• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Tidak melihat kadar HBA1C dalam menetukan berapa lama riwayat pasien memiliki DM, hanya penilaian subjektif dari responden.

A. Kesimpulan

Hasil analisis univariat untuk variabel karakteristik responden (jenis kelamin, usia, lama menderita DM) di Klinik RUMAT pada bulan April 2014, yaitu: Persentase jenis kelamin terbanyak adalah wanita (51.4%), usia responden terbanyak berkisar antara 51–60 tahun (51.4%), dan riwayat DM terbanyak yaitu <10 tahun (62.9%).

Berdasarkan hasil penelitian hubungan skor monofilamen dan ulkus diabetika di Klinik Perawatan Luka RUMAT, dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu skor monofilamen memiliki hubungan dengan variabel independen yaitu ulkus diabetika (derajat ulkus dan frekuensi terjadinya ulkus), ditandai dengan hasil analisis bivariat pada hubungan antara skor monofilamen dan derajat ulkus diabetika didapatkan nilai p=0.002, dengan koefisien korelasi bernilai negatif r= −0.504 yang berarti hubungan antara kedua variabel merupakan hubungan yang kuat dan terbalik, dimana skor monofilamen yang tinggi disertai dengan derajat ulkus yang rendah, dan sebaliknya, dan hubungan diantara kedua variabel tersebut merupakan hubungan yang kuat. Begitu pula dengan hasil analisis bivariat pada hubungan antara skor monofilamen dan frekuensi terjadinya ulkus, didapatkan nilai p=0.019, dengan koefisien korelasi bernilai negatif (r −0.393) yang berarti hubungan antara kedua variabel merupakan hubungan yang terbalik, dimana skor monofilamen yang tinggi disertai dengan frekuensi terjadinya ulkus yang rendah, begitu pula sebaliknya, dan

kekuatan hubungan diantara kedua variabel tersebut merupakan hubungan yang moderat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka dapat diberikan beberapa saran kepada berbagai pihak yang berkenaan dengan skor monofilamen dan ulkus diabetika sebagai berikut:

1. Bagi Pasien

Bagi pasien DM atau pasien yang memiliki riwayat ulkus perlu melakukan perawatan kaki secara rutin dan melakukan kontrol kesehatan kaki secara berkala serta memiliki kesadaran yang tinggi untuk segera melakukan perawatan luka yang tepat jika diketahui memiliki luka.

2. Bagi Klinik/RS

Tenaga kesehatan di klinik/RS perlu memberikan pendidikan kesehatan mengenai kontrol gula darah yang baik dan perawatan kaki yang tepat. Melakukan screening test pada pasien DM untuk mengetahui seberapa besar resiko terjadinya ulkus yang dimiliki pasien DM tersebut, mengadakan program cek kesehatan kaki secara berkala.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian ulkus berulang dan tingginya derajat ulkus, serta sebaiknya menggunakan rancangan penelitian analitik observasional secara prospektif dengan case control sehingga hasil penelitian menjadi lebih baik.

Bagi peneliti selanjutnya, untuk melihat hubungan neuropati dengan ulkus diabetika, bisa menggunakan monofilamen 10g sebagai deteksi dini neuropati perifer dan divalidasi menggunakan EMG sebagai standar baku untuk mendiagnosis neuropati.

Afriyanti, Dena. 2014. Perbedaan Self Care Kaki Penderita DM Tipe 2 Dengan Ulkus dan Tanpa Ulkus di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Semarang: FKIK Universitas Jendral Sudirman.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

A.J.M.Boulton, et.al. 2004. Neuropathic Diabetic foot ulceration .Engl.J. Med.351. Alan, J. Sinclair. 2009. Diabetes in Old Age. USA: DP.

Ariyanti. (2012). Hubungan perawatan kaki dengan resiko kaki diabetes di RS.PKU Muhammadiyah Yogyakarta (Tesis). Jakarta: Universitas Indonesia.

Armstrong DG. 2000. The 10-g Monofilament. The diagnostic divining rod for the diabetic foot. Diabetes Care.

Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandeira, Fransisco, et al. 2014. Endocrinology and Diabetes: A Problem-Oriented

Approach. New York: Springer.

Baradero, mary., dkk. 2009. Klien gangguan endokrin : Seri asuhan keperawatan. Jakarta : EGC.

