• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

4. Video Pembelajaran

a. Definisi video pembelajaran

Salah satu bentuk dari media audio visual adalah video pembelajaran. Media video pembelajaran dapat digolongkan ke dalam jenis media audio visual aids (AVA), yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat. Arsyad (2004: 36) dalam (Rusman Dkk, 2019: 218) mengemukakan bahwa “video merupakan serangkaian gambar gerak yang sisertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan didalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk”.

Video pembelajaran menjadi media yang sudah lama digunakan dalam proses belajar di sekolah. Video merupakan media yang cocok untuk berbagai macam pembelajaran. Lebih lanjut, Daryanto (2016:104) menyatakan bahwa “penggunaan media video dinilai efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk

pembelajaran massal, individual, maupun berkelompok”. Hal ini karena ukuran waktu dan tampilan video dapat di kelola oleh guru pelajaran tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka video pembelajaran merupakan media atau perantara/alat yang digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk audiovisual yang dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.

b. Kelebihan dan kelemahan video pembelajaran

Menurut Rusman Dkk (2019: 220) media video memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1) Memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.

2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

4) Lebih realistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.

5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.

Penggunaan media pembelajaran terdapat peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. sesuai dengan itu, Daryanto (2016:

105) mengemukakan bahwa tingkat retensi atau daya serap dan daya ingat siswa terhadap suatu materi pelajaran dapat meningkat secara signifikan jika proses pemerolehan informasi pada awalnya lebih besar melalui indera penglihatan dan pendengaran. Selain itu, Video pembelajaran juga sangat mudah di gunakan pada setiap pembelajaran dan metode belajar. Guru dapat dengan mudah memanfaatkan video

disetiap materi pembelajaran, karena video dapat dijangkau oleh setiap siswa dan dapat disaksikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Kustandi Dkk (2013: 64) mengemukakan keuntungan yang diperoleh dari pengaplikasian media video pembelajaran, yaitu:

1) Video dapat melengkapi pengalaman dasar siswa ketika membaca, berdiskusi, dan praktik.

2) Video dapat disaksikan secara berulang-ulang

3) Video dapat mendorong semangat, motivasi, dan menanmpan sikap dan segi afektif lainnya pada siswa.

4) Video mampu mendorong pemikiran siswa untuk mengamati dan menganalisis suatu objek atau peristiwa.

Penggunakan media video dalam pembelajaran diharapkan siswa dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain siswa dapat menerima materi pelajaran. Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.

Selain beberpa kelebihan yang telah di sebutkan, media video pembelajaran juga memiliki kekurangan dalam pengaplikasiannya.

Menurut Wati (2016: 23) menyebutkan kelemahan media video pembelajaran, antara lain:

1) Perhatian audiens sulit untuk dikendalikan

2) Komunikasi yang cenderung satu arah harus diimbangi dengan pencarian umpan balik yang lain.

3) Proses pembuatannya memerlukan waktu dan biaya yang cukup lama dan mahal.

4) Pemutaran video memerlukan piranti tertentu.

5) Penggunaan video dapat dipengaruhi oleh kondisi dimana video tersebut digunakan.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran dianggap mampu memberikan perubahan

yang lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar serta motivasi belajar siswa. keuntungan video pembelajaran yang mampu menyampaikan materi dan dapat di ulang-ulang, mudah dalam menjelaskan suatu proses, melatih analisis siswa dari video materi yang diberikan dan materi yang telah lama bisa dipelajari kembali ketika dibutuhkan.

5. Kinemaster

a. Definisi Kinemaster

Video pembelajaran merupakan salah satu media pembelajaran berbasis ICT. Video pembelajaran yang diambil dari hasil rekaman yang dilakukan dapat dikelola oleh guru agar menarik dan dapat menyampaikan pesan kepada siswa dengan efektif.

Perkembangan teknologi dan informasi memberikan banyak pilihan aplikasi untuk membuat video pembelajaran yang menarik salah satunya yaitu aplikasi Kinemaster.

