• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS UMUM TENTANG PERTANGGUNG JAWABAN PERUSAHAAN GO PUBLIC

C. Keterbukaan Informasi pada Perusahaan Go Public

54

Emil Salim, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2003), hal 11.

55

misalnya pembangunan sebuah jalan raya yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya yang jelas-jelas akan berdampak terhadap lingkungan hidup sekitarnya. Yang mana dalam pembukaan jalan tersebut akan membawa pengaruh kepada 2 (dua) hal, yaitu menebasi pohon-pohon hutan yang terkena peta pembukaan jalan dan terganggunya kestabilan tanah-tanah sekitarnya.56

56

N.H.T.Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, (Jakarta: Gramedia, 2006), hal. 375.

Hal ini juga bisa menimbulkan banjir dan terganggunya sistem habitat manusia dan habitat fauna serta flora lainnya. Semua hal ini dapat memberikan pengaruh atau resiko kepada lingkungan. Tetapi tidak ada satu tindakan yang tidak berhubungan dengan resiko termasuk dalam hubungannya dengan aktivitas lingkungan. Dengan kearifan dan kebijaksanaan manusia dapat mengantisipasi semua dampak dan mencari solusi supaya interaksi antara manusia dan lingkungan dapat seimbang dan serasi.

Oleh karena itulah, untuk menghindari konflik yang terlalu besar, maka UUPLH menggariskan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan. Dalam pasal 1 butir ke 3 UUPLH dikatakan bahwa pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam perbangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.

Jadi ada 3 (tiga) unsur penting dalam prinsip pembangunan berwawasan lingkungan :

Bahwa dalam rangka mendaya gunakan dan mengelola sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan.57

57

Penjelasan Pasal 1 butir 3 UU No. 23 Tahun 1997 tentang Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Menunjang pembangunan yang berkesinambungan;

Bahwa penyelenggaran pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup harus didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan perkembangan lingkungan global serta perangkat hukum internasional yangberkaitan dengan lingkungan hidup.

3. Meningkatkan mutu hidup;

Bahwa pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Serta pemanfaatan pembangunan secara terus menerus untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup yang sesuai dengan daya dukung lingkungan.

Pengertian Sumber Daya pada butir 3 UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup tersebut harus diartikan lebih luas yaitu, bukan hanya mencakup pengertian ekonomis seperti sumber daya alam atau sumber daya buatan, tetapi juga meliputi semua bagian lingkungan hidup kita sendiri, mulai dari sumber daya biotik (manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan), sumber daya abiotik (air, udara, cahaya, barang-barang tambang dan lain-lain) sampai pada sumber daya buatan (mesin, hasil-hasil industri, gedung dan sebagainya).

Dalam GBHN (1973-1978) dalam BAB III pola umum pembangunan Jangka Panjang butir 10 terdapat garis yang jelas mengenai prinsip pembangunan berwawasan lingkungan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam rangka pembangunan, sumber daya alam harus dugunakan secara rasional.

2. Pemanfaatan sumber daya harus diusahakan untuk tidak merusak lingkungan hidup.

3. Harus dilaksanakan dengan kebijaksanaan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang.

4. Memperhitungkan hubungan kait-mengait dan ketergantungan antara berbagai masalah.

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 pasal 1 butir 3 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka yang dimaksud dengan:

Pasal 1 butir 3 UU No. 23 Tahun 1997

“Pembangunan berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk

sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamun kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasu masa kini dan generasi masa depan”

Berdasarkan defenisi diatas, terdapatlah tiga unsur penting dalam pembangunan berwawasan lingkungan, yaitu :

1. penggunaan sumber daya secara bijaksana;

2. menunjang pembanguan yang berkesinambungan sepanjang masa; 3. meningkatkan kualitas hidup.58

Pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan pembangunan, disatu pihak menghadapi permasalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertambahan yang tinggi, di lain pihak sumber daya alam adalah terbatas. Kegiatan pembangunan dan jumlah penduduk yang meningkat dapat mengakibatkan tekanan terhadap sumber daya alam. Pendayagunaan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat harus disertai upaya untuk melestarikan kemampuan lingkunganhidup yang serasi dan seimbang guna menunjang pembangunan yang berkesinambungan, dan dilaksakan dengan kebijakan yang terpadu dan menyeluruh serta memperhitungkan kebutuhan generasi sekarang dan mendatang. Dengan demikian, pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat tersebut, baik generasi sekarang maupun generasi mendatang, adalam pembangunan berwawasan lingkungan.

59

58

SF. Marbun. Dimensi-dimensi pemikiran Hukum Administrasi Negara, (Bandung: Universitas Indonesia Press, 2004), hal 326.

59

Sumartono.R.M.Gatot P. Mengenal Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 1991), hal.27.

Menurut Emil Salim, terdapat lima (5) pokok ikhtiar yang perlu dikembangkan dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan, yaitu:60

1) Menumbuhkan sikap kerja berdasarkan kesadaran sehingga antara satu dengan yang lain. Hakikat lingkungan hidup memuat hubungan saling mengair dan hubungan saling membutuhkan antara sektor satu dangan sektor yang lain;

2) Kemampuan menyerasikan kebutuhan dangan kemamampuan sumber daya alam dalam menghasilkan barang dan jasa;

3) Mengembangkan sumber daya manusia agar mampu menggapi tantangan pembangunan tanpa merusak lingkungan;

4) Mengembangkan kesadaran lingkungan dikalangan masyarakat sehingga tumbuh menjadi kesadaran berbuat;

5) Menumbuhkan lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang dapat mendayagunakan dirinya untuk menggalakkan partisipasi masyarakat dalam mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup

Perizinan merupakan suatu bentuk campur tangan pemerintah dalam rangka mengadakan servis publiknya terhadap masyarakat.

Mengenai sistem perizinan ini diberikan dalam bentuk penetapan (beschikking) pemerintah/penguasa. Pemberian izin yang keliru atau tidak cermat serta tidak memperhitungkan dan mempertimbangkan kepentingan lingkungan

60

akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekologis yang sulit dipulihkan. Perizinan merupakan instrumen kebijaksanaan lingkungan yang paling penting.61

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 dalam Bab VI tentang persyaratan penataan lingkungan hidup, maka dalam pasal 18 di atur tentang perizinan. Yang mana setiap usaha dan / atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup untuk memperoleh izin melakukan usaha dan / atau kegiatan izin melakukan usaha dan kegiatan tersebut diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan dalam izin tersebut di cantumkan persyaratan dan kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan hidup.

Menurut ketentuan pasal 7 ayat (2) UULH “ kewajiban memelihara kelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan di camtumkan dalam setiap izin yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang”

Mengenai izin usaha dalam hubungannya dengan pengelolaan lingkungan hidup akan menimbulkan pemikiran dan upaya kearah terwujudnya sistem perizinan lingkungan yang bersifat sederhana, terkordinasi dan terpadu.

62

a. Rencana tata ruang;

Dalam menerbitkan izin melakukan usaha dan / atau kegiatan wajib diperhatikan :

b. Pendapat masyarakat;

61

Netty S.R. Naiborhu.Ibid., hal 25.

62

. Siswanto Sunarso, Hukum Pidana Lingkungan Hidup dan Strategi penyelesaian Sengketa, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hal. 42.

c. Pertimbangan dan rekomendasi pejabat yang berwenang yang berkaitan dengan usaha dan / atau kegiatan tersebut.

Setiap izin yang diberikan harus diumumkan, karena pengumuman izin melakukan usaha dan / atau kegiatan tersebut merupakan pelaksanaan asas keterbukaan pemerintah. Pengumuman izin melakukan usaha dan / atau kegiatan tersebut memungkinkan peranserta masyarakat khususnya yang belum menggunakan kesempatan dalan prosedur keberatan, dengar pendapat, dan lain dalam proses pengambilan keputusan izin.

