• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA DAN EVALUASI DATA

C. Pengeluaran Surat Perintah Melakukan Penyitaan(PSPMP)

1. Pengumuman lelang

Setelah mendapat kepastian tentang tanggal dan tempat pelelangan akan dilaksanakan,maka jurusita memberitahukan hal tersebut kepada wajib pajak dengan segera dansecara tertulis dengan menyampaikan surat pemberitahuan akan dilakukan pelelangan kepada wajib pajak.

Apabila surat pemberitahuan akan dilakukan pelelangan setelah diberikan kepada wajib pajak ternyata utang pajak belum dilunasi maka dapat dilakukan pelelangan atas barang-barang milik wajib pajak yang telah disita. Jurusita harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk pelelangan tersebut seperti berkas-berkas penagihan.Setelah hari, jam dan tanggal pelelangan ditentukan maka segera diadakan pengumuman lelang. Tanggal dan nomor pengumumaman pelelangan dicatat pada buku registrasi yang disediakan, untuk itu jurusita membuat konsep pengumuman lelang dan meneruskan konsep pengumuman kepada kasubsi penagihan dan kasi penagihan untuk diiklankan dalam surat kabar/mediacetak/media elektronik dan sebagaiannya.

Apabila wajib pajak melunasi utang pajak serta biaya pelaksanaan setelah pengumuman lelang dimuat disurat kabar/media cetak/media elektronik tetapi sebelum pelaksanaan lelang, maka pengumuman dibatalkan degan memuat iklan pembatalan lelang dalam surat kabar/media cetak/media elektronik yangbersangkutan. Pembatalan pengumuman lelang baru dapat dilakukan apabila wajib pajak menunjukan bukti pembayaran utang pajak serta biaya pelaksanaan serta

telah mengganti biaya iklan pengumuman lelang dan pembatalan pengumuman lelang.Tanggal dan nomor dicatat pada buku register yang disediakan untuk itu .

. Kemudian pembatalan pengumuman lelang diikalankan dalam surat kabar. 2. Pelaksanaan lelang

Pada saat melakukan pelelangan, jurusita datang ketempat dimana barang barang sitaan itu akan dilelang untuk mendampingi juru lelang. Sesaat sebelum pelelangan dimulai sebaiknya jurusita menanyakan kepada wajib pajak apakah hutang pajaknya akan dilunasi. Seandainya wajib pajak dapat dan melunasi hutang pajaknya serta biaya yang terutang pada pelaksanaan lelang maka pelelangan dibatalkan dana apabila tidak maka pelelangan segera dilakukan. Wajib pajak berhak untuk menentukan urutan menurut mana barang-barang yang disita akan dilelang. Jika hasil penjumlahan barang telah mencapai penjumlahan hutang pajak ditambah dengan biaya pelaksanaan maka penjualan tersebut dihentikan dan sisa barang dikembalikan dengan segera kepada wajib pajak. Setelah selesai pelelangan, maka kantor lelang, jurusita atau orang yang diserahi untuk menjual barang-barang sitaan melaporkan kepada kepala KPP dengan membuat laporan hasil pelaksanaan pelelangan. Laporan jurusita tersebut harus diserahkan kepada kepala KPP Pratama, kasi penagihan, segera setelah lelang dilaksanakan. Berita acara mengenai pelaksanaan lelang sendiri harus dibuat oleh kantor lelang Negara pada“risalah lelang” yang merupakan bukti otentik sebagai dasar pendafataran dan penagihan hak serta memberikan perlindungan hukum bagi pembeli lelang karena berfungsi sebagai akte jual beli. Setiap tahun Seksi Penagihan membuat laporan penagihan yang dilakukan oleh petugas penagihan .

Untuk lebih jelasnya bagaimana tingkat kepatuhan wajib pajak yang menunggak pada KPP Lubuk Pakam dapat kita lihat pada tabel laporan penagihan aktifyang menunjukan perkembangan jumlah penunggakan pajak pada tahun 2012 , 2013 dan 2014 .

Tabel 4.1

Laporan Penagihan Aktif Tahun 2012-2014 Jenis Kegiatan 2012 2013 2014 Surat Teguran 421 2,173 2,666 Surat Paksa 263 855 1,093 SPMP 3 4 25

Sumber : KPP Pratama Lubuk Pakam

Dari tabel diatas mengenai penagihan aktif yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah surat teguran yang terbit untuk tahun 2012 adalah 421 lembar sedangkan untuk tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 2173 lembar , dan semakin meningkat di tahun 2014 menjadi 2666 lembar. Untuk surat Paksa setiap tahunnya juga mengalami peningkatan , pada tahun 2012 surat paksa yang dikeluarkan sebanyak 263 lembar , tahun 2013 sebanyak 855 lembar dan pada tahun 2014 sebanyak 1093 lembar. Pada Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) juga mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir , dimana pada tahun 2012 berjumlah 3 lembar , tahun 2013 ada 4 lembar dan pada tahun 2014 sebanyak 25 lembar .

