• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh SRI ASTUTI NIM (Halaman 64-0)

BAB III METODE PENELITIAN

B. PEMBAHASAN

1. Gambaran Implementasi Model Pembelajaran Paired Storytelling terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V SD Inpres Kayumalle Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa

Model pembelajaran paired storytelling merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada kegiatan bekerjasama antara siswa yang satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan pelaksanaan dilaksanakan dengan pembentukan kelompok kecil sehingga siswa akan salin bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain. Berdasarkan hasil pretest, nilai rata – rata hasil belajar siswa 46,67 dengan kategori yakni sangat rendah 100%, rendah 0%, sedang 0%, tinggi 0% dan sangat tinggi 0%. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa kemampuan menyimak siswa tergolong sangat rendah sebelum diterapkan model pembelajaran paired storytelling.

Dengan demikian paired storytelling dalam kaitannya dalam pendidikan yaitu sebagai wahana pembelajaran dalam bentuk pengelompokan suatu yang bermakna dalam mengerjakan suatu tugas dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang bernilai bagi anak.

2. Gambaran Keterampilan Menyimak Siswa kelas V SD Inpres Kayumalle Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

Pada hakikatnya menyimak merupakan kegiatan paling awal yang dilakukan oleh manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna dengan mendengar dan mendengarkan. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan (2008:31).

3. Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Paired Storytelling terhadap Keterampialn Menyimak Cerita Siswa Kelas

V SD Inpres Kayumalle Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

Pada tahap ini akan diuraikan hasil yang ditemukan pada penelitian hasil yang dimaksudkan yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang terkumpul dan analisis data yang telah dilakukan.

Selanjutnya nilai rata – rata posttest adalah 71,25 jadi setelah diterapkan model pembelajaran paired storytelling kemampuan menyimak siswa lebih baik dibanding dengan sebelum penerapan model pembelajaran paired storytelling. selain itu, persentase kategori kemampuan menyimak cerita siswa juga meningkat yakni sangat tinggi

17%, tinggi 8%, sedang 30%, rendah 13% dan sangat rendah berada pada persentase 8%.

Berdasarkan hasil penelitian analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 10,41.

Dengan frekuensi (dk) sebesar 12 – 1 = 11 pada taraf signifikansi 5%

diperoleh ttabel sama dengan 1,796. Oleh karena thitung ˃ ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis 0 (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dalam menerapkan model pembelajaran paired storytelling terhadap keterampilan menyimak cerita.

Hasil analisis diatas yang menunjukkan adanya pengaruh penerapan model pembelajaran paired storytelling sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan berdasarkan hasil observasi terhadap perubahan pada siswa yaitu pada awal kegiatan pembelajaran ada murid yang belum memahami isi atau pesan yang disampaikan oleh pembicara. Hal ini dapat dilihat, hampir semua siswa pada pertemuan pertama belum dapat menyimak pesan yang disampaikan oleh guru, sedangkan pada pertemuan terakhir siswa sudah mampu menyimak apa yang telah disampaikan oleh gurunya. Pada awal petermuan, hanya sedikit siswa yang aktif mengikuti pembelajaran. Akan tetapi, sejalan dengan diterapkannya model paired storytelling siswa mulai aktif pada setiap petermuan.

Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan dan siswa yang mengajukan diri untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Siswa juga mulai aktif dan

percaya diri untuk menyampaikan pendapat yang telah disimak setelah diterapkannya model pembelajaran paired storytelling. Proses pembelajaran yang menyenangkan kemampuan siswa tidak lagi merasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung dan tidak lagi merasa bosan ataupun merasa tertekan ketika mengikuti proses pembelajaran dikelas.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam menerapkan model pembelajaran paired storytelling terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SD Inpres Kayumalle Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penelti di SD Inpres Kayumalle Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dengan hasil nilai akhir pretest yaitu 46,67 dengan hasil posttest 71,25. Dengan ini, dapat diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh penelitian Rosdiana (2003) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Paired Storytelling Berbantuan Media Audio Visual terhadap Keterampilan menyimak Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD”. Dalam penelitian tersebut model pembelajaran kooperatif tipe paired storytteling berpengaruh terhadap keterampilan menyimak bahasa Indonesia siswa kelas V di SD Gugus 1 Kecamatan Buleleng Tahun 2012/2013. Persamaan penelitian ini yang dilakukan oleh Rosdiana yaitu mengenai pengambilan

sampel sama –sama mengambil sampel kelas V. Perbedaannya terletak pada desain penelitian One Group Pretest – Posttest.