Booth J, Young MJ. 2000. Differences in the Performance of Commercially Available 10-g Monofilaments. Diabetes Care.

Boyko, A. 1999. A Prospective Study of Risk Factor For Diabetic Foot Ulcer. The Seattle Diabetic Foot Study. USA: Departement of Medicine of Washington. Canadian Diabetic Association. 2013. Foot Care: A Step Toward Good Health.

Diabetes.cal-800-banting (9 Juni 2014).

Chawla, Rajeev. 2012. Complication of Diabetes. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher.

Chadwick, P. 2002. An exploration of the knowledge, beliefs, behaviours and decisions of people with type 2 diabetes who develop a foot ulcer. British Journal of Podiatry 5.

Dahlan, Muhamad Sopiyudin. 2010. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

Depkes R.I., 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta.

Djokomoeljianto. 1997. Tinjauan Umum tentang Kaki Diabetes. Dalam: Djokomoeljianto dkk, editor, Kaki Diabetik Patogenesis dan Penatalaksanaannya. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Djokomoeljianto. 2000. Management of Type 2 Diabetik Melitus. A New Dimension

in the Treatment of type 2 diabetik: Repaglinide. Novo Dexa. PIT PAPDI, Semarang.

E.B.Jude and A.J.M.Boulton. End-stage complications of diabetic neuropathy Diab.Rev.7.

Endang, K. 1999. Elektrodiagnosis pada Polineuropati. Simposium pengelolaan paripurna nyeri neuropati dalam menyongsong millennium III. Semarang. Frykberb, Robert G.Risk Factor, Pathogenesis and Management of Diabetic Foot

Ulcers, Des Moines University, Iowa, 2002.

G.E.Reiber,L.et,al. 1999. Causal pathways for incident lower extremity ulcers in patients with diabetic from two settings. Diab Care.157–162

Gibbons GW. 1995. The Diabeetic foot. In : Becker KL. Principles and Practice of Endocrinology and Metabolism. Second eds. John Wiley & Sons Chichester. New York.

Ginsberg, lionel. 2008. Lecture Notes:Neurologi Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga.

Gries, F Arnold., et al. 2003. Textbook of Diabetic Neuropathy. New York : Thieme.

Gustaviani, Reno. 2006. Diagnosa dan Klasifiksi Diabetes Melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III. Hal. 1857-1859. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Hastuti, R., 2008. Faktor-Faktor Risiko Ulkus Diabetika Pada Penderita Diabetes Mellitus. Tesis Mahasiswa Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro

Hermawan, Anreas. 2009. Rahasia Menyembuhkan diabetes Secara Tuntas dan Alami.http://apitherapy.Terapad.com/resources/24982/uploadedfiles/eBook.R ahasia Menyembuhkan Diabetes Secara Tuntas dan Alami-pdf- (01 November 2013).

Hess, Cathy Thomas. 2005. Wound Care. United States of Ammerica: Lippincott Williams & Wilkins.

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Inlow, S., et al. 2000. Best practices for the prevention, diagnosis and treatment of diabetic foot ulcers. Ostomy/Wound Management.

Irawan, D. 2010. Prevalensi dan Faktor Resiko Diabetes Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Tesis). Jakarta: FKMUI

Heitzman, J. 2010. Foot Care for Patient with Diabetes, Topics in Geriatric Rehabilitation.Vol 25. No.3. Wolter Kluwer Health. Lippincott Williams & Wilkins.

Jeffcoate W, Macfarlane R. 1995. The Diabetic Foot An Illustrated guide to management Chapman & Hall Medical. London.

Jude EB, Splittlet M, Connort H, Boulton AJM. 1999. The Diabetic Foot. Diabetic Association Diabetic Medicine.

Khrisna, A, 2001. Masnawi, Bersama Jalaluddin Rumi Menggapai Langit Biru Tak Berbingkai. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kumar S., et al. 1991. Semmes Weinstein Monofilaments: A simple effective and inexpensive screening device for identifying diabetic patients at risk of foot ulceration. Diabetes Research and Clinical Practice.

Lavery LA, Armstrong DG, Harkless LB. 1996. Classification of Diabetic Foot Wounds. J Foot Ankle Surg.