Tabel 4.2 Surat Sita Tahun 2012-2014

Tahun Jumlah Tunggakan

Surat Sita Yang Terbit Jumlah WP Lembar Nominal 2012 38,714,227,068 2 3 20,077,603 2013 70,504,090,867 4 4 1,742,649,184 2014 63,736,681,626 17 25 36,891,409,519 Sumber : KPP Pratama Lubuk Pakam

Dari tabel diatas kita lihat pada tahun 2012 terjadi tunggakan pajak mencapai 38,714,227,068 dengan jumlah wp sebanyak 2 orang dengan nominal 20,077,603, Kemudian di tahun 2013 terdapat jumlah tunggakan sebanyak 70,504,090,867 dengan jumlah wp 4 orang dan nominalnya 1,742,649,519,dan ditahun 2014 terdapat jumlah tunggakan sebanyak 63,736,681,626 dengan jumlah wp yang mencapai 17 orang dengan nominal 36,891,519 .

Tabel 4.3 Aset yang disita Tahun 2012-2014

Tahun Aset yang disita Surat Sita Yang Dibayar Jumlah WP Nominal Lembar Nominal

2012 - - 3 20,077,603

2013 4 800,000,000 1 91,120,620

2014 2 420,000,000 9 1,498,432,988 Sumber : KPP Pratama Lubuk Pakam

Dari tabel aset yang disita dapat kita lihat pada tahun 2012 tidak ada wajb pajak dilakukan penyitaan karena sudah membayar pajak sebesar 20,077,603. Di tahun 2013 terdapat jumlah wajib pajak 4 orang dengan nominal sebesar 800,000,000 dan yang dibayar kan sebesar 91,120,620. Dan untuk tahun 2014 terdapat jumlah wajib pajak 2 orang dengan nominal sebesar 420 ,000,000 dan yang dibayarkan sebesar 1,498,432,988.

E. Wawancara

Dalam metode PKLM penulis melalukan wawancara langsung dengan pegawai petugas pajak yang bersangkutan , adapun wawancara yang di ajukan penulis adalah sebagai berikut :

1.Apabila wajib pajak tidak memberikan dokumen atas sertifikat tanah atau BPKB yang diminta oleh aparat pajak apakah KPP dapat melakukan lelangan aset yang disita tersebut?

Jawaban :

a.Berdasarkan ketetapan pasal 28 ayat 5 UU PPSP , dinyatakan bahwa kalau wajib pajak atas barang yang telah dilelang berpindah kembali kepada pembeli dan kepadanya diberikan risalah . lelang yang merupakan bukti otentik sebagai dasar penagihan dan pengalihan hak . Risalah tersebut memberikan perlindungan hukum bagi pembeli lelang karena berfungsi sebagai akte jual beli .

b.Berdasarkan ketentuan pasal 41 PP No 24 tahun 1997 , badan pertanahan nasional menjamin bahwa dalam proses pendaftaran tanah , risalah lelang yang di terbitkan oleh kantor lelang Negara menggantikan sertifikat sebelumnya .

c. Sepanjang prosedur penyitaan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku , lelang tetap dapat dilakukan atas aset wajib pajak yang dokumen aslinya tidak dipegang oleh KPP .

2. Apabila aset yang akan disita telah dijaminkan oleh wajib pajak ke bank apakah KPP dapat melakukan penyitaan dan penjualan atau pelelangan atas aset yang dijaminkan tersebut?

Jawaban :

a. Bedasarkan ketentuan pasal 14 UU PPSP dinyatakan bahwa penyitaan dilakukan terhadap barang milik wajib pajak termasuk yang penguasaannya ditangan pihak lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu .

b. Berdasarkan ketapan pasal 21 UU KUP dan pasal 16 ayat 6 UU PPSP , menyatakan bahwa Negara mempunyai hak mendahulukan untuk tagihan pajak atas barang-barang milik waib pajak .

c. Dengan demikian KPP dapat menyita kalau bank belum menyita dan melelang aset wajib pajak yang telah dilakukan hak tanggung nya ,guna membayar utang pajak nya lebih dahulu sebelum membayar utang yang lain .

3. Jika wajib pajak tidak hadir pada saat penyitaan apakah juru sita pajak dapat melakukan penyitaan?

Jawaban :

Berdasarkan pasal 12 UU PPSP dan pasal ayat (95) PP No 135 tahun 2000 penyitaan tetap dapat dilaksanakan walaupun wajib pajak tidak hadir , sepanjang dihadiri oleh salah satu seorang saksi berasal dari pemda setempat sekurang-kurang nya setingkat sekretaris kelurahan desa .

BAB V

Dokumen terkait