• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN DATA PRAKTEK

D. Pelaksanaan Penyitaan Terhadap barang-barang sitaan

5. Ketentuan pidana lainnya Penanggung pajak dilarang :

a. Memindahkan, meminjamkan, menyembunyikan, menghilangkan, ataumerusak barang yang disita.

b. Membebani barang tidak bergerak yang telah disita dengan hak tanggungan untuk pelunasan utang tertentu.

c. Membebani barang bergerak yang telah disita atau digunakan untuk pelunasan utang tertentu.

d. Merusak, mencabut atau menghilangkan segel sita atau salinan berita acara pelaksanaan sita dan ditempel pada barang sitaan.

Ketentuan pidana yang dapat diberikan sanksi, apabila penanggung pajak yang memindahkan hak, menyembunyikan, menghilangkan atau merusak barang yang telah disita dipidana dengan pidana penjara paling singkat enam bulan dan paling lama empat tahun dan denda paling sedikit Rp.150.000,00 dan paling banyak Rp.12.000.000,00 (dua belas juta rupiah), dan apabila pihak-pihak yang diberi tugas untuk mengalihkan atau menjual barang sitaan (sesuai undang-undang PPSP pasal 25 ayat 3 huruf (b,c,d,e) tidak melaksanakan kewajibannya dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu minggu dan paling lama empat bulan dua minggu dan denda paling sedikit Rp.500.000,00 (lima ratus ribu) dan paling banyak Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta) .

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang atau dengan sengaja mencegah,menghalang-halangi, atau mengagalkan tindakan dalam melaksanakan ketentuan undang-undang yang dilakukan oleh jurusita pajak, dengan pidana penjara paling singkat satu minggu dan paling lama empat bulan 2 minggu dan denda paling sedikit Rp.500.000,00 (lima ratus ribu) dan paling banyak Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta).

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTEK

A. Barang-Barang yang Termasuk Penyitaan dan Pengecualiannya 1.Barang-barang penanggung pajak yang dapat disita

Penyitaan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor.19 Tahun 1997 pasal 14 ayat 1,2 dan 3, sebagai berikut: Penyitaan dapat dilakukan terhadap milik penanggungpajak yang berada ditempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan atau ditempatlain, termasuk yang penguasaannya berada ditangan pihak lain atau yang dibebani dengan hak penanggung pajak jaminan pelunasan utang tertentu berupa : 1.1 Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan deposito berjangka,

tabungan, saldo, rekening Koran, giro atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi, saham atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lainnya.

1.2 Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan dan kapal, penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita diperkirakan cukup melunasi utang pajak dan biaya penagihan. 2. Barang bergerak yang dapat disita

Perincian mengenai barang bergerak yang dapat disita adalah sebagai berikut : 2.1 Semua barang bergerak yang ada dirumah penanggung pajak seperti:

• Barang-barang mewah(tv,lemari es,tape recorder,kompor gas

• Barang-barang perhiasan(kalung,cincin,gelang dari emas,berlian dan batu permata lainnya)

• Uang tunai(surat-surat berharga)

• Kendaraan(mobil,sepeda motor,sepeda dan sebagainya) • Lain-lainnya(jam dinding,lukisan,radio dan sebagainya) 3.Barang-barang yang dikecualikan dari penyitaan:

Barang-barang yang dikecualikan menurut ketentuan pasal 15 ayat (1) Undang-undang Nomor.19 tahun 2000, adalah sebagai berikut :

3.1 Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang dilakukan oleh penanggung pajak dan keluarga yang menjadi tanggungan.

3.2 Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta peralatan memasak yang berada dirumah.

3.3 Perlengkapan penanggung pajak yang bersifat dinas. d. Buku-buku yang berhubungan dengan jabatan atau pekerjaan penanggung pajak dan alat-alat yang digunakan untuk pendidikan,kebudayaan dankeilmuan.

