• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Kajian Pustaka

2.1.3 Keterampilan Mengajar Guru

Keterampilan mengajar adalah suaatu kemampuan khusus yang dimiliki seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efesien, dan profesional dengan melalui penguasaan dan pengemplimentasian keterampilan dasar yang baik seorang guru akan mampu menciptakan situasi, kondisi, dan lingkungan belajar yang akan mendukung proses belajar yang kondusif (Sitepu dkk, 2020). Menurut (Hamalik, 2008:174) keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan atau kecakapan guru dalam melatih atau membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri pada lingkungan. Selanjutnya keterampilan mengajar guru menurut merupakan fondasi atau dasar guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, mampu menumbuhkan motivasi siswa sehingga mereka mau melakukan serangkaian kegiatan dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan beberapa penjelasan keterampilan mengajar guru dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar guru merupakan dasar dalam kegiatan belajar mengajar, dalam kegiatan pembelajaran dibutuhkan kemampuan khusus yang dimiliki seorang guru dalam menumbuhkan motivasi siswa dan melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efesien, dan professional. Dalam keterampilan mengajar guru ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai oleh guru diantaranya, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, Keterampilan membuka tutup pelajaran, keterampilan diskusi kelompok kecil, dan keterampilan mengelola kelas.

1. Keterampilan bertanya (Lestari, 2018)

Dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, guru ditutntut untuk mengajukan sikap yang baik dalam mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Keterampilan bertanya ada 2 jenis, yaitu keterampilan bertanya dasar, dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar

didalamnya memiliki beberapa komponen, yaitu: pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan atau patokan, pemusatan, dan pembeiaan waktu untuk berpikir serta pemberian tuntunan. Sedangkan komponen dalam bertanya lanjut, yaitu: pengubahan suasana tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, penggunaan pertanyaan pelacak, dan peningkatan terjadinya interaksi. Dalam prosses belajar mengajar proses bertanya hal-hal yang perlu dihindari guru seperti: menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, menulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, dan menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, serta mengajukan pertanyaan ganda.

2. Keterampilan memberikan penguatan (Lestari, 2018)

Penguatan merupakan suatu tingkah laku guru terhadap respon tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Dalam pemberian penguatan terdapat komponen-komponen yang harus dimiliki seorang guru, antaralain yaitu: penguatan verbal, dan penguatan non verbal. Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, pehargaan, dan sebagainya. Sedangkan penguatan non verbal, penguatan dengan menggunakan mimic dan grerakan badan, penguatan dengan cara mendekaati, penguatan dengan cara sentuhan, serta penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.

3. Keterampilan mengadakan variasi (Lestari, 2018)

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditunjukkan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam sistuasi belajar mengajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Dalam proses belajar mengajar bervariasi bisa dilakukan dalam variasi cara mengajar guru dan penggunaan media belajar agar belajar tidak hanya dengan mendengarkan ceramah atau bersifat konvesional.

4. Keterampilan menjelaskan (Lestari, 2018)

Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lain. Dalam keterampilan menjelaskan ada 2 jenis komponen, yaitu

komponen merencanakan dan komponen penyajian suatu penjelasan. Komponen merencanakan yaitu komponen yang mencakup penganalisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan rumus, hukum, atau generalisasi yang telah ditentukan, sedangkan komponen penyajian suatua penjelas adalah dengan memperhatikan kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, serta pemberian tekanan, dan pengguanaan balikan.

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (Lestari, 2018)

Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokonduksi bagi siswa agar mental maupun perhatian berpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Dalam kegitan tersebut terdapat komponen yang harus diperhatikan oleh guru yaitu; mernarik perhatian siswa, memberikan motivasi, member acuan melalui berbagi usaha, dan membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pembelajaran dengan komponen yang meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, serta mengevaluasi.

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil (Lestari, 2018)

Guru dituntut untuk membimbing dalam proses diskusi kelompok. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang member kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.

7. Keterampilan mengelola kelas (Lestari, 2018)

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan melibatkan kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam keterampilan mengelola kelas perlu adanya komponen seperti berikut: kemampuan guru dalam mengambil inisiatf dan mengendalikan pelajaran, keterampilan yang berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat

mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

2.1.4 Keterampilan Membaca 2.1.4.1 Pengertian Membaca

Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan (Dalman, 2015:5). Menurut (Tarigan, 1985: 32) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata/ bahan tulis atau memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan yang tertulis. Selanjutnya (Harianto, 2020) berpendapat bahwa membaca adalah pengucapakan kata-kata dan perolehan kata dari bahan cetakan yang melibatkan analisis dan pengorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks, termasuk didalamnya pelajaran, pemikiraan, pertimbangan, perpaduan, dan pemecahan masalah yang berarti menimbulkan penjelasan informasi bagi pembaca.

