini kita jalani. Berbanding terbalik dengan mereka apabila terlena akan tawaran dan kehidupan indah yang ditawarkan di dunia ini. Mereka yang dapat menjaga diri dengan gaya hidup sehat, menjaga emosi, tidak berkata kotor, tidak membicarakan orang lain, selalu berfikiran positif, dapat merasakan kesedihan orang lain dan dengan senang hati membatu orang-orang yang memerlukan bantuan, peka terhadap keadaan lingkungan, tidak terlena dengan kemegahan dan hasrat duniawi, memoles keterampilan dan kelebihan yang dimiliki menjadi sesuatu yang dapat berguna, serta membuat hari-hari kedepannya menjadi lebih baik dari hari ini, serta selalu belajar dari kesalahan dan mengubahnya menjadi yang lebih baik. Contoh kehidupan yang diatas merupakan sedikit dari sekian banyak hal-hal lain yang harus dilakukan apabila ingin menjadi lebih baik dari hari kehari. Dengan adanya reinkarnasi kita juga dapat menyempurnakan keahlian yang kita miliki, kesalahan masalalu dapat kita perbaiki di kehidupan mendatang. Oleh sebab itu kita jangan pernah menyalahkan siapapun ketika kita tidak memperoleh kehidupan yang lebih baik dari kehidupan orang-orang yag ada disekitar kita, mari intropeksi diri agar dapat menjadi lebih baik.

Ada dua cara bagaimana seseorang terlahir kembali setelah mengalami proses kematian, yaitu :

 Terlahir kembali di bawah pengaruh karma dan emosi-emosi destruktif  Reinkarnasi melalui kekuatan welas asih dan doa.

62

Sehubungan dengan cara yang pertama, dikarenakan kebodohan roh maka terciptalah karma positif dan negatif dan jejak-jejaknya bertahan di dalam kesadaran. Jejak-jejak ini kemudian diaktifkan kembali oleh nafsu keinginan dan kemelekatan yang kemudian melemparkan kita ke kelahiran berikutnya. Dengan terpaksa kita kemudian terlahir kembali di alam-alam tinggi atau rendah. Demikianlah cara makhluk-makhluk biasa berputar-putar tanpa henti dalam lingkaran keberadaan ibarat perputaran sebuah roda. Walau demikian, dalam kondisi seperti itu, para makhluk masih tetap bisa mempraktikkan kebajikan dengan aspirasi yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka bisa membiasakan roh mereka dengan kebajikan sehingga pada saat kematian, roh yang bajik bisa diaktifkan kembali, yang akan memungkinkan mereka untuk terlahir kembali dalam alam-alam yang lebih tinggi.

Hukum karma lebih berarti suatu kecenderungan, bukan sekadar suatu konsekwensi yang tak dapat diubah dan dielakkan. Hukum karma turut menjadi prasyarat dalam menentukan beberapa hal apakah tentang di alam mana kita akan terlahirdan pengalaman bagaimana yang akan dialami di kehidupan yang akan datang tersebut.

Tindakan-tindakan manusia biasa pada dasarnya bercirikan keserakahan, kebencian dan kegelapan-roh, semuanya berakar pada ketidaktahuan dan keinginanrendah. Tindakan baik pun bila dijejaki kadang-kadang masih terwarnai oleh kekotoran rohtersebut. Keserakahan, kebencian dan kegelapan roh mendasari tindakan kita sehari- hari, tapi tidak semua tindakan itu akan berbuah akibat pada kehidupan sekarang ini.

63

Karma gelap berbuah gelap, karma terang berbuah terang, karma terang dan gelap berbuah terang dan gelap, karma yang tidak terang, tidak gelap berbuah tidak terang juga tidak gelap.

Karma gelap mengacu pada perilaku yang didasari keserakahan, kemarahan, ketaksabaran dan keadaan roh negatif lainnya, kesemuanya akan berbuah kegelisahan dan kesusahan, yang disebut sebagai “berbuah gelap”.

