• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pengertian, Rukun dan Syarat, Tujuan dan Hikmah, serta Hak dan Kewajiban dalam Pernikahan Kewajiban dalam Pernikahan

4. Hak dan Kewajiban Suami Istri

Akad nikah yang sah, akan menimbulkan akibat hukum baik bagi suami maupun istri dan dengan demikian akan menimbulkan pula hak dan kewajiban suami kepada istri dan sebaliknya dan akan menimbulkan pula hak bersama suami istri.

Supaya rumah tangga bahagia dan kekal, diperlukan syarat-syarat tertentu. Salah satu di antaranya adalah dipenuhinya hak masing-masing dari suami dan istri dan dilaksanakannya apa yang menjadi kewajiban, baik oleh suami maupun oleh istri. Tanpa dipenuhinya hak dan tanpa dihiraukannya kewajiban, mustahil rumah tangga bisa bahagia dan kekal. Kalau suami dan istri masing-masingnya hanya pandai menuntut hak tetapi tidak melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya pertanda rumah tangga suami istri seperti ini bukannya surga yang menyenangkan tetapi neraka dunia yang menyedihkan

20

yang pada gilirannya akan berakhir dengan perceraian.21 Berikut ini adalah hak dan kewajiban suami istri menurut hukum Islam:

Kewajiban Suami dan Hak Istri :

a. Sebagai pemimpin keluarga

Keluarga sangat memerlukan pemimpin, dan oleh Islam yang ditentukan sebagai peminpin adalah suami bukan istri. Laki-laki memimpin perempuan adalah sesuai dengan kenyataan, dalam Qur’an dikemukakan dua alasan mengapa suami menjadi pemimpin bagi istri.

Pertama, karena Allah memang melebihkan laki-laki atas perempuan,

misalnya dalam segi kemampuan fisik. Dan kedua, karena laki-lakilah yang menanggung belanja istri, seperti yang dikemukakan di dalam QS. An Nisa ayat 34 yang artinya “laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) dengan sebagian yang lain (wanita), dan oleh karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka...”.

b. Memberi nafkah

Rumah tangga mempunyai sejumlah kebutuhan seperti pangan, sandang, dan papan dan suamilah yang menanggung kebutuhan rumah tangga ini. Bagi suami memberi nafkah keluarga adalah kewajiban yang harus ditunaikan dan adalah hak istri untuk menerimanya. Karena menurut

21

Humaidi Tatapangarsa, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993), h. 2.

Islam yang wajib bekerja mencari penghidupan adalah suami. Sebagaimana dalam firman Allah dalam QS. Al Baqarah ayat 233 yang artinya “Dan kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada

para ibu dengan cara yang ma’ruf...”. Sayyid sabiq dalam bukunya Fiqih

Sunnah menyebutkan bahwa diwajibkannya suami memberi nafkah kepada istri karena adanya ikatan perkawinan yang sah.

c. Memberi mahar

Mahar adalah suatu pemberian wajib dari suami kepada istri sebagai hadiah yang tulus berkenaan dengan perkawinan antara keduanya. Mahar atau maskawin menjadi hak penuh istri, ia berhak mempergunakan hak miliknya menurut kehendaknya dan tidak boleh dihalangi oleh siapapun termasuk wali dan suami.22

Kewajiban Istri dan Hak Suami :

a. Taat kepada suami

Taat adalah kewajiban istri dan sekaligus merupakan hak suami. Artinya istri wajib taat kepada suami dalam hal kebaikan, dan suami mempunyai hak untuk ditaati. Bahkan hak dari suami yang paling besar. Ketaatan inilah yang menjadi syarat berhaknya istri menerima nafkah dari suami dan suami berkewajiban memenuhinya.

b. Menyelenggarakan urusan rumah tangga

22

Selain taat kepada suami, istri wajib menyelenggarakan urusan rumah tangga dengan baik. Yang termasuk dalam penyelenggaraan rumah tangga adalah melaksanakan tugas kerumah tanggaan di rumah seperti menyiapkan keperluan sehari-hari, membuat suasana rumah tangga menyenangkan dan penuh ketentraman baik bagi suami maupun anak-anak, mengasuh dan mendidik anak-anak.23

Hak Bersama Suami Istri :

a. Hubungan seksual

Suami istri keduanya berhak saling bergaul dan melakukan hubungan kenikmatan seksual. Hubungan ini dihalalkan bagi suami istri secara timbal balik.

b. Harta waris

Suami dan istri saling mempunyai hak antara yang satu dengan yang lain untuk mendapat harta waris sebagai akibat dari ikatan perkawinan yang sah jika salah seorang meninggal dunia.

c. Perlakuan yang baik

Suami dan istri saling mempunyai hak untuk mendapat perlakuan yang baik. Hanya dengan pergaulan yang baik antara keduanya maka dimungkinkan bahtera rumah tangga berjalan dengan baiak, bahagia, dan kekal.

23

d. Perlindungan rahasia seksual

Masing-masing suami istri sama-sama mempunyai hak untuk tidak diberitahukan kepada orang lain rahasia seksualnya, kecuali jika ada alasan yang dapat dibenarkan. Yang dimaksud dengan rahasia seksual adalah segenap rahasia di tempat tidur yang menyangkut hubungan intim suami istri. Baik suami maupun istri tidak boleh memberitahukannya kepada orang lain.24

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan memberikan alasan yang jelas berkenaan dengan hak dan kewajiban suami istri yang diatur dalam pasal 31 sampai 34. Sesuai dengan prinsip yang dikandung oleh pasal 31 ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan “kedudukan suami istri adalah sama dan seimbang baik dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan hidup bermasyarakat”.25 Menurut Yahya Harahap, khusus menyangkut ayat 1 merupakan spirit of the age (semangat tuntutan zaman) dan merupakan hal yang sangat wajar untuk mendudukkan suasana harmonis dalam kehidupan keluarga, dan ini merupakan perjuangan emansipasi yang sudah lama berlangsung.26

Beranjak dari Undang-Undang Perkawinan tersebut, menurut Sayuti Thalib setidaknya ada lima hal yang sangat penting. Pertama, pergaulan hidup

24

Humaidi Tatapangarsa, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Islam, h. 27-34.

25

Undang-Undang Perkawinan :UU No. 1Th 1974, PP No. 9 Th 1975, PP No. 10 Th 1983

(Semarang: Beringin Jaya), h. 15.

26

suami istri yang baik dan tentram dengan rasa cinta dan mencintai santun menyantuni. Kedua, suami memiliki kewajiban sebagai kepala keluarga dan istri juga memiliki kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Ketiga, rumah kediaman disediakan suami dan suami istri wajib tinggal dalam satu kediaman tersebut. Keempat, belanja kehidupan menjadi tanggung jawab suami. Kelima, istri bertanggung jawab mengurus rumah tangga dan membelanjakan biaya rumah tangga yang diusahakan suaminya dengan cara-cara yang benar, wajar, dan dapat dipertanggung jawabkan.27

Berbeda dengan Undang-Undang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam mengatur masalah hak dan kewajiban suami istri sangat rinci, karena mengatur kedudukan suami istri serta kewajiban suami istri. Kompilasi Hukum Islam begitu merinci hal-hal yang di jelaskan secara umum dalam Undang-Undang Perkawinan seperti bentuk kebutuhan yang harus dipenuhi suami, nafkah, kiswah, dan kediaman atau sandang, pangan, dan papan. Demikian juga dengan biaya perawatan, pengobatan, istri, dan anak serta pendidikan anak.28

B. Pengertian Pencatatan Nikah, Pencatatan Nikah Menurut Hukum Islam,