• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterlibatan Masyarakat dan Stakeholder Lain dalam Ekowisata

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Kedalaman Dasar Perairan (m)

5.3. Keterlibatan Masyarakat dan Stakeholder Lain dalam Ekowisata

Berdasarkan wawancara dan pengamatan langsung di lapangan, secara umum dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi para pihak (masyarakat, Pemda, LSM, dan dunia usaha) dalam pengembangan kawasan ekowisata di kecamatan Paloh masih dirasakan rendah. Namun dari hasil wawancara dan pengamatan lapangan yang telah dilakukan, para pihak yang terlibat mempunyai komitmen dalam usaha pengembangan ekowisata di wilayah ini. Hasil identifikasi peran serta berbagai stakeholder dalam pengembangan kawasan ekowisata di kecamatan Paloh dapat dideskripsikan sebagai berikut.

5.3.1. Masyarakat

Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam kegiatan pariwisata karena mereka merupakan subjek utama yang mengendalikan keberadaan dan kemanfaatan sumber daya wisata yang ada di suatu kawasan wisata. Ada beberapa kegiatan yang telah dilakukan masyarakat di lokasi penelitian saat ini, diantaranya kegiatan memandu wisatawan, penyewaan homestay, penari budaya melayu, usaha rumah makan, jasa ojek dan penyeberangan motor air. Namun, kegiatan-kegiatan ini sepenuhnya masih belum dikelola dengan baik. Diharapkan peran serta masyarakat ini akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya ekowisata di wilayah ini. Kegiatan lain yang berpotensi untuk dilakukan oleh masyarakat diantaranya adalah kegiatan seperti jasa foto dan video, jasa kesehatan, jasa keamanan laut, kerajinan dan cinderamata, penyewaan peralatan

atau perlengkapan kegiatan wisata, pengelolaan usaha penginapan, dan lain sebagainya.

Pengembangan suatu objek wisata memerlukan dukungan dari masyarakat. Adanya peran serta masyarakat sangat membantu pengelolaan pariwisata. Masyarakat diharapkan dapat memelihara, merawat serta memberikan keterangan kepada wisatawan mengenai objek wisata, sehingga wisatawan lebih mengenal kondisi objek wisata yang ada.

Peran serta masyarakat di kecamatan Paloh dalam mengembangkan sektor kepariwisataan mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena tanpa adanya peran serta dan dukungan dari masyarakat pengembangan kepariwisataan tidak mungkin akan berhasil dengan baik. Peran serta masyarakat tersebut dapat ditumbuhkan melalui usaha dengan memberikan penerangan dan penyuluhan

-penyuluhan tentang arti penting kepariwisataan serta bagaimana pengembangannya yang dilakukan melalui dialog yang bersifat terbuka, terarah, terpadu dan bertanggung jawab.

Bentuk peran serta masyarakat dalam usaha pengembangkan sektor ekowisata di kecamatan Paloh dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Jasa pemandu wisata

Masyarakat setempat dapat menjadi pemandu kegiatan ekowisata di kawasan ekowisata kecamatan Paloh, mengingat masyarakat lokal mengerti betul seluk beluk lingkungan dan budaya setempat. Namun diperlukan ketrampilan khusus untuk menjadi pemandu wisata yang berkualitas, karena hal ini sangat penting bagi ekowisata. Selain dibutuhkan ketrampilan dalam bahasa, juga diperlukan ketrampilan interpretasi tentang lingkungan, alam, sejarah budaya dan prinsip-prinsip etnik, serta adanya pelayanan dan komunikasi. Pada produk ekowisata, tingkat kepentingan secara keseluruhan yang terutama adalah kealamian, kemudian pemandu wisata, selanjutnya diikuti oleh aktivitas wisata termasuk semua paket ekowisata, area yang dilindungi, program-program pendidikan, pengalaman budaya dan komunikasi sesuai bahasa wisatawan yang dipandu.

b. Pengelolaan Usaha Penginapan

Dengan berkembangnya kegiatan pariwisata di kecamatan Paloh, maka masyarakat berpeluang dalam usaha penyediakan penginapan terutama berupa homestay bagi para wisatawan. Dimana para wisatawan dapat tinggal atau hanya berkunjung ke tempat tersebut. Tentunya hal ini menguntungkan bagi masyarakat untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga.

c. Pengelolaan Rumah Makan

Restoran dan rumah makan belum banyak tersedia di setiap kawasan objek wisata di kecamatan Paloh. Dengan adanya restoran dan rumah makan, wisatawan dapat mencicipi masakan yang tersedia. Selain dapat meningkatkan pendapatan secara tidak langsung usaha ini juga dapat mempromosikan masakan khas masyarakat lokal.

