• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENTUAN PENTING DALAM PENCAIRAN HONORARIUM

BAB V BELANJA PERJALANAN DINAS

E. KETENTUAN PENTING DALAM PENCAIRAN HONORARIUM

5 Kerangka Acuan Kerja (KAK) 6 Daftar Hadir 7 Surat Perjanjian Kerja (SPK) 8 Daftar Riwayat Hidup 9 Surat Setoran Pajak (SSP) 10 Risalah /Laporan Kegiatan

E. KETENTUAN PENTING DALAM PENCAIRAN HONORARIUM

1. Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan dan Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan

a. Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan

Honorarium yang diberikan kepada seseorang yang berdasarkan Surat Keputusan Presiden/ Menteri/ Pejabat Setingkat Menteri/ Pejabat Eselon I / KPA diangkat dalam suatu tim pelaksana kegiatan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Ketentuan pembentukan tim yang dapat diberikan honorarium adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai keluaran;

2) Bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk mengikutsertakan Eselon I/Kementerian Lembaga/Lembaga /Instansi Pemerintah lainnya;

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

4) Merupakan perangkap fungsi atau tugas tertentu kepada pejabat Negara/pegawai Aparatur Sipil Negara disamping tugas pokoknya sehari-hari; dan

5) Dilaksanakan secara selektif, efektif, dan efisien.

b. Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan

Honorarium yang diberikan kepada seseorang yang diberi tugas melaksanakan kegiatan administratif untuk menunjang kegiatan tim pelaksana kegiatan. Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan merupakan bagian tidak terpisahkan dari tim pelaksana kegiatan. Sekretariat Tim pelaksanan kegiatan hanya dapat dibentuk untuk menunjang tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh Presiden/Menteri. Jumlah sekretariat tim pelaksana kegiatan diatur sebagai berikut:

1) Paling banyak 10 (sepuluh) orang untuk tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh Presiden; atau

2) Paling banyak 7 (tujuh) orang untuk tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh Menteri/Pejabat Setingkat Menteri. Dalam hal pemberian honorarium panitia, dapat diberikan honorarium maksimal 10% dari jumlah peserta dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas. Dalam hal jumlah peserta kurang dari 40 orang, jumlah panitia yang dapat diberikan honor paling banyak 4 orang.

Catatan :

1) Dalam hal tim pelaksana kegiatan telah terbentuk selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, Kementerian Negara/Lembaga melakukan evaluasi terhadap urgensi dan efektifitas keberadaan tim dimaksud untuk dipertimbangkan menjadi tugas dan fungsi suatu unit organisasi

2) Kementerian Negara/Lembaga dalam hal melaksanakan ketentuan Standar Biaya Masukan agar melakukan langkah-langkah efisiensi anggaran dengan melakukan pembatasan dan pengendalian pemberian honorarium tim pelaksana kegiatan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

I II III

1 Pejabat Negara, Eselon I dan Eselon II

2 3 4

2 Pejabat Eselon III 3 4 5

3 Pejabat Eselon IV,

Pelaksana , dan Pejabat Fungsional

5 6 7

Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020 Keterangan Klasifikasi:

a) Klasifikasi I

Kementerian Negara/Lembaga yang telah menerima tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai tunjangan kinerja dengan tunjangan kinerja pada kelas jabatan tertingginya lebih besar atau sama dengan Rp40.000.000,00

b) Klasifikasi II

Kementerian Negara/ Lembaga yang telah menerima tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai tunjangan kinerja dengan tunjangan kinerja pada kelas jabatan tertingginya lebih besar atau sama dengan Rp25.000.000,00 dan kurang dari 40.000.000,00

c) Klasifikasi III

Kementerian Negara/Lembaga yang telah menerima tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai tunjangan kinerja dengan tunjangan kinerja pada kelas jabatan tertingginya kurang dari Rp25.000.000,00 atau belum menerima tunjangan kinerja

2. Honorarium Narasumber/Pembahas/Moderator /Pembawa Acara /Panitia

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi a. Honorarium Narasumber/Pembahas

Honorarium yang diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI yang memberikan informasi/pengetahuan dalam kegiatan Seminar/Rapat Koordinasi/Sosialisasi/Diseminasi/Bimbingan Teknis/ Workshop/Rapat Kerja/Sarasehan/Simposium/Lokakarya/ Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis, yang dilaksanakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk untuk kegiatan diklat/pelatihan.

