• Tidak ada hasil yang ditemukan

110. KETUA: ANWAR USMAN

Dalam dokumen MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA (Halaman 31-36)

Ya.

111. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 8/PHP.BUP-XV/2017: MUHAMMAD RIDWAN SALEH

Terkait dengan Perkara Nomor 8 bahwa dalam Eksepsi menyatakan Kewenangan Mahkamah Konstitusi tentang Petitum Pemohon tidak meminta penetapan hasil perhitungan suara yang benar.

Dalam Petitumnya, Permohonan Pemohon tidak memenuhi syarat ketentuan Pasal 8 ayat (1) dan seterusnya, sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 1 Tahun 2017 yang pada pokoknya mengatur bahwa Petitum memuat permintaan untuk membatalkan hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon dan menetapkan hasil penghitungan suara yang benar menurut Pemohon dalam Permohonannya. Petitum Pemohon hanya memuat permintaan untuk dilaksanakannya pemungutan suara ulang.

Bahwa dengan demikian, Permohonan Pemohon tidak memenuhi ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf b angka 4 dan 5 PMK Nomor 1 Tahun 2016, sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 1 Tahun 2017 sehingga tidak bisa diperiksa dan diadili oleh sidang Mahkamah Konstitusi, oleh karenanya Permohonan Pemohon haruslah dinyatakan tidak dapat diterima.

Pada Poin B, juga kami mengomentari tentang Permohonan tidak memiliki Kedudukan Hukum atau Legal Standing. Menurut Termohon, Pemohon tidak memiliki kedudukan legal standing untuk mengajukan permohonan perselisihan perolehan suara karena Permohonan Pemohon melebihi batas selisih perolehan suara.

Bahwa berdasarkan data agregat penduduk kependudukan per kecamatan Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2016, jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Tengah adalah 49.337 jiwa. Sehingga pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan, jika terdapat perbedaan paling banyak sebesar 2% dari total suara sah hasil perhitungan suara tahap akhir yang ditetapkan oleh Termohon.

Bahwa berdasarkan keputusan Komisi pemilihan Umum Kabupaten Halmahera Tengah Nomor 8 dan seterusnya tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Tengah Tahun 2017, dapat kita bacakan perolehan suara masing-masing pasangan calon adalah:

Pasangan Nomor Urut 1, Muttiara T. Yasin, S.E. dan Kabir Kahar, S.Ag., memperoleh suara sah sebesar 14.004 suara.

Kemudian, Nomor Urut 2, Drs. Edi Langkara, M.H. dan Abdul Rahim Odeyani, S.H., M.H., memperoleh suara 15.132 suara.

Sehingga suara sah, total=29.136 suara.

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2017, sehingga … 2017, sehingga batas maksimal perbedaan perolehan suara antara Pemohon dengan … dengan peraih suara terbanyak (Pihak Terkait) adalah 2% kali 29.136. Jadi, totalnya … selisihnya 583 suara.

Bahwa perolehan suara Pemohon Pasangan Urut Nomor 1 adalah 14.004 suara. Sedangkan Pihak Terkait, memperoleh suara tertinggi 15.132 suara. Sehingga selisih suara antar-Pemohon dengan Pihak Terkait adalah 1.128 suara, melebihi batas maksimal perbedaan perolehan suara sebesar 583 suara. Sehingga perbedaan perolehan suara antara Pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak berdasarkan penetapan perolehan suara tahap akhir, pemilihan oleh Termohon adalah sebesar 3,8%.

Bahwa dengan demikian, Pemohon tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 158 ayat (2) Nomor 10 … Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 dan Pasal 7 ayat (2) PMK Nomor 1 Tahun 2016, sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 1 Tahun 2017, sehingga Pemohon tidak memiliki Kedudukan Hukum (Legal Standing) untuk mengajukan Permohonan di Mahkamah Agung … eh, maaf, Mahkamah Konstitusi, maka Permohonan Pemohon haruslah dinyatakan tidak dapat diterima.

