• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA CARA PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA ATK

BAB IV BELANJA ALAT TULIS KANTOR

D. TATA CARA PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA ATK

Pembelian ATK dapat menggunakan prosedur uang muka UP atau LS pihak ketiga (mengikuti prosedur pengadaan lewat ULP). Jika prosedur yang digunakan adalah Uang Muka UP, maka staf Subbbagian Rumah Tangga/Staf Perwakilan mengajukan permintaan Uang Muka UP kepada BP/BPP sebelum pelaksanaan pembelian ATK dengan melampirkan dokumen berikut:

1. Form pengajuan pembayaran (harus diisi tanggal

pertanggungjawaban);

2. Surat Perintah Bayar (SPby) lengkap dengan tanda tangan PPK dan BP (untuk transaksi di Kantor Pusat Jakarta) atau BPP (untuk transaksi di Kantor Perwakilan);

3. Jika pembelian ATK menggunakan mekanisme reimbursment, maka pertanggungjawaban dengan melampirkan dokumen tagihan lengkap: a. Memo/surat/form permintaan ATK yang ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja/ Kepala Biro/ Inspektur/ Kepala Perwakilan atau Kepala Bagian/Koordinator (Contoh: Nota Dinas Bagian PRTLP pada Biro SDM dan Umum berdasarkan Naskah Dinas Nomor B/99/PL.02.01/V/2020 Tanggal 04 Mei 2020 perihal Pengajuan Alat Tulis Kantor Ombudsman Republik Indonesia); b. Naskah Dinas surat permintaan Pengadaan ATK dari Bagian

PRTLP kepada PPK;

c. Bukti Pembayaran (Kuitansi, Bon, Nota, Struk)*/**; dan d. Surat Perintah Bayar (SPby).

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi Catatan:

* Nama Toko, Alamat, Tanggal Transaksi, dan Nomor Telepon ** Validasi oleh PPK

4. Pengajuan pertanggungjawaban atau reimbursment untuk Perwakilan, belanja ATK disampaikan langsung kepada PPK Perwakilan melalui staf PPK.

E. KELENGKAPAN TAGIHAN

Biaya pembelian ATK dapat dicairkan dengan memenuhi kelengkapan sebagai berikut:

1. Memo/surat/form permintaan ATK yang ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja/Kepala Biro/Inspektur/Kepala Perwakilan atau Kepala Bagian/Koordinator.

(Contoh: Nota Dinas Bagian PRTLP pada Biro SDM dan Umum berdasarkan Naskah Dinas Nomor B/99/PL.02.01/V/2020 Tanggal 04 Mei 2020 perihal Pengajuan Alat Tulis Kantor Ombudsman Republik Indonesia).

2. Naskah Dinas surat permintaan Pengadaan ATK dari Bagian PRTLP kepada PPK.

3. Bukti Pembayaran/Kuitansi:

a. Jika belanja kurang dari Rp1.000.000 Kelengkapan:

✓ Kuitansi/Bon/Nota/Struk*

✓ Materai 3000 (jika belanja > Rp250.000 s.d < Rp1.000.000 ✓ Stempel Toko

✓ Nama jelas dan tanda tangan PPK** b. Jika belanja > Rp1.000.000

Kelengkapan:

✓ Kuitansi/Bon/Nota/Struk* ✓ Materai 6000

✓ Stempel Toko

✓ Nama jelas dan tanda tangan PPK** Catatan:

* Nama Toko, Alamat, Tanggal Transaksi, dan Nomor Telepon ** Validasi oleh PPK

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

c. Jika pertanggungjawaban pembelian ATK menggunakan Struk (jelas ada nama toko, alamat lengkap) tidak perlu menggunakan materai.

4. Bukti pembayaran harus dilengkapi dengan cap/stempel dan tanda tangan PPK, Bendahara Pengeluaran, dan Pejabat Penerima Barang/Jasa.

