• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

III.I. 3.a. Pelaksanaan Program Kerja Tahun 2007

III.1.4 Momentum Penerapan sistem NSW: Peluang dan Tantangan

Dengan penerapan sistem NSW ini, secara positif membawa manfaat yang cukup signifikan dan sangat mendasar kepada semua entitas yang menjadi Pengguna Portal INSW, dimana dengan adanya pembangunan dan penerapan sistem NSW ini:49

49

www.deplu.go.id

1. Mendorong semua instansi pemerintah (GA), terutama yang terkait dengan ekspor-impor (lebih dari 20 instansi) untuk :membangun inhouse-system di setiap GA, melalui otomasi sistem secara elektronik dalam pemberian layanan kepada publik

 Melakukan standardisasi elemen data yang digunakan dalam sistem pelayanan supaya sesuai dengan standar internasional, sehingga memungkinkan untuk pertukaran data dengan melalui Portal INSW dan juga dengan negara lain (kalau sewaktu-waktu dibutuhkan)

 Melakukan simplifikasi proses bisnis sehingga pelayanan akan lebih sederhana, efektif dan efisien, sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kecepatan pelayanan

 Melakukan harmonisasi proses bisnis dengan instansi pemerintah (GA) lainnya sehingga memberikan kemudahan dan kepastian bagi masyarakat usaha

2. Mendorong semua instansi pemerintah untuk membuat suatu janji tingkat layanan kepada pelaku usaha dan publik, melalui penetapan Service Level Arrangement (SLA) sehingga akan dapat memberikan kepastian atas waktu layanan yang diperlukan.

3. Mendorong adanya transparansi dalam keseluruhan proses pelayanan, karena dalam Portal INSW disediakan fasilitas “track and trace” untuk melihat secara rinci waktu dan proses dari setiap titik tahapan pelayanan.

Oleh karena sistem NSW hanya akan bisa menampung sistem yang betul-betul jelas dan terukur, dan menuntut semua elemen data, proses bisnis dan perlakuan yang terukur secara kuantitatif, maka semua entitas dituntut untuk melaksanakan kegiatan secara benar dan terukur semuanya, shingga tidak memungkinkan lagi ada ‘toleransi dan diskresi’ dalam kadar sekecil apapun. Dengan kondisi demikian, dalam beberapa kasus tertentu sistem NSW terbebani oleh hal-hal yang dulunya tidak pernah di-enforce, dengan berlakunya sistem NSW mau tidak mau harus dilaksanakan. Contoh nyata permasalahan ini, yang sempat menjadi kendala pada awal pemberlakuan Portal INSW, adalah tentang klarifikasi dan penegakan aturan larangan/ pembatasan impor dari semua GA, dimana sebelum ada Portal INSW banyak aturan yang belum dijalankan secara tepat (sistem pelayanan masih ”permisif”), namun dengan Portal INSW mau tidak mau harus benar-benar sesuai dengan ketentuan yang diterjemahkan keparameter sistem, sehingga berpotensi menimbulkan sedikit kendala bagi masyarakat usaha.

III.2 Analisis

Konsep ASEAN Economic Community (AEC) 2015 secara umum yang bertujuan untuk mencapai pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata, dan terintegrasi dengan perekonomian global adalah merupakan suatu upaya ASEAN dalam membentuk integrasi perekonomian di kawasan ASEAN yang berupaya untuk meliberalisasikan perdagangan adalah merupakan suatu kerjasama ASEAN di bidang ekonomi yang agak ambisius. Dalam pelaksanaannya menuju terbentuknya AEC

2015 ini melalui tahapan-tahapan yang telah disusun dan disepakati bersama oleh seluruh anggota ASEAN dalam cetakbiru AEC 2015 dan didukung oleh ASEAN

Charter yang merupakan dasar hukum ASEAN yang memuat tentang segala

peraturan-peraturan keorganisasian yang lebih kuat dan mengikat kepada seluruh anggotanya, serta memberikan wibawa ASEAN di mata internasional, yang di bidang ekonomi sendiri nantinya diharapkan dapat memberikan posisi tawar yang lebih kuat bagi ASEAN kepada seluruh mitra dagang ASEAN, seperti china, Jepang, India, selandia Baru dan lain-lain, di samping pula dengan para kompetitor perekonomian dunia.

Hubungan antar bangsa atau antar Negara-negara ASEAN yang saling bekerjasama dalam upayanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional, jika dikaji dari pandangan kaum liberalis, kaum ini percaya, bahwa individu-individu memiliki banyak kepentingan dan dengan demikian dapat terlibat dalam aksi social yang kolaboratif dan kooperatif, baik domestic maupun internasional yang memberikan manfaat besar bagi actor-aktornya. Dengan kata lain upaya untuk memajukn perekonomian regional dapat dilakukan secara bersama dan saling bahu-membahu dalam rangkaian kerjasama.

