• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan penulisan ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan, yakni:

Pertama, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 secara umum, adalah merupakan suatu program kerjasama yang ambisius dari ASEAN yang ingin membentuk pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata, dan terintegrasi dengan perekonomian global. Di dalamnya, AEC2015 memiliki lima sector prioritas utama, yakni:

1. Aliran Bebas Barang atau Free Flow of Goods, 2. Aliran Bebas Jasa atau Free Flow of Service,

3. Aliran Bebas Investasi atau Free Flow of Investment,

4 Aliran Bebas Tenaga Kerja atau Free Flow of Skilled Labour, dan 5. Aliran Bebas Modal atau Free Flow of Capital,

Serta memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk berbasis pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil dan pakaian, produk berbasis kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan logistik. Inilah sector-sektor yang paling diminati, anggota ASEAN, dan menjadi ajang mereka untuk bersaing satu sama lain.

Kedua, Perwujudan dari AEC 2015 bukanlah merupakan hal yang mudah, dan untuk dapat bersaing dalam liberalisasi perdagangan ini dibutuhkan dayasaing serta

sumber daya manusia serta persiapan yang baik dari seluruh negara anggota ASEAN untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam AEC 2015 ini. Tanpa persiapan yang baik maka kita tidak Indonesia, seperti halnya negara yang lain tidak akan mampu bersaing dengan baik dalam AEC 2015 ini.

Ketiga, untuk sektor aliran bebas barang (free flowof goods), bertujuan untuk membentuk liberalisasi perdagangan di kawasan ASEAN dengan berusaha menghapus segala bentuk hambatan yang terdapat dalam aktifitas perdagangan. Untuk merealisasikannya,AEC 2015 membentuk program penghapusan hambatan tarif, penghapusan hambatan non-tarif dan fasilitas perdagangan, di mana panduan dan jadwal strategis pelaksnaannya tercantum dalam setak biru AEC 2015 yang telahdisepakati dan ditandatangani bersama melalui KTT ASEAN ke-13 digelar di Singapura, Pada 20 November 2007.

Keempat, dalam fasilitas perdagangan, sektor ini memiliki arti penting dalam mendukung kelancaran arus pedagangan barang, karena prosedur arus barang dapat dilakukan dengan lebih sederhana, transparansi dan memenuhi standar kualifikasi yang diakui secara internasional. Fasilitas perdagangan yang dilakukan melalui evaluasi terhadap kesesuaian dengan standar internasional dan kerjasama kepabeanan juga penting dalam rangka meningkatkan efisiensi biaya transaksi di ASEAN. Salah satu program dalam mewujudkannya adalah melalui pembentukan National Single

Windows (NSW) yang nantinya akan terintegrasi secara bersama dalam ASEAN Single Windows (ASW).

Kelima, bagi Indonesia sendiri secara umum, keterlibatannya dalam AEC ini adalah merupakan salah satu dari kerjasama internasionalnya di forum regional yang

merupakan bagian dari politik luar negerinya yang bebas aktif sekaligus sebagai suatu upaya untuk mewujudkan cita-cita nasionalnya, yakni mensejahterakan kehidupan bangsa.

Keenam, dalam pembentukan INSW secara khusus, hal ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen Indonesia atas kesepakatan yang telah dibuat dalam AEC bersama negara anggota ASEAN lainnya, di samping juga hal ini merupakan kebutuhan dari bangsa Indonesia sendiri untuk dapat lebih meningkatkan kinerjanya layanan dalam aktifitas perdagangan dunia.