Catatan:

1) Satuan jam yang digunakan dalam pemberian honorarium narasumber/pembahas adalah 60 (enam puluh) menit baik dilakukan secara panel maupun individual.

2) Honorarium narasumber/pembahas dapat diberikan dengan ketentuan:

a) Narasumber/pembahas berasal dari luar unit organisasi eselon I penyelenggara; dan/atau

b) Narasumber/pembahas berasal dari dalam unit organisasi eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit organisasi eselon I penyelenggara/ masyarakat.

b. Honorarium Moderator

Honorarium yang diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang seseorang untuk melaksanakan tugas sebagai

moderator pada kegitan Seminar/Rapat

Koordinasi/Sosialisasi/Diseminasi/Bimbingan

Teknis/Worshop/Rapat Kerja/Sarasehan/Simposium/

Lokakarya/Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis yang dilaksanakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk untuk kegiatan diklat/pelatihan.

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

1) Moderator berasal dari luar unit organisasi Eselon I penyelenggara; dan/atau

2) Moderator berasal dari dalam unit organisasi Eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara/masyarakat.

c. Honorarium Pembawa Acara

Honorarium yang diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas memandu acara dalam kegiatan Seminar/Rapat Koordinasi/Sosialisasi/Simposium/Lokakarya /Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis yang dihadiri oleh Menteri/Pejabat setingkat dengan peserta kegiatan minimal 300 orang dan dihadiri lintas unit eselon I/Kementerian Negara/Lembaga Lainnya/masyarakat.

d. Honorarium Panitia

Honorarium yang diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI yang diberi tugas oleh pejabat yang berwenang sebagi panitia atas pelaksanaan kegiatan Seminar/ Rapat Koordinasi/ Sosialisasi/ Diseminasi/ BimbinganTeknis/ Workshop/ Rapat Kerja/ Sarasehan/ Simposium /Lokakarya /Fokus Group Discussion/ Kegiatan Sejenis sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara /Kementerian Negara/Lembaga Lainnya/ masyarakat.

Dalam hal pelaksanaan kegiatan Seminar/ Rapat Koordinasi/ Sosialisasi/ Diseminasi/ Bimbingan Teknis/ Workshop / Rapat Kerja/ Sarasehan/ Simposium/ Lokakarya /Fokus Group Discussion/ Kegiatan sejenis memerlukan tambahan panitia yang berasal dari Non Pegawai Aparatur Sipil Negara harus dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan urgensi, dengan besaran honorarium mengacu pada besaran honorarium untuk anggota panitia.

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi 3. Honorarium Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan

(Diklat)

a. Honorarium Penceramah

Honorarium penceramah dapat diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI memeberikan wawasan pengetahuan dan/atau sharing experience sesuai dengan keahliannya kepada peserta diklat pada kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) berasal dari luar unit organisasi eselon I penyelenggara; 2) berasal dari dalam organisasi eselon I penyelenggara

sepanjang peserta diklat yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar unit organisasi eselon I penyelenggara/masyarakat; dan

3) khusus untuk Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI, honorarium tersebut digunakan untuk kegiatan pengajaran diklat yang materi diklatnya diampu oleh Pejabat Eselon II ke atas /setara.

b. Honorarium Pengajar yang berasal dari luar satuan kerja penyelenggara

Honorarium dapat diberikan kepada pengajar yang berasal dari luar satuan kerja penyelenggara sepanjang kebutuhan pengajar tidak terpenuhi dari satuan kerja penyelenggara.