3.4 Peralatan dalam keadaan jalan yang memiliki kegunaan untuk melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak melebihi Rp 20.000.000(Sepuluh juta rupiah) 3.5 Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh penanggung pajak dan keluarga

B. Tugas dan Fungsi Juru Sita Pajak

Pelaksanaan penyitaan dan penyanderaan terhadap barang-barang wajib pajak/penanggung pajak untuk melunasi utang pajak hanya dapat dilakukan oleh jurusita pajak. Pejabat yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia Dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, menyebutkan bahwa Jurusita Pajak adalah Pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan pajak seketika dan sekaligus, pemberitahuan surat paksa, penyitaan dan penyan deraan.

Adapun tugas Jurusita Pajak sebagaimana tercantum dalam Undang-UndangNomor 19 Tahun 2000,adalah :

“Pasal 5, Jurusita bertugas :

1. Melaksanakan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus 2. Memberitahukan surat paksa

3. Melaksanakan penyitaan atas barang-barang penanggung pajak berdasarkan surat perintah melaksanakan penyitaan, dan

4. Melaksanakan penyanderaa berdasarkan surat perintah penyanderaan”.

Petugas pajak dalam melaksanakan tugasnya harus dilengkapi dengan kartu tanda pengenal Juru sita Pajak dan Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dan Harus diperlihatkan kepada Penanggung Pajak, Jurusita Pajak dapat meminta bantuan kepada kepolisian unuk barang bergerak yang kepemilikannya terdaftar. Badan Pertahanan Nasional, untuk tanah yang kepemilikannya sudah terdaftar Pemerintah Daerah dan Pengadilan setempat, untuk tanah yang kepemilikannya belum

tardaftar,Direktorat Jenderal Pajak Perhubungan Laut untuk Kapal, Bank atau pihak lain.

Dalam melaksanakan penyitaan, jurusita pajak berwenang memasuki dan memeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari, laci dan tempat lain untuk menemukan objek sita ditempat usaha, ditempat kedudukan atau ditempat tinggal penanggung pajak, atau ditempat lain yang diduga sebagai tempat penyimpanan objek sita, Jurusita Pajak dalam melaksanakan tugasnya diwilayah kerja pejabat yang mengangkatnya, kecuali ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri dan Keputusan Kepala Daerah.

C.Prosedur Penyitaan Oleh Juru Sita Pajak

Sebelum melaksanakan penyitaan, Jurusita Pajak diharuskan telah memenuhi kriteria atau syarat-syarat yang dipenuhi untuk menjadi Jurusita (sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor.562/KMK.04/2000 :

1. Berijazah serendah-rendanya Sekolah Menengah Umum atau yang setingkat dengan itu ;

2. Berpangkat serendah-rendahnya pengatur muda/Golongan II/a ; 3. Berbadan sehat

4. Lulus pendidikan dan latihan juru sita pajak

Sebelum mendapatkan jabatannya, Jurusita Pajak diambil sumpah atau janji menurut agama dan kepercayaannya oleh pejabat yang berbunyi sebagai berikut ;“Saya bersumpah/berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa saya, untuk memangku jabatan saya ini,langsung atau tidaklangsung,dengan menggunakan nama atau cara apapun juga,tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatu kepada siapa pun juga”.

“Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatan saya ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun juga sesuatu janji atau pemberian”

“Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan setia dan akan mempertahankan serta mengamalkan pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-undang Dasar1945, dan segala Undang-undang serta peraturan lain yang berlaku bagi Negara Republik Indonesia”

“Saya bersumpah/berjanji bahwa saya senantiasa akan menjalankan jabatan sayaini dengan jujur, seksama dan dengan tidak membeda-bedakan orang dalammelaksanakan kewajiban saya dan akan berlaku sebaik-baiknya dan seadil-adilnya seperti layaknya bagi seorang Jurusita Pajak yang berbudi baik dan jujur menegakkan hukum dan keadilan.”

Juru sita Pajak dalam melaksanakan tugasnya harus dilengkapi dengan kartu tanda pengenal jurusita pajak dan memperlihatkan kepada penanggung pajak.Juru sita pajak mempunyai wewenang yang di atur di pasal 5 ayat(3),adapun wewenang jurusita pajak adalah Juru sita pajak dapat meminta bantuan kepada polisi, kejaksaan,

departemen yang membidangi hukum dan perundang-undangan, pemerintah daerah setempat, badan pertahanan nasional, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pengadilan Negeri, Bank atau pihak lain .

