• Tidak ada hasil yang ditemukan

KH. Chumaidi Mi’roj Wafat

BAB III BIOGRAFI KH. CHUMAIDI MI’ROJ

C. KH. Chumaidi Mi’roj Wafat

Pada tanggal 19 agustus 2014. KH. Chumaidi Mi‟roj meninggal dunia dikarenakan sakit. Sebelum meninggal KH. Chumaidi Mi‟roj sempat

dirawat beberapa kali di rumah sakit Karyadi Semarang, karna sakit yang

cukup parah dan usia yang sudah tua, membuat KH. Chumaidi Mi‟roj tidak tertolong lagi. Semasa sakit KH. Chumaidi Mi‟roj masih gagah

dalam mengajar di sekolah, dan di pondok. Meskipun saat itu ia dalam berjalan menggunakan bantuan kursi roda, tapi hal itu tidak menyurutkan

semangat KH. Chumaidi Mi‟roj dalam mengajarkan ilmu-ilmunya terhadap murid-muridnya, dan ketika waktu shalat tiba KH. Chumaidi

Mi‟roj masih menjadi imam shalat.

Dalam prosesi pemakaman Diiringi hiruk piruk tangis dari keluarga, masyarakat dan juga murid-muridnya . KH. Chumaidi

Mi‟rojd di makamkan di belakang masjid Candisari, diamana di belakang masjid itu juga terdapat makam ayahnya. Dimakamkanya KH. Chumaidi

Mi‟roj di samping ayahnya adalah permintaan KH. Chumaidi Mi‟roj

semasa masih hidup. Beliau berpesan agar nantinya ketika ia meninggal

untuk dimakamkan di sebalah ayahnya, yaitu KH. Abu mi‟roj.

KH. Chumaidi Mi‟roj merupakan sosok yang sentral dalam

masyarakat desa Candisari dan Dusun Gading kususnya, laksana jatung

55

37

bagi kehidupan manusia. Begitu sangat penting kedudukan KH. Chumaidi

Mi‟roj dalam masyarakat sehingga ketiadaannya sangat sulit untuk

diterima masyarakat Candisari. Kehilngan sosok yang tegas dan penuh

kepedulian seperti KH. Chumaidi Mi‟roj Tentu hal ini menimbulkan

kesedihan di antara santri-santri, murid-murid sekolahnya juga masyarakat Candisari khusunya. Masyarakat Candisari kehilangan sosok yang begitu

di cintai dan dihormati. KH. Chumaidi Mi‟roj sosok yang mengajarkan

tentang agama, juga tentang kehidupan bermasyarakat. KH. Chumaidi

Mi‟roj adalah orang yang telah mengubah perilaku masyarakat Desa

Candisari yang dulunya keras dan tidak bisa didik hingga ahirnya menjadi santun dan berahlak dalam bermasyarakat.

Sepeninggal KH. Chumaidi Mi‟roj tidak lantas membuat

masyarakat Desa Candisari lupa akan jasa-jasa KH. Chumaidi Mi‟roj

terhadap masyarakat Desa Candisari. Untuk menghormati dan juga

mengenang KH. Chumaidi Mi‟roj, pada setiap tahunnya diadakan tradisi

Haul56 KH. Chumaidi Mi‟roj oleh masyarakat candisari. Haul KH.

Chumaidi Mi‟roj dikemas dengan runtutan acara seperti kirab budaya,

pembacaan al-Quran, Tahlil kenduren serta biasanya ditutup dengan pengajian akbar yang dihari berbagai masyarakat sekitar desa candisari. Tradisi haul di Indonesia umumnya berkembang kuat di kalangan nahdhiyin atau masyarakat yang tergabung dalam wadah organisasi NU

56

. Tradisi hau di anggap atau dimaknai sebagai bentuk peringatan meninggalanya seseorang setiap tahun, yang biasanya diaksanakan tepat pada hari, tanggal dan psaran meninggalnya seseorang. Peringatan ini biasaya berlaku pada siapa saja, tidak terbatas hanya orang-orang NU. Haul lebih bernuansa sacral, dibandingkan orang jawa biasa yang menyelenggarakannya. Fadeli dan subhan 2017:119.

38

(Nahdhotul ulama). Tradisi haul adalah tradisi yang dilaksanakan setiap

tahun sekali. Begitu juga tradisi haul KH. Chumaidi Mi‟roj.

