• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. GAMBARAN PENDIDIKAN IMAN ANAK DI TENGAH-

A. Gambaran Umat Stasi Kedamin Darat Hulu

5. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi Umat Stasi Kedamin Darat Hulu

Keterlibatan dalam hidup menggereja umat Stasi Kedamin Darat Hulu cukup aktif. Namun, kesadaran umat dalam pelayanan Gereja masih harus ditingkatkan misalnya pada saat bacaan I dan II mudika yang bertugas untuk membacakan hanya orang-orang tertentu saja. Di Stasi Kedamin Darat Hulu terdapat sebuah bangunan Sekolah Dasar Negeri dan sebuah TK. Anak didik yang bersekolah mayoritas

beragama Katolik dibanding agama Protestan ataupun Islam. Banyak para orang tua yang mengeluh, karena guru-guru yang mengajar di Sekolah tersebut kebanyakan beragama Islam sehingga pelajaran agama Katolik yang diberikan kurang begitu maksimal. Di samping itu juga para orang tua kurang memiliki kesadaran dalam pendidikan iman anak. Hal ini disebabkan karena para orang tua sebagian besar bermata pencaharian sehari-hari sebagai petani dan swasta waktunya dihabiskan untuk mencari nafkah keluarga. Dalam hal ini para orang tua juga kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang ajaran-ajaran Gereja. Sarana dan prasarana seharusnya dimiliki oleh keluarga. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut anak-anak akan mengenal tokoh-tokoh yang ada di dalam Kitab Suci dan mengenal santo-santa. Sarana dan prasarana yang dimiliki tidak hanya sebatas Kitab Suci, Madah Bakti, Salib, patung Bunda Maria, Yosef serta Yesus Kristus saja melainkan buku-buku gambar atau buku-buku cerita sehingga anak dapat mengenal tokoh-tokoh yang ada di dalam Kitab Suci dengan demikian perkembangan iman anak akan semakin diteguhkan dan dikuatkan. Di samping itu para orang tua perlu menggunakan sarana-sarana yang mendukung pendidikan iman anaknya seperti menyiapkan VCD, kaset suara, Kitab Suci anak, gambar santo-santa, cerita bergambar,dll.

B. Gambaran pendidikan iman anak dalam keluarga Kristiani di Stasi Kedamin Darat Hulu

Pendidikan iman anak dalam keluarga-keluarga Kristiani Stasi Kedamin Darat Hulu masih kurang. Para orang tua mendidik iman anaknya hanya sebatas mengajak anak untuk pergi ke Gereja setiap minggunya, mengajari anak untuk berdoa baik sebelum makan, sesudah makan, sebelum dan bangun tidur,dll. Dalam mendidik iman anaknya para orang tua Stasi Kedamin Darat Hulu tidak jauh berbeda dengan pengalaman keluarga-keluarga baik itu keluarga Albertus Rudy Suwandi, keluarga Eustachius Leton dan keluarga Markus Heriwinata yang sudah dibahas pada bab II.

Umat Stasi Kedamin Darat Hulu dalam mendidik iman anaknya juga melakukan cara-cara seperti mengajak anak ke Gereja setiap minggunya, dengan demikian mereka mengenal tradisi, kebiasaan Gereja dan hidup Kristen dalam kehidupan mereka. Di samping itu juga para orang tua mengenalkan anak dari sejak kecil bagaimana cara berdoa didahului dengan sikap doa yang baik, mengajari mereka membuat tanda salib dan mengajari doa-doa sederhana seperti doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum dan sesudah tidur, dll. Di dalam keluarga orang tua tidak hanya mengajari anak-anaknya dengan berdoa dan mengajak ke Gereja saja melainkan dalam keluarga orang tua harus menciptakan suasana keluarga yang bahagia, damai dan rukun, orang tua juga harus mendoakan anak-anaknya setiap hari dan memberikan teladan yang baik kepada anak sehingga anak merasa krasan dalam keluarga dan tidak mudah goyah imannya terhadap hal-hal negatif yang dapat merusak kepribadian anak kelak.

C. Penelitian pelaksanaan pendidikan iman anak dalam keluarga Kristiani di Stasi Kedamin Darat Hulu Paroki Hati Maria Tak Bernoda Putussibau Kalimantan Barat.

