• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN DATA PRAKTEK

D. Pelaksanaan Penyitaan Terhadap barang-barang sitaan

3. Pelaksanaan Penyanderaan

Dalam hal penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap penanggung pajak selain dari pada barang-barang milik penanggung pajak yang tidak melunasi utang pajak setelah lewat jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal surat paksa diberitahukan kepada penanggung pajak. Penyandraan hanya dapat dilakukan terhadap penangung pajak yang :

a. Mempunyai hutang pajak sekurang-kurangnya Rp.100.000.000,00 yang meliputi seluruh jenis pajak dan tahun pajak. Jumlah tersebut merupakan syarat kuantitatif dan sekaligus menunjukan bahwa penyandraan tidak ditujukan kepada penanggung pajak yang berpenghasilan kecil.

b. Diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Selain syarat kuantitatif seperti yang diatur, juga ditentukan syarat kualitatif yaitu penanggung pajak diragukan itikad baiknya untuk melunasi utang pajaknya,misalnya penanggung pajak diduga menyembunyikan harta kekayaannya sehingga tidak ada atau tidak

cukup barang yang disita untuk jaminan pelunasan utang pajak, atau terdapat dugaan yang kuat bahwa penanggung pajak akan melarikan diri .

Penyanderaan terhadapat penanggung pajak sebagimana dimaksud dalam uraian diatas dilaksanakan berdasarkan surat perintah yang diterbitkan oleh pejabat setelah memperoleh izin tertulis dari menteri keuangan untuk penagihan pajak pusatatau dari gubernur untuk penagihan pajak daerah. Permohonan izin penyanderaan diajukan oleh pejabat atau atasan pejabat kepada menteri keuangan untuk penagihan pajak pusat atau kepada gubernur untuk penagihan pajak daerah.Namun dalam hal pejabat berhalangan dan penggantian pejabat tersebut belum ditunjukan maka atasan pejabat dapat mengajukan permohonan izin penyanderaan. Permohonan izin penyanderaan memuat sekurang-kurangnya identitas penanggung pajak yang akan disandera, jumlah utang pajak yang belum dilunasi, tindakan penagihan pajak yangtelah dilaksanakan dan uraian tentang adanya petunjuk bahwa penanggung pajak diragukan itikad baik dalam pelunasan utang pajak.

Surat perintah penyanderaan diterbitkan oleh pejabat seketika setelah diterimanya izin tertulis dari meteri keuangan untuk penagihan pajak pusat atau dari gubernur untuk penagihan pajak daerah.Surat perintah penyanderaan memuat sekurang-kurangnya identitas penanggung pajak, alasan penyaderaan, izin penyanderaan, lama penyanderaan, dan tempat penyanderaan.

Penanggung pajak yang disandera ditempatkan ditempat tertentu sebagai tempat penyanderaan, jika melakukan penyaderaan terhadap penanggung pajak dengan syarat-syarat sebagai berikut : tertutup dan terasing dari

masyarakat,mempunyai fasilitas terbatas dan mempunyai sistem pengamatan dan pengawasan yang memadai. Sebelum tempat penyanderaan sebagaimana dimaksud dibentuk,penanggung pajak yang disandera dititipkan dirumah tahanan Negara dan terpisah dari tahanan lain kemudian lebih lanjut penyanderaan penanggung pajak sebagaimanayang dimaksud ditetapkan oleh menteri keuangan dan menteri kehakiman dan hakazasi manusia . Ketentuan yang akan ditetapkan dalam keputusan bersama menteri keuangan dan menteri kehakiman dan hak azasi manusia, antara lain mengenai :

• Prosedur penitipan penanggung pajak yang disandera dirumah tahananNegara.

• Tanggung jawab atas penanggung pajak yang disandera selama dalam penyanderaan.

• Izin kunjungan dari keluarga, pengacara dan sahabat. • Kriteria pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.