c. Honorarium pengajar yang berasal dari dalam satuan kerja penyelenggara

Honorarium dapat diberikan kepada pengajar yang berasal dari dalam satuan kerja penyelenggara baik widyaiswara maupun pegawai lainnya. Bagi widyaiswara, honorarium diberikan atas kelebihan jumlah minimal jam tatap muka. Ketentuan jumlah minimal tatap muka mengacu pada ketentuan yang berlaku. d. Honorarium Penyusunan Modul Diklat

Honorarium penyusunan Modul Diklat dapat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota Polri/TNI yang diberi tugas untuk menyusun modul untuk pelaksanaan diklat berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Pemberian honorarium dimaksud berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

1) Bagi widyaiswara, honorarium dimaksud diberikan atas kelebihan beban kerja wajib widyaiswara sesuai ketentuan yang berlaku; dan

2) Satuan biaya ini diperuntukan bagi penyusunan modul diklat baru atau penyempurnaan modul diklat lama dengan persentase penyempurnaan substansi modul diklat paling sedikit 20% (dua puluh persen).

e. Honorarium Paniati Penyelenggara Kegiatan Diklat

Honoraium dapat diberikan kepada panitia penyelenggara diklat yang melaksanakan fungsi tata usaha diklat, evaluator, dan fasilitator kunjungan serta hal-hal lain yang menunjang penyelenggaraan diklat berjalan dengan baik dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Merupakan tugas tambahan/perangkapan fungsi bagi yang bersangkutan;

2) Dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan urgensinya; dan

3) Jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah peserta dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan. Dalam hal jumlah peserta kurang dari 40 (empat puluh) orang, maka jumlah yang dapat diberikan honorarium paling banyak 4 (empat) orang.

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi SIMULASI 4

1. Pertanyaan:

Satker melaksanakan kegiatan Unit Pelaksana Teknis Pengadaan Barang dan Jasa (UPTPBJ) sejak bulan Februari, Maret dan April tahun 2019 dengan ditetapkan dan diterbitkannya SK Kepala Balai/Kepala UPTPBJ dari Menteri, kemudian SK Kasubag TU/Sekretaris UPTPBJ terbit bulan Maret dari Eselon I Kementerian, dan SK Tim Penelitian dan Tim Pendukung UPTPBJ pada bulan April dari Kepala Balai/Kepala Satker. DIPA satker baru terbit pada tanggal 29 Mei 2019, dan pada akun Honor Output Kegiatan (521213) diberikan volume OB/10 bulan yang berarti honor tersebut bersifat rutin bulanan. Apakah satker boleh mengajukan pembayaran/tagihan honor output kegiatan (521213) dimaksud sejak bulan Februari s.d Mei 2019?

Jawaban:

Atas kejadian tersebut dapat saya sampaikan sebagai berikut:

a. Terkait dengan pertanyaan Saudara dapat disampaikan bahwa Penandatanganan Surat Keputusan sebagai dasar pencairan honor seharusnya dilakukan setelah DIPA disahkan dan berlaku efektif; b. Apabila pengaturan dalam SK Tim dinyatakan bahwa honorarium

dibayarkan (berlaku surut) mulai dari bulan Februari 2019, maka honorarium atas SK Tim dimaksud dapat dibayarkan mulai bulan Februari 2019;

c. Penilaian atas kewajaran dan kelayakan pembayaran honor tim

merupakan menjadi kewenangan KPA, dan KPA dapat

mempertanggungjawabkan bahwa Tim dimaksud telah bekerja dari bulan Februari 2019 berdasarkan laporan dari tim tersebut serta telah dialokasikan anggarannya dalam DIPA. KPA bertanggungjawab secara penuh terhadap SK yang diterbitkan/ditandatangani; dan

d. Selanjutnya, pemberian honor tim agar dilakukan secara selektif, efisien serta memperhatikan ketersediaan dana.