Selanjutnya, Yang Mulia, kami juga mengomentari tentang Permohonan Pemohon tidak jelas (obscuur). Bahwa setelah membaca dan mencermati Permohonan Pemohon, mulai dari halaman 12 sampai dengan halaman 47, ternyata dalil-dalil yang diajukan Pemohon tidak jelas (kabur), sehingga tidak memenuhi syarat suatu permohonan.

Kemudian, Pemohon mengenai adanya kecurangan dalam perhitungan dan rekapitulasi suara, pengurangan, dan penggelembungan suara tidak jelas. Pemohon tidak menyebutkan kapan, di mana, siapa, dan bagaimana kecurangan tersebut dilakukan. Berapa pengurangan suara pemilih Pemohon dan penggelembungan suara milik Pemohon (suara tidak terdengar jelas) Pihak Terkait dari ... dan berasal dari TPS mana saja. Dalil Pemohon mengenai adanya kesalahan pencatatan di berbagai TPS pada beberapa kecamatan yang merujuk kepada formulir C-1 yang tidak jelas (kabur). Sehingga demikian, Eksepsi terkait dengan Pemohon tidak jelas. Untuk itu, tidak dapat diterima.

Terkait Eksepsi, ada tiga hal tadi, Yang Mulia. Untuk dalam Pokok Perkaranya, akan dilanjutkan oleh rekan kami. Terima kasih.

112. KUASA HUKUM TERMOHON PERKARA NOMOR 8/PHP.BUP-XV/2017: ASEP ANDRYANTO

Baik. Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamualaikum wr. wb. Mohon izin melanjutkan, Yang Mulia.

Di dalam Pokok Permohonan, kami mendalilkan dan menuangkan Pokok Permohonan menjadi Pendahuluan, terdiri dari gambaran umum pelaksanaan pemilihan, pelaksanaan pendaftaran, dan Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Tengah Tahun 2017, sengketa pemilihan. Kemudian, pemutakhiran, daftar penduduk potensial pemilih, penyusunan daftar pemilih sementara, dan penetapan daftar pemilih tetap. Kemudian, sosialisasi pemilihan. Selanjutnya, pemungutan suara, penghitungan, dan rekap hasil penghitungan suara pemilihan di seluruh kecamatan di Kabupaten Halmahera Tengah. Yang secara utuh, mohon dianggap dibacakan, Yang Mulia.

Kemudian, bantahan terhadap Permohonan Pemohon. Dalam Permohonannya, Pemohon mendalilkan bahwa telah terjadi pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif di Kecamatan Patani Utara.

Bahwa dalil a quo tidak benar. Kecurangan di delapan TPS di wilayah Kecamatan Patani Utara, itu TPS 01 Desa Gemia, TPS 02 Desa Gemia, TPS 01 Desa Tepeleo, TPS 02 Desa Tepeleo, TPS 1 Desa Maliforo, TPS 1 Desa Bilifitu, TPS 1 Desa Pantura Jaya, TPS 02 Desa Tepeleo Batu Dua. Menurut Pemohon, Termohon telah melakukan manipulasi penghitungan suara dengan pengondisian hasil penghitungan suara yang dipaksakan, sehingga partisipasi pemilih sangat tinggi. Adanya pemilih yang tidak berhak untuk memilih dengan menggunakan form C-6 milik orang lain.

Dalil Pemohon itu tidak jelas dan tidak beralasan karena Pemohon hanya menyebutkan nama-nama TPS di delapan TPS dalam wilayah Kecamatan Patani Utara, tanpa pernah menjelaskan bagaimana kejadiannya Termohon melakukan manipulasi penghitungan suara. Siapa yang melakukan manipulasi dan berapa suara yang dimanipulasi? Pemohon juga tidak bisa menjelaskan, bagaimana Termohon membiarkan pemilih yang tidak berhak memilih untuk menggunakan form C-6 milik orang lain. Siapa yang (suara tidak terdengar jelas) yang menggunakan form C-6 dan bagaimana pengaruhnya terhadap perolehan suara Pemohon dan Pihak Terkait? Dengan demikian, dalil Pemohon mengenai (suara tidak terdengar jelas) seharusnya ditolak.

