• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kolam renang A, B dan D memiliki beberapa kolam yang dipisahkan antara kolam anak dan kolam dewasa, sedangkan pada kolam renang C hanya ada satu kolam yang kedalamannya berbeda dan dipisahkan dengan keberadaan tangga pada dasar kolam. Sumber air dari PDAM dan sumur Bor. Keempat kolam renang menyediakan fasilitas yang cukup baik dan memadai.

2. Sistem pengolahan air di kolam renang A, B dan D dilakukan sudah sesuai dengan aturan pengolahan air yaitu dengan sistem skimmer (air kolam tidak penuh). Sistem pengolahan air di kolam renang C dilakukan sudah sesuai dengan aturan pengolahan air yaitu dengan sistem Overflow (air kolam meluap).

3. Kualitas air kolam renang keempat kolam renang belum cukup baik, beberapa parameter kualitas air kolam renang belum memenuhi syarat PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Parameter yang tidak memenuhi syarat di kolam renang A yaitu kesadahan air (3762 mg/l), oksigen terabsorbsi (1,87 mg/l), pH air (4,97), dan sisa klor (0,047 mg/l). Di kolam renang B yaitu Aluminium (0.97 mg/l), oksigen terabsorbsi (3,42 mg/l), pH (3,29), dan sisa klor (0,047 mg/l). Di kolam renang C yaitu belum bebas dari benda terapung, kesadahan air (4158 mg/l), oksigen

terabsorbsi (2,43 mg/l), pH air (5,08), dan sisa klor (0,043 mg/l). Di kolam renang D yaitu belum bebas dari benda terapung, Aluminium (0,455 mg/l), oksigen terabsorbsi (2,43 mg/l), sisa klor (0,046 mg/l) dan jumlah koliform total (9,3/100ml).

4. Ada keluhan penyakit kulit yang dialami oleh pengguna kolam renang A, kolam renang B dan kolam renang D. Tidak ada keluhan penyakit kulit yang dialami oleh pengguna kolam renang C.

6.2. Saran

1. Pada pihak pengelola kolam renang agar lebih memperhatikan sistem pengolahan air yang dilakukan demi memperoleh air kolam renang yang kualitasnya memenuhi syarat PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Memperhatikan proses pemberian desinfektan dan bahan kimia yang lain agar merata pada seluruh bagian kolam renang, mengontrol kadar sisa klor dan pH air serta melakukan pemeriksaan kualitas air menyeluruh secara rutin.

2. Kepada Dinas Kesehatan agar secara rutin melakukan pemeriksaan kualitas air kolam renang.

3. Untuk pengguna kolam renang agar memanfaatkan fasilitas sanitasi diri yang diberikan oleh pihak pengelola kolam renang sebagai bentuk pencegahan terhadap kemungkinan mengalami gangguan kesehatan kulit setelah berenang.

4. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian yang lebih komprehensif.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air

2.1.1 Pengertian Air

Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai rawa, danau, telaga, waduk dan muara (PP No. 82 Tahun 2001).

Menurut Soemirat (2009) air merupakan pelarut universal , hampir semua jenis zat dapat larut di dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni, didapat di dalam tubuh semua organisme. Dengan demikian, species kimiawi yang ada di dalam air berjumlah sangat besar.

Pengertian air tawar sebagaimana menurut Kusnoputranto (2000) adalah air tawar yang tidak termasuk salju dan es. Di Indonesia jumlah dan pemakaian air bersumber pada air tanah, air permukaan dan air atmosfer, yang ketersediaannya sangat ditentukan oleh air atmosfer atau sering dikenal dengan air hujan.

2.1.2 Sumber – Sumber Air

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letaknya, sumber air dapat dibedakan atas (Chandra, 2007) : 1. Air Angkasa

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas misalnya karbon monoksida, nitrogen dan amonia.

2. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan – badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.

3. Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses – proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.

2.1.3 Peranan Air Bagi Kehidupan Manusia

Lingkungan air sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Kehidupan manusia dapat berlangsung hanya bila kebutuhan air secara kualitatif dan kuantitatif dapat dipenuhi (Ricki, 2005). Air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian. Karenanya orang dewasa perlu minum minimum 1,5 – 2 liter sehari (Juli Soemirat, 2009).