2. Pertanyaan:

a. Bolehkah PPNPN yang memiliki kompetensi untuk menjadi narasumber?

b. Mohon dijelaskan maksud, narasumber /pembahas berasal dari dalam unit organisasi Es I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar unit organisasi Es I

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

penyelenggara/masyarakat . Apakah ada ketentuan jumlah peserta dari luar unit organisasi es I penyelenggara. Jika di unit organisasi penyelenggara mengundang pesertanya Es II apakah diperbolehkan? Jawaban:

a. Untuk PPNPN yang berkompetensi dapat diberikan honor Narasumber/Pembahas Pakar/Praktisi/Profesional yang tercantum dalam SBM.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 32/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Masukan Tahun 2019 Halaman 116 angka 8, honor ini merupakan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan honorarium narasumber/pembahas pakar/praktisi/ profesional yang mempunyai keahlian/profesionalisme dalam ilmu/bidang tertentu dalam kegiatan seminar/ rapat/ sosialisasi/ diseminasi/ workshop/ sarasehan/ simposium/lokakarya/ Focus Group Discussion/kegiatan sejenis yang diselenggarakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

b. Terkait dengan pernyataan pada SBM yaitu "narasumber/pembahas berasal dari dalam unit organisasi eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar unit organisasi eselon I penyelenggara/masyarakat", honor narasumber dapat diberikan sepanjang peserta suatu kegiatan berasal dari unit Eselon I lain diluar dari Unit Eselon I Penyelenggara kegiatan tersebut. Jika terdapat peserta dari kelompok masyarakat/pihak Kementerian/Lembaga di luar BPOM juga dapat diberkan narasumber.

3. Pertanyaan:

Suatu Satker mengadakan FGD dimana moderator berasal dari internal Satker tersebut, apakah kepada moderator dapat diberikan Honor dan akun apa yang dapat digunakan?

Jawaban:

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020; Honorarium Moderator adalah honorarium yang diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas sebagai moderator pada kegiatan Seminar /Rapat/ Sosialisasi/Diseminasi/ Bimbingan Teknis/ Workshop/ Sarasehan/

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

Simposium/Lokakarya/ Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis yang dilaksanakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk untuk kegiatan diklat/ pelatihan.

Honorarium Moderator dapat diberikan dengan ketentuan:

a. Moderator berasal dari luar unit organisasi eselon I penyelenggara; dan/atau

b. Moderator berasal dari dalam unit organisasi eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar unit organisasi eselon I penyelenggara/ masyarakat.

Untuk akun honor Moderator menggunakan akun yang sama untuk honor Narasumber 522151 (Belanja Jasa Profesi) dapat dibayarkan sepanjang telah dianggarkan dalam DIPA.

4. Pertanyaan:

Mohon informasi terkait pemberian honor narasumber untuk TA 2020. Jawaban:

Pemberian honor narasumber untuk TA 2020 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.02/2019 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Satuan Jam yang digunakan dalam pemberian honorarium narasumber/pembahas adalah 60 (enam puluh) menit baik dilakukan secara panel maupun individual.

b. Honorarium narasumber/pembahas dapat diberikan dengan ketentuan:

1) Narasumber/pembahas berasal dari luar unit organisasi Eselon I penyelenggara; dan/ atau

2) Narasumber / pembahas berasal dari dalam unit organisasi Eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar unit organisasi Eselon I penyelenggara/ masyarakat.

c. Dalam hal narasumber/pembahas tersebut berasal dari dalam unit organisasi eselon I penyelenggara, maka diberikan honorarium sebesar 50% (lima puluh persen) dari besaran honorarium narasumber/pembahas.