d. Jasa Transportasi

Peluang jasa transportasi bagi masyarakat setempat misalnya adalah sebagai jasa penyeberangan untuk menyeberang ke kawasan objek wisata Pantai Selimpai atau menikmati pemandangan di perairan Pantai Mauludin dan Tanjung Datok dengan menggunakan perahu dayung atau perahu motor kecil. Untuk jasa transportasi di darat, peluang yang dapat dilakukan masyarakat setempat adalah sebagai tenaga ojek. Dengan adanya ojek tersebut, akan dapat mengantar wisatawan ke lokasi-lokasi yang tidak dapat dijangkau oleh kendaraan umum.

e. Jasa Penyewaan Peralatan atau Perlengkapan Kegiatan Wisata

Kegiatan wisata andalan berupa wisata pantai dan wisata bahari di kawasan ini dapat membuka kesempatan pada masyarakat setempat untuk menyewakan peralatan seperti sampan, scuba dive, snorkel, alat pancing, pelampung renang, tikar untuk duduk - duduk di pantai atau tenda untuk berkemah.

f. Cinderamata

Cinderamata merupakan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu objek wisata. Cinderamata yang dijual di suatu objek wisata dapat berupa kalung, gelang dan kerajinan tangan lainnya. Dengan membeli cinderamata merupakan kenangan tersendiri bagi wisatawan saat kembali ke tempat asalnya.

g. Kelompok Seni Budaya Tradisional

Setiap daerah memiliki kesenian daerah masing-masing. Di kecamatan Paloh terdapat seni tari khas Paloh yang terdapat di desa Sebubus dan Tanah Hitam. Sedangkan budaya yang sangat terkenal di kecamatan Paloh adalah budaya antar ajong yang diadakan di Pantai Tanah Hitam. Kekayaan kesenian kecamatan Paloh perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat terutama generasi muda. Karena apabila tidak diperhatikan maka kesenian tersebut akan pudar. Oleh sebab itu, kesenian tradisional yang ada harus dilestarikan dengan cara memainkannya dalam beberapa acara kesenian.

5.3.2. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah setempat, Bappeda dan Dinas Pariwisata kabupaten Sambas merupakan stakeholder kunci yang memiliki kewenangan langsung dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan kawasan ekowisata di wilayah kecamatan Paloh. Sedangkan Dinas Pariwisata Propinsi dan instansi pemerintah lainnya serta LSM dan dunia usaha merupakan stakeholder sekunder, karena tidak memiliki kepentingan secara langsung namun memiliki kepedulian terhadap kegiatan ekowisata di kawasan ini.

Sedangkan DPRD selaku legislatif diharapkan dapat membuat regulasi bagi pengembangan kawasan wisata di kecamatan Paloh yang melibatkan partisipasi masyarakat setempat. DPRD mempunyai tugas untuk menyusun regulasi tentang pengelolaan dan pengembangan pariwisata yang melibatkan inisiatif, kreatifitas dan partisipasi masyarakat lokal. Kebijakan legislatif ini diperlukan sebagai landasan yuridis bagi partisipasi masyarakat dalam dunia pariwisata. Dengan demikian, diharapkan pengelola pariwisata yang masih menggunakan manajemen tradisional akan lebih terbuka, aspiratif, dan sinergis dengan masyarakat setempat.

Implementasi kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan Pemerintah Daerah melalui Bappeda dan Dinas Pariwisata (Disporabudpar) secara tidak langsung dipengaruhi oleh kondisi politik, pertahanan dan keamanan di daerah. Menyadari hal tersebut tentunya pemerintah daerah bersama-sama komponen masyarakat berupaya menanamkan pemahaman bahwa situasi aman dan damai dapat

mengantarkan pariwisata ke arah posisi yang sebenarnya sebagai jasa pelayanan wisata yang ramah.

Peranan Dinas Pariwisata sangat diperlukan dalam upaya pengembangan objek wisata di kecamatan Paloh. Hal ini sesuai dengan fungsi Dinas Pariwisata antara lain:

a. Pelaksanaan kewenangan di bidang pariwisata, seni dan budaya

b. Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan di bidang pariwisata, seni dan budaya

c. Pelaksanaan kebijakan operasional, pemberian bimbingan dan pembinaan d. Pemberian perijinan di bidang pariwisata, seni dan budaya

e. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, peralatan dan kelengkapan Dinas

f. Penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan dalam bidang pariwisata.

Pengembangan suatu objek wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dimaksudkan agar wisatawan merasa nyaman dalam kegiatan wisata. Kegiatan pengembangan objek wisata hendaknya dapat menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan wisatawan. Karena pengembangan objek wisata berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan kepada wisatawan.

