• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KESIMPULAN

1. Perjalanan kreativitas Gondo dalam dunia seni tari

Apabila kita memperhatikan dengan teliti dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kreativitas Gondo dalam menciptakan karya dilatarbelakangi oleh kesungguhan, pengalaman, sikap konsisten dan penguasaan sumber-sumber penciptaan tari yang optimal. Gondo menuangkan gagasan atau pemikiran-pemikiran dan imajinasi kreatifnya dengan mewujudkan hasil dari pengalaman hidupnya yang banyak bergelut dengan dunia tari. Selain itu, Gondopun memiliki sikap semangat dan peka dalam membaca kondisi masyarakat. Hasil penjelajahan dari pengalaman belajar menarinya dengan banyak menyerap total kesenian rakyat ini ternyata menggugah imajinasi dan daya interpretasi kreatifnya. Sumber-sumber utama yang dijadikan bahan dalam proses garapan pengolahannya adalah mengakar pada gaya gurunya yaitu Asep Syafaat dan Gugum Gumbira yaitu keanekaragaman penyajian ketuk tilu dan pencak silat.

2. Struktur penyajian tari Senggot karya Gondo

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis Etnokoreologi mengenai kategori gerak yang terdapat dalam tari Jaipong Senggot karya Gondo, tarian tersebut didominasi oleh gerak Puremovement. Keseluruhan gerak dalam tari Jaipong Senggot cenderung banyak dilakukan pengulangan, banyak menggunakan teknik gerak pencak silat, variasinya sedikit. Busana yang dikenakan pada tari Jaipong Senggot merupakan busana yang berfungsi sebagai kebutuhan untuk pementasan serta penunjang dalam penampilan. Begitu pula dengan aksesoris yang tidak kalah pentingnya dengan busana, karena berfungsi untuk melengkapi dan mempercantik penampilan penari. Rias wajah yang digunakan adalah Corrective make up. Warna dan nuansa riasan wajah disesuaikan dengan busana

149

yang dikenakan. Iringan tari Jaipong ini menggunakan lagu Senggot. Tari Jaipong Senggot masuk dalam kategori Jaipong tradisi karena ragam geraknya masih sederhana dan belum banyak dilakukan perubahan pada struktur penyajiannya. Dengan demikian, bila dilihat dengan konsep perubahan tari Jaipong berdasarkan perkembangan waktu, dapat disimpulkan bahwa tari Jaipong Senggot karya Gondo termasuk jenis tari Jaipong kamari, karena ciri-ciri geraknya hampir sama dengan gaya Gugum Gumbira.

3. Struktur penyajian tari Acapella Dance karya Gondo

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis Etnokoreologi mengenai kategori gerak yang terdapat dalam tari Jaipong Acapella Dance karya Gondo, tarian tersebut didominasi oleh gerak Puremovement. Bila dilihat dari struktur gerak tari Acapella Dance, hanya beberapa gerak yang mengalami pengulangan, banyak variasi yang mutakhir, teknik gerak cenderung rumit, gerak didominasi oleh gerak baru dan berbeda satu sama lain. Busana yang digunakan dalam tari Acapella Dance tidak memiliki patokan tertentu atau aturan khusus, baik dari segi desain, warna maupun aksesoris pelengkapnya. Busana tari Acapella Dance layaknya seperti tari Jaipong kebanyakan, hanya pemilihan model dan desainnya saja lebih modern, untuk mendukung sebuah tarian dan membantu penari dalam menjiwai tarian dan membawakan tarian tersebut dengan nyaman. Letak perbedaan busana yang dikenakan penari Jaipong zaman dahulu dengan saat ini adalah dari segi jenis busananya. Apabila dahulu cenderung menggunakan busana sehari-hari (tradisional), saat ini yang dikenakan berupa busana pentas (modern). Dalam tari Acapella Dance, rias wajah yang digunakan adalah Corrective make up. Corrective make up memiliki ciri-ciri antara lain goresan make up tajam dan tegas namun gradasi terlihat halus, warna-warna yang digunakan cenderung kontras sehingga hasil make up terlihat mencolok. Iringan tari Jaipong Acapella Dance berupa vocal yang menirukan suara gamelan, beat box, musik hip-hop, dan sound effect lainnya. Tari Jaipong Acapella Dance masuk dalam kategori Jaipong kontemporer karena ragam geraknya sudah dipadukan dengan gerak

150

Dea Asri Pujiasti, 2015

PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

modern yang lebih variatif, unik dan segar. Dengan demikian, bila dilihat dengan konsep perubahan tari Jaipong berdasarkan perkembangan waktu, dapat disimpulkan bahwa tari Jaipong Acapella Dance karya Gondo termasuk jenis tari Jaipong kiwari.