Dalam hal Satker mengadakan kegiatan Seminar/ Rapat/ Sosialisasi/ Diseminasi/ Bimbingan Teknis/ Workshop/ Sarasehan/ Simposium/ Lokakarya/ Focus Group Discussion/ Kegiatan Sejenis dengan peserta yang

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

menjadi sasaran utama adalah dari masyarakat dan Satker tersebut mendatangkan pembahas dari pegawai satker penyelenggara itu sendiri, maka pegawai yang menjadi pembahas tersebut berhak mendapatkan honorarium narasumber sebesar 50% (lima puluh persen) dari besaran honorarium narasumber/pembahas yang tercantum dalam angka 11.1 PMK SBM.

5. Pertanyaan:

Honor PPK lebih dari 1 (satu) dalam Satu Satuan Kerja Jawaban:

Terkait honor penanggungjawab pengelola keuangan, untuk besaran honor Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tetap mengikuti ketentuan SBM yang berlaku. Pada PMK SBM TA 2020 yaitu Peraturan Menteri Keuangan No. 78 /PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020 pada Lampiran I dinyatakan bahwa Honorarium Penanggung jawab Pengelola Keuangan pada setiap Satker diberikan berdasarkan Besaran Pagu yang dikelola untuk setiap DIPA. Artinya yang menjadi acuan perhitungan adalah pagu dana DIPA dan bukan alokasi dana pagu yang dikelola oleh PPK.

Contoh :

a. Satker A mempunyai pagu 500 M, dimana: 1) PPK 1 mengelola sebesar 350 M dan 2) PPK 2 mengelola sebesar 150 M

b. Besaran gabungan honor kedua PPK tsb maksimal sesuai SBM untuk range pagu 250 sd 500 M sebesar Rp5.130.000,-

artinya bila diterapkan ke PPK 1 dan PPK 2 menjadi :

a. Besaran honor untuk PPK 1 maksimal sebesar Rp3.591.000,- dengan perhitungan (350M/500M) x Rp5.130.000,-

b. Besaran honor untuk PPK 2 maksimal sebesar Rp 1.539.000,- dengan perhitungan (150M/500M) x Rp5.130.000,-

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi 6. Pertanyaan:

Pegawai merangkap 3 tugas sebagai Atasan Pengelola PNBP, PPSPM dan Penanggungjawab SAI dan BMN. Terkait pembayaran honornya, apakah dibayar salah satu atau berhak atas ketiga honor tersebut?

Jawaban:

Honorarium diberikan berdasarkan kinerja. Apabila terdapat pegawai yang merangkap tugas dalam pelaksanaannya dapat diberikan honor atas ketiga tugas dimaksud sepanjang alokasi dana tersedia dan dasar pemberian setiap honorarium adalah Surat Keputusan sesuai ketentuan dalam PMK 190/PMK.05/2012 Pasal 42 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN.

7. Pertanyaan:

Akun apa yang digunakan untuk pembayaran Honor Jasa Motivator dan Juri Lomba?

Jawaban:

Menunjuk Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-211/PB/2018 tentang Kodefikasi Segmen Akun Pada Bagan Akun Standar, untuk jasa motivator yang dihadirkan dalam suatu event kegiatan kantor yang diperuntukkan memperkuat pelaksanaan tugas fungsi dan dalam rangka transfer knowledge kepada pegawai maka honorarium jasa motivator dapat dibebankan menggunakan akun 522151 (Belanja Jasa Profesi). Sedangkan untuk pembayaran kepada juri lomba, perlu kiranya terlebih dahulu diperhatikan apakah kegiatan lomba dimaksud dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi serta pencapaian target kinerja suatu entitas.

Dalam hal kegiatan lomba merupakan penyelenggaraan tugas dan fungsi serta dimaksudkan untuk pencapaian target kinerja satker, maka untuk pembayaran honorarium juri lomba dapat menggunakan akun 521213 (Belanja Honor Output Kegiatan). Honor Output Kegiatan merupakan honor yang dibayarkan atas pelaksanaan kegiatan yang insidentil dan dapat dibayarkan tidak terus menerus dalam satu tahun. Pembayaran honor output kegiatan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan pejabat yang berwenang/Kuasa Pengguna Anggaran Satker.