Pemerintah berupaya untuk dapat meningkatkan pengembangan dari waktu ke waktu. Salah satu bentuk dari peranan pemerintah yaitu dengan pembinaan sumber daya manusia pariwisata agar sesuai dengan sistem pelayanan yang baik. Selain pengembangan suatu objek wisata, diperlukan pula peningkatan kualitas objek wisata seperti tingkat kebersihan yang selalu dijaga dan tingkat keamanan bagi para wisatawan. Sehingga apabila hal tersebut dilakukan maka terpenuhinya pelayanan yang memuaskan bagi wisatawan.

Pengembangan objek wisata di kecamatan Paloh belum dapat berjalan secara optimal. Artinya dalam perkembangannya masih mengalami kendala yang disebabkan oleh minimnya anggaran dana dalam menyediakan sarana maupun prasarana penunjang wisata. Selain itu, masih banyak objek wisata yang potensial untuk dikembangkan tetapi sampai saat ini belum terkelola dengan baik. Misalnya Pantai Selimpai, Pantai Tanjung Kemuning, Pantai Mauludin, dan Pantai Tanjung

Datok yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena selain mempunyai keindahan alam juga mempunyai atraksi wisata yang menarik. Padahal apabila objek wisata tersebut dikelola secara optimal, maka dapat menambah pemasukan PAD dari sektor pariwisata di kabupaten Sambas.

Untuk lebih memantapkan kualitas-kualitas produk pariwisata kecamatan Paloh menjadi lebih sempurna, berikut ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Sambas:

Memberikan jaminan kepastian atas apa yang diharapkan akan diperoleh wisatawan di tempat tujuan mereka baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Artinya disini, menyangkut juga kualitas pelayanan umum (public services); keamanan umum dalam perjalanan maupun pribadi; stabilitas ekonomi antara lain menyangkut harga, nilai tukar mata uang; stabilitas politik; sikap dan perlakuan masyarakat (ramah-tamah); kondisi lingkungan yang indah, tertib, bersih, dan tidak sarat polusi; suasana yang nyaman dan sebagainya. Kesemuanya sesuai dengan informasi awal yang diperoleh sebelum wisatawan meninggalkan tempat asalnya.

Kecepatan pelayanan diperlukan sehubungan dengan kecenderungan meningkatnya arus wisatawan, sehingga tidak terjadi ekses-ekses negatif di kemudian hari. Seperti kongesti di pusat-pusat kegiatan antara lain pasar dan pelabuhan, hotel, objek wisata, dan sebagainya.

Dalam banyak kasus, pengembangan sektor pariwisata misalnya: pengembangan kawasan wisata dapat memarjinalkan penduduk lokal, merusak kebudayaan lokal dan menimbulkan kerusakan lingkungan. Hal inilah yang harus diantisipasi oleh seluruh stakeholder di kabupaten Sambas.

5.3.3. Lembaga Swadaya Masyarakat

Pengembangan ekowisata di kecamatan Paloh bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, tapi itu memerlukan peran serta aktif dari seluruh pihak yang terkait termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Penulis berharap agar pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata (Disporabudpar) kabupaten Sambas dan LSM dapat senantiasa bekerjasama dengan baik dalam

membuat kebijakan dan menyusun program serta menjalankan kewajiban sesuai peranannya masing-masing.

Adalah sangat bijak seandainya Pemerintah dan LSM kecamatan Paloh dapat senantiasa mendukung pengembangan ekowisata di kecamatan Paloh. Sebagai organisasi yang mewadahi berbagai kelompok pelaku ekowisata di bawahnya, LSM diproyeksikan untuk menjadi penyelenggara ekowisata yang berbasis masyarakat (community- Based Ecotourism) yang mampu mengakomodir kebutuhan dan kepentingan anggotanya yang nota bene adalah warga masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan ekowisata kecamatan Paloh. Walau bagaimanapun LSM layak dipertahankan keberadaannya karena LSM adalah manifestasi dari peran serta masyarakat sekitar dalam upaya pelestarian kawasan ekowisata kecamatan Paloh melalui kegiatan ekowisata yang ramah lingkungan, bertanggung jawab dan berkesinambungan.

Di antara LSM tersebut di atas, berdasarkan pengamatan penulis bahwa WWF kecamatan Palohlah yang mungkin paling banyak berkiprah dalam pembinaan masyarakat di bidang konservasi dan ekowisata khususnya terhadap kelompok-kelompok masyarakat di sekitar kawasan pantai seperti desa Tanah Hitam, Sebubus, dan Temajuk. WWF kecamatan Paloh pulalah yang diharapkan dapat memfasilitasi pembentukan kelompok masyarakat pelaku usaha wisata di kecamatan Paloh yaitu kelompok pemandu wisata, kelompok pecinta satwa penyu, kelompok pemilik homestay, dan lain sebagainya.