Adapun fungsi air bagi manusia antara lain adalah sebagai berikut (Harini, 2007):

1. Mempertahankan kelembaban organ-organ tubuh. Jika organ tubuh kekurangan air bentuknya akan mengempis karena kehilangan kelembaban. 2. Untuk mempertahankan volume dan kekentalan darah dan getah bening. 3. Mengatur suhu tubuh. Jika kekurangan air tubuh akan menjadi panas

4. Untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kulit akan menjadi kasar dan berkerut jika kekurangan air.

5. Sebagai mediator dan saluran dari berbagai reaksi kimia di dalam tubuh, proses metabolisme tubuh memerlukan air.

Pendayagunaan air di berbagai bidang pada kehidupan manusia sebagaimana menurut Soemirat (2009) adalah pendayagunaan air dalam bidang budaya antara lain adalah untuk transportasi, membentuk tenaga mekanis ataupun listrik, untuk industri, dan sarana olahraga dan rekreasi. Perkembangan budaya ini terjadi sebagai akibat dari adanya kebutuhan yang dirasakan manusia dan adanya interaksi antara manusia itu sendiri dengan lingkungan air.

Selanjutnya menurut Soemirat (2009) dari sekian banyak manfaat air, jumlah air yang di konsumsi hanya merupakan sebagian kecil saja, yakni yang tergolong penyediaan air minum dan bersih. Namun demikian dari kelompok inipun, yang betul di konsumsi sangat sedikit. Manusia hanya mengkomsumsi air 2 liter per hari, demikian pula dengan jumlah air yang dikonsumsi hewan dan tumbuhan hanya sedikit saja. Sebaliknya sebahagian besar air digunakan sebagai media untuk mencuci ,menggelontor kotoran, membersihkan rumah dan mandi.

Masyarakat selalu mempergunakan air untuk keperluan dalam kehidupan sehari-hari, air juga digunakan untuk produksi pangan yang meliputi perairan irigasi, pertanian, mengairi tanaman, kolam ikan dan untuk minum ternak. Menurut Wardhana (2001), banyaknya pemakaian air tergantung kepada kegiatan yang dilakukan sehari-hari, rata-rata pemakaian air di Indonesia 100 liter / orang / hari dengan perincian 5 liter untuk air minum, 5 liter untuk air masak, 15 liter untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter digunakan untuk jamban.

2.1.4 Peranan Air Terhadap Penularan Penyakit

Menurut Achmadi (2008) penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara kehidupan manusia dengan bahan, kekuatan, atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar tubuhnya atau lingkungannya. Kekuatan, zat, atau bahan yang masuk ke dalam tubuh tersebut bisa merupakan benda hidup atau benda mati. Sehingga dapat menganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ.

Dalam peranannya terhadap penularan penyakit sebagaimana menurut Soemirat (2009) peran air dalam terjadinya penyakit menular dapat bermacam – macam yaitu sebagai berikut :

1. Air sebagai penyebar mikroba pathogen 2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

3. Jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi ,sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik

4. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit.

Sedangkan dalam hal memindahkan penyakit, menurut Kusnoputranto (2000) air berperan melalui 4 cara yaitu :

1. Cara Water Borne

Cara water borne merupakan penularan penyakit dimana air sebagai medianya. Kuman pathogen berada di dalam ar minum untuk manusia dan hewan. Yang termasuk penyakit yang dihantarkan melalui air ini antara lain ; penyakit kholera, typoid, hepatitis dan disentri basiler.

2. Cara Water Washed

Cara water washed merupakan penularan penyakit behubungan dengan air yang digunakan untuk kebersihan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup, maka penyakit – penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia. Yang termasuk penyakit karena kurangnya air untuk kebersihan seseorang ini antara lain ; infeksi kulit dan selaput lendir, infeksi oleh insekta parasit pada kulit.

3. Cara Water Based

Cara water based merupakan penularan penyakit melalui penjamu (host) di air. Contoh penyakit yang ditularkan melalui water based adalah Schistomiasis. Penjamu (host) perantara ini hidup di air contohnya siput air. Dalam hal ini larva Schistomiasis hidup dalam siput air hingga berubah bentuk menjadi cercaria dan menembus kulit manusia yang berada dalam air tersebut. Penyakit ini disebut Schistomiasis.

4. Cara Water Related Insecta Vector

Cara water related insect vector merupakan penularan penyakit melalui vector yang menggunakan air sebagai tempat berkembangbiaknya. Contoh penyakit yang ditularkan melalui vector yang hidupnya bergantung pada air ini seperti malaria oleh vector nyamuk Anopheles dan demam berdarah oleh vector nyamuk Aedes aegypty.

2.2 Kolam Renang

2.2.1 Pengertian Kolam Renang

Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya.

Kolam renang pribadi adalah simbol status bagi pemiliknya, karena membutuhkan banyak tempat dan biaya perawatan yang besar. Kolam renang umum biasanya adalah bagian dari pusat kebugaran jasmani atau taman rekreasi, dengan fasilitas- fasilitas lainnya meliputi sauna, lapangan olahraga (squash, tenis, dll) dan rumah makan.

