• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS UMUM TENTANG PERTANGGUNG JAWABAN PERUSAHAAN GO PUBLIC

A. Pengertian Umum Perusahaan Go Public

Perkembangan penanaman modal di Indonesia dimulai pada abad XVI, tepatnya tahun1511 ketika bangsa Eropa mulai menjejakkan kakinya di bumi Indonesia. Penanaman modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam kurun waktu berikut :

1. Masa penjajahan atau penguasaan oleh bangsa-bangsa Eropa (1511-1942) : a. Masa penguasaan Portugis (1511-1596)

b. Masa penguasaan Belanda yang pertama (1596-1795) c. Masa penguasaan Prancis (1795-1811)

d. Masa penguasaan Inggris (1811-1816)

e. Masa kembalinya penguasaan Belanda (1816-1942) 2.Masa pendudukan Jepang (1942-1945)

3. Masa revolusi mempertahankan kemerdekaan (1945-1949) 4. Masa orde lama (1949-1967)

5. Masa orde baru (1967-1998)42

Bangsa Eropa yang pertama kali datang sebagai pedagang (investor) adalah bangsa Portugis. Portugis pertama kali menguasai Malaka pada tahun 1511 atas bantuan raja Utimate dari Indonesia, dimana pada saat itu Malaka merupakan 6. Masa setelah krisis ekonomi (1998-sekarang).

42

Charles Himawan, The Foreign Invesment Procces in Indonesia, (Singapura: Gunung Agung, 1980). Hal. 24.

pusat perdagangan produk-produk dari Cina, India, dan Indonesia (Majapahit). Tujuan Portugis pada waktu itu datang ke Malaka adalah untuk mencari sumber rempah-rempah.

Misi pedagang belanda yang di pimpin oleh Cornelis de Houtman adalah melakukan pooling atau penggabungan atau mengelola modal mereka untuk melakukan bisnis di Indonesia. Bentuk penanaman modalnya adalah tidak ditanamakan di Indonesia dengan maksud membangun Indonesia , tetapi untuk mengeruk keuntungan di Indonesia.

Dalam penguasaan Prancis yang dipimpin oleh Deandles, yang mana dalam

masa kekuasaannya bertugas untuk :

1. membangun sistem pertahanan di Indonesia terhadap kemungkinan penyusupan oleh pasukan Inggris;

2. melakukan reorganisasi dalam pengelolaan kekayaan Indonesia yang amburadul karena salah urus oleh VOC.

Falsafah tersebut dijabarkan dalam bentuk usulan pengaturan yang perlu ditempuh dalam rangka investasi di Indonesia yang intinya, sebagai berikut :

a) Sawah harus dukuasai oleh petani agar kebutuhan hidup dapat dipenuhi secara damai.

b) Motivasi untuk produktif dalam diri masyarakat harus ditumbuhkan dan bukan didasarkan atas paksaan.

c) Dalam proses pembangunan mulai diperkenalkan peranan modal swasta (privat capital) yang pada saat itu dijalankan oleh golongan Eropa dan Cina.

d) Kopi dan merica agar tidak ditanam di atas tanah sawah (jadi sudah ada perencanaan tata ruang).

e) Hasil bumi harus dibayar dengan harga yang pantas sehingga kebijaksanaan The Rules on Contingents and Foeced Deliveries harus ditinggalkan.

f) Partisipasi dalam perdagangan harus terbuka, baik untuk Belanda sendiri maupun orang asing lainnya karena sistem kartel harus ditinggalkan. Inggris menguasai Indonesia (Jakarta) pada tahun 1811, dimana Gubernur Jenderal Inggris dipimpin oleh Sir Thomas Raffles sebagai Letnan Gubernur Jawa. Raffles memperkenalkan kebijakan investasi yang sama sekali berbeda dibanding dengan Portugis, Prancis, dan Belanda. Jika ketiga bangsa tadi melakukan untuk mengamankan pasaran rempah-rempah ke Eropa serta produk pertanian di Indonesia, Inggris memiliki tujuan tambahan, yaitu mencari pasaran bagi produk tekstil Inggris.

Dalam pengelolaan Indonesia sebagai daerah jajahan, terdapat dua pemikiran yang mewarnai perumusan kebijakan pemerintah Belanda, yaitu konservatisme versus liberalisme dan akhirnya dicapai kompromi sebagai berikut:43

1) pemerintah Belanda akan meningkatkan kesejahteraan umum dan memajukan industri di Indonesia secara tidak langsung melalui penerapan legislasi liberal.

2) Sarana perhubungan akan ditingkatkan.

43

3) Semua dukungan yang mungkin dapat diberikan untuk mendukung bisnis oleh individu perorangan akan disediakan.

4) Hanya akan ikut campur dalam urusan orang perorangan secara tidak lansung dan hanya jika diperlulan.

Pada masa kepemimpinan Du Bus (1826-1830) yang tugas utamanya menambah penghasilan yang dapat dikumpulkan pemerintah Hindia Belanda untuk menutupi biaya-biaya, baik di Belanda maupun di Indonesia. Kebijakan Du Bus yang penting adalah:44

1) mengubah sistem kepemilikan komunal menjadi individual; 2) sistem tanam paksa kopi diubah menjadi suka rela;

3) menentang monopoli yang dilakukan oleh pemerintah;

4) mengundang investor asing untuk menggarap tanah-tanah yang terlantar; 5) mendirikan Bank Java (cikal bakal Bank Indonesia) pada tanggal 24

Januari 1928.

pada tahun 1942, Jepang menduduki Indonesia dan mengusir Belanda. Hal ini karena Jepang merasa dirugikan atas kebijakan ekonomi Belanda yang bersifat diskriminatif terhadap produk-produk Jepang.