Dalam melakukan penyitaan jurusita Pajak berwenang memasuki dan memeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari,laci dan tempat lain untuk menemukan objek sita ditempat usaha, ditempat kedudukan atau tempat tinggal penanggung pajak atau ditempat lain yang diduga sebagai tempat penyimpanan objek sita pajak. Juru sita pajak dalam menjalankan tugasnya diwilayah kerja pejabat yang mengangkatnya kecuali ditetapkan lain dengan keputusan Menteri atau keputusan Kepala Daerah.

Sewaktu-waktu jurusita pajak dapat diberhentikan sesuai dengan kapasitas dirinya apabila:

a. Meninggal dunia b. Pensiun

c. Karena alih tugas atau keperluan dinas lainnya d.Lalai atau tidak cakap dalam menjalankan tugasnya e. Melakukan perbuatan tercela

f. Melanggar sumpah atau janji jurusita pajak atau g. Sakit jasmani atau rohani terus menerus

Dalam pelaksanaan penyitan terhadap barang-barang yang akan disita, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh jurusita pajak seperti halnya penyitaan terhadap perhiasan emas permata dan sejenisnya yang dilakukan sebagai berikut: membuat rincian tentang jenis, jumlah dan harga perhiasan yang disita dalam surat dan daftar yang merupakan acara pelaksanaan sita yang sebelumnya telah membuat berita acara pelaksanaan sita.

D. Pelaksanaan Penyitaan Terhadap barang-barang sitaan

Penyitaan terhadap uang tunai termasuk mata uang asing dapat dilaksanakan dengan menghitung terlebih dahulu uang tunai yang disita dan membuat rinciannya dalam suatu daftar yang merupakan laporan berita acara pelaksanaan sita dan menyimpan uang tunai yang disita dalam tempat penyimpan yang selanjutnya ditempati dengan segel sita dan kemudian kepada penanggung pajak atau menitipkannya kepada bank.

Lain halnya penyitaan terhadap kekayaan penanggung pajak yang disimpan di bank berupa deposito jangka panjang, tabungan saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dilaksanakan, dengan cara pejabat menunjukan permintaan pemblokiran kepada bank disertai dengan penyimpanan salinan surat paksa dan surat penyitaan. Perintah melaksanakan penyitaan, bank wajib memblokir seketika, setelah menerima pemblokiran dari pejabat dan membuat berita acara pemblokiran serta menyampaikan salinan kepada pejabat dan menanggung pajak juru sita pajak setelah menerima berita acara pemblokiran dari bank,

memerintah penanggung pajak untuk memerintahkan bank agar memberitahukan saldo kekayaan yang tersimpan pada bank tersebut kepada juru sita pajak . Dalam hal penanggung pajak tidak memberikan kuasa kepada bank . Pejabat meminta kepada gubernur bank indonesia melalui menteri keuangan untuk memerintah bank , memberitahukan saldo kekayaan penanggung pajak yang tersimpan pada bank dimaksud kepada pejabat . Setelah saldo kekayaan yang tersimpan pada bank diketahui , juru sita pajak melaksanakan penyitaan dan membuat berita acara pelaksanaan sita kepada penanggung pajak dari bank yang bersangkutan .

Pejabat dapat mengajukan pencabutan pemblokiran kepada bank setelah penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak terhadap kekayaan penanggung pajak setelah dikurangi dengan jumlah yang disita apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak tidak dilunasi oleh penanggung pajak sekalipun telah dilakukan pemblokiran dalam hal jumlah yang memblokir lebih besar dari jumlah yang disita maka atas sisa lebih besar tersebut diajukan permintaan pencabutan pemblokiran oleh pejabat kepada bank.

Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak penyitaan penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan, pejabat segera meminta kepada pemimpin bank untuk memindahkan bukuan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan pada bank ke kas Negara atas kas daerah sejumlah yang tercantum dalam berita acara pelaksanaan sita.Sebelum jangka waktu 14 hari sebagaimana dimaksud dalam uraian diatas, penanggung pajak dapat mengajukan permohonan kepada pejabat untuk menggunakan barang sitaan yang dimaksud untuk

melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak . Pencabutan sita dilaksanakan oleh juru sita pajak berdasarkan surat pencabutan sita yang diterbitkan oleh pejabat dan tembusannya disampaikan kepada pimpinan bank yang bersangkutan Sedangkan penyitaan terhadap surat berharga berupa obligasi saham, dan sejenisnya yang diperdagangkan dibursa efek dapat dilaksanakan dalam memblokir rekening efek dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari Direktorat Jendral Pajakatas pejabat yang ditunjukan oleh ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEDAM) dengan menyebutkan nama pemegang rekening atau nomor pemegang rekening sebagai penaggung pajak, sebab dan alasan perlunya pemblokiran tersebut dilakukan.

Berdasarkan permintaan Direktorat Jendral Pajak atau pejabat yang ditunjuknya sebagaimana dimaksud, ketua badan pengawas pasar modal (ka.BAPEDAM) dapat menyampaikan perintah tertulis kepada custodian untuk melakukan pemblokiran terhadap rekening efek penanggung pajak.Dalam hal permintaan pemblokiran rekening tersebut disertai dengan permintaan keterangan tentang rekening efek pada custodian, maka permintaan tertulis dari direktorat jendralpajak dan salinannya disampaikan kepada ketua badan pengawas pasar modal dan pemegang rekening sebagai penanggung pajak, selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah pemblokiran dan keterangan tersebut dilakukan. Juru sita pajak dapat melaksanakan penyitaan atas efek dan atau dana dalam rekening efek pada custodian segera setelah menerima berita acara pemblokiran dan berita acara pemberian keterangan. Juru sita pajak dalam melakukan penyitaan harus membuat berita acara pelaksanaan sita yang ditanda tangani oleh juru sita penanggung pajak dan saksi-saksi .

Apabila penanggung pajak tidak hadir, berita acara pelaksanaan sita bias ditanda tangani oleh saksi-saksi kemudian berita acara pelaksanaan sita disampaikan kepada penanggung pajak dan salinannya disampaikan ketua badan pengawasan pasar modal dan custodian. Pejabat dapat mengajukan permintaan pencabutan pemblokiran terhadap rekening efek penanggung pajak kepada custodian, setelah penanggung pajak melunasi utang pajak, dan biaya penagihan pajak setelah dikurangi dengan jumlah yang disita, apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak tidak dilunasi oleh penanggung pajak sekalipun telah dilakukan pemblokiran efek dapat yang diperdagangkan dibursa yang telah disita, dijual di bursa melalui perantara pedagang efek anggota bursa atas permintaan pejabat.

Penyitaan terhadap surat berharga obligasi, saham, dan sejenisnya yang tidak diperdagangkan di bursa efek dilaksanakan dengan cara melakukan infentarisasi dan membuat rincian tentang jenis, jumlah dan nilai minimal atau perkiraan nilailainya dari surat berharga yang disita dalam suatu daftar yang merupakan lampiran pelakasanaan sita yang sebelumnya telah membuat berita acara pelaksanaan sita yang kemudian membuat berita acara pengalihan hak surat berharga atas nama penanggung pajak pada pejabat.

Penyitaan terhadap barang yang telah disita oleh kejaksaan atau kepolisian sebagai barang bukti dalam kasus pidana, baru dapat dilaksanakan setelah barang bukti tersebut dikembalikan penanggung pajak. Penyitaan terhadap barang milik penanggung pajak dilaksanakan dengan jumlah nilai barang yang diperkirakan cukup untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak .

Penyitaan tambahan dapat dilakukan apabila nilai barang yang dimaksud nilainya tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak, hasil lelang barang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya utang penagihan dan utang pajak sebagai mana yang telah diuraikan sebelumnya.

1. Pelaksanaan Penyegelan

Atas barang yang disita dapat ditempeli atau diberi segel sita.Penempelan segel sita dilaksanakan dengan memperhatikan jenis, sifat dan bentuk barang sitaan.Segel sita sekurang-kurangnya memuat “disita”.NOMOR dan TANGGAL BERITA ACARA PELAKSANAAN SITA . Larangan untuk memindah tangankan,memindahkan hak, meminjamkan, merusak barang yang disita.