4. Keunikan yang terdapat pada tari Jaipong Senggot dan Acapella Dance Keunikan yang ada dalam tari Jaipong Senggot yaitu terdapat gerakan sembahan pada awal dan akhir tarian dan dalam setiap ragam geraknya selalu menggunakan gerak hentakkan kepala pada akhir geraknya. Adapun keunikan yang ada dalam tari Jaipong Acapella Dance yaitu banyak menggunakan gerak adeg-adeg yang digabungkan dengan style modern. Gerak adeg-adeg dilakukan dengan membua kedua kaki selebar bahu, badan tegak lurus, gerak tangan yang kaku dan ditekuk dengan hentakkan sehingga terkesan patah-patah, perpindahan torsopun dilkakukan dengan patah-patah dengan tujuan agar terlihat bentuk peniruan robot. Selain itu, ditambahkan pula gerak paping berupa goyangan badan dengan volume sempit dengan cepat atau dalam Bahasa sunda disebut ngagibrig. Tari Jaipong Acapella Dance juga menggunakan gerak berpindah tempat yang unik yaitu gerak slide. Selain itu, terdapat beberapa gerak gumeulis yang tergambar pada gerak cumentil, lengkah kanyai cumentil dan ogo kepret galuran. Hal yang paling berbeda pada tari Jaipong Acapella Dance ini adalah terdapat pada iringan tarinya, iringan tari yang digunakan berupa vocal yang menirukan suara gamelan, beat box, musik hip-hop, dan sound effect lainnya. Tetapi peniruan tersebut tidak mengalun, suara gamelan cenderung terdengar patah-patah karena digabungkan dengan sound effect yang lain. Hal tersebut bertujuan tidak lain agar jaipongan ini dikemas secara berbeda dan unik.

B. SARAN

Mengacu pada hasil temuan penelitian, peneliti mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi beberapa pihak yang terkait. Adapun saran tersebut adalah diharapkan kepada koreografer-koreografer

151

pembaharu tari Jaipong agar terus mengembangkan lagi daya kreativitasnya agar tari Jaipong terus bertahan di industri hiburan tanah air serta dapat diterima dimasyarakat hingga waktu yang tidak terbatas. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemacu para seniman koreografer pembaharu tari Jaipong untuk menciptakan karya tari Jaipong yang lebih inovatif, kreatif, variatif, unik dan berkualitas.

Dea Asri Pujiasti, 2015

PERKEMBANGAN TARI JAIPONG GAYA GONDO DALAM KARYA TARI JAIPONG SENGGOT DAN ACCAPELLA DANCE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Caturwati, Endang. (2000). “R. TJETJE SOEMANTRI (1892-1963) Tokoh Pembaharu Tari Sunda”. Yogyakarta: Tarawang.

_______________ (2007). “Tari Di Tatar Sunda”. Bandung: Sunan Ambu Press STSI Bandung.

E. M. Rogers. (1983). “Diffusion of Innovation”. Free Press. New York.

Hawadi, Reni Akbar. (2001). “Psikologi Perkembangan Anak”. Jakarta: Grasindo. Moleong Lexy, 1989. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Murgiyanto, Sal. (2004). “Tradisi dan Inovasi”. Wedatama Widya Sastra.

Munandar, Utami. (2012). “Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat”. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Narawati, Tati. (2003). “Wajah Tari Sunda Dari Masa Ke Masa”. P4ST UPI. ____________ (2005). “Tari Sunda Dulu, Kini dan Esok”. P4ST UPI

Nugroho, Eko. (2008). “Pengenalan Teori Warna”. Cv andi offset Richard Corson, James Glavan. “Stage Make Up”. Ninth Edition.

Rusliana, Iyus. (2008). “Penciptaan Tari Sunda”. Bandung: Etnoteater Publisher. Sedyawati. Edi. (1984). “Tari”. Pustaka Jaya.

Soedarsono. (1986). “Pengetahuan Elementer Tari Dan Beberapa Masalah Tari”. Direktorat Kesenian. Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

156

Yoyok. RM. (2007). “Pendidikan Seni Budaya” Jakarta: Yudhistira. Sumber lain:

Silvina, Vina. (2013). “Gaya Tari Jaipong di Klinik Gondo Art Production (Studi Kasus Tari Gayana di Klinik Gondo Art Production)”. (skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Dwishiera, Non. (2014). “Tari Jaipong Karya Rumingkang Sebagai Media Industri Kreatif Berbasis Seni Tradisi)”. (Thesis). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Dokumen terkait