Berdasarkan bebrerapa penjelasan tersebut dapat diperoleh bahwa keterampilan membaca adalah kemampuan seseorang dalam memahami isi teks bacaan dari bahan cetakan yang melibatkan analisis dan pengeorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks yang dipengaruhi oleh proses berpikir.

2.1.4.2 Keterampilan Membaca

Keterampilan adalah suatu kecakapan seseorang dalam menyelesaikan tugas. (Mutaqqin, 2008) mengemukakan bahawa keterampilan dalam konteks pembelajaran adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar. Marabimin (dalam Suwarjo, 2008: 94) menyatakan bahwa keterampilan membaca adalah keterampilan reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Membaca juga dapat dianggap sebagai interaksi untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pertimbangan yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis.

Tingkat keterkaitan antar implikasi yang ingin disampaikan oleh penulis dan pemahaman atau terjemahan pembaca juga menentukan ketepatan membaca dengan teliti. Sejalan dengan itu (Dalman, 2013:87) juga berpendapat bahawa membaca pemhaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami). Membaca pemahaman menurut Dalman dikelompokan menjadi empat, yaitu pemahaman literal, interpretative, kritis, dan kreatif.

1. Pemahaman literal (Dalman, 2013:87)

Pemahaman literal adalah memahami makna apa adanya, sesuai dengan makna symbol-simbol bahasa yang ada dalam bacaan.

2. Pemahaman Interpretatif (Dalman, 2013:87)

Pemahaman interpretative adalah mampu menangkap pesan secara tersirat dari suatau bacaan.

3. Pemahaman Kritis (Dalman, 2013:87)

Pemahaman kritis adalah pemahaman yang lebih tinggi tingkatnya disbanding pemahaman interpretatife. Dalam pemahaman kritis pembaca mampu membuat kritik terhadap suatu bacaan.

4. Pemahaman Kreatif (Dalman, 2013:87)

Dalam pemahaman kreatif pembaca dapat mencoba atau beereksperimen membuat sesuatu yang baru berdasarkan isi suatu bacaan.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah usaha seseorang dalam menyelesaikan tugas untuk memperoleh informasi dari suatu bacaan, memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar.

2.1.4.3 Tujuan Membaca

Pentingnya membaca tidak terletak pada penafsiran, tetapi pada pemikiran pembaca, tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna, arti (meaning) yang erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam membaca. Resmini (2006: 94) menjelaskan bahwa pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan tersebut yaitu:

b) menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan

c) membaca bersuara memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan.

d) menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan.

e) menggali simpanan pengetahuan atau schemata siswa tentang suatu topic.

f) menghubungkan pengetahuan baru dengan schemata siswa.

g) mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan dan tertulis.

h) melakukan penguatan dan penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca.

i) memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan.

j) mempelajari struktur bacaan.

k) menjawab pertanyaan khususnya yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.

Menurut (Rahim, 2007:11) ada beberapa tujuan dari membaca, antara lain sebagai berikut; 1) kesenangan; 2) menyempurnakan membaca nyaring; 3) menggunakan strategi tertentu; 4) memperbarui pengetahuannya tentang suatu topik; 5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; 6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; 7) mengkonfirmasi untuk menolak prediksi; 8) menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik. Selanjutnya (Tarigan, 1985:37) juga mengemukakan pendapatnya bahwa tujuan membaca antara lain sebagai berikut: (1) menemukan ide pokok, kalimat, paragraf, wacana, (2) memilih butir-butir penting, (3) menentukan organisasi bacaan, (4) menarik kesimpilan, (5) menduga makna dan meramalkan dampak-dampak, (6) merangkum apa yang terjadi, (7) membedakan fakta dan opini, (8) memperoleh informasi.

Beradasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari membaca adalah untuk memperoleh keidahan yang terkandung didalam bacaan, untuk memperoleh informasi dari sebuah bacaan, dan minyimpulkan isi dari sebuah bacaan.

2.1.4.4 Indikator Keterampilan Membaca

Dalam keterampilan membaca terdapat Indikator keterampilan membaca menurut Hogson dan Tarigan (dalam Putri dkk, 2020) ada empat, antara lain yaitu:

1. Menentukan setiap ide pokok disetiap paragraf yang ada dalam isi teks bacaan,

2. Menjawab pertanyaan mengenai isi teks bacaan 3. Membuat simpulan

4. Menceritakan kembali

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca. Salah satunya adalah faktor intelektual. Pengetahuan adalah kemampuan untuk berpikir yang terdiri dari pemahaman mendasar tentang keadaan tertentu dan merespon dengan benar. Berkaitan dengan pembelajaran hal itu berkaitan dengan penentuan teknik dan pengemasan materi.

Dokumen terkait