• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

LATAR BELAKANG KEHIDUPAN SUHRAWARD´ AL-MAQT®L

D. LATAR BELAKANG INTERNAL

3. Kitab Hikmah al-Isyr±q

Kitab ini bernama ¦ikmat Isyr±q karya Suhraward³

al-Maqt-l. Kitab tersebut ditulis oleh pendiri aliran Illuminasionis ini

pada tahun 582 H406/1186 M di kota Aleppo, tiga tahun setelah ia selesai menulis kitab Masy±ri’ wa Mu¯±rah±t tahun 579 H/1183 M.407 Ketika kitab ini selesai ditulis, Suhraward³ masih berusia 33 tahun. Fakta ini menunjukkan bahwa Suhraward³ telah diberkahi oleh Allah Swt intelektual-spiritual yang tinggi. Betapa tidak, ketika masih berusia 33 tahun, ia telah mampu menulis sebuah kitab maha hebat bahkan berpengaruh besar terhadap dinamika intelektual umat Islam pasca wafatnya.

Karya ini memang cukup dikenal sebagai karya Suhraward³ paling penting. Sejumlah ahli mengakui hal ini. Syahrazur³ menilai

405Nasr, Tiga Madzhab Utama, h. 106; Muhammad Laily Mansur, Ajaran dan

Teladan Para Sufi (Jakarta: Sri Gunting, 1996), h. 175.

406Suhraward³, ¦ikmat al-Isyr±q dalam Henry Corbin (ed.), Majmu’ah Mu¡annafat

Syaikh Isyr±q. Jilid 2 (Teheran: Anjuman Syahansyah³y Falsafah Iran, 1394 H), h. 258. 407Ziai, “Shihab al-D³n Suhraward³”, h 544.

kitab ini sebagai kitab berfaedah besar. Ia menyimpan sekian banyak keajaiban, bahkan seseorang tidak akan pernah akan menemukan karya seagung, sesahih, sesempurna dan sebaik karya ini”.408 Seyyed Hossein Nasr, misalnya, menyebutkan kitab ¦ikmat al-Isyr±q sebagai karya paling hebat dalam genre-nya jika ditilik dari sudut pandang gaya kesusastraan.409 Hossein Ziai menilai karya ini sebagai karya utama Suhraward³, bahkan ia berperan sebagai wujud dari pemikiran sempurna sang pengarang.410 Ian Richard Netton menilai karya ini sebagai magnum opus Suhraward³ bahkan karya paling terkenal tentang filsafat Illuminasi.411 Madjid Fakhry menilai bahwa kitab ini sebagai kitab Suhraward³ paling terkenal karena kitab ini mampu memadukan metode diskursif dan intuitif.412 Haidar Bagir menilai bahwa kitab ini sebagai kitab paling penting dari sekian karya Suhraward³.413 Mulyadhi Kertanegara menilai bahwa kitab ini sebagai karya Suhraward³ paling orisinil, paling utama dan terkenal dari sekian karyanya.414 Amroeini Drajat menilai bahwa kitab ini sebagai wadah dari pemikiran puncak sang pengarangnya.415 Sementara, Budhy Munawar Rachman dan Ihsan Ali Fauzi menilai bahwa kitab ini sebagai kitab magnum opus pengarangnya.416

408Syams D³n Mu¥ammad Syahrazur³ Isyraq³, “Muqaddimah li Syams D³n Mu¥ammad Syahrazur³ ‘ala Kit±b ¦ikmat Isyr±q” dalam Suhraward³, ¦ikmat

al-Isyr±q, dalam Henry Corbin (ed.), Majmu’ah Mu¡annafat Syaikh al-Isyr±q, Jilid 2 (Teheran:

Anjuman Syahansyaiy Falsafah Iran, 1394 H), h. 5-7.

409Nasr, Tiga Madzhab Utama, h. 119.

410Ziai, “Shihab al-D³n Suhraward³ al-Maqt-l”, h. 3

411Netton, Allah Trancendent, h. 256; Idem, “Unsur-Unsur Neoplatonis”, h. 436.

412Fakhry, Sejarah F³lsafat Islam, h. 130.

413Bagir, Buku Saku, h. 87.

414Mulyadhi, Menembus Batas Waktu: Panorama Filsafat Islam (Bandung: Mizan, 2002), h. 117; Idem, Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam (Bandung: Mizan, 2003), h. 81, 92.

415Drajat, Suhraward³, h. 24.

416Budhy Munawar Rachman dan Ihsan Ali Fausi, “Filsafat Islam: Tradisi dan Masa Depannya” dalam Ulumul Quran, Vol. 1.1989, h. 100-110.

Sejumlah orientalis memberikan penilaian sama terhadap kitab

¦ikmat Isyr±q. Misalnya, Ian Richard Netton menyatakan bahwa kitab

ini sebagai karya mistik terbesar417 dan terkenal.418 M.Th. Houtsma, A.J. Wensinck, H.A.R. Gibb, W, Heffening dan Levi Provencal menilai bahwa kitab ini sebagai karya utama dan terkemuka penulisnya.419

Miguel Asin Palacious menilai karya ini sebagai sebuah karya sufistik paling utama.420 Demikianlah kedudukan kitab ¦ikmat al-Isyr±q dalam alam pemikiran para sarjana.