53 A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran Paired Storytelling dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SD Inpres Kayumalle Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum kemampuan menyimak cerita siswa kelas V SD Inpres Kayumalle Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebelum penerapan model pembelajaran Paired Storytelling dapat dikategorikan sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase hasil belajar siswa yaitu 46,67 dengan kategori sangat rendah 100%.

Setelah penerapan model pembelajaran Paired Storytelling hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Kayumalle Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dapat dilihat dari hasil persentase yaitu sangat rendah 8%, rendah 33%, sedang 33%, tinggi 8% dan kategori sangat tinggi berada pada persentase 17%. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dibuat maka dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Paired Storytelling efektif terhadap kemampuan menyimak cerita setelah diperoleh tHitung = 10,41 serta tTabel = 1,796 maka diperoleh tHitung ˃ tTabel

atau 10,41 ˃ 1,796.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian bahwa penerapan model pembelajaran paired storytelling dapat efektif dalam meningkatkan keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SD Inpres Kayumalle Kecamatan Tompobulu Kabupate Gowa. Maka dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Kepada kepala sekolah selaku pemegang kebijakan pendidikan sekolah, kiranya memberikan dorongan terhadap guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang inovatif dan beragam untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

2. Bagi pendidik khususnya guru SD Inpres Kayumalle Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa yang menggunakan model pembelajaran Paired Storytelling disarankan tidak hanya menjelaskan secara lisan, tetapi juga membimbing siswa yang mengalami kesulitan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Kepada peneliti, diharapkan untuk mampu mengembangkan model pembelajaran paired storytelling dengan menerapkannya pada materi lain untuk memahami apakah materi lain cocok untuk model pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan harus sesering mungkin mengadakan pertemuan rutin untuk membahas upaya dan masalah yang ditemukan dikelas. Melalui pertukaran ide, kualitas pembelajaran dikelas dapat ditingkatkan.

4. Kepada calon peneliti selanjutnya kiranya dapat mengembangkan dan memperkuat model pembelajaran Paired Storytelling ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan mengkajinya terlebih dahulu dan mampu melakukan penelitian yang lebih baik dan sukses.

56

Amaliah, Siti. 2012. Penggunaan Teknik Bercerita Berpasangan (Paired Storytelling) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Bogor. Makalah Ilmiah. Bogor : Universitas Pakuan

Arikunto S, 2010. Prosedur Penelititian suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.

Jakarta.

Asri, Yasnur. 2015. The Impact of the Application of Paired-storytelling Technique and Personality Type on Creative Writing. Journal of Language Teaching and Research. 6 (2):302-307.

Depdiknas. 2003. Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:

Badan Penerbit UNDIP.

Hermawan, Herry. 2012. Keterampilan Menyimak Terabaikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Huda, M. 2014. Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Isjoni, 2012. Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Iskandarwassid, 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : PT Remaja Kristiantani, 2006. Menulis Deskripsi dan Narasi. Sidoarjo : Media Ilmia.

Lie Anita, 2008.Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang – Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo

Maemunah, Siti, Suripto, dan Joharman. 2013. Penggunaan Paired Storytelling untuk Peningkatan Pembelajaran IPS Tentang Proklamasi dan Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SD. Kalam Cendekia PGSD Kebumen. Vol 5, No 3 (2016).

Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenadamedia Group.

Nugraheni, Surya Fatria. 2014. Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling dengan Media Audiovisual pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Soka 3 Miri Sragen Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Oktaviani, Rizka Nur. 2013. Penerapan Strategi Directed Listening and Thinking Activity (DLTA) untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V Sekolah Dasar. JPGSD. Vol 01 No 02.

Rosdiana, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Paired Storytelling Berbantuan Audio Visual terhadap Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD. Mimbar PGSD Vol 1 (2013)

Rosdiana, Eva, Ni Nym. Kusmariyatni, dan I Wyn. Widiana. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Paired Storytelling Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD. Mimbar PGSD. Vol 1 (2013).

Slavin, Robert. 2015. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Bandung:

Nusa Media.

Subana, M., Sudrajat, 2011. Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2011. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabet.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabet.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabet.

Surana, 2007. Format – Format Penelitian Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Zamzami dan Haryadi. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

LAMPIRAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NAMA : SRI ASTUTI NIM : 105401119117

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

 Melalui kegiatan menyimak cerita pendek, siswa dapat menuliskan kata kunci berdasarkan cerita yang telah disimak dengan cepat.