5.3.4. Dunia Usaha

Peran serta swasta sangat penting dalam mengelola kawasan wisata. Hal ini dimaksudkan bahwa untuk pembenahan kawasan wisata dibutuhkan bantuan dari investor. Swasta berperan dalam pengelolaan objek-objek wisata melalui dana sponsor. Dana sponsor digunakan bagi pengembangan objek wisata di suatu daerah. Sebagai penunjang untuk menarik investor tentunya Pemerintah harus mempermudah prosedur yang harus dipenuhi pengusaha.

Selama ini banyak pihak swasta yang enggan untuk mengelola suatu objek wisata karena adanya sarana yang kurang memadai. Namun dengan terbatasnya dana yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah, maka upaya yang dilakukan adalah

dengan membuka peluang kepada pihak swasta agar menanamkan modalnya pada sektor kepariwisataan di kabupaten Sambas khusunya kecamatan Paloh.

Berdasarkan hasil wawancara langsung dan pengamatan lapangan bahwa peran serta swasta dalam pengembangan kepariwisataan di kecamatan Paloh masih perlu ditingkatkan, baik peranannya dalam pengelolaan objek wisata maupun dalam penyediaan fasilitas atau sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan yang lebih memadai. Selain itu perlu juga ditingkatkan kualitas pelayanan seperti usaha penginapan atau hotel, rumah makan, fasilitas olahraga, sarana ketangkasan, fasilitas hiburan dan pengelolaan objek serta daya tarik wisata lainnya.

Adanya peran swasta diharapkan mampu memberdayakan objek wisata secara lebih baik. Peluang ini dirasakan sangat bagus sekali untuk dimanfaatkan keberadaannya karena mampu menghasilkan pendapatan yang cukup besar. Dengan pengelolaan yang baik harapan tersebut dapat dicapai terutama perbaikan fasilitas.

Oleh sebab itu, Dinas Pariwisata diharapkan melakukan upaya peningkatan peran serta swasta dalam pengembangan kepariwisataan yaitu dalam bentuk kemitraan dengan memberikan kemudahan dalam hal perizinan, penyediaan tempat serta lokasi usaha dan sebagainya kepada para investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di bidang penyediaan fasilitas sarana maupun prasarana.

Pihak swasta saat ini cenderung masih bersikap dingin dalam menginvestasikan modalnya di kecamatan Paloh. Hal ini dikarenakan investasi dalam sektor pariwisata dianggap terlalu besar resikonya apabila dilihat dengan kondisi pariwisata yang kurang mendukung. Di samping itu juga dapat disebabkan oleh arus lalu lintas wisatawan hanya pada waktu-waktu tertentu. Apabila kita hanya mengharapkan pihak swasta, maka tidak mungkin sektor pariwisata dapat berkembang dengan pesat. Oleh sebab itu, bantuan pemerintah juga diharapkan antara lain pinjaman modal dan subsidi serta fasilitas-fasilitas lainnya yang memungkinkan sektor tersebut tumbuh dan berkembang. Sebaiknya pemerintah dan swasta mengadakan kerjasama dalam menentukan arah pengembangan ekowisata di kecamatan Paloh.

Selain itu, ketentuan dan peraturan yang berlaku saat ini menjadi salah satu faktor penghambat perkembangan ekowisata di kecamatan Paloh. Salah satu diantaranya adalah prosedur untuk memperoleh Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) khususnya bagi investor menengah ke bawah dan perorangan masih dirasakan sangat panjang dan berbelit-belit.

Guna mendukung pengembangan potensi sebagai kawasan ekowisata di kecamatan Paloh, maka perlu ditunjang oleh suatu unit pusat informasi seperti yang telah direncanakan masyarakat dalam peta pemetaan partisipatif sebelumnya. Di pusat informasi tersebut dapat disediakan aneka poster, leaflet atau brosur yang berkaitan dengan objek-objek wisata di kawasan pesisir kecamatan Paloh, serta yang berkaitan dengan upaya pemanfaatan dan upaya konservasi wilayah tersebut. Pusat informasi ini dapat dijadikan pula sebagai tourist information center yang menyediakan layanan informasi yang berkaitan dengan kegiatan wisata, baik akomodasi maupun lokasi-lokasi yang sesuai dengan potensi wisata yang dimilikinya. Unit pusat informasi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pusat pertemuan stakeholder pengelola wisata, baik yang berada di wilayah kecamatan Paloh maupun pihak-pihak lain yang memiliki komitmen dalam pengembangan ekowisata di wilayah tersebut, baik dari kalangan swasta, pemerintah maupun masyarakat.