Secara runtut, karya ini bisa dibagi menjadi empat bagian, kendati sejumlah sarjana membaginya menjadi tiga bagian saja, yakni pengantar, plus dua bagian utama.421 Keempat bagian itu yakni bagian pendahuluan, bagian logika, bagian metafisika, dan terakhir yakni bagian penutup (berisi tentang wasiat spiritual pengarang).422

Berdasarkan penelaahan terhadap kitab ini, maka bisa disimpulkan bahwa bagian “wasiat spiritual pengarang” bisa dijadikan sebagai bagian keempat yakni bagian penutup.

Karya ini telah diterbitkan oleh berbagai penerbit dunia. Misalnya, ia menjadi bagian dari buku Opera Metaphysica et Mystica (Henri Corbin (ed,) (Is¯anbul: Ma’±rif Ma¯bali, 1945); buku

Majmu’ah Zawm-i Mu¡annafat Syaykh Isyr±q Syih±b al-D³n Ya¥ya al-Suhraward³, Henry Corbin (ed.), (Teheran: Institute Iran-Prancis,

1952); buku Majmu’ah Mu¡annafat Syaikh Isyr±q, Henry Corbin (ed.), (Teheran: Anjuman Syahansyahiy Falsafah Iran, 1394 H); buku

Oeuvres Philosophiques et Mystiques Henry Corbin (ed.),

417Netton, A Popular Dictionary, h. 237.

418Netton, Allah Trancendent, h. 256.

419M.Th. Houtsma, et. all, F³rst Encyclopaedia of Islam 1913-1936 (Leiden-New York-Kobenhaun-Koln: E.J. Brill, 1987), h. 506-507.

420Miguel Asin Palacious, The Mystical Philosophy of Ibn Masarra and his Followers (Leiden: E.J. Brill, 1978), h. 137.

421Nasr, Tiga Madzhab Utama, h. 119.

Paris, 1952); buku Opera Metaphysica et Mystica Seyyed Hossein Nasr (ed.) (Tehran: Institut Franco-Iranien, 1970); dan buku Opera

Metaphysics et Mystica, Henri Corbin (ed.) (Tehran and Prancis: A.

Maisonneuve, 1976). Sementara itu, Henry Corbin telah menerjemahkan kitab ini ke dalam bahasa Prancis, yakni le Livre de la

Sagesse Orientale (Paris: Verdier, 8). Dalam edisi Indonesia, karya ini

telah diterjemahkan yakni, ¦ikmah al-Isyr±q: Teosofi dan Metafisika

Huduri, terjemahan Mu¥ammad Al-Fayyadhl (Yogyakarta: ISLAMIKA, 2003). Edisi terjemahan bahasa Indonesia ini agaknya masih perlu disempurnakan lagi, karena gaya bahasanya cukup rumit, sehingga sangat sulit dipahami maknanya, jika tidak dirujuk langsung kepada karya aslinya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan edisi buku

Majmu’ah Mu¡annafat Syaikh Isyr±q, Henry Corbin (ed.), (Teheran:

Anjuman Syahansyahiy Falsafah Iran, 1394 H). Karya terjemahan bahasa Indonesia pun dijadikan sebagai perbandingan, yakni ¦ikmah

al-Isyr±q: Teosof³ dan Metaf³sika Huduri, terjemahan Mu¥ammad

Al-Fayyadhl (Yogyakarta: ISLAMIKA, 2003). Edisi-edisi lain tidak digunakan dalam penelitian ini, dengan alasan, karena sulit sekali melacak keberadaan pelbagai edisi tersebut.

Suhraward³ menyatakan secara tegas bahwa tidak semua orang boleh membaca kitab ¦ikmat al-Isyr±q ini. Ia mewasiatkan kepada para khalifahnya agar menjaga kitab ini dari jangkauan orang-orang awam dan bukan ahlinya. Karya ini hanya boleh dibaca oleh para pengkaji filsafat diskursif dan teosofi. Sementara selain pengkaji filsafat diskursif dan teosofi tidak dibolehkan membaca kitab ini.423

Para pengkaji kitab ini pun harus memiliki seorang guru yang telah memahami seluruh isi kitab ini. Jadi, ia harus mempelajarinya

langsung dari seorang teosof Iluminasionis. Sebelum mulai mengkaji kitab ini, seseorang pun harus melakukan sejumlah ritual seperti meneladani metode kaum Peripatetik, berkhalwat selama empat puluh hari, meninggalkan makanan berdaging, menyedikitkan makan, dan merenungkan cahaya Ilahi serta sunnah Nabi Mu¥ammad Saw.424

Demikian syarat-syarat menelaah kitab ¦ikmat al-Isyr±q. Hal ini mudah dimengerti bahwa Suhraward³ menghendaki agar penelaah kitab ini tidak salah memahaminya, serta ia bisa secara benar menempuh perjalanan spiritual, sehingga ia bisa cepat menjadi teosof Iluminasionis.[]

BAB III