 Melalui penugasan individu, siswa dapat mengarang cerita berdasarkan kata kunci dengan baik

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing – masing.

 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu “ “

5 menit

Inti  Guru menyampaikan materi yang akan disajikan cukup beberapa menit saja.

 Guru memberikan contoh cerita pendek anak dan menganalisa unsur – unsur cerita pendek anak tersebut.

 Siswa menganalisa unsur – unsur yang terdapat dalam cerita pendek anak tesebut.

 Guru memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif selama kegiatan pembelajaran.

 Siswa mendengarkan penjelasan guru dan melakukan tanya jawab dengan guru.

 Siswa menulis cerita berdasarkan kata kunci

 Siswa memaparkan hasil karangan kedepan kelas.

45 menit

Penutup  Bersama – sama siswa mebuat kesimpulan pembelajaran.

 Guru meberikan pesan – pesan moral.

 Mengajak semua siswa berdo’a menutut agama dan keyakinan masing – masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).

10 menit

C. MEDIA PEMBELAJARAN - Cerita pendek anak

D. PENILAIAN

a. Penilaian proses : Aktivitas siswa

b. Penilaian hasil belajar : Tes tertulis yang berupa lembar kerja siswa (LKS)

Penilaian Tes Unjuk Kerja

No Aspek Skor 1 2 3 4 1 Kelengkapan informasi kata kunci

2 Kesesuaian isi cerita 3 Kekuatan imajinasi 4 Susunan kalimat

5 Identifikasi unsur cerita

Pedoman Penilaian

Skor Maksimal : 20

Penilaian : Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal

Kategori Ketercapaian Keterampilan Menyimak Cerita

Bongkialla, Agustus 2021 Guru Kelas V Peneliti

H. MAHMUDDIN, S.Pd.I SRI ASTUTI NIP. 196202161988031011 NIM. 105401119117

Mengetahui

Kepala Sekolah SD Inpres Kayumalle

Hj. HAFSAH, S.Pd NIP. 196510011988032014

Skor Kategori 0 – 50 Sangat rendah 60 – 69 Rendah 70 – 79 Sedang 80 – 89 Tinggi 89 – 100 Sangat tinggi

Soal bahkan semua hewan juga mengakuinya. Tapi sayang, ketenaran yang dimiliki si kelinci membuat dia menjadi sombong dan besar kepala. Dia selalu menyombongkan kemampuanya di depan tiap hewan yang di lewatinya. Dia selalu berlari dengan cepat, sehingga menerbangkan debu di sekitarnya dan membuat hewan yang dilaluinya menjadi terbatuk-batuk.

Pada suatu hari, ada sekelompok hewan yang tengah bercakap- cakap. Mereka bercanda dan berbagi cerita tentang kisah-kisah lucu yang pernah mereka alami. Hewan-hewan itu adalah kura-kura, keong, dan juga bekicot. Tapi waktu tengah asik-asik bergurau, tiba-tiba kelinci datang dan berlari dengan cepat. Debu yang berterbangan tentu saja membuat tiga sekawan itu terbatuk-batuk.

“Hai kelinci.. kami tahu bahwa kamu bisa lari cepat, tapi apakah kamu bisa menghargai juga teman-teman di sekitar mu?” Teriak kura-kura karena kesal. Mendengar perkataan kura-kura, kelinci berhenti dan menghampiri mereka. “Hah buat apa? Mengapa aku harus mendengarkan perkataan dari komunitas hewan lambat seperti kalian? Pasti karena kalian iri sebab tak mampu berlari secepat aku, dan hanya bisa merayap pelan-pelan saja. hahahaha..” Kata kelinci malah mengejek. Mendengar ejekan si kelinci, kura-kura menjadi geram. Dia tak terima jika dia dan teman-temanya dilecehkan seperti itu. “Jangan sombong kau kelinci. Kalau kau berani, mari kita lomba lari. Aku yakin aku mampu mengalahkan mu”

tantang kura-kura. Mendengar tantangan itu, si kelinci tertawa terbahak-bahak dengan sikap melecehkan. "Kau? Mengalahkan aku? hahahaha. Kau

ini belum tidur, tapi sudah mengigau. Dasar kura-kura bodoh.

