• Tidak ada hasil yang ditemukan

malam

5 orang Rp. 250.000,00 10. Penjual sayur 1 orang Rp. 50.000.00

n . Jama'ah al-amin Suko 30 KK Rp. 450.000,00 12. Panti Asuhan Semowo Kab.

Semarang -

Rp. 391.500,00

Jumlah pengeluaran Zakat Fitrah Rp. 5.886.500,00 V *kg

Penyaluran zakat fitrah berupa uang dan beras ke daerah-daerah hingga diluar Kelurahan Btotongan, misalnya di Jama’ah Mushola Al-Barokah Ampel» Panti Asuhan Semowo, kab. Semarang dan lain sebagainya. Pembagian zakat fitrah ini sesuai dengan jumlah KK yang ada di daerah yang ingin di santuni, dapat berupa uang saja dan ada yang berupa uang dan beras.

Tabel 3.6.2 Penyaluran Zakat Maal, Infaq dan Shadaqah

1) Untuk fakir miskin (dalam bentak modal usaha dan

beasiswa) Rp. 3.141.000,00

2) Sabilillah

a) Yayasan Immadududin Salatiga Rp. 150.000,00 b) TK Aisiyah Dliko Indah Rp. 400.000.00 c) Panti Asuhan Aisiyah Sinoman Saiatia Rp. 150.000,00 d) Panti Asuhan Muhammadiyah Soko Rp. 150.000,00 e) Panti Asuhan Muhammadiyah Kauman Rp. 150.000,00 f) Panti Asuhan Ar-Riayah Kauman Lot Rp. 150.000,00 g) Panti Asuhan Semowo Kab. Semarang Rp. 100.000,00 h) Masyarakat Jeblosan Lopait Kec Tunvang Rp. 200.000,00 i) Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Rp. 100.000,00

i) Ml Ma*arif Dukuh Rp. 150.000,00

k) Pon Pes Tahibut Ghofitin Klumpit Rp. 150.000,00 1) Masjid Baitul Rahim Pulesari Ngawen Rp. 200.000,00 m) PHBI Al-Hidayah Getasan Kab. Semarang Rp. 100.000,00 n) Sekolah Al-Madinah Cabean Mangunsari Rp. 150.000,00 o) SLB pendem Ledok Salatiga Rp. 100.000,00

p) SMP Negeri 3 Getasan Rp. 100.000,00

q

)

Petugas khotib dan imam shalat jum’at Rp. 1.650.000,00 r) Petugas kebersihan Masjid dan muadzin Rp. 500.000,00 s) Transport petugas dan Amil Rp. 470.000,00 Total penyaluran Zakat MaaL Infaa dan Shadaaoh Rp. 8.261,000,00 3) infaq dan shadaqah dikeluarkan seluruhnya untuk

pengembangan Masjid

Rp. 3.549.000,00 Total pengeluaran Zakat, Infaqdan Sahaqah

semuanya

Penyaluran zakat baik zakat maal, infaq dan shadaqoh menurut nara sum ber berupa beasiswa, bantuan untuk fakir miskin dalam bentuk usaha, diberikan kepada panti asuhan-panti asuhan maupun sekolah, baik yang berada di wilayah Kelurahan Blotongan maupun di luar itu, misalnya di Masyarakat Jeblosan, Tuntang berupa uang sebesar 200.000,00, tranportasi petugas dan amil sebesar 470.000,00, dan lain-lain.

Peran para remaja di perumahan ini tidak bergerak secara aktif. Menurut Pak In dan Dk, sebagian besar dari mereka bila sudah menginjak masa kuliah, mereka pindah ke luar kota Salatiga, Remaja yang sedang duduk di bangku sekolah SD sampai SMA banyak menghabiskan waktu untuk kepentingan akademis atau pendidikan, kurangnya pemahaman tentang masjid pada anak-anak usia SMA, sehingga terlihat sangat sedikit sekali para remaja.