Livingston, Matthew. 2008. Wagner Classification of Diabetic Foot Ulcers.

http://care.diabetesjournals.org/content/24/1/84.full (diakses pada tanggal 10 mei 2014)

McGill, M., Molyneaux, and Yue, K.D. 2005. Which Diabetic Patients Should Receive Podiatry Care? An Objective Analysis. Internal Medicine Journal (10 Mei 2014)

Meijer, J.G,. et al. 2005. Back to basics in diagnosing diabetic polyneuropathy with the tuning fork. Diabetes Care.

Miranda, B. Palma, et al. 2005. A Comparison of the Monofilament with Other Testing Modalities for Foot Ulcer Susceptibility. USA: Elsevier.

Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus: Ulcer, Infeksi, Gangren. Jakarta: Penerbit Populer Obor.

Mohlan H. Delf, Robert T. Manning. 1996. Major diagnosis fisik. Jakarta: EGC Moffat, Marilyn. 2006. Integumentary Essentials. USA : SLACK Incorporated. Morison, Moya J., 2003. Manajemen Luka. Editor edisi bahasa Indonesia, Florinda,

Monica Ester, sari kurnianingsih. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salmeba medika.

Perkins, B.A. et al. 2001. Simple screening tests for peripheral neuropathy in the diabetic clinics. Diabetes Care.

Permana, H., 2008. Komplikasi Kronik dan Penyakit Penyerta pada Diabetes. www.pustaka.unpad.ac.id (23 oktober 2013).

Purwanti, Okti Sri. 2012. Hubungan Faktro Resiko Neuropati dengan Kejadian Ulkus Kaki Pada Pasien DM di RSUD Moewardi Surakarta.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Riyanto, D. 2007. Infeksi pada Kaki Diabetik. Dalam: Darmono, dkk, editors. Naskah Lengkap Diabetes Mellitus Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam. Semarang: Universitas Diponegoro.

Specialist. New York.

Roza, V., 2008. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Dengan Komplikasi yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Sarwono, Waspadji. 2007. Kaki Diabetik: Kaitannya dengan Neuropati Diabetik. Kaki Diabetik Patogenesis dan Penatalaksanaan. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Sausa, Valmi, D., Zauszniewski, Jaclene., A. 2005. Toward a Theory of Diabetes Self-Care Management. Journal of Theory Construction and Testing.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Setyoko, Bambang Adi. 2003. Nilai Diagnostik Monofilamen 10g dan Skor Clinical

Neurological Examination (CNE) pada polineuropati diabetic. Tesis Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Setyonegoro, K., 2009 ( adapted 1982). Pusat Penelitian dan Pengembangan Kalbe

Farma. Jakarta: Cermin dunia kedokteran.

Shahab, Alwi. 2006. Diagnosis dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus. http://dokter alwi.com/diabetes.html (01 November 2013).

Shrikhande, Gautam V. 2012. Diabetes and Pperipheral Vascular disease: Diagnosis and Management. New York : Humana Press.

Smaltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Kepeprawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol 3. Jakarta: EGC.

Soegondo, S, dkk., 2004. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Soewondo, P., et.al. 2010. The Diab Care Asia 2008 study –Outcomes on control and Complications of Type 2 Diabetic Patients in Indonesia. Majalah Diabetik Indonesia.

Soewondo, P., 2006. Ketoasidosis Diabetik. Dalam: Aru W, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit FK UI.

Sudoyo, A.W. dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Sussman, C. Barbara, M., and Jensen, B. 2007. Wound Care: A collaborative Practice Manual. Lippincott Williams & Wilkins.

Suyono, Slamet. 2006. Diabetes Melitus di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III. Hal. 1857-1859. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Vinik AI, et.al. 2001. Diabetes Mellitus. A fundamental and Clinical text.2th ed. Philadelphia; Lippincott Williams & Wilkins.

Vivienne, S.F. et al. 2007. Self-efficacy outcome expectation and self care behavior in people with type 2 diabetes in Taiwan. Journal Compilation.

W. Sudoyo Aru, dkk. 2007. Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4, Jilid III. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran.

Wagner FW. 1981. The Dysvascular Foot: A System of Diagnosis and Treatment. Foot Ankle.