• Tata tertib yang dilakukan terhadap penanggung pajak yang disandera. Jangka waktu penyaderaan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan terhitung sejak penanggung pajak ditetapkan dalam tempat penyanderaan dan dapat diperpanjang untuk paling lama 6 bulan izin perpanjangan jangka waktu penyanderaan dapat sekaligus diberikan oleh yang berwenang pada waktu memberikan izin penyaderaan. Dalam izin perpanjangan penyanderaan sekaligus diberikan maka tidak diperlukan suatu izin baru.Ketentuan jangka waktu maksimum penyanderaan tidak berlaku

dalam hal penyanderaan melarikan diri penentuan lamanya penyaderaan didasarkan pada perhitungan besarnya utang pajak, besarnya jumlah harta yang disembunyikan dan dihubungkan dengan itikad tidak baik dengan penanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya .

Juru sita pajak harus menyampaikan surat sita penyaderaan langsung kepada penanggung pajak dan salinannya disampaikan kepada kepala setempat penyanderaan. Dalam hal penanggung pajak yang akan disandera tidak dapat ditemukan juru sita pejabat atasan dapat meminta bantuan kepada kepolisian atau kejaksaan untuk menghadirkan penanggung pajak yang tidak dapat ditemui tersebut,termasuk dalam pengertian menghadirkan penanggung pajak untuk mencari,menangkap dan membawa penanggung pajak ketempat pejabat untuk selanjutnya diserahkan kepada kepada tempat penyanderaan.

Penyanderaan mulai dilaksanakan pada saat surat perintah penyanderaan diterima penanggung pajak yang bersangkutan . Penyanderaan tidak boleh dilaksanakan dalam hal penanggung pajak sedang beribadah, sedang mengikuti sidang resmi, atau sedang mengikuti pemilihan umum.Penyanderaan dilaksanakan oleh jurusita pajak yang disaksikan oleh dua orang penduduk Indonesia yang telah dewasa,dikenal oleh juru sita pajak dapat meminta kepolisian atau kepada jaksa.Dalam hal ini juru sita menemui kesulitan ataupun karena alasan keamanan dan keselamatan jurusita pajak dan saksi-saksi maka juru sita pajak dapat meminta kepada kepolisian untuk melaksanakan penyanderaan.Juru sita pajak ditempat ditempat penyanderaan,berita acara penyanderaan ditanda tangani oleh juru sita pajak, kepala tempat penyanderaan

dan saksi-saksi. Berita acara penyanderaan merupakan syarat utama sahnya penyanderaan yang berfungsi sebagai berita acara penyanderaan paling sedikit memuat nomor dan tanggal surat perintah penyanderaan. Izin tertulis menteri keuangan atau kepala daerah tingkat I (gubernur) identitas jurusita pajak yang disandera, tempat penyanderaan, lamanya penyanderaan, identitas penyanderaan,salinan berita acara penyanderaan disampaikan kepada kepala tempat penyanderaan.Penanggung pajak dan kepada daerah tingkat II (bupati).

Biaya penyanderaan dibebankan kepada penanggung pajak yang disanderadan diperhitungkan sebagai biaya penanggung pajak. Termasuk dalam biaya penyanderaan antara lain, biaya hidup selama dalam penyanderaan dalam rumah tahanan Negara. Biaya penyanderaan merupalan salah satu biaya penagihan yang harus ditanggung oleh penanggung pajak yang disandera.Selama dalam penyanderaan penanggung pajak berhak untuk melakukan ibadah ditempat penyanderaan sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.Memperoleh pelayanan kesehatan yang layak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,mendapat makanan yang layak, termasuk kiriman dari keluarga.Menyampaikan keluhan tentang perlakuan petugas, memperoleh bahan bacaan dan informasi lainnya atas baiaya penanggung pajak yang di sandera, serta menerima kunjungan darikeluarga, pengacara, sahabat, dokter pribadi atas biaya sendiri, rohaniawan.

Dokumen terkait