Baiklah, demi menjaga nama baikku karena kelancanganmu, aku akan memberimu pelajaran tentang arti kemenangan dan kecepatan" jawab kelinci

Cerita Bagian 2

Akhirnya, merekapun memutuskan untuk berlomba. Si bekicot bertugas sebagai hakim di garis start, sedangkan si keong berada di garis finish untuk mengawasi siapa yang sampai lebih dulu. Dan lomba lari itu di mulai. dengan mudahnya si kelinci memimpin lomba, dia berlari jauh di depan kura-kura yang merangkak lambat. Hal tersebut membuat si kelinci tertawa semakin menghina, tapi si kura-kura tetap berusaha dan pantang menyerah. Dia tetap berlari dengan sekuat tenaga demi harga dirinya dan teman-temanya.

Melihat kegigihan kura-kura, timbul niat usil di hati kelinci.

Sebenarnya, kurang beberapa langkah lagi si kelinci sudah sampai garis finish. Tapi dia ingin mengejek si kura-kura lebih dari itu, maka dia

Di kejauhan, kura-kura masih berusaha berlari sekuat tenaga.

Keringatnya bercucuran, tapi dia tak memperdulikanya. Apalagi ketika dari kejauhan dia melihat kelinci yang tengah istirahat di bawah pohon seolah mengejeknya, membuat kura-kura semakin bersemangat dan terus berusaha. Sementara itu, si kelinci yang menunggu kura-kura di bawah pohon menjadi sangat bosan. Karena langkah kura-kura yang cukup lambat, maka membutuhkan waktu yang lama bagi kura-kura untuk sampai di garis finish.

“Ah.. aku jadi mengantuk. Lebih baik aku tidur sejenak untuk menunggu kura-kura tiba di sini. dengan langkah yang begitu lambat, butuh waktu lama baginya untuk mengejar aku” Kata kelinci kemudian tertidur. Tapi udara bawah pohon yang cukup sejuk ditambah dengan hembusan angin sepoi-sepoi yang cukup segar, membuat kelinci tertidur

cukup pulas. Bahkan dia tak menyadari ketika kura-kura berjalan melewatinya. Ketika dia terbangun, semua sudah terlambat. Kura-kura sudah menapakan langkah terakhirnya tepat di garis finish sehingga kelinci tak bisa mendahuluinya. Akhirnya, kelinci yang sombong itu dikalahkan oleh kura-kura.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NAMA : SRI ASTUTI NIM : 105401119117

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

 Melalui kegiatan menyimak cerita pendek, siswa dapat menuliskan kata kunci berdasarkan cerita yang telah disimak dengan cepat.

 Melalui penugasan individu, siswa dapat mengarang cerita berdasarkan kata kunci dengan baik

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak

semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing – masing.

 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu “ “

5 menit

Inti  Guru menyampaikan materi yang akan disajikan cukup beberapa menit saja.

 Guru memberikan contoh cerita pendek anak dan menganalisa unsur – unsur cerita pendek anak tersebut.

 Siswa menganalisa unsur – unsur yang terdapat dalam cerita pendek anak tesebut.

 Guru memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif selama kegiatan pembelajaran.

 Guru membagi siswa secara berpasangan

 Guru menjelaskan bagaimana

menyimak cerita pendek anak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling.

 Guru menyediakan sebuah cerita pendek anak untuk disimak oleh siswa.

 Siswa mendengarkan penjelasan guru dan melakukan tanya jawab dengan guru.

 Siswa menulis beberapa kata kunci

 Siswa menulis cerita berdasarkan kata kunci sari pasangannya.

 Siswa memaparkan hasil karangan kedepan kelas.

45 menit

Penutup  Bersama – sama siswa mebuat kesimpulan pembelajaran.

 Guru meberikan pesan – pesan moral.

 Mengajak semua siswa berdo’a

10 menit

menutut agama dan keyakinan masing

d. Penilaian hasil belajar : Tes tertulis yang berupa lembar kerja siswa (LKS)

Penilaian Tes Unjuk Kerja

No Aspek Skor 1 2 3 4 1 Kelengkapan informasi kata kunci

2 Kesesuaian isi cerita

Kategori Ketercapaian Keterampilan Menyimak Cerita

Bongkialla, Agustus 2021 Guru Kelas V Peneliti

H. MAHMUDDIN, S.Pd.I SRI ASTUTI NIP. 196202161988031011 NIM. 105401119117

Mengetahui

Kepala Sekolah SD Inpres Kayumalle

Hj. HAFSAH, S.Pd

NIP. 196510011988032014 Skor Kategori 0 – 50 Sangat rendah 60 – 69 Rendah 70 – 79 Sedang 80 – 89 Tinggi 89 – 100 Sangat tinggi

Soal Posttest

TEKS CERITA ANAK

“ Burung Gagak yang Cerdik dan Kendi Air “ Cerita Bagian 1

Pada suatu musim kemarau yang cukup panjang, para hewan sangat kesulitan untuk mencari air. Salah satunya adalah seekor burung gagak. Burung gagak ini selalu di jauhi teman-temanya. Selain karena warna bulunya yang aneh dan jelek, burung gagak ini juga sering diejek sebagi burung yang bodoh.