Karma terang mengacu pada perilaku yang didasari pada keadaan roh yang positif, seperti kebajikan, kemurahan-hati dan kejujuran, akan berbuah ketenangan dan kebahagiaan atau “berbuah terang”.

Karma terang dan gelap mengacu pada perilaku yang didorong oleh campuran oleh kehendak positif dan kehendak negatif, dan oleh karenanya berdampak campuran pula.

Karma yang tidak terang, tidak juga gelap mengacu pada perilaku yang netral, yang kemudian berbuah netral pula.

Manusia yang kejam, ganas dan penuh kebencian, dapat terlahir di alam neraka atau terlahir sebagai manusia dengan kesengsaraan seumur hidupnya. Manusia yang tujuan hidupnya hanya makan, pemuasan seks dan kesenangan duniawi serta tidak berusaha mengembangkan kecerdasan dan kebajikan, dapat terlahir sebagai binatang atau manusia yang akan mengalami kehidupan yang penuh kemalangan. Manusia yang berambisi buruk, tak pernah terpuaskan, serta terikat pada seks, alkohol dan ganja akan cenderung terlahir sebagai Roh-lapar, atau sebagai manusia yang tersiksa oleh ketidak- puasan; sedangkan mereka yang hidupnya senantiasa dipenuhi oleh rasa cemburu, dan iri-hati akan terlahir di alam Roh-cemburu atau sebagai manusia yang terikat dan

64

tersiksa pada kecemburuannya. Mereka yang senantiasa berbahagia, tak berbuat buruk dan senantiasa mencintai mereka yang lain, akan terlahir sebagai dewa atau manusia yang senantiasa bergembira dan bahagia.

Namun tentunya, kita tidak akan terlahir di Alam Neraka disebabkan hanya karena berbohong sekali ataupun beberapa kali; pula kita tidak akan terlahir di Alam Surga disebabkan karena bermurah hati dari waktu ke waktu. Perilaku tertentu yang berpengaruh kuat, menjadi kebiasaan dan menonjol di roh seseorang yang akan menentukan kelahiran di alam-alam yang lebih rendah atau di alam-alam yang lebih tinggi. Kebanyakan manusia adalah tipe rata-rata, yakni jarang berperilaku sangat baik juga jarang berperilaku sangat buruk, lalu sisa waktu diisi dengan perilaku yang sedikit baik dan sedikit buruk, mereka ini kemungkinan juga akan terlahir sebagai manusia rata-rata pada umumnya dan akan mengalami hal yang biasa-biasa pula dalam kehidupannya. Namun, seseorang melaksanakan Dhamma secara tulus dan benar, maka besar kemungkinan baginya untuk terlahir di Alam Nibbana atau sebagai manusia dengan lingkungan yang baik.

65 SARAN 5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran- saran sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepadamasyarakat luas terkhusus kepadaMahasiswa /i Jurusan Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara dalam menambah cakrawala berfikir dan meningkatkan pengetahuan mengenai reinkarnasi.

2. Reinkarnasi sudah selayaknya menjadi pengetahuan umum yang dipandang secara global bukan dari objektifitas kepercayaan maupun agama tertentu. 3. Penulis sangat merasakan banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini

dikarenakan waktu yang diberikan sangat terbatas serta kemampuan penulis dalam mendapatkan informasi, menyaring informasi serta mendeskripsikan informasi belum begitu sempurna.

4. Hasil penelitian ini sangatdapat dikembangkan dan dilanjutkan kembali guna menelusuri keberadaan reinkarnasi secara lengkap.

5. Terlebih dahulu penulis meminta maaf apabila ada kekurangan, kesalahan dan kelalaian dalam penulisan skripsi ini, oleh sebab itu penulis sangat membutuhkan saran-saran yang membangun, guna menyempurnakan skripsi ini. .

66

Dalam dokumen Reinkarnasi Pada Mitos dan Legenda China (Halaman 74-80)

Dokumen terkait