Waspadji, Sarwono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 3, Edisi 4. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

WHO. 2000. Pencegahan diabetes Mellitus (Laporan Kelompok Studi WHO), alih bahasa dr. Arisman. Jakarta : Hipokrates.

WHO. 2004. Global Burden Disease Report. www.who.int (23 oktober 2013)

WHO. 2008. Integrated Chronic Disease Prevention and Control. www.who.int (23 oktober 2013)

WHO. 2010. Global Burden of Chronic Noncommunicable Diseases. www.who.int/bulletin/volumes/88/12/10-077891/en/ (23 oktober 2013)

Wisramayasa G, Ari Sutjahjo. 1997. Neuropati Diabetik Patogenesis dan Penatalaksanaan. Majalah Diabetik Indonesia.

Xu Yin, T.D. et al. 2008. Factor Influencing Diabetes Self-Management in Chinese People with type II Diabetes. Research in Nursing & Health.

Saya, Adelina Vidya Ardiyati dari Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta akan melakukan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA SKOR MONOFILAMEN DENGAN ULKUS DIABETIKA DI KLINIK PERAWATAN LUKA RUMAT”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara skor monofilamen dengan kejadian ulkus diabetika di klinik perawatan luka RUMAT Bekasi.

Saya sebagai peneliti ingin mengajak bapak/ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini. Penilitian ini membutuhkan waktu sekitar dua minggu, dengan jangka waktu keikutsertaan masing-masing responden selama kurang lebih 45 menit.

A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian

Bapak/Ibu bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila Bapak/Ibu sudah memutuskan untuk ikut, bapak/ibu juga bebas untuk mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau sanksi apapun.

Bila bapak/ibu tidak bersedia untuk berpartisipasi maka bapak/ibu tetap akan mendapatkan perawatan luka seperti biasanya.

B. Prosedur Penelitian

Apabila bapak/ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, bapak/ibu diminta menandatangani lembar persetujuan ini. Prosedur selanjutnya adalah:

1. Bapak/Ibu akan diberikan kuesioner untuk mengisi: Inisial Nama, Usia, Jenis Kelamin, Lama memiliki DM, Frekuensi terjadinya ulkus diabetika. Bapak/Ibu juga diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti untuk mengetahui karakteristik demografi Bapak/Ibu.

C. Kewajiban Responden

Sebagai subyek penelitian, Bapak/ibu berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk peneltian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas, bapak/ibu bisa bertanya lebih lanjut kepada peneliti.

D. Kerahasiaan

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas responden.

E. Informasi tambahan

Bapak/ibu diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu bapak/ibu membutuhkan penjelasan lebih lanjut, bapak/ibu dapat menghubungi saya Adelina Vidya Ardiyati pada No Hp 085716138120.

Kepada Yth, Bapak/Ibu di

Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Adelina Vidya Ardiyati Nim : 1110104000004

Status : Mahasiswa Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

Dengan ini memohon kepada Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi responden pada penelitian yang saya lakukan yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA SKOR MONOFILAMEN DENGAN ULKUS DIABETIKA DI KLINIK PERAWATAN LUKA RUMAT BEKASI”.

Demikian Saya sampaikan, atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Judul : Hubungan Antara Skor Monofilamen Dengan Ulkus Diabetika Di Klinik Perawatan Luka Rumat Bekasi.

Peneliti : Adelina Vidya Ardiyati Nomer Hp : 085716138120

Pembimbing :

1. Ita Yuanita, S.Kp.,M.Kep.

2. Yenita Agus M.Kep.,Sp.Mat.,PhD

Saya telah memahami tujuan, manfaat, prosedur, gambaran resiko daan ketidaknyamanan yang mungkin terjadi, serta penjaminan kerahasiaan identitas pada penelitian ini. Tanpa adanya unsur paksaan dan secara sukarela saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Jakarta, April 2014 Tanda Tangan Responden Tanda Tangan Peneliti

Hubungan Antara Skor MonofilamenDengan Ulkus Diabetika Di Klinik Perawatan Luka Rumat Bekasi

I. IDENTITAS RESPONDEN

Tanggal pengisian :

No. Kode :

1. Inisial Responden :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan 4. Lama menderita DM :

5. Frekuensi ulkus :

6. Derajat luka :

7. Skor Monofilamen : II. HASIL TEST

Hasil Uji Normalitas Data

Dokumen terkait