Penanggung pajak dapat melunasi utang pajak biaya yang timbul dalam rangka penagihan pajak selama barang yang telah disita belum dijual, digunakan, atau dipindah bukukan.

Apabila utang pajak dan atau biaya penanggung pajak tidak dilunasi setelah penyitaan pajak.Pejabat berwenang melakukan penjualan secara lelang maupun menggunakan atau memindah bukukan barang yang telah disita untuk pelunasan utang pajak dan atau biaya penagihan pajak dimaksud. Penjualan secara lelang melalui kantor lelang dan dilaksanakan paling cepat sesudah jangka waktu 14 hari terhitung sejak penyitaan. Apabila hasil lelang telah mencapai jumlah yang cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak, maka pelaksanaan lelang

dihentikan dan sisa barang dan kelebihan hasil lelang dikembalikan oleh pejabat kepada penanggung pajak paling lambat 3 (tiga) hari setelah dilaksanakannya lelang . Besarnya biaya penagihan pajak adalah Rp.50.000,00 untuk setiap pelaksanaan perintah melaksanakan penyitaan .

2. Pencabutan Sita

Pencabutan sita dilaksanakan apabila penanggung pajak telah melunasipajak penagihan pajak dan utang pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atau bersadasarkan badan peradilan pajak atau ditetapkan lain oleh menteri keuangan atau kepala daerah tingkat I dan kepala daerah tingkat II.

Surat pencabutan sita sekaligus berfungsi sebagai pencabutan berita acara pelaksanaan sita disampaikan oleh juru sita pajak kepada penanggung pajak daninstansi yang terkait, diikuti dengan pengembalian penguasaan barang yang disitakepada penanggung pajak.

Pencabutan sita dapat dilakukan terhadap :

a. Deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau yang disamakan dengan itu dilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada ban kyang bersangkutan. b. Surat berharga berupa, obligasi, saham atau sejenisnya baik yang diperdagangkan

maupun yang tidak diperdagangkan dibursa efekdilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada pihak terkait yang sekaligus berfungsi sebagai pembatalan berita acara pengalihan hak atas suratberharga tersebut.

c. Piutang dilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada pihak yang berutang sekaligus berfungsi sebagai pembatalan berita acara persetujuan pengalihan hak atas menagih piutang .

d. Penyertaan modal pada perusahaan lain dilaksanakan dengan menyampaikan surat pencabutan sita kepada penanggung pajak dan tembusannya disampaikan kepada pihak terkait serta membuat akte pembatalan penagihan hak.

3. Pelaksanaan Penyanderaan

Dalam hal penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajak selain dari pada barang-barang milik penanggun pajak yang tidak melunasi utang pajak setelah lewat jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal surat paksa diberitahukan kepada penanggung pajak. Penyandraan hanya dapat dilakukan terhadap penangung pajak yang :

a. Mempunyai hutang pajak sekurang-kurangnya Rp.100.000.000,00 yang meliputi seluruh jenis pajak dan tahun pajak. Jumlah tersebut merupakan syarat kuantitatif dan sekaligus menunjukan bahwa penyandraan tidak ditujukan kepada penanggung pajak yang berpenghasilan kecil.

b. Diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Selain syarat kuantitatif seperti yang diatur, juga ditentukan syarat kualitatif yaitu penanggung pajak diragukan itikad baiknya untuk melunasi utang pajaknya,misalnya penanggung pajak diduga menyembunyikan harta kekayaannya sehingga tidak ada atau tidak

cukup barang yang disita untuk jaminan pelunasan utang pajak, atau terdapat dugaan yang kuat bahwa penanggung pajak akan melarikan diri .