Sebenarnya, burung gagak tak merasa sedih dan dendam akan hal itu. Dia tetap menerima semua ejekan teman-temanya dengan hati yang ikhlas.

Musim kemarau panjang semakin menjadi, hingga kekeringan terjadi di mana-mana. Banyak sumber air yang telah mengering. Hingga membuat para hewan menjadi putus asa. Pada suatu hari, para hewan memutuskan untuk pindah mencari tempat baru yang memiliki sumber air yang masih mengalir. Mereka sengaja tidak memberi tahu burung gagak karena mereka ingin membiarkan burung gagak yang mereka benci mati kehausan. Akhirnya, pada suatu malam para hewan berbondong-bondong pergi dengan diam-diam ketika si burung gagak tengah asik tidur di sarangnya.

Pada keesokan harinya, si burung gagak merasa bingung. Karena hanya tinggal dia sendiri di tempat itu. Hewan-hewan yang lain telah tak ada di sana, dan dia tak tahu kemana mereka pergi. Akhirnya dia memutuskan untuk terbang tak tentu arah untuk mencari kemana teman-temanya pergi. Matahari yang panas menyengat dan rasa haus yang sangat menyiksa, membuat burung gagak itu kelelahan dan memutuskan turun untuk berteduh di bawah sebuah pohon. Rasa haus yang dirasakan semakin menjadi, hingga mendorongnya untuk berusaha mencari air. Setelah lama dia berputar-putar mengitari tempat itu, dia tak menemukan ada satu pun sumber air yang ada. Ketika dia hampir menyerah, burung gagak itu menemukan sebuah kendi yang berisi air di dalamnya.

Cerita Bagian 2

Tentu saja burung gagak merasa sangat senang sekali. Tapi masalah kembali muncul. Leher kendi yang panjang dan sempit membuatnya tak bisa meminum air di dalam kendi itu. Sebisa mungkin dia berusaha, tetap saja dia tak bisa menggapainya. Ingin ditumpahkanya, tapi sebagian badan kendi itu tertanam di dalam tanah. Rasa putus asa hampir saja menghampiri dirinya. “Mungkin aku memang sebodoh yang dikatakan teman-teman ku”. Keluh burung gagak itu. Tapi Tuhan selalu memberi jalan kepada hambanya yang bersabar.

Ketika burung gagak itu hampir putus asa karena merasa hampir mati karena kehausan, dia melihat kerikil di samping kendi itu. Lalu tiba-tiba muncul sebuah ide di benaknya. Dia kemudian mengumpulkan banyak kerikil yang ada di sekitar tempat itu. Kemudian dia memasukan satu persatu ke dalam kendi yang berisi air tersebut. Lambat laun, kendi yang mulai terisi penuh dengan kerikil memaksa air yang ada di dalamnya untuk naik ke atas dan keluar dari kendi.

Segera saja si gagak meminum air itu sepuasnya untuk menghilangkan dahaganya.

Setelah dia rasa cukup, burung gagak kemudian meneruskan perjalananya untuk mencari teman-temanya.

Usahanya tak sia-sia, dia menemukan teman-temanya yang telah pindah dan menemukan sebuah mata air baru. Tentu saja mereka sangat terkejut dengan kedatangan burung gagak itu. Bagaimana mungkin burung gagak yang bodoh itu mampu bertahan bahkan dapat menemukan mereka. Karena rasa penasaran,

Usahanya tak sia-sia, dia menemukan teman-temanya yang telah pindah dan menemukan sebuah mata air baru. Tentu saja mereka sangat terkejut dengan kedatangan burung gagak itu. Bagaimana mungkin burung gagak yang bodoh itu mampu bertahan bahkan dapat menemukan mereka. Karena rasa penasaran,

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh SRI ASTUTI NIM (Halaman 64-0)

Dokumen terkait