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi SIMULASI 2

1. Pertanyaan:

Pembelian kalkulator seharga Rp.200.000,- menggunakan akun 521811 apakah masuk ke BMN?

Jawaban:

Menurut PSAP 05, Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, sedangkan Aset Tetap menurut PSAP 07 adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Berdasarkan definisi persediaan dan aset tetap tersebut, kalkulator termasuk kategori aset tetap sehingga dicatat melalui aplikasi SIMAK-BMN. Menurut Kepdirjen Perbendaharaan nomor- KEP-211/PB/2018 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada BAS, pembelian inventaris dibawah nilai satuan minimum kapitalisasi menggunakan akun 521111. Untuk itu, sebaiknya Saudara melakukan ralat akun pembelian kalkulator tersebut.

Apabila Saudara tidak melakukan ralat akun, dan tetap menggunakan akun 521811, maka:

1. Pada SAIBA akan terbentuk jurnal:

Debet Persediaan belum diregister 200.000

Kredit Ditagihkan Ke Entitas Lain

200.000

2. Pada perekaman SIMAK-BMN untuk aset ekstrakomptabel ketika dikirim ke SAIBA tidak terbentuk jurnal sehingga pada neraca masih terdapat akun persediaan belum diregister pada sisi debet.

3. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian pada SAIBA sebagai berikut:

Debet Beban Aset Ekstrakomptabel 200.000

Kredit Persediaan belum diregister 200.000 Jika Saudara melakukan ralat akun menjadi 521111, tidak terdapat akun Persediaan belum diregister di Neraca.

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi 2. Pertanyaan:

Penggunaan akun pada komponen 002 operasional dan pemeliharaan kantor, penjelasan mengenai penggunaan akun Belanja Keperluan Sehari-hari perkantoran.

Jawaban:

Akun 521111 (Belanja Keperluan Perkantoran) digunakan untuk mencatat belanja barang keperluan sehari-hari perkantoran yang tidak menghasilkan persediaan. Apabila suatu belanja direncanakan akan menghasilkan persediaan maka menggunakan Akun 521811 (Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi) digunakan untuk mencatat belanja barang yang menghasilkan persediaan berupa barang konsumsi, seperti ATK, bahan cetakan, alat-alat rumah tangga, dll.

3. Pertanyaan:

Bagaimanakah Pertanggungjawaban Belanja dalam Rangka HUT RI? Jawaban:

Pada PP no 45 tahun 2013 tidak secara eksplisit melarang kegiatan-kegiatan dimaksud. Meskipun demikian pelaksanaan anggaran dan tagihan kepada negara tetap harus mengedepankan prinsip ekonomis, efektifitas, dan efisiensi. Tata cara pencairan dan pertanggungjawaban tetap berpedoman pada PMK nomor 190 tahun 2012.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Perbendaharaan nomor KEP-211/PB/2018 tentang Kodefikasi Segmen Akun Pada Bagan Akun Standar, maka dapat kami sampaikan hal sebagai berikut :

• Belanja seminar kit atau tool kit untuk kegiatan seminar, sosialisasi dan sejenisnya (dalam hal ini perayaan HUT Kemerdekaan), dapat dibebankan pada akun 521211 (Belanja Bahan);

• Bentuk belanja, boleh apa saja, sepanjang digunakan untuk pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan (yang habis dipakai), yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan non operasional seperti pameran, seminar, sosialisasi, rapat, diseminasi dan lain-lain yang terkait langsung dengan output suatu kegiatan dan tidak menghasilkan barang persediaan;

• Seminar kit berbentuk pakaian diperbolehkan sepanjang pakaian tersebut memang diperuntukkan untuk dikenakan pada saat acara kegiatan berlangsung dan mendukung output kegiatan, semisal dalam kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mencapai tujuan sinergi yang

Koodinator Kelompok Akuntansi dan Pelaporan

Koordinator Kelompok Hukum

Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Organisasi

kuat, salah satu bentuknya menggunakan seragam saat kegiatan berlangsung.

Dokumen terkait