Sehubungan dengan banyaknya kolam renang yang dipandang dari beberapa segi maka kolam renang dapat diartikan sebagai tempat pemandian yang termasuk artivical bathing places dapat merupakan out door pool atau indoor pool atau kombinasinya. Arivical bathing places ini sering pula digunakan sebagai tempat sarana olahraga dan rekreasi. Jadi kolam renang yang kita maksud disini adalah artivical bathing places yang dari segi letaknya termasuk kepada out door pool (Ferdianus, 2007).

Sedangkan menurut Peraturan MenKes RI dan Keputusan Direktur Jend PPM dan PLP tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum tahun 1992, kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa pelayanan lainnya, menggunakan air bersih yang telah diolah.

2.2.2 Air Kolam Renang

Menurut Permenkes RI (1990) tentang syarat – syarat pengawasan kualitas air, air kolam renang adalah air didalam kolam renang yang digunakan untuk olahraga renang dan kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan.

2.2.3 Pertukaran Air Kolam Renang

Ada tiga tipe kolam renang berdasarkan cara pertukaran air kolam renang (Koren, 2002):

1. Fill and Draw Type

Pada tipe ini, air yang bersih dimasukkan kedalam kolam renang digunakan dalam periode waktu tertentu dan ketika air telah tampak kotor kolam renang akan dikosongkan dan diisi kembali dengan air yang bersih. 2. Flow Through Type

Pada tipe ini air yang bersih dialirkan kedalam kolam renang melalui salah satu bagian kolam dan pada bagian yang lain air dialirkan keluar kolam sehingga air berganti secara terus menerus dan air kolam tetap dalam keadaan bersih. Kolam renang dengan tipe ini merupakan kolam renang terbaik tetapi membutuhkan banyak air. Kolam renang dengan tipe ini terdapat di daerah pegunungan yang dekat dengan sumber aliran air.

3. Recirculating Type

Pada tipe ini air yang telah dipakai dan kotor, secara terus menerus dialirkan melalui instalasi penyaringan dan dipompakan kembali kedalam kolam renang setelah bersih dan diberi desinfektan.

2.3 Sistem Pengolahan Air Kolam Renang

Pada umumnya kolam renang pada kapasitas besar, telah memiliki water treatment, yang mana sistem pengelolaan mengharuskan adanya filter (saringan) dan pompa sirkulasi. Menggunakan klorin untuk mematikan bakteri/virus, sekaligus mencegah proses pelumutan pada kolam renang dan menggunakan tawas dan PAC dalam mengendapkan mikroorganisme yang telah mati (Isa, 2010).

2.3.1 Sistem Sirkulasi Air Kolam Renang

Secara garis besar, kolam renang dengan tipe pertukaran air resirkulasi

digolongkan atas dua sistem sirkulasi yaitu sistem sirkulasi overflow dan sistem

sirkulasi skimmer dimana keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu memastikan air kolam yang agar tetap bersih dan dapat digunakan kembali.

1. Sistem Sirkulasi Overflow.

Kolam renang dengan sistem sirkulasi overflow ditandai dengan air kolam yang melimpah baik pada satu sisi atau keseluruhannya. Air kolam yang melimpah tersebut nantinya mengalir kedalam saluran yang berada di sisi luar kolam renang, saluran ini dikenal dengan gutter overflow. Sistem ini mengharuskan kolam renang memiliki balancing tank yang merupakan tempat penampungan air yang mengalir melalui saluran gutter overflow. Air yang ada di balancing tank ini dengan menggunakan mesin pompa akan masuk kedalam filter untuk mengalami proses penyaringan kotoran air kolam renang sehingga air yang masuk kedalam kolam renang melalui lubang inlet merupakan air yang bersih.

2. Sistem Sirkulasi Skimmer

Berbeda dengan sirkulasi overflow, pada kolam renang dengan sistem sirkulasi skimmer air kolam tidak melimpah pada bagian sisi – sisinya karenadinding kolam di desain lebih tinggi dari elevasi kolam renang. Pada sistem ini proses sirkulasi air kolam renang tidak memerlukan balancing tank, air yang mengalir melalui outlet langsung dialirkan dari kolam menuju sebuah bak pengumpul yaitu skimmer box, skimmer box ini juga menjadi tempat pemisah air dengan sampah dan kotoran yang mengapung yang ikut

masuk melalui lubang outlet. Air kolam renang yang terkumpul di box skimmer ini kemudian dipompakan kedalam filter dan air bersih yang telah melalui proses filterisasi dikembalikan lagi ke dalam kolam. Jika terjadi penambahan tinggi air kolam renang akibat pengguna kolam atau air hujan, akan langsung dibuang ke saluran buangan. Penambahan air jika terjadi pengurangan volume akibat penguapan dan lain sebagainya dilakukan di dalam kolam.