Menurut Khaira (2020: 43) menyatakan bahwa “Kinemaster merupakan aplikasi mobile yang secara khusus dirancang untuk membantu pengguna android dan iOS untuk memodivikasi video dari video biasa menjadi video yang lebih menarik”. Kinemaster merupakan aplikasi smartphone yang diperuntukan untuk editing video.

b. Keunggulan Aplikasi Kinemaster

Aplikasi Kinemaster memiliki tampilan yang mudah dipakai dan memiliki berbagai fitur untuk editing video sehingga dapat mudah dikelola oleh guru maupun siswa. Menurut Damayanti (2020:

34) menyatakan bahwa “keunggulan aplikasi Kinemaster dapat dioperasikan oleh pengguna yang professional maupun amatiran, aplikasi ini memiliki fitur multi track yang dapat mengubah suara atau audio dalam video, adanya fitur kunci kroma untuk membuat background menjadi lebih menarik”. Selain itu Kinemaster mendukung banyak lapisan video, audio, gambar, teks dan efek, serta video yang diproduksi dapat langsung dibagikan kedalam platform media sosial.

Penggunaan dan Pemanfaatan aplikasi Kinemaster untuk mengelola materi serta mengembangkan kemampuan siswa diharapkan dapat mempermudah para guru serta siswa dapat menyerap informasi secara efektif dan efisien.

c. Tahap-tahap pembuatan video pembelajaran Kinemaster

Sebelum menentukan langkah-langkah dalam pembuatan video pembelajaran menggunakan aplikasi Kinemaster, maka terlebih dahulu menyiapkan perangkat atau bahan yang akan di gunakan. Perangkat dan bahan yang akan di gunakan, antara lain:

1) Materi yang akan di sampaikan.

2) Software aplikasi Kinemaster.

3) Kamera, handphone serta perangkat keras yang digunakan untuk merekam video.

Setelah semua perlengkapan di siapkan, maka langkah selanjutnya yaitu menginstal software aplikasi Kinemaster di android. Adapun cara menginstal Kinemaster sebagai berikut:

1) Buka android, kemudian mencari google apps ataupun play store 2) Buka play store atau google apps

3) Pada kotak pencarian, ketik aplikasi Kinemaster

4) Setelah itu tekan ikon install untuk menginstal aplikasi.

Setelah apliakasi Kinemaster telah terinstal di android, selanjutnya langkah-langkah membuat video pembelajaran, sebagai berikut:

1) Masuk ke aplikasi Kinemaster, kemudian pilih proyek baru 2) Pilih media, lalu pilih video animasi yang telah di download

sebagai latar belakang video

3) Jika layar utama telah terisi atau beckgroundnya telah ada, berikutnya klik menu lapisan, lalu pilih video yang telah dibuat sebelumnya. Untuk mempermudah pengeditan sebaiknya dalam pengambilan video menggunakan kain atau latar hijau sebagai pengganti green screen.

4) Kemudia crop video atau menyesuaikan dengan background yang ada

5) Selanjutnya mengatur kecerahan video dan komposis objek agar lebih menarik

6) Klik chroma key lalu setting akurasi pemotongan

7) Kemudian untuk menambahkan gambar, audio dan video dapat memilih ikon lapisan.

8) Mengatur dan mengedit video semenarik mungkin

9) Setelah video pembelajaran telah selesai maka video dapat disimpan ataupun di bagikan melalui media sosial yang otomasis ada dalam software aplikasi.

6. Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Hakikat Bahasa Indonesia

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengemukakan gagasan dan perasaan.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang yang menjadi fungsi untuk digunakan dalam keseharian manusia. Menurut Susanto (2013:246) bahasa memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

1) Fungsi Deskriptif, yaitu bahasa menyampaikan informasi secara faktual

2) Fungsi ekspresif, yaitu bahasa memberi informasi pembaca itu sendiri, mengenai perasaan, prasangka, dan pengalaman yang telah lewat.

3) Fungsi sosial bahasa, yaitu melestarikan hubungan sosial antar manusia.

Menurut Doyin, dkk (2011: 6) membagi fungsi bahasa menjadi empat bagian, yaitu:

1) Bahasa Negara, yaitu bahasa yang digunakan dalam peristiwa kenegaraan

2) Sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan 3) Sebagai alat perhubungan tingkat nasional

4) sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi

b. Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki standar kompetensi, Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan:

1) Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;

2) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan

berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;

3) Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya;

4) Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah;

5) Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia;

6) Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis

2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara

3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Menurut Gorys (1988) dalam (Chedoha, 2018: 12) Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1) Mendengarkan 2) Berbicara 3) Membaca 4) Menulis

Berdasarkan penjelasan diatas, pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang wajib bagi siswa terlepas dari bahasa yang kita gunakan dalam keseharian tetapi lebih dari itu memahami Bahasa Indonesia dapat mengembangkan kemampuan seseorang dalam memahami sastra ataupun seni.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kemampuan berbahasa menjadi komponen utama yang terdiri dari aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Ini semua merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran

Dokumen terkait