Sebagai “saudara tua” yang membebasakan Indonesia dari belenggu Belanda, langkah pertama yang dilakukan Jepang adalah dengan melakukan penyitaan terhadap semua harta pemerintah Hindia Belanda serta para investor asing. Bagi bangsa Indonesia cara-cara yang dilakukan oleh Jepang tersebut dianggap sebagai cara untuk melepaskan diri dari belenggu kolonialisme dan

44

kapitalisme barat, tetapi ternyata tidak sesuai dengan harapan karena pendudukan Jepang justru membawa kesengsaraan dan penderitaan bangsa Indonesia.

Setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia mampu mengonsolidasikan semua unsur kekuatannya, termasuk pemerintahan dan militer sehingga ketika pasukan Belanda masuk kembali dengan membonceng pasukan sekutu, bangsa Indonesia telah siap.

Untuk itu, bangsa Indonesia merumuskan kemerdekaannya dalam suatu Undang-Undang Dasar yang diharapkan mampu menegakkan supremasi hukum serta dapat mengantarkan bangsa undonesia ke arah kesejahteraan yang lebih baik. Terhadap investasi asing, pemerintah tidak bersifat antipati. Hal ini karena dalam rangka membangun bangsa tetap memerlukan adanya investasi asing, disamping bantuan intelektual serta keahlian teknik.

Perjanjian dalam Konfrensi Meja Bundar tahun 1949 telah membuka jalan bagi bangsa Indonesia untuk menghidupkan kembali investasi asing yang sempat terbengkalai hampir 10 tahun selama perang dunia II dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Sesuai dengan isi perjanjian tersebut, masalah-masalah investasi yang diwajibkan Indonesia adalah:45

1. menjamin berlangsungnya iklim investasi di Indonesia seperti sebelum tahun 1942, termasuk pengakuan dan pemulihan hak-hak investor asing. 2. dalam hal kepentingan nasional, Indonesia menghendaki dilakukannya

tindakan nasionalisasi, maka tindakan tersebut harus dilakukan dengan cara memberi ganti rugi yang layak;

45

3. diperbolehkan adanya penanaman modal baru di Indonesia

Pada tanggal 1 Januari 1967 diberlakukan Undang-Undang Penanaman Modal Asing. Tanggapan luar negeri atas hal tersebut sangat positif sehingga sejak saat itu angka penanaman modal asing di Indonesia secara konstan menunjukkan kenaikan. Namun, sampai lima tahun pertama diberlakukan Undang-Undang Penanaman Modal Asing tahun 1967, kegiatan penanaman modal asing hanya bertumpu pada dua bidang industri, yaitu:46

a. industri sekunder yang terdiri dari barang konsumen serta produk pengganti impor; dan

b. industri yang berbasis sumber daya alam seperti minyak, pertambangan dan kehutanan.

Keadaan perekonomian Indonesia menjadi sangat terpuruk pada saat Indonesia dilanda krisis pada tahun 1997 yang berakibat sangat luas. Penyebab krisis tersebut adalah perilaku bisnis yang kurang bertanggung jawab, yaitu berperilaku buruk dalam menjaga kekuatan perekonomian Indonesia.

Atas kondisi tersebut, menurut Ida bagus Rahmadi Supancana47

a. globalisasi tatanan perdagangan, investasi dan keuangan;

terdapat tantangan dan paradigma dibidang investasi yang bersumber dari faktor-faktor yang bersifat intern maupun ektern. Faktor ekstern yang berpengaruh antara lain:

b. isu-isu global, seperti demokrasi, lingkungan hidup, dan hal asasi manusia; c. perlindungan HAKI;

d. program pengentasan kemiskinan global;

46

Ibid., hlm. 44-45.

47

e. isu community development dan corporate social responsibility;

f. perlindungan hak-hak normatif tenaga kerja, tenaga kerja anak-anak, dan perempuan; dan lain-lain.

Disamping faktor ekstrnal, hal yang tak kalah penting adalah faktor-faktor intern yang berpengaruh, antara lain:

a. perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi kearah desentralisasi (otonomi daerah dan otonomi khusus);

b. demokratisasi dalam berbagai sendi kehidupan bangsa;

c. reformasi dalam tata kelola pemerintahan (ke arah good governance and

clean government), termasuk pemberantasan korupsi;

d. reformasi dalam tata kelola perusahaan ke arah good corporate

governance;

e. perubahan struktur industri kea rah resource based industry; f. meningkatnya pemahaman dan perlindungan lingkungan hidup; g. meningkatnya perlindungan HAM; dan lain-lain.

Penanaman modal berkembang sejalan dengan kebutuhan suatu negara dalam melaksanakan pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraaan dan kemakmuran masyarakatnya. Kebutuhan tersebut timbul akibat ketidakmampuan suatu negara memenuhi kebutuhan akan modal, dengan penanaman modal menjadi salah satu alternatif terbaik selain melalui hutang luar negeri.48

48

Rosyidah Rakhmawati,Op Cit.hal.5

Selain itu, kegiatan penanaman modal juga terjadi sebagai konsekuensi berkembangnya kegiatan ekonomi dan perdagangan.