2.3.2 Perlengkapan Sistem Pengolahan Air Kolam Renang

1. Pompa Sirkulasi

Pompa ini berfungsi sebagai pompa transfer yang mengirim air yang dihisap dari dalam Balancing Tank (untuk system overflow) atau dari skimmer (untuk system skimmer) ke dalam kolam renang. Kapasitas pompa air yang digunakan salam sistem pengolahan air kolam renang harus sesuai dengan volume air dan lama sirkulasi air kolam perharinya, agar sirkulasi air berjalan dengan baik dan menghasilkan kualitas air yang baik untuk digunakan.

Cara menentukan kapasitas pompa air yang diperlukan oleh suatu kolam renang dimulai dengan mengukur volume air kolam renang berdasarkan ukuran panjang, lebar dan kedalaman air kolam renang dan kemudian membagikannya berdasarkan berapa lama proses sirkulasi perharinya. Sebagai contoh, kolam renang dengan ukuran panjang 16 m, lebar 4 m dan kedalaman air 1,2 m maka volume air yang dibutuhkan oleh kolam renang tersebut adalah 76,8 m3. Lamanya sirkulasi air dilakukan perharinya berbeda – beda untuk setiap kolam renang, tergantung dengan berapa jam operasional kolam renang dilakukan. Untuk kolam renang umum biasanya

waktu pengoperasian selama 6 – 8 jam perhari, sedangkan untuk kolam renang pribadi selama 4 – 6 jam perhari. Sebagai contoh, kolam renang dengan volume air 76,8 m3 tersebut akan mengalami sirkulasi selama 6 jam perhari, maka pompa yang perlukan adalah pompa yang memiliki kapasitas pompa air sebesar 12,8 m3/ jam.

2. Filter

Sesuai namanya, alat ini berfungsi untuk melakukan penyaringan atau filtrasi terhadap air yang akan masuk ke dalam kolam. Kotoran – kotoran dalam air akan disaring oleh alat ini, sehingga air yang kembali ke dalam kolam dalam kondisi bersih. Ada 2 tipe filter berdasarkan medianya :

a. Sand Filter : Media filtrasi dari filter jenis ini adalah pasir silica dengan ukuran agregat tertentu sesuai kebutuhan.

b. Cartridge Filter : Media filtrasi dari filter jenis ini adalah berbentuk spons atau kasa khusus dengan ukuran dan kerapatan sesuai dengan kebutuhan. Ukuran filter yang digunakan di suatu kolam renang dapat ditentukan berdasarkan kapasitas pompa air yang digunakan dan kekuatan aliran air (flow rate) yang masuk kedalam kolam renang. Standart flow rate yang sering digunakan dalam menentukan besaran tanki filter kolam renang adalah 40 m3/jam/m2. Semakin kecil nilai flow rate semakin bagus proses filterisasinya, namun dapat dipastikan akan semakin mahal harganya karna semakin kecilnya nilai flow rate akan menjadikan ukuran diameter tanki filternya semakin besar.

Sebagai contoh, suatu kolam renang yang memiliki kapasitas pompa 12,8m3/jam dengan flow rate air 40 m3/ jam/m2 dapat kita tentukan ukuran

diameter filter yang dibutuhkan dengan menghitungnya dengan cara sebagai berikut :

Untuk menentukan diameter filter yang diperlukan :

Dengan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa filter yang diperlukan dalam proses filterisasi air kolam renang adalah filter dengan ukuran diameter 63cm. 3. Balancing Tank

Alat ini juga sesuai dengan namanya, berfungsi melakukan penyeimbangan terhadap volume air kolam dan dipergunakan untuk kolam yang menggunakan sistem sirkulasi overflow. Ketika kolam digunakan atau ketika terjadi hujan, air kolam akan meluap dan ditampung oleh balancing tank. Sebaliknya, ketika pengguna kolam keluar dari kolam atau terjadi penguapan, maka air yang tertampung dalam balancing tank tadi akan dikirim kembali ke dalam kolam. Sehingga semaksimal mungkin tidak terdapat air yang terbuang, kecuali jika sudah tidak tertampung lagi dalam balancing tank. 12,8 m3 / jam 40 m3 /jam/m2 = 0,32 m2 ¼ π D2 = 0,32 m2 0,785 D2 = 0,32 m2 0.32 m2 D2 = 0,785 D = 0,63 m = 63 cm

5. Skimmer Box

Alat ini dipergunakan untuk kolam dengan sistem sirkulasi skimmer, fungsinya sebagai titik hisap untuk pompa sirkulasi.