Penyanderaan terhadapat penanggung pajak sebagimana dimaksud dalam uraian diatas dilaksanakan berdasarkan surat perintah yang diterbitkan oleh pejabat setelah memperoleh izin tertulis dari menteri keuangan untuk penagihan pajak pusatatau dari gubernur untuk penagihan pajak daerah. Permohonan izin penyanderaan diajukan oleh pejabat atau atasan pejabat kepada menteri keuangan untuk penagihan pajak pusat atau kepada gubernur untuk penagihan pajak daerah.Namun dalam hal pejabat berhalangan dan penggantian pejabat tersebut belum ditunjukan maka atasan pejabat dapat mengajukan permohonan izin penyanderaan. Permohonan izin penyanderaan memuat sekurang-kurangnya identitas penanggung pajak yang akan disandera, jumlah utang pajak yang belum dilunasi, tindakan penagihan pajak yangtelah dilaksanakan dan uraian tentang adanya petunjuk bahwa penanggung pajak diragukan itikad baik dalam pelunasan utang pajak.

Surat perintah penyanderaan diterbitkan oleh pejabat seketika setelah diterimanya izin tertulis dari meteri keuangan untuk penagihan pajak pusat atau dari gubernur untuk penagihan pajak daerah.Surat perintah penyanderaan memuat sekurang-kurangnya identitas penanggung pajak, alasan penyaderaan, izin penyanderaan, lama penyanderaan, dan tempat penyanderaan.

Penanggung pajak yang disandera ditempatkan ditempat tertentu sebagai tempat penyanderaan, jika melakukan penyaderaan terhadap penanggung pajak dengan syarat-syarat sebagai berikut : tertutup dan terasing dari

masyarakat,mempunyai fasilitas terbatas dan mempunyai sistem pengamatan dan pengawasan yang memadai. Sebelum tempat penyanderaan sebagaimana dimaksud dibentuk,penanggung pajak yang disandera dititipkan dirumah tahanan Negara dan terpisah dari tahanan lain kemudian lebih lanjut penyanderaan penanggung pajak sebagaimanayang dimaksud ditetapkan oleh menteri keuangan dan menteri kehakiman dan hakazasi manusia . Ketentuan yang akan ditetapkan dalam keputusan bersama menteri keuangan dan menteri kehakiman dan hak azasi manusia, antara lain mengenai :

• Prosedur penitipan penanggung pajak yang disandera dirumah tahananNegara.

• Tanggung jawab atas penanggung pajak yang disandera selama dalam penyanderaan.

• Izin kunjungan dari keluarga, pengacara dan sahabat. • Kriteria pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.

• Tata tertib yang dilakukan terhadap penanggung pajak yang disandera. Jangka waktu penyaderaan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan terhitung sejak penanggung pajak ditetapkan dalam tempat penyanderaan dan dapat diperpanjang untuk paling lama 6 bulan izin perpanjangan jangka waktu penyanderaan dapat sekaligus diberikan oleh yang berwenang pada waktu memberikan izin penyaderaan. Dalam izin perpanjangan penyanderaan sekaligus diberikan maka tidak diperlukan suatu izin baru.Ketentuan jangka waktu maksimum penyanderaan tidak berlaku

dalam hal penyanderaan melarikan diri penentuan lamanya penyaderaan didasarkan pada perhitungan besarnya utang pajak, besarnya jumlah harta yang disembunyikan dan dihubungkan dengan itikad tidak baik dengan penanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya .

Juru sita pajak harus menyampaikan surat sita penyaderaan langsung kepada penanggung pajak dan salinannya disampaikan kepada kepala setempat penyanderaan. Dalam hal penanggung pajak yang akan disandera tidak dapat ditemukan juru sita pejabat atasan dapat meminta bantuan kepada kepolisian atau kejaksaan untuk menghadirkan penanggung pajak yang tidak dapat ditemui tersebut,termasuk dalam pengertian menghadirkan penanggung pajak untuk mencari,menangkap dan membawa penanggung pajak ketempat pejabat untuk selanjutnya diserahkan kepada kepada tempat penyanderaan.

Penyanderaan mulai dilaksanakan pada saat surat perintah penyanderaan diterima penanggung pajak yang bersangkutan . Penyanderaan tidak boleh dilaksanakan dalam hal penanggung pajak sedang beribadah, sedang mengikuti sidang resmi, atau sedang

Dokumen terkait