C. P rogram P em berdayaan K esejahteraan M asy arak at

Bedasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden, program masjid untuk memberdayakan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. B idang K esehatan

Layanan kesehatan, baik berupa bimbingan dan konsultasi akan pentingnya hidup sehat maupun pemeriksaan kesehatan dan pengobatan penyakit yang diderita jam a’ah. (Yani, 2009: 60)

Pemberdayaan dalam bidang kesehatan di Masjid Nurus Sa’adah ini berupa pengobatan gratis bagi masyarakat. Sebagaimana yang diungkapakan oleh nara sum ber b ah w a:

“...bila masyarakat di kelurahan Blotongan ada yang sakit bisa meminta surat keterangan sakit ke Pengurus Masjid Nurus Sa’adah ini dan dapat pengobatan gratis. Namun, hanya sebatas pengobatan saja (secara ringan) bukan laboratorium. (W/In/01/Pr/9-6-2010)

“...berasal dari infaq dan shadaqah ini pula, mampu untuk membiayai masyarakat dalam berobat bila sakit. Pengobatan secara gratis ini berlangsung di perumahan sendiri karena sudah terdapat tiga dokter yang sudah mendapatkan izin untuk membuka pengobatan di rumah.” (W/In/01/Pr/9-6-2010)

“...program pengobatan gratis ini keuangannya berasal dari infaq dan shadaqah itu mbak,,, namun, baru ada 3 orang pasien yang berobat. Pengobatan gratis ini untuk masyarakat kelurahan Blotongan. Di perumahan ini terdapat tiga orang dokter. Dari ketiga dokter yang berdomisili di Perumahan ini baru Dr. Maya yang melaporkan data pasien yang berobat. 2 dokter yang lain belum. (W/Dk/02/Pg/19-7-2010)

Semakin tingginya biaya kesehatan saat ini, dengan adanya program pengobatan gratis di Masjid Nurus Sa’adah ini masyarakat sekitar kelurahan Blotongan dapat tertolong dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat.

2. Bidang Pendidikan

Bidang pendidikan yang menonjol dari Masjid ini adalah perpustakaan masjid, sesuai dengan yang diungkapkan oleh nara sumber adalah sebagai berikut:

“„.perpustakaan masjid yang dikelola oleh pengurus sendiri. Namun peminjaman hanya kepada jama’ah masjid bukan untuk di luar itu. Baru berdiri 6 bulan yang lalu. Masjid ini mendapat bantuan dari PEMDA untuk mengikutkan 2 orang dalam kursus keperpustakaan. Waktu itu ditunjuk Bp. Ahmad dan Bp. Mahdi yang sekarang dipercaya untuk mengelola perpustakaannya. Buku- buku yang ada di perpustakaan ini boleh dipinjam untuk anggota. Jumlah buku sudah di daftar oleh Sdr. Hariyanto. Peminjaman maksimal 1 minggu. (W/In/0I/Pg/9-6-2010)

“...program perpustakaan ini di kelola oleh Pak Ahmad. Tapi yang membawa kuncinya Hariyanto, penjaga masjidnya. (W/Dk/02/Pg/19-7-2010)

“...program perpustakaan ada mbak» yang mengelola Pak Ahmad. Tapi kuncinya dibawa juga sama Hariyanto, penjaga masjidnya. Kalau mau pinjam bisa melalui dia kok.” (W/Mh/03/Pg/9-6-2010)

Program perpustakaan di masjid ini du dukung teori menurut (Yani, 2009: 57) bahwa perpustakaan masjid dengan berbagai bahan bacaan yang berguna bagi jama’ahnya baik berupa majalah, buku, kliping, media masa lainnya, sehingga masjid mamiliki buku-buku referensi untuk memahami ajaran Islam secara lebih luas, seperti kitab-kitab tafsir, dan buku-buku rujukan lainnya. Dalam pengelolaannya pun haris diperhatikan secara sungguh-sungguh agar perpustakaan masjid bukan hanya sebagai pajangan atau pelengkap saja tetapi dapat difungsikan dengan maksimal oleh jama’ahnya dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas perpustakaan dan jama’ahnya.