1. Desain Penelitian a. Pengantar Penelitian

Pada bagian ini penulis akan membahas latar belakang penelitian, tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, instrumen pengumpulan data, responden penelitian, variabel penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan hasil penelitian.

b. Latar Belakang Penelitian

Kehidupan suatu keluarga tentunya sering mengalami banyak permasalahan, salah satunya dalam pendidikan iman anak. Setiap orang tentunya memiliki pandangan yang berbeda seperti halnya pandangan suami-istri dalam mendidik iman anak. Salah satu contohnya: suami menginginkan bahwa pendidikan iman anak cukup diberikan oleh guru-guru di sekolah dan sekolah minggu sedangkan istri menginginkan bahwa pendidikan iman anak tidak hanya mengandalkan guru-guru di sekolah dan sekolah minggu tanpa campur tangan dari orang tua untuk mendukung perkembangan pendidikan iman anak. Hal ini disebabkan karena sebagian besar orang tua memiliki mata pencaharian sebagai petani sehingga untuk urusan pendidikan iman anaknya masih perlu ditingkatkan lagi dengan meluangkan waktu dan menyediakan sarana-sarana yang mendukung perkembangan iman anaknya.

Hal ini menjadi suatu keprihatinan bagi para orang tua mengingat kesibukan sehingga pendidikan iman anak yang dirasa penting diabaikan begitu saja. Padahal orang tua sebagai pendidik iman anak yang utama dan pertama bagi perkembangan iman anaknya. Para guru di sekolah maupun sekolah minggu hanya membantu orang tua saja untuk menumbuhkan dan mengembangkan iman anak-anak mereka dalam mengenal Yesus Kristus. Orang tua sebagai teladan pendidikan iman yang dapat dicontoh dan ditiru oleh anak. Anak dapat mengenal Yesus Kristus melalui didikkan orang tua baik itu dalam doa yang diajarkan dalam keluarga maupun contoh sikap orang tua dalam kehidupan sehari-hari.

Tugas pendidikan iman anak berakar dari panggilan sebagai suami-istri untuk selalu berperanserta dalam Karya Penciptaan Allah. Orang tua bertugas untuk mendampinginya secara efektif untuk menghayati hidup manusiawi yang sepenuhnya. Konsili Vatikan II mengingatkan kepada orang tua untuk menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, maka orang tua mempunyai kewajiban yang berat untuk mendidik iman anak-anak mereka (FC 36). Pendidikan iman anak dalam keluarga tidak hanya dilakukan dengan cara seperti: mengenalkan anak-anak gambar Bunda Maria, Yosef dan Yesus Kristus, menyanyikan lagu-lagu Gereja, mengajar berdoa baik dilakukan sebelum makan, sesudah makan, tidur dan sebelum tidur, dll. Pendidikan iman anak yang diberikan oleh kedua orang tua tidak hanya mengandalkan cara-cara yang sederhana saja melainkan orang tua harus menanamkan sikap semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka. Di samping itu

juga orang tua harus menanamkan suasana cinta kasih kepada anak-anak agar mereka merasa nyaman dan mendukung perkembangan iman agar menjadi pribadi yang dewasa.

Untuk mengajarkan pendidikan iman anak hal-hal kecil perlu dilakukan secara rutin dan adanya kebersamaan dalam keluarga. Para orang tua diminta untuk meluangkan waktu sesibuk apapun untuk berkumpul bersama dalam keluarga membacakan ayat-ayat Kitab Suci dan menjelaskan ayat-ayat tersebut dengan bahasa yang dimengerti oleh anak. Dan tidak hanya itu saja para orang tua harus mengenalkan tokoh-tokoh yang ada dalam Kitab Suci dan Santo-santa supaya anak mengerti dan mengenal tokoh-tokoh tersebut. Selain itu juga dalam sebuah keluarga pentingnya dijalin hubungan cinta kasih yaitu antara orang tua dengan anak, kakak-adik, keluarga-keluarga lain. Untuk itu penulis mengadakan penelitian untuk memperoleh data yang terjadi sehubungan dengan pendidikan iman anak dalam keluarga-keluarga Stasi Kedamin Darat Hulu. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauhmana perkembangan pendidikan iman anak dalam keluarga sudah dilakukan orang tua dengan baik. Penelitian ini juga diharapkan agar para orang tua merefleksikan dan memperbaiki pelaksanaan pendidikan iman anak yang sudah ada sehingga ke depannya orang tua tidak hanya menganggap pendidikan iman anak hanya sebatas tugas dari orang melainkan orang tua harus peka dalam mencari sarana-sarana yang mendukung perkembangan pendidikan iman anak itu sendiri.

c. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Memperoleh gambaran pendidikan iman anak dalam keluarga-keluarga Kristiani umat Stasi Kedamin Darat Hulu Paroki Hati Maria Tak Bernoda Putussibau Kalimantan Barat

2) Mengetahui seberapa besar usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam pendidikan iman anak untuk semakin bertumbuh dalam iman.

3) Menemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat peningkatan pendidikan iman anak dalam keluarga-keluarga Kristiani umat Stasi Kedamin Darat Hulu Paroki Hati Maria Tak Bernoda Putussibau Kalimantan Barat.

d. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini diadakan di Stasi Kedamin Darat Hulu, Paroki Hati Maria Tak Bernoda Putussibau Kalimatan Barat, dari tanggal 15 Juni – 19 Juli 2009.

e. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

Menurut Walgito (http://www.psend.com/users/jarwono/bab 12 Oktober 2008) kuesioner ialah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab dan dikerjakan oleh orang yang ingin diselidiki atau responden. Menurut Walgito kuesioner dibedakan menjadi dua jenis yaitu kuesioner terbuka adalah pertanyaan yang memberikan pilihan-pilihan terbuka kepada responden sedangkan kuesioner tertutup adalah pertanyaan yang membatasi pilihan-pilihan tertutup kepada

responden. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu jenis kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup.

Cara yang digunakan penulis untuk pengambilan data adalah dengan cara mendatangi ke rumah-rumah keluarga Katolik yang ada di Stasi Kedamin Darat Hulu. Sedangkan waktu yang digunakan untuk penyebaran sekaligus pengambilan kuesioner ini pada hari minggu jam 11.00-17.00 Wib. Alasan hari minggu digunakan untuk penyebaran dan pengambilan data adalah karena mengingat hari minggu keluarga-keluarga Katolik ada di rumah. Sedangkan kuesioner yang penulis sebarkan sebanyak 75 kuesioner. Dari 75 kuesioner yang tersebar hanya terkumpul 70 kuesioner saja sedangkan 5 kuesioner penulis titipkan ke pemimpin umat Stasi Kedamin Darat Hulu. Pada saat pengambilan 5 kuesioner pemimpin umat yang sudah berumur lupa tempat penyimpanan kuesioner yang sudah penulis serahkan.

f. Responden Penelitian

Responden penelitian adalah keluarga-keluarga Kristiani umat Stasi Kedamin Darat Hulu. Untuk menentukan responden penelitian perlu diketahui terlebih dahulu perbedaan populasi atau sampel. Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki sedangkan sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi (Sutrisno Hadi, 2000:182).

Jumlah kepala keluarga umat Stasi Kedamin Darat Hulu adalah 100 kepala keluarga. Dari jumlah kepala keluarga penulis hanya mengambil 70 kepala keluarga untuk dijadikan responden penelitian.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner dijawab oleh semua responden. Pengisian kuesioner ditujukan kepada kepala keluarga baik itu bapak atau ibu. Jika dalam satu keluarga tidak ada bapak maka yang mengisi kuesioner yang disebarkan adalah ibu sebagai kepala keluarga begitu juga sebaliknya.

Jumlah kepala keluarga yang beragama Katolik Stasi Kedamin Darat Hulu adalah 100 kk, dari jumlah tersebut penulis hanya mengambil responden 70 kk. Pengambilan responden tersebut berdasarkan pada kepala keluarga yang memiliki anak kecil.

g. Variabel Penelitian

Variabel adalah ciri atau karekteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya berubah-ubah (Sudjana Nana, 2001:11). Variabel merupakan suatu dimensi konsep yang dapat diukur yang mempunyai nilai atau lebih (Dapiyanta, 2004:29). Variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini sehubungan dengan pendidikan iman anak dalam keluarga-keluarga Kristiani umat Stasi Kedamin Darat Hulu yaitu: 1) Identitas Responden

2) Pelaksanaan pendidikan iman anak dalam keluarga-keluarga Kristiani 3) Sarana yang mendukung pendidikan iman anak

4) Faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan iman anak dalam keluarga-keluarga Kristiani.

Tabel 1

Variabel penelitian pelaksanaan pendidikan iman anak dalam keluarga-keluarga Kristiani (N=70)

No Variabel No Soal Jumlah

1. Identitas Responden 1, 2, 3,4 4 2. Pelaksanaan pendidikan iman anak

dalam keluarga-keluarga Kristiani

5,6,7,8,9,10 6

3. Sarana yang mendukung pendidikan iman anak

11,12,13,14 4

4. Faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan iman anak dalam keluarga-keluarga Kristiani

15, 16,17,18,19,20 6

Jumlah 20

2. Laporan Hasil Penelitian Pendidikan Iman Anak di Tengah-tengah

Dokumen terkait