• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

7. Keterampilan berbicara

a. Definisi Keterampilan berbicara

Santosa, dkk (2006: 34) menyatakan bahwa “berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan”. Lebih lanjut Tarigan (2015: 16) mengemukakan bahwa

“berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi dan kata-kata untuk mengekspresikan, mengungkapkan dan menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan”. Selanjutnya Nurgiyantoro dalam (Nawawi, 2017: 22) menyatakan bahwa berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa setelah mendengarkan”.

Lebih lanjut Powers (1954: 5-6) dalam (Tarigan, 2015: 9) menyatakan bahwa “berbicara adalah sebagai proses komunikasi yang merupakan penyampaian ekspresi dari gagasan pribadi seseorang, dan menekankan hubungan-hubungan yang bersifat dua arah, memberi– dan –menerima”. Iskandarwassid & Sunendar (2013:

125) mengemukakan bahwa “keterampilan berbicara memiliki kedudukan yang penting karena merupakan ciri kemampuan komunikatif siswa”.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa, dimana diawali dengan kegiatan menyimak, menyampaikan gagasan, pendapat dan perasaan kepada orang lain.

Berbicara adalah suatu bentuk komunikasi dan dalam pembelajaran berbicara penting karena merupakan kemampuan komunikatif siswa dan keterampilan ini harus di latihkan kepada siswa.

b. Tujuan keterampilan berbicara

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi.

Nawawi Dkk (2017: 23) mengemukakan bahwa “tujuan berbicara adalah untuk berkomunikasi secara langsung antara pembicara dan pendengar guna mencari informasi dan mempergunakannya. Esensi dari tujuan berbicara adalah untuk memberitahukan dan melaporkan (to inform), Menjamu dan menghibur (to entertain), dan membujuk atau mendesak (to persuade)”.

Menurut Abidin (2012: 131-132), terdapat empat tujuan pembelajaran keterampilan berbicara, yaitu:

1) Membentuk kepekaan siswa terhadap sumber ide 2) Membangun kemampuan siswa untuk menghasilkan ide 3) Melatih kemampuan siswa untuk berbicara dalam

berbagai tujuan

4) Membangun kreativitas berbicara siswa

Selanjutnya, Iskardawassid & Sunendar (2013: 286-287) menguraikan tujuan pembelajaran keterampilan berbicara dalam tiga tingkatan, yaitu:

1) Untuk tingkat pemula, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara adalah agar siswa mampu melafalkan bunyi-bunyi bahasa, menyampaikan informasi, setuju atau tidak setuju, menjelaskan identitas diri, menceritakan kembali hasil simakan, menyampaikan rasa hormat, dan bermain peran.

2) Untuk tingkat menengah, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara agar siswa mampu menyampaikan informasi, berpartisipasi dalam percakapan, melakukan wawancara, bermain peran dan menyampaikan gagasan dalam diskusi atau pidato.

3) Untuk tingkat yang paling tinggi, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara adalah agar siswa mampu menyampaikan informasi, melakukan percakapan, wawancara, pidato dan debat.

c. Metode pembelajaran keterampilan berbicara

Berbicara memiliki tujuan yaitu untuk berkomunikasi.

Komunikasi perlu dilakukan sebagai bentuk interaksi sosial dengan sesama manusia. Dalam berbicara ada banyak metode yang dapat dilakukan serta dapat melatih terampilan seseorang dalam berbicara.

Jelasnya bahwa memahami metode dalam berbicara dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam berbicara dengan orang lain. Nurgiyantoro (2016: 401-411) mengemukakan bahwa terdapat beberapa teknik pembelajaran yang dapat diterapkan untuk pembelajaran keterampilan berbicara di kelas, yaitu:

1) Bicara berdasarkan gambar

Gambar dapat dijadikan sebagai rangsangan bagi siswa untuk berbicara dalam bahasa yang dipelajari. Rangsangan berupa gambar ini cocok diberikan kepada pembelajar bahasa pada tingkat pemula.

2) Berbicara berdasarkan rangsangan audio

Rangsangan yang digunakan dalam teknik ini adalah rekaman dari radio atau rekaman yang sengaja dibuat, misalnya siaran berita, sandiwara atau programprogram tertentu yang layak dan berhubungan dengan pembelajaran.

3) Berbicara berdasarkan rangsangan visual dan audio

Teknik ini menggunakan rangsangan berupa gabungan antara gambar dan suara, seperti televisi, video ataupun rekaman gambar bergerak lainnya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.

4) Bercerita

Rangsangan yang digunakan dalam teknik ini dapat berupa buku cerita baik fiksi maupun nyata berupa pengalaman-pengalaman.

Berbicara berdasarkan cerita seperti menceritakan kembali cerita yang sudah dibaca.

5) Wawancara

Teknik yang sering digunakan untuk perlombaan berbicara adalah wawancara. Wawancara dilakukan kepada pembelajar untuk mendorong siswa mengutarakan gagasan-gagasan atau pemikirannya dalam bahasa yang sedang dipelajari.

d. Faktor dan Penilaian keterampilan berbicara

Maidar & Mukti (1993: 18) dalam berbicara ada beberapa faktor yang menunjang keefktifan berbicara, antara lain sebagai berikut:

1) Faktor Kebahasaan

a) Ketepatan ucapan, pada kegiatan berbicara harus dibiasakan seseorang untuk melakukan pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang baik dan benar. Setiap orang yang berbicara akan memiliki gaya bahasa yang berbeda, gaya bahasa ini kadang dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau geografis seseorang.

b) Pemilihan kata atau diksi, pemilihan kosakata dalam berbicara merupakan hal yang penting dan perlu di perhatikan. Pemilihan kata yang salah dapat mengandung arti dan maksud yang berbeda apabila tidak digunakan dengan semestinya. Kelancaran komunikasi juga ditentukan dari pemilihan kosakata.

c) Ketepatan sasaran pembicara, pemakaian kalimat atau pemilihan kalimat yang tepat dapat memudahkan pendengar untuk menangkap isi pembicaraan. Kalimat yang disampaikan sebaiknya runtut dan tidak berulang.

2) Faktor Nonkebahasaan

Kegiatan berbicara yang dilakukan oleh siswa selain aspek kebahasaan adapula aspek nonkebahasaan yang akan dilihat dari Kefasihan, ekspresi, intonasi, tekanan dalam kegiatan berbicara.

Ini menjadi penting agar menunjang proses komunikasi menjadi lancar dan penuh dengan makna.

Setiap pembelajaran pasti akan ada namanya penilaian.

Penilaian menjadi tolak ukur untuk melihat sejauh mana ketercapaian proses dalam pembelajaran. Menurut Nurgiyantoro (2009: 284-286) menyatakan bahwa Penilaian di dalam keterampilan berbicara ditentukan dari 2 hal, yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.

1) Penilaian dari faktor kebahasaan meliputi:

a) Kosakata b) Struktur isi c) Pelafalan

2) Penilaian dari faktor nonkebahasaan meliputi:

a) Ekspresi b) Intonasi c) Kefasihan d) Tekanan

Beberapa faktor dalam keterampilan berbicara perlu di perhatikan agar dapat meningkatkan keterampilan seseorang dalam berbicara. Melatih atau meningkatkan keterampilan berbicara tidak hanya sekedar memahami metode tertentu tetapi juga memperhatikan kriteria apa yang menjadi penilaian dalam keterampilan berbicara.

Kriteria atau indicator penilaian tersebut sebagai alat ukur untuk melihat kemampuan keterampilan berbicara seseorang.

Dokumen terkait