Ketujuh, Kondisi kinerja pelayanan ekspor-impor yang perlu ditingkatkan:51 1. Lead Time waktu penanganan barang impor dan ekspor yang masih terlalu

lama (dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya)

2. Masih banyaknya titik layanan (Point of Services) dalam proses pelayanan ekspor-impor sehingga mengakibatkan pelayanan tidak efisien

3. Masih adanya biaya-biaya dalam penanganan lalulintas barang ekspor-impor, sehingga mengakibatkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy)

4. Tingkat validitas dan akurasi data atas transaksi dan kegiatan ekspor-impor yang belum memadai, terutama terkait dengan data perijinan ekspor-impor 5. Kepentingan nasional untuk mengontrol lalu-lintas barang antar negara

Untuk melindungi kepentingan nasional, perlu adanya kontrol terhadap lalulintas barang ekspor-impor secara lebih baik, terutama yang terkait dengan isu terorisme, trans-national crime, drug trafficking, illegal activity,

Intellectual Property Right dan perlindungan konsumen 51

6. Kinerja sistem pelayanan publik yang perlu ditingkatkan Untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional, perlu dilakukan peningkatan kinerja sistem pelayanan publik dengan menerapkan prinsip-prinsip good-governance melalui pembangunan otomasi sistem pelayanan yang terintegrasi

7. Sistem pelayanan yang masih belum terintegrasi sehingga menghambat kelancaran arus barang. Untuk meningkatkan kelancaran arus barang ekspor-impor, sangat dibutuhkan adanya integrasi sistem antar Instansi Pemerintah (GA) yang akan mampu meningkatkan efisiensi pelayanan keseluruhan proses ekspor-impor

Kedelapan, dalam merealisasikan INSW yang nantinya akan terintegrasi secara bersama dalam ASW pada tahun 2009 sesuai dengan jadwal yang tercantum dalm cetak biru AEC 2015, dilakukan beberapa persiapan, diantaranya:

 Komponen-kompenen dalam pembentukan INSW, untuk menselaraskan dengan standar yang ditentukan,

 Persiapan Indonesia dalam pembentukan INSW, yang memiliki tiga tahapan,

 Pelaksanaan program kerja tahun 2007 dan program kerja tahun 2008, serta

 Momentum penerapan sistem NSW: peluang dan tantangan

Kesembilan, manfaat yang dapat diambil dari pemerintah dan kalangan usaha dari pembentukan INSW ini adalah:

Manfaat Penerapan Sistem NSW bagi Pemerintah

1. Memfasilitasi peningkatan kecepatan dalam proses customs release and

clearance of cargoes

2. Menyediakan sistem pelayanan yang mudah, murah, nyaman, aman, dan memberikan kepastian usaha

3. Menciptakan manajemen risiko yang lebih baik 4. Menghilangkan redundansi dan duplikasi data 5. Meningkatkan validitas dan akurasi data

6. Memudahkan pelaksanaan penegakan hukum oleh aparat pemerintah dalam kaitan dengan kegiatan ekspor-impor

7. Meningkatkan perlindungan atas kepentingan nasional dari ancaman yang mungkin timbul karena lalulintas barang ekspor-impor

8. Mengoptimalkan penerimaan negara

9. Mendukung penerapan prinsip-prinsip Good Public Governance dalam seluruh kegiatan pelayanan ekspor-impor

Manfaat Penerapan Sistem NSW bagi Masyarakat Usaha (Private Sector)

1. Memberikan kepastian terhadap biaya dan waktu yang diperlukan dalam pelayanan yang terkait dengan ekspor-impor

2. Meningkatkan daya saing produk dalam negeri

3. Memperluas akses pasar dan sumber-sumber faktor produksi

4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya

5. Mendorong tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan

6. Mendukung penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam penyelesaian ekspor-impor

IV.2 Saran

Pertama, pemerintah dapat lebih meningkatkan sosialisasi kepada kalangan usaha terkait dengan pembentukan INSW ini yang nantinga akan terintegrasikan ke dalam ASW pada tahun 2009, agar kalangan usaha semakin memahami mengenai INSW ini, sekaligus hal ini dapat membantu pemerintah untuk dapat terus mensukseskan INSW ini

Kedua, instansi pemerintah dapat lebih menigkatkan kinerjnya agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dalam aktifitas perdaganan barang internasional.

Ketiga, pemerintah harus terus menigkatkan daya saingnya agar dapat bersaing serta memperolehsegala manfaat dari pembentukan INSWini secara maksimal.

Dokumen terkait