Kemudian dalil Pemohon yang menuduh adanya pelanggaran di delapan TPS di wilayah Kecamatan Patani Utara, justru membuktikan tuduhan Pemohon bersifat lokal, hanya terjadi pada satu wilayah kecamatan dari sembilan kecamatan lainnya di Kabupaten Halmahera Tengah. Sehingga membantah dalil Pemohon, pelanggaran tersebut bersifat masif. Apalagi seluruh TPS di Kabupaten Halmahera Tengah ada 74 TPS, Yang Mulia, sedangkan disebutkan hanya delapan TPS.

Pelanggaran-pelanggaran itu (suara tidak terdengar jelas) dari beberapa TPS (suara tidak terdengar jelas) perorangan oleh satu atau dua orang pelaku. (Suara tidak terdengar jelas) kepada Abdurrahman Padang yang mencoblos di dua TPS dan tuduhan kepada Ahri Rajun, Hafid Adam, dan Mochdar (suara tidak terdengar jelas) di TPS 02 Gemia, sehingga tuduhan tersebut justru membantah dalil Pemohon sendiri bahwa telah terjadi pelanggaran yang masif dan terstruktur.

Bahwa sampai saat ini, terhadap pelanggaran yang (suara tidak terdengar jelas) tersebut, belum ada satu pun laporan, temuan dari rekomendasi panwascam atau panwas kabupaten kepada Termohon.

Pemohon dalam Permohonannya mendalilkan bahwa terdapat manipulasi penghitungan di … perhitungan suara di delapan TPS dalam wilayah Kecamatan Patani Utara.

Bahwa Pemohon tidak pernah menjelaskan bagaimana (suara tidak terdengar jelas) perolehan suara, siapa yang melakukan manipulasi, dan berapa suara yang dimanipulasi. Selain itu, tidak ada laporan atau temuan maupun rekomendasi dari panwas … panwascam maupun dari panwas kabupaten.

Kemudian, terkait dengan perilaku intimidatif terhadap Saksi Pasangan Calon Nomor Urut 1.

Bahwa tidak benar dalil Pemohon pada halaman 16, Poin 3. Halaman 20, Poin 3. Halaman 24, Poin 4. Halaman 30, Poin 2. Halaman 30, Poin 5. Halaman 40, Poin 2. Permohonan a quo yang menyebutkan bahwa terdapat tindakan intimidatif terhadap Saksi Pasangan Calon Nomor Urut 1 di TPS 1 Desa Gemia, TPS 2 Desa Gemia, TPS 1 Desa Tepeleo, TPS 1 Desa Maliforo, TPS 1 Bilifitu. Karena tidak pernah ada keberatan dari saksi pasangan calon pada waktu pemungutan dan penghitungan suara di tingkat TPS.

Kemudian, Permohonan Pemohon mendalilkan terkait dengan ditemukan pemilih yang memilih lebih dari 1 … 1 kali TPS berbeda dan terdapat upaya sistematis untuk memanipulasi hasil suara. Dalil Pemohon yang menyebutkan bahwa terdapat upaya sistematis untuk memanipulasi hasil suara atau mengondisikan hasil perolehan suara pasangan calon pada halaman 16, Poin 4. Halaman 20, Poin 4. Halaman 25, Poin 6. Halaman 27, Poin 2. Halaman 30, Poin 3. Halaman (suara tidak terdengar jelas), poin 6 adalah tidak benar karena Pemohon tidak menjelaskan bagaimana kejadiannya Termohon melakukan manipulasi perhitungan suara, siapa yang melakukan manipulasi, dan berapa suara yang dimanipulasi.