Program pendidikan yang perlu dilakukan di masjid menurut Yani (2009: 56) adalah kegiatan pengajian, baik untuk anak-anak, remaja, dewasa, maupun para orang tua. Baik laki-laki maupun perempuan. Disamping itu juga perlu dilakukan pengajian yang bersifat umum agar para jama’ah umum dari berbagai kalangan dapat ikut serta dalam kegiatan masjid.

Teori di atas sesuai dengan program yang ada masjid ini pula berupa lembaga pengajian yang diungkapakan oleh Pak In adalah sebagai berikut:

a. Majlis Dzikir Nurussa’adah yang dijalankan oleh ibu-ibu 2 pekan sekali.

b. As-Sakinah (perkumpulan orang-orang pumakarya) disebut dengan KPPS (Kerukunan Pengajian Pumakarya Salatiga) As- Sakinah disekitar kelurahan Blotongan, dilaksanakan 1 bulan sekali pada tanggal 17 dan pada tanggal 25 bertempat di Pandowo sebagai pusatnya. (W/In/0I/Pg/9-6-2010)

Pentingnya pendidikan dikalangan masyarakat saat ini menjadikan Masjid ini membentuk program kependidikan dalam pengajian dan perpustakaan. Pengajian yang dilakukan rutin oleh ibu-ibu dan sesekali melakukan pengajian akbar di masjid tiap tanggal 17 di setiap bulannya yang dihadiri oleh ibu-ibu anggota As-Sakinah se-Salatiga.

3. Bidang Sosial

Santunan sosial dalam upaya mengurangi atau mengatasi beban hidup yang besar dari jama’ahnya. Program ini sangat penting karena terkait dengan masalah meningkatkan sumber daya manusia. (Yani, 2009: 61)

Santunan sosial yang ada di masjid Nurus Sa’adah ini berupa beasiswa untuk anak-anak kurang mampu yang di kelola oleh Bapak Didik. Dulunya dikelola oleh Pak Totok, karena beliau kerjanya di Jakarta maka sementara di serahkan ke Pak Didik.

Diungkapkan oleh beberapa nara sumber bahwa:

“...pemberian beasiswa untuk anak kurang mampu mbak., di sekitar kalurahan ini untuk anak TK hingga SMA. Ini juga sudah ada yang menangani, yakni Pak Didik.” (W/In/01/Pr/9-6-2010) “...dari amalan zakat maal, infaq, dan shadaqah ini melalui masjid mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat dalam bentuk beasiswa bagi yang tidak mampu. Beasiswa ini diberikan untuk meningkatkan taraf pendidikan anak, yakni sejak TK hingga SMA.

Besar biaya beasiswapun berbeda-beda tergantung pada jenjang sekolah yang sedang ditempuhnya.” (W/Dk/02/Pr/19-7-2010) “...ada program beasiswa juga yang mengelola adalah Pak Didik...” (W/Mh/03/Pr/9-6-2010)

Jadi, program pemberian beasiswa ini diberikan kepada masyarakat kelurahan Blotongan yang kurang mampu dari tingkat TK hingga SMA. Dananya berasal dari zakat maal, infaq dan shadaqah yang dilakukan oleh warga perumahan.

Dari hasil wawancara dengan responden dapat disimpulkan bahwa program pemberdayaan masjid dapat berupa:

a. Pengobatan gratis, dengan demikian masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat. Biaya dapat dialokasikan pada keperluan lain yang lebih berguna.

b. Pemberian beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu dari jenjang pendidikan tingkat TK hingga SMA.

c. Pengajian rutin dari pihak ibu.

d. Pemberdayaan zakat maal dan zakat fitrah untuk anak yang kurang mampu dan pengobatan gratis.

e. Perpustakaan masjid yang sudah mulai berkembang.

D. Hambatan-Hambatan yang Di Alami Masjid Nurussa’adah Dalam