Keputusan izin melakukan usaha dan / atau kegiatan wajib diumumkan.Tanpa suatu keputusan izin, setiap orang dilarang melakukan pembuangan limbah yang berasal dari luar wilayah Indonesia ke media lingkungan hidup Indonesia, setiap orang dilarang melakukan impor limbah bahan berbahaya dan beracun.

Konsep pelayan perizinan terpadu satu pintu tersebut telah diterapkan dalam ketentuan undang-undang penanaman modal No. 25 Tahun 2007 yang diatur dalam Bab XI pasal 25 dan 26 mengenai pengesahan dan perizinan perusahaan.

Pasal 25 : (1) penanam modal yang melakukan penanaman modal di Indonesia harus sesuai dengan pasal 5 UU ini.

(2) pengesahan pendirian badan usaha penanaman modal Dalam Negeri yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum dilukikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(3) pengesahan pendirian badan usaha penanaman modal asing yang berbentuk perseroan terbatas dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(4) perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi yang memiliki kewenangan , kecuali ditentukan lain dalam undang-undang.

(5) izin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu.

Dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah menyebutkan bahwa:

Pemberian kemudahan penanaman modal dalam bentuk percepatan pemberian perizinan sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (2) diselenggarakan melalui pelayanan terpadu satu pintu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.63

Dalam rangka menarik investor sebesar-besarnya, Indonesia harus menyiapkan insentif yang baik dan lebih konprehensif. Insentif tersebut berupa penyederhanaan perizinan yang selama ini merupakan bagian yang menjadi momok mengerikan bagi investor, dimana perizinan yang berbelit dan terlalu panjang (kurang lebih 12 prosedur) yang pengurusannya memerlukan waktu

63

Peraturan Pemerintah. No. 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah.

selama 151 hari sampai dengan 180 hari. Lambatnya pegurusan izin investasi tersebut disebabkan karena birokrasi yang panjang. Rentang waktu yang dibutuhkan tersebut memakan waktu dua kali lebih lama dibandingkan dengan Negara-negara lain.

Dalam rangka untuk mengatasi kendala perizinan yang selama ini dirasakan menghambat masuknya investor untuk menanamankan modalnya di Indonesia, upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dangan mempercepat dan memangkas waktu proses perizinan serta mengimplementasikan konsep one

stop service centre.

Dalam izin melakukan usaha dan/atau kegiatan harus ditegaskan kewajiban yang berkenaan dengan penataan terhadap ketentuan mengenai pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam melaksanakan usaha dan/atau kegiatannya. Bagi usaha dan atau kegiatan yang diwajibkan untuk membuat atau melaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan hidup, maka rencana pengelolaan dan rencana pemantauan lingkungan yang wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan harus dicamtumkan dan dirumuskan dengan jelas dalam izin melakukan usaha dan/atau kegiatan. Misalnya kewajiban untuk mengolah limbah, syarat mutu limbah yang boleh dibuang ke dalam media lingkungan hidup, dan kewajiban yang berkaitan dengan pembuangan limbah, seperti kewajiban melakukan swapantau dan kewajiban untuk melaporkan hasil

swapantau tersebut kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan hidup.64

Apabila suatu rencana dan/atau kegiatan, menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku diwajibkan melaksanakan analisis dampak lingkungan hidup, maka persetujuan analisis mengenai dampak lingkungan tersebut harus diajukan bersama dengan permohonan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.

64

Penjelasan Pasal 18 ayat (3) UU No. 23 Tahun 1997 tentang Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

BAB IV

Tanggung Jawab Perusahaan Go Public dalam Kerugian Penjualan Saham Pada Pasar Modal

A. Tanggung Jawab Perusahaan Go Public atas pembelian kembali saham