• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

2. Kinerja Keuangan

2.1 Pengertian kinerja keuangan

Kinerja secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun (SDM) sumber daya manusia (Jumingan, 2014;239).

Kinerja keuangan ialah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka–angka keuangan (Darsono, 2010:47). Hasil kegiatan suatu instansi pada periode sekarang harus dibandingkan dengan beberapa hal diantaranya yaitu: (1) Kinerja keuangan periode sebelumnya, (2) Anggaran neraca serta laba rugi, (3) Dan rata-rata kinerja keuangan pada institusi yang sejenis. Dari hasil perbandingan tersebut menunjukkan hasil yang menyimpang yang dapat menguntungkan atau merugikan pihak institusi.

Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaaan dalam periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi (Surya M, 2010).

Suatu perusahaan yang memiliki kinerja yang baik adalah perusahaan yang hasil kerjanya diatas perusahaan pesaingnya, atau diatas rata-rata perusahaan sejenis (Darsono P, 2010:47).

2.2 Analisis rasio keuangan

a. Analisis laporan keuangan

Analisis laporan keuangan ialah kegiatan membandingkan kinerja perusahaan dalam bentuk angka-angka keuangan dengan perusahaan sejenis atau dengan angka-angka keuangan periode

sebelumnya (Darsono, 2010;47). Bagi pihak pemilik perusahaan atau manajemen perusahaan, tujuan utama dilakukannya analisis laporan keuangan yaitu agar dapat diketahui kondisi keuangan saat ini. Setelah dilakukannya analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan tersebut dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menganalisis antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan atau dapat pula dilakukan antara satu laporan dengan laporan lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar lebih tepat dalam menilai kemajuan atau kinerja manajemen dari periode-periode berikutnya.

Adapun beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak yang mempunyai kepentingan utamanya bagi pihak perusahaan dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan (Kasmir, 2010:68) yaitu: 1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu

periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu. 2) Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kelemahan atau

kekurangan suatu perusahaan.

3) Untuk mengetahui apa saja kekuatan-kekuatan suatu perusahaan. 4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

b. Analisis Rasio keuangan

Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan dari sebuah organisasi atau institusi. Pertanyaan penting yang dimaksud meliputi likuiditas suatu perusahaan, kemampuan manajemen perusahaan dalam mendapatkan laba atau keuntungan dari penggunaan aktiva suatu perusahaan, dan kemampuan manajemen perusahaan dalam mendanai investasi yang dilakukannya.

Pengertian rasio keuangan atau rasio financial menurut James C Van Home nerupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan di peroleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya (James C.Van Home: 1997)

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan antara satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik dalam neraca atau laporan posisi keuangan maupun laporan laba rugi (Jumingan, 2014:242).

(Samryn, 2017:414) menyatakan bahwa untuk memenuhi informasi tersebut jenis rasio keuangan yang lazim, digunakan terdiri dari rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio lain. Jenis – jenis analisis rasio yang digunakan pada penelitian ini yaitu: 1. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas merupakan suatu perbandingan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menutupi utang-utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan (Samryn, 2017:416). Likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya yang telah jatuh tempo (Darsono, 2010:55).

Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Kedua, mungkin saja sebenarnya perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memilki dana yang cukup secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual aktiva lainnya. (Kasmir, 2010:128)

Adapun tujuan dan manfaat yang dapat dipelajari dari rasio likuiditas (Kasmir, 2010:128) yaitu :

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang akan segera jatuh tempo pada saat ditagih atau yang sydah waktunya dibayar sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki secara keseluruhan.

c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek dengan total aktiva lancar tanpa memperhitungkan total persediaan atau piutang.

d. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang dimiliki dengan modal kerja perusahaan. e. Untuk mengukur berapa jumlah uang kas (aktiva) yang tersedia

untuk membayar utang yang dimiliki perusahaan.

f. Sebagai alat perencanaan kedepannya, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.

g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari satu period eke periode dengan membandingkan untuk beberapa periode.

h. Untuk melihat kelemahan apa saja yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada diaktiva lancar dan utang lancar perusahaan.

i. Dapat menjadi acuan bagi pihak manajemen perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada untuk saat ini.

Jenis – jenis rasio likuiditas yang digunakan yaitu: a. Current Ratio (Rasio Lancar).

Current Ratio (Rasio Lancar) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir, 2010:134)

Rumus untuk mencari rasio lancar atau Current Ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Aktiva lancar (Current Asset) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat maksimal satu tahun. Sedangkan utang lancar merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek maksimal satu tahun (Kasmir, 2010:134).

b. Quick Ratio (rasio cepat).

Quick Ratio (rasio cepat) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan atau inventory (Kasmir, 2010:136).

Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus:

2. Rasio Solvabilitas.

(James R.M, 2010:322) menyatakan bahwa Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utangnya disebut solvabilitas (solvency)

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan (Munawir, 1979:32).

Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, seberapa besar utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki (Kasmir, 2010:151).

Berikut beberapa tujuan perusahaan yang menggunakan rasio solvabilitas (Kasmir, 2010:153)

a. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.

b. Untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

c. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

d. Untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibayar oleh utang.

e. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. f. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih,

terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki,

Jenis – jenis analisis solvabilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

a. Debt To Asset Ratio (Debt rasio)

Debt To Asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang yang dimilki perusahaan dengan total aktiva perusahaan. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir, 2010:156)

Dari hasil pengukuran yang dilakukan apabila rasionya tinggi, artinya pendanaaan dengan utang semakin banyak, maka akan semakin sulit bagi suatu perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tersebut tidak akan mampu untuk membayar seluruh utangnya dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari debt rasio yaitu:

b. Debt to Equity Ratio.

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2010:158).

Adapun rumus yang digunakan untuk mencarai rasio ini yaitu:

3. Rasio Rentabilitas

Rentabilitas atau profitability adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 1979:32). Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kemampuan suatu perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian dapat dikatakan bahwa rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam satu periode tertentu dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.

Jenis-jenis analisis rentabilitas yaitu: 1. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba operasi melalui pendapatan operasi yang dilakukan (Jumingan, 2014:245).

2. Net Profit Margin

Net Profit Margin digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui pendapatan operasi (Jumingan, 2014:245).

3. Return On Equity

Return On Equity digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih dalam menggunakan modal sendiri (Jumingan, 2014:245)

4. Return on Assets .

Semakin besar nilai rasio Return On Asset berarti perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian total aktiva yang dimiliki perusahaan sehingga dapat berpengaruh positif terhadap harga saham, yaitu saham yang dimiliki peeusahaan juga akan naik.

Dokumen terkait