Tradisi khaul KH. Chumaidi Mi‟roj berakar pada sosok almarhum

KH. Abu Mi‟roj yang tak lain adalah ayahnya sen diri. Haul dilaksanakan di makam KH. Abu Mi‟roj dan juga KH. Chumaidi Mi‟roj yang terletak dibelakang masjid jami‟ Al-Mi‟roj, kemudian acara dibuka dengan kirab

budaya pusaka dimana kirab pusaka ini di ikuti oleh masyarakat desa candisari. Para pejabat sekolah, serta diikuti oleh siswa-siswi sekolah mulai dari Sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah ahir yang

terletak tidak jauh dari rumah KH. Chumaidi Mi‟roj. Setelah kirab budaya, acara dilanjutkan dengan pembacaan Al-quran secara bil ghoib (dengan hafalan) yang dilakukan oleh hafidz dan juga santri yang telah di tunjuk

pihak pesantren yang dilakasanakan dihalaman masjid jami‟ Al-Mi‟roj

desa Candisari.

Dalam pembacaan al-Qur‟an ini biasanya dalam satu hari 30 juz selesai. Dalam masa pembacaan al-quran ini masyarakat desa candisari juga banyak yang mengikuti meskipun tidak diwajibkan. Adakalanya mereka hanya mengikuti sebentar saja dengan cara menyimak pembaca

al-Qur‟annya atau cukup sekedar dating dan cukup membaca tahlil saja di

makam KH. Chumaidi Mi‟roj. Setelah itu langsung pulang. Jadi pembaca

al-Qur‟an dimakan ini bagi masyarakat Desa Candisari atau orang lain

yang bukan satri tetapi pesantren kyai gading sifatnya hanya menghormati. Beda dengan santri yang setiap hari dan terjadwal atau giliran untuk datang kemakam.

39

Kemudian setelah pembacaan al-Qur‟an bil ghoib selama satu hari selesai pada malam sebelum acara puncak dilanjutkan dengan acara kenduri atau semacam selametan yang bertempat dihalaman rumah

keluarga KH. Chumaidi Mi‟roj. Acara ini dihadiri oleh masyarakat Desa

Caandisari dan sekitarnya. Dalam acara kenduri tersebuat biasanya diisi dengan pembacaan tahlil dan doa-doa yang pahalanya diberikan kepada ahli kubur, kepada warga Desa Candisari yang sudah mennggal dan

khususnya kepada almarhum KH. Chumaidi Mi‟roj.

Setelah acara selesai para tamu kemudiam diberi berkat yaitu bingkisan yang didalamnya berisi nasi dan beberapa lauk. Pemberian berkat ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat desa candisari. Bahwa setiap masyarakat atau warga Desa Candisari yang memiliki hajat atau sebuah acara ketia acara selesai pasti akan memberikan berkat keda para tamu ayau undangan yang dating ke acara tersebut. Bahkan pada kasus tertentu ketika tamu undangan tidak datang ke acara shohibul hajat57 atau yang mempunyai acara itu tetap mengirimkan binkisan tersebut kerumahnya. Hal ini menunjukan bahwa pada dasarnya masyarakat Desa Candisari mempunyai tradisi yang cukup membentuk solidaritas sosial yang cukup tinggi antar warganya.

Pada esok harinya setelah selesai acara kenduren tersebut, dilanjutkan dengan acara inti atau acara puncak dari haul. Adapun acara

57

. Pengertian dan arti dari shohibul hajat dari kata tersebut berhubungan dengan selametan, yaitu dimana suatu acara yang diadakan untuk memenuhi hajat, yang berkaitan dengan sesuatu kejadian atau peristiwa tertentu seperti pernikahan, kehamilan, khitanan dan kematian, dimana yang diselenggarakan dengan tujuan memperoleh keselamatan dan perlindungandari Tuhan Yang Maha Esa. http://definisi.org/pengertian-dan –arti-dari-shohibul-hajat.

40

haul bertepat di pondok pesantren Kyai Gading. Dalam acara haul ini biasanya ditutup dengan pengajian akbar. Dalam acara pengajian ini dihadiri oleh para tamu undangan, biasanya yang menhadiri adalah para tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, para pejabat pemerintahan, para alumni pesantren, dan khususnya masyarakat Desa Candisari dan masyarakat desa sekitar.

Dokumen terkait