Kemudian terkait dengan adanya dalil yang menyatakan bahwa Saksi Pasangan Calon Nomor Urut 1 dipaksa untuk (suara tidak terdengar jelas) hasil perhitungan suara (suara tidak terdengar jelas) tersebut tidak benar, Yang Mulia. Karena pasangan calon … Saksi Pasangan Calon Nomor Urut 1 sendiri pada saat dilakukan pemungutan dan penghitungan suara, tidak pernah memberikan keberatan.

Kemudian terkait dengan laporan Pemohon kepada Panwaslih Kabupaten Halmahera, belum ada satu pun yang ditindaklanjuti.

Bahwa dalil Pemohon yang menunjukkan laporan tersebut tidak benar. Yang fakta yang sebenarnya terjadi adalah Termohon telah menindaklanjuti beberapa rekomendasi panwas, antara lain rekomendasi panwas ... Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kecamatan Patani Utara Nomor 07/SEK/Panwascam/PU/II/2017 perihal Rekomendasi Pemungutan dan Penghitungan Suara, tanggal 16 Februari 2017, dimana Termohon telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut dengan melakukan pemungutan dan penghitungan suara ulang di TPS 1 Desa Tepeleo, Batu Dua. Bukti TF.001 dan bukti TF.003.

Rekomendasi yang kedua adalah Rekomendasi Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kecamatan Pulau Gebe Nomor 10/B/Panwaslih/GB/II/2017 perihal Rekomendasi PSU TPS 1 Desa Elfanun tertanggal 17 Februari 2017. Dimana Termohon telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut dengan melakukan pemungutan dan penghitungan suara ulang di TPS 1 Desa Elfanun.

Rekomendasi yang ketiga, yaitu rekomendasi Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Tengah Nomor 113/P/Panwaslih/HT/II/2017, dimana Termohon telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut dengan membuka kotak suara TPS yang dimaksud, kemudian memperlihatkan formulir Model C7-KWK dan memberikan salinan fotokopi formulir Model C7-KWK tersebut pada Panwaslih Kabupaten Halmahera Tengah, serta Saksi Pasangan Calon Nomor Urut 1 dan Nomor Urut 2, padahal rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil pemungutan dan penghitungan suara di tingkat KPU kabupaten pada tanggal 28 Februari 2017. Bukti TF.004 dan TF.005.

Bahwa terhadap temuan-temuan yang sudah dilaporkan (suara tidak terdengar jelas) bukan merupakan wewenang dari Termohon. Karena pada hakikatnya, kewajiban Termohon adalah menindaklanjuti temuan-temuan yang direkomendasikan oleh Panwaslih Kabupaten Halmahera Tengah.

Menginjak kepada Petitum, Yang Mulia. Berdasarkan uraian sebagaimana tersebut di atas, Termohon mohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut.

Dalam Eksepsi. Mengabulkan eksepsi Termohon.

Dalam Pokok Perkara. Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya. Menyatakan benar dan tetap berlaku Putusan Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Halmahera Tengah Nomor

08/Kpts/KPU.Kab-029.434418/II Tahun 2017 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Wakil Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten ... diulangi. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2017, bertanggal 24 Februari 2017, pukul 15.21 WIT.

Menetapkan perolehan suara tahap akhir hasil Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2017 yang benar adalah sebagai berikut.

1. Nama Pasangan Calon Muttiara T. Yasin, S.E., M.Si. dan Kabir Kahar, S.Ag. perolehan suara=14.004.

2. Edi Langkara, M.H. dan Abd. Rahim Odeyani, S.H., M.H. Perolehan suara=15.103.

Total suara sah 29.136.

Atau apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat kami Kuasa Hukum Termohon KPU Kabupaten Halmahera Tengah. Terima kasih, Yang Mulia.

Dalam dokumen MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA (Halaman 31-36)

Dokumen terkait