Tetapi bagaimanapun pembentukan AEC 2015 khususnya pada sektor aliran bebas barang pilar fasilitas perdagangan khususnya dalam pembentukan NSW adalah merupakan kesepakatan yang dibuat oleh seluruh anggota ASEAN yang dilatarbelakangi oleh beberapa kesepakatan di tingkat regional ASEAN (Kesepakatan Pemimpin Negara Anggota ASEAN dalam The Declaration of Asean Concord II 7 Oktober 2003 , Kesepakatan Menteri Ekonomi ASEAN dalam Asean Agreement to

Establish & Implement The Asean Single Window 9 Desember 2005 , Kesepakatan

Menteri Keuangan ASEAN dalam Asean Protocol to Establish and Implement The

Asean Single Window , April 2006 dan Kesepakatan Pemimpin Negara Anggota

ASEAN dalam Declaration on the ASEAN Economic Community Blueprint, 20 Nopember 2007). Dan memang pembentukan NSW ini merupakan kebutuhan di tingkat nasional untuk dapat meningkatkan kinerja ekspor-impor masing-masing negara ASEAN. Dan bagi indonesia sendiri hal ini benar-benar dibutuhkan karena harus diakui bahwa kondisi kinerja layanan ekspor-impor di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara lain, terutama bila dilihat dari indikator lead-time pelayanan impor, masih banyaknya point of services dalam penyelesaian impor, masih tingginya biaya yang harus dikeluarkan dan adanya ketidakpastian dalam proses pelayanan ekspor-impor. Selain itu, dari sisi kepentingan nasional perlu dilakukan peningkatan validitas dan akurasi data ekspor-impor, serta pengawasan terhadap lalulintas barang antar negara. Pembangunan dan penerapan Sistem NSW di Indonesia, pada awal pembahasannya disatukan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kelancaran arus barang ekspor-impor, sehingga pada awal pelaksanaannya pemerintah menggabungkan kedalam Tim Keppres Nomor 54 Tahun 2002 yang menangani tentang kelancaran arus barang ekspor dan impor.

Dan tentunya untuk memenuhi target pencapaian yang telah disepakati bersama diperlukan persiapan-persiapan dari masing-masing negara untuk mewujudkannya, tidak terkecuali Indonesia untuk menunjukkan komitmennya terhadap kesepakatan yang telah dibuat dalam forum regional ini. Bagi indonesia

sendiri pembentukan NSW harus segera dilakukan yang nantinya sistem NSW tersebut akan segera bergabung dengan ASW selambat-lambatnya pada tahun 2009.

Pembentukan NSW dapat dikatakan bertujuan untuk menghapuskan segala hambatan yang terdapat dalam aktifitas perdagangan internasional (ekspor impor), mempercepat waktu pemrosesan masalah-masalah ekspor-impor. Memberikan kepastian terhadap biaya dan waktu yang diperlukan dalam pelayanan yang terkait dengan ekspor-impor serta meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Pembentukan NSW ini memberikan manfaat positif bagi negara (pemerintah) maupun kalangan pengusahanya (swasta)

Persiapan yang dilakukan Indonesia dalam pembentukan INSW memliki hal positif, karena terdapat program-program menjelang terwujudnya INSW pada tahun 2009. Persiapan-persiapan yang dilakukan oleh Indonesia antara lain:

 Komponen-kompenen dalam pembentukan INSW, untuk menselaraskan dengan standar yang ditentukan,

 Persiapan Indonesia dalam pembentukan INSW, yang memiliki tiga tahapan,

 Pelaksanaan program kerja tahun 2007 dan program kerja tahun 2008, serta

 Momentum penerapan sistem NSW: peluang dan tantangan.

Dan tentunya persiapan yang dilakukan oleh Indonesia adalah berupa tahapan-tahapan program kerja menuju pembentukan INSW yang nantinya akan terintegrasi dengan ASW sesuai dengan cetak biru AEC pada tahun 2009, adalah merupakan bentuk dari komitmen Indonesia sendiri atas kesepakatan kerjasama yang dilakukan

ASEAN dalam kerangka AEC 2015 dalam hubungan internasionalnya di tingkat regional. Selain itu persiapan ini dilakukan untuk dapat lebih meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam liberalisasi perdagangan yang ingin dibentuk oleh ASEAN dalam sebuah integrasi ekonomi yang berkoorperatif (kerjasama).

Tetapi dalam pengoperasiannya, INSW hanya akan bisa menampung sistem yang betul-betul jelas dan terukur, dan menuntut semua elemen data, proses bisnis dan perlakuan yang terukur secara kuantitatif, maka semua entitas dituntut untuk melaksanakan kegiatan secara benar dan terukur semuanya, sehingga tidak memungkinkan lagi ada ‘toleransi dan diskresi’ dalam kadar sekecil apapun..

Dokumen terkait