BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM YANG TERKANDUNG
6. Kewibawaan
Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah pimpinan golongan Ash-Shiddiqun dan sebaik-baiknya orang shaleh setelah para Nabi dan Rasul. Ia adalah sosok sahabat Rasulullah yang paling utama, paling alim dan paling mulia secara mutlak. Rasulullah bersabda tentang dirinya, “Seandainya aku ingin mengambil seorang khalil, niscaya Abu Bakarlah orangnya, akan tetapi ia
adalah saudaraku dan sahabatku.”
Umar bin Al-Khathab memberikan sebuah pernyataan testimonial tentang Abu Bakar Ash-Shiddiq, “Anda adalah pemimpin kami, sosok yang paling baik di antara kami dan orang yang paling dicintai oleh Rasulullah di antara kami”
Ali bin Abu Thalib ketika ditanya oleh puteranya Muhammmad bin Al-Hanafiyyah, “Siapakah orang yang paling baik setelah Rasulullah?” Maka ia menjawab, “Abu Bakar Ash-Shiddiq.”
Sesungguhnya kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah lembaran yang kemilau dari sejarah Islam yang menyilaukan setiap sejarah dan mengunggulinya. Tidak ada sejarah umat-umat lain yang membuat sebagian saja dari apa yang termuat dalam sejarah Islam berupa kemuliaan, keluhuran, ketulusan, jihad dan dakwah demi memperjuangkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai luhur.14
Dalam masyarakat Jahiliyah, Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk salah satu orang yang terkemuka, terhormat, terpandang dan terbaik. Ibnu Ishaq dalam As-Sirah menuturkan, bahwa mereka sangat menyukai Abu Bakar Ash-Shiddiq dan senang kepadanya. Mereka mengakui bahwa ia adalah
14
sosok yang memiliki keutamaan yang agung dan akhlak yang mulia. Mereka biasa datang kepadanya, meminta bantuan menyangkut apa yang menimpanya. Mereka merasa nyaman dan akrab dengannya karena pengetahuannya, perniagaannya dan sikapnya yang familiar dan bersahabat. Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki sebuah keistimewaan yang membuat dirinya disukai banyak orang Arab, yaitu ia tidak pernah mencela nasab siapapun dan tidak suka menyebutkan aib, cacat, kekurangan dan kejelekan orang lain.
Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk salah satu ahli nasab dan pakar tentang berita-berita bangsa Arab. Dalam hal ini, ia memiliki catatan pengalaman dan kapabilitas yang cukup besar, hingga menjadikan dirinya master atau guru bagi banyak para pakar nasab seperti Uqail bin Abu Thalib dan yang lainnya.15
Abu bakar termasuk orang yang paling menjaga kesucian diri pada masa Jahiliyah, sampai-sampai ia mengharamkan minuman keras atas dirinya sendiri sebelum Islam.16
Ada orang bertanya kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq, “Apakah anda menenggak minuman keras pada masa Jahiliyah?” Lalu Abu Bakar Ash -Shiddiq menjawab, A‟udzu billah!” lalu dikatakan kepadanya, “Kenapa?” lalu ia berkata “Aku memelihara kehormatku dan menjaga martabat dan muru‟ahku. Karena orang yang minum khamar, maka ia adalah orang yang menyia-nyiakan dan mengabaikan kehormatan, martabat dan murua‟ahnya. Demikianlah, akhlaknya yang terpuji, akalnya yang cerdas dan cemerlang serta fitrahnya yang lurus, normal dan sehat menjadikan dirinya sosok yang anti terhadap setiap hal yang mengurangi muru‟ah dan mengurangi kehormatan dari perbuatan-perbuatan dan moral masyarakat Jahiliyah yang berlawanan dengan fitrah yang lurus dan sehat serta bertentangan dengan akal yang sehat dan kedewasaan. Karena itu, tidak aneh jika sosok yang
15
Ibid.,h. 36.
16
akhlaknya seperti itu langsung bergabung dengan parade dakwah kebenaran dan langsung menempati posisi terdepan.17
Rafiq Al-Azhm memberikan catatan tentang potret kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq pada masa Jahiliyah seperti berikut, “Sungguh seseorang yang lahir dan tumbuh di tengah lingkungan paganisme yang dipenuhi berhala dan arca-arca dimana tidak ada agama yang menjadi pengekang dan pengontrol dan tidak pula syari‟at yang menjadi pembimbing, penuntun dan pemandu jiwa, namun ia tetap memiliki keutamaan seperti itu, tetap memiliki idealisme dan kekokohan dalam memegang teguh „iffah dan muru‟ah, maka sungguh sudah sepantasnya orang seperti itu menerima Islam dengan sepenuh hati, menjadi orang yang pertama beriman kepada sang petunjuk dan pembimbing para hamba, bergegas masuk Islam untuk membuat orang-orang yang sombong, angkuh dan inad (keras kepala) menjadi geram dan terhina, menjadi orang yang menyiapkan, membuka dan memuluskan jalan mendapat petunjuk dan panduan dengan agama Allah yang lurus yang mencerabut akar-akar perbuatan tercela dan hina dari jiwa orang-orang yang mendapatkan petunjuk dan panduan dengan petunjuk dan tuntunan agama-Nya serta yang memegang teguh tali agama-Nya yang kokoh.
Betapa mulianya Abu Bakar Ash-Shiddiq, karena ia adalah sosok yang memuat nilai-nilai yang luhur, akhlak terpuji, watak dan karakter yang mulia dalam masyarakat Quraisy sebelum Islam. Penduduk Makkah memberikan kesaksian dan testimoni keunggulannya atas yang lain dalam akhlak, nilai-nilai dan keteladanan.
Tidak diketahui ada satu orang pun dari kaum Quraisy yang mencela Abu Bakar Ash-Shiddiq, menilai negatif dirinya, memiliki pandangan miring tentang dirinya, melecehkannya dan menghina dirinya, sebagaimana yang mereka perbuat terhadap orang-orang Mukmin yang lemah. Di mata mereka, Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak memiliki aib dan cacat kecuali keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.
17
Beliau dikenal dengan baik sebagai sosok yang ramah, halus, santun dan penuh kesopanan serta memiliki watak yang baik dan mulia. Demikian pula, Abu Bakar Ash-Shiddiq telah mengenal beliau dengan baik sebagai sosok yang jujur, amanah dan berakhlak mulia yang menjadikan beliau tidak pernah melakukan kebohongan terhadap manusia, apa lagi terhadap Allah.
Abu Bakar Ash-Shiddiq sudah barang tentu memiliki perhatian besar terhadap keluarganya. Maka, Asma‟, Aisyah, Abdullah, Ummu Ruman dan pembantunya yang bernama Amir bin Fuhairah pun masuk Islam. Sifat-sifat terpuji, keutamaan-keutamaan yang agung dan akhlak yang mulia yang terjelma pada kepribadian Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi faktor efektif yang menjadikan orang-orang tertarik ketika diajak kepada Islam.18
Dengan demikian dapat penulis pahami bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq sungguh merupakan salah satu imam dan pemimpin yang menggambarkan garis perjalanan hidup dan jejak langkah mereka kepada manusia serta menjadi teladan yang ucapan dan perbuatan mereka diikuti dan diteladani oleh manusia dalam kehidupan ini. Sirah dan sejarah perjalanan hidup Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan salah satu sumber dan referensi paling kuat dalam bidang keimanan, emosi dan semangat keislaman yang benar serta pemahaman yang benar dan lurus tentang Islam.