BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN
C. Keterbatasan
Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan. Keterbatasan penelitian adalah:
1. Proses observasi dilakukan saat pembembelajaran kurang tepat, saat observasi guru memberikan tugas ke siswa bukan saat pembelajaran berlangsung. Saat pembelajaran berlangsung observasi dilakukan hanya satu kali. Hal ini menjadikan peneliti belum memahami karakter siswa dan memahami keterlaksaanaan PPR kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan.
2. Waktu pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan PPR hanya terbatas 2 pertemuan, menyebabkan kurang maksimalnya proses pelaksanaan pembelajaran.
3. Pelaksanaan peneletian ada hal yang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Aksi nyata yang diminta peneliti sebagai tugas rumah, tidak dibuat samapai batas waktu penelitian selesai.
4. Keterlaksanaan dalam model Group Investigation belum terlaksana dengan optimal, dikarenakan percaya diri siswa masih kurang.
5. Pembagian kelompok heterogen yang mengakibatkan setiap kelompok jumlah kelaminnya berbeda.
119 BAB V PENUTUP
Bab ini akan membahas mengenai Kesimpulan dan Saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh tim pengembang yang mengakomondasi pendekatan Paradigma pedagogi Reflektif dengan teori Van Hiele serta menerapkan model Group Investigation (GI) mencapai skor 186 (86%) dengan kategori sangat baik. Perangkat pembelajaran yang diterapkan yaitu terdiri dari : (1) Silabus yang menggunakan PPR dengan materi limas. (2) RPP menggunakan PPR yang menerapkan GI dengan materi limas. RPP diterapkan fase pembelajaran Van Hiele dan model pembelajaran Group Investigation (3) LKS yang dibuat sesuai dengan fase pembelajaran Van Hiele. Siswa diminta dalam berkelompok untuk menyelesaikannya. (4) Bahan ajar dibuat sesuai tahap berpikir Van Hiele pada materi limas. (5) Penilaian dibuat berdasarkan indikator ketercapaian yang meliputi aspek competence, conscience dan compassion.
2. Pencapaian kompetensi dalam implementasi pendekatan PPR pada pembelajaran limas dengan menggunakan teori Van Hiele adalah:
a) Aspek competence: rata-rata pencapaian skor aspek competence siswa ialah 51,9 (51%) yang tergolong rendah . Untuk rata-rata skor persentase kelas pada tes hasil belajar yang tuntas dari KKM adalah 6% ,setelah dilakukan remidial rata-rata skor persentase kelas menjadi 10%.
b) Penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam proses pembelajaran matematika pada materi limas dapat meningkatkan conscience siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan. Hal ini terbukti dengan adanya hasil peningkatan sikap percaya diri, teliti dan kerja keras. Rata-rata pencapaian skor aspek conscience adalah 78,87 (86%) yang tergolong Baik.
c) Penerapan PPR dalam pembelajaran matematika juga dapat meningkatkan compassion siswa. Hal tersebut terlihat hasil sikap kerja sama pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pencapaian skor rata-rata aspek compassion adalah 82,75 (88%) yang tergolong sangat baik.
3. Respon siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan PPR dengan menggubakan teori Van Hiele mencapai skor 104,06 (65%) dengan kriteria cukup. Hasil refleksi siswa dalam pembelajaran matematika siswa merasa senang dan melalui kerja kelompok siswa lebih dapat menumbuhkan sikap kerjasama, percaya diri, teliti, tanggung jawab dan menghargai pendapat orang lain. Serta siswa dapat lebih mengetahui materi tentang limas.
B. Saran
Sehubung dengan hasil penelitian yang dilakukan ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan sebagai bahan unyuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Saran bagi Sekolah
Peenerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) sebaiknya diterapkan lebih maksimal lagi dalam proses pembelajaran di kelas setiap harinya agar karakter siswa benar-benar terbentuk dari refleksi dan proses pembelajaran dimaknai sebagai pembelajaran nilai.
2. Saran bagi Guru
Guru sebaiknya lebih menekankan akan pentingnya pembelajaran nilai dalam proses pembelajaran dari materi-materi yang diajarkan dan lebih inovatif lagi menggunakan media-media atau metode pembelajaran yang membuat siswa aktif .
3. Bagi peneliti
Peneliti sebaiknya mengenali siswa lebih dalam, dengan cara mencari tahu karakter siswa melalui guru.
122 Daftar pustaka
Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zaenal. 2011. Penelitian pendidikan. Bandung: PT remaja Rosdakarya. Budi, Kartika. Berbagai Strategi Untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam
Proses Pembelajaran Fisika di SMU, Efektivitasnya, Dan Sikap Mereka pada Strategi Tersebut. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Crowley, Mary L. 1987. The Van Hiele Model of the Development of Geometric Thought.Reston: Handbook of National Council of Teachers of Mathematics.
Dudeja, Ved & V. Mahdhavi. 2014. Jelajah Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira
Hudoyo, Herman. 1980. Teori Dasar Belajar-Mengajar Matematika. Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar belajar matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jemdral Pendidikan Tinggi Pengembangan Lembaga Pendidikan tenaga Kependidikan.
Jihad, Asep & Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Melati, Rosevita. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang mengakomondasi Group Investigationn di kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta. Skripsi. FKIP, Pend. Matematika, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Mistretta, Regina. 2000. Enchancing Geometric Reason.
Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah.Jakarta: Bumi Aksara.
Mustafa, Zaenal. 2009. Mengurai Variabel hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nur’aeni, Upon. Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele.Jurnal Sang Guru, 1 (2), hlm 28-33.
P3MP-LPM USD. 2012. Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian. Yogyakarta: USD.
Sireger dan Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Gralia Indonesia.
Slavin, Steven & Ginny Crisonino. 2005. Geometry, A Self-Teaching Guide. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Subagya, 2008. Paradigma Pedagogi Reflektif. Alternatif Solusi Menuju Idealisme Pendidikan Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.
Subagya, 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif Mendampingi Peserta Didik Menjadi Cerdas & Berkarakter. Yogyakarta : Kanisius.
Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Yuma Pustaka. Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Suparno. 2015. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Suyatno, Dr. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur : Masmedia Buana Pustaka
Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Trianti. 2012. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Thohari, Khamim. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Geometri dengan Teori Van Hiele.
124