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi BAB VII

REVISI ANGGARAN A. PENGERTIAN

Revisi Anggaran adalah perubahan rincian anggaran yang telah ditetapkan berdasarkan APBN Tahun Anggaran yang telah disahkan dalam daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

B. DASAR HUKUM

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.02/2020 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 383) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.02/2020 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

39/PMK.02/2020 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 974); 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.05/2020 tentang

Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Dalam Penanganan Pandami Corona Disease 2019

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.02/2020 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

39/PMK.02/2020 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 974); 4. Peraturan Direktur Jenderal Anggaran Nomor PER-3/AG/2020

tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2020 yang Menjadi Kewenangan Direktorat Jenderal Anggaran, Pembantu Pengguna Anggaran, dan Kuasa Pengguna Anggaran sebagaimana telah diubah dengan Peraturan DIrektur Jenderal Anggaran Nomor Per-7/AG/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Anggaran Nomor PER-3/AG/2020 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2020 yang menjadi Kewenangan Direktorat Jenderal Anggaran, Pembantu Pengguna Anggaran, dan Kuasa Pengguna Anggaran;

5. Peraturan Direktur Jenderal Anggaran Nomor Per-8/AG/2020 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2020

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

Yang Menjadi Kewenangan Direktorat Jenderal Anggaran, Pembantu Pengguna Anggaran, dan Kuasa Pengguna Anggaran;

6. Surat Menteri Keuangan Nomor S-369/PB/2020 tentang Pemutakhiran Akun Dalam rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID 19).

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup revisi anggaran meliputi:

1. Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran termasuk pergeseran rincian anggarannya.

URAIAN REVISI DASAR HUKUM KEWENANGAN

Pengurangan dan/atau

penambahan pagu yang

disebabkan adanya perubahan kebijakan dari pemerintah

Instruksi Presiden

Direktur Jenderal

Anggaran (DJA)

2. Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu tetap

NO URAIAN REVISI DASAR HUKUM KEWENANGAN

a. Pergeseran anggaran antar akun dalam satu komponen yang sama dan dalam satu keluaran (output) yang sama, kecuali pergeseran detail belanja pegawai komponen

001 dan pergeseran

anggaran antar akun dalam jenis belanja yang sama

PMK

39/PMK.02/2020 tata cara revisi 2020

Kuasa pengguna

Anggaran (KPA)

b. ✓ Pergeseran anggaran dalam satu keluaran (output) yang sama, dalam satu kegiatan yang sama, dan dalam satu satker yang sama dalam satu wilayah kerja kanwil DJPBN ✓ Pergeseran anggaran antar

keluaran (output), dalam

PMK

39/PMK.02/2020 tata cara revisi 2020

Kanwil Dirjen Perbendaharaan Negara (DJPBN)

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

NO URAIAN REVISI DASAR HUKUM KEWENANGAN

satu kegiatan yang sama, dan dalam satu satker yang sama dalam wilayah kerja Kanwil DJPBN

✓ Pergeseran anggaran antar kegiatan, dalam satker yang sama, dalam wilayah kerja Kanwil DJPBN

Catatan :

Dengan tidak mengurangi volume keluaran (output)

c. Pergeseran antar belanja Kanwil DJPBN

3. Ralat karena kesalahan administrasi

NO URAIAN REVISI DASAR HUKUM KEWENANGAN

a. Perubahan pejabat

perbendaharaan DIPA

PMK

39/PMK.02/2020 tata cara revisi

2020 diubah

dengan PMK

117/PMK.02/2020

DJA

b. Perubahan nomoenklatur bagian anggaran, program, kegiatan dan atau satker

DJA

c. Ralat kode kewenangan DJA

d. Ralat kode bagian anggaran dan/atau satker

DJA

e. Ralat volume, jenis, dan satuan keluaran (output) yang berbeda antara RKAKL

dan RKP atau hasil

Dokumen terkait