6. Inlet

Inlet adalah titik dimana air masuk kembali ke dalam kolam setelah melalui proses pengolahan. Jumlah inlet yang diperlukan oleh suatu kolam renang dapat ditentukan berdasarkan kapasitas pompa yang digunakan oleh kolam renang tersebut. Kapasitas yang dimiliki oleh satu inlet dalam mengalirkan air berkisar 5-7m3/jam, maka apabila kolam renang menggunakan pompa dengan kapasitas 12,8 m3/jam maka diperlukan 2 buah titik inlet pada kolam renang tersebut.

7. Maindrain

Maindrain pada dasarnya dipergunakan khusus untuk membuang atau menguras air kolam, namun pada sebagian sistem kolam yang menggunakan sistem sirkulasi overflow, maindrain dipergunakan pula sebagai titik hisap untuk pompa – pompa fitur kolam seperti air mancur dan lain- lain.

2.3.3 Bahan Kimia Pengolahan Air Kolam

Kejernihan air kolam tidak semata – mata tergantung pada sistem sirkulasi. Dalam air dapat muncul bakteri atau tumbuhan kecil yang dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan pengguna kolam renang dan tidak dapat tersaring oleh filter. Oleh sebab itu, air kolam perlu mendapatkan perawatan dengan menggunakan bahan – bahan kimia tertentu dengan kadar tertentu.

1. Kaporit : Bahan kimia ini dipergunakan untuk menahan dan mencegah timbulnya lumut atau bakteri.

2. Soda Ash : Bahan kimia ini berfungsi untuk menaikkan kadar pH air kolam. 3. Tawas : Bahan kimia ini dipergunakan untuk mengendapkan partikel –

partikel pengotor air kolam yang tidak tersaring oleh filter.

4. Bahan – bahan kimia lain seperti HCl, PAC dan lain sebagainya (Isnanto, 2010)

Pemberian bahan kimia di air kolam renang bertujuan untuk menjaga kualitas air kolam renang tetap baik, pemberian bahan kimia dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Khlorinasi

Proses pendesinfeksian air dengan menggunakan khlor aktif bertujuan untuk meningkatkan kualitas air sehingga dapat mengendalikan jumlah bakteri yang ada dalam air kolam renang. Residu khlor yang ideal untuk air kolam renang adalah 0,2 – 0,5 mg/liter. Jika residu khlor di air kurang dari baku mutu yang ditentukan maka dilakukan penambahan sedikit demi sedikit hingga menjadi sesuai dengan baku mutu air kolam renang. Dosis pemberian zat khlor pada air kolam renang adalah 2 gram per m3 air kolam renang. Sebaliknya jika jumlah residu melebihi batas baku mutu, maka sebaiknya kolam renang tidak digunakan, dapat ditunggu beberapa jam hingga residu khlor di air turun akibat penguapan yang tejadi. Pemberian zat khlor di air kolam renang sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang malam, sebab sinar matahari yang panas dapat mengurangi kadar khlor dalam air akibat penguapan yang terjadi.

Selain pemberian zat khlor sesuai dengan dosis perharinya, perlu dilakukan juga shock treatment perbulannya, pada beberapa jenis dari lumut dan bakteri akan timbul kekebalan terhadap pemberian zat khlor yang berkadar rendah, oleh karena itu perlu pemberian dengan kadar tinggi. Shock treatment ini dilakukan sebulan sekali dengan dosis yang diberikan adalah 4 kali lipat dari dosis rata-rata pemberian zat khlor perharinya.

b. Pemberian Soda Ash

Soda Ash atau disebut juga Karbonat Natrium (Na2CO3) berbentuk

serbuk halus putih. Pemberian Soda Ash pada air kolam renang dimaksudkan

untuk menaikkan pH air kolam renang agar sesuai dengan baku mutu kualitas air kolam renang. Jika hasil test pH air dinyatakan masih dibawah nilai baku mutu, maka dilakukan pemberian soda ash pada air kolam renang sedikit demi sedikit hingga nilai pH nya sesuai dengan baku mutu, adapun dosis yang diberikan adalah 1 Kg per 64 m3 air kolam. Setelah penambahan Soda Ash, air dalam kolam renang di sirkulasikan kembali, setelah 1/2 jam lalu di check lagi pHnya. Jika nilai pH nya belum ideal, tambahkanlah bahan kimia yang sesuai dengan petunjuk diatas. c. Pemberian Terusi

Dokumen terkait