• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

4. Klasifikasi Anjak Piutang

Realita transaksi perdagangan anjak piutang di lapangan ternyata melahirkan beberapa jenis atau variasi dari anjak piutang itu sendiri yang terkualifikasi berdasarkan kondisi-kondisi tertentu sehingga memunculkan klasifikasi-klasifikasi didalam anjak piutang, yakni sebagai berikut :34

a. Berdasarkan Tempat Kedudukan Pihak-Pihak. Berdasarkan tempat kedudukan para pihak dalam anjak piutang, yaitu perusahaan anjak piutang, client dan nasabah, anjak piutang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

1) Domestic factoring, yaitu anjak piutang dimana semua pihak berdomisili dalam satu negara (didalam negeri). Dimana tentu saja gambaran terhadap mekanisme

34

perdagangan domestic factoring dapat digambarkan ataupun diilustrasikan secara sederhana dengan gambaran singkat sebagai berikut :

SKEMA 1

ANJAK PIUTANG DOMESTIK

c). Copy Invoice

b) Invoice

a) Penyerahan Barang

7. f) Refund

d). Inisial payment e) Payment

FFF

Keterangan gambar : 35

a) Jual beli barang atau jasa (untuk barang sekaligus diikuti dengan delivery) antara

client dan customer.

b) Penyerahan dokumen atas barang/jasa yang diperjualbelikan atau diterima, misalnya invoice ataupun factur.

35

Budi Rachmat, Anjak Piutang Solusi Cash Flow Problem,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002) hlm. 56

CLIENT

CUSTOMER

c) Setelah factor menerima dokumen barang/jasa maka factor akan melakukan pembayaran kepada client antara 80%-90% dari nilai tagihan setelah dikurangi diskonto.

d) Setelah tagihan jatuh tempo, customer melakukan pembayaran kepada factor

sebesar Rp. 100% dari seluruh nilai tagihan.

e) Factor menyerahkan dokumen barang/jasa kepada customer dan mengembalikan

tagihan yang tidak ikut dibiayai.

2) Internasional factoring, atau export factoring yaitu anjak piutang dimana client

berdomisili didalam negeri (Indonesia) sedangkan nasabah berdomisili diluar negeri (negeri lain). Dan berikut ilustrasi dari mekanisme internasional factoring yang secara sederhana dapat digambarkan, yakni sebagai berikut :

SKEMA 2

ANJAK PIUTANG INTERNASIONAL

GOODS and INVOICE

INDONESIA USA

Copy Invoice Prepayment Statement Payment COPY INVOICES IMPORTIR EKSPORTIR IMPORTIR FACTOR EKSPORTIR FACTOR

Keterangan gambar :36

a) Eksportir membuat perjanjian anjak piutang dengan factor.

b) Eksportir mengajukan permohonan credit limit tertentu sehubungan dengan

rencana ekspor yang bersangkutan kepada importir di USA. c) Export factor memilih salah satu import factor di USA.

d) Import factor melakukan penyelidikan (credit investigation) untuk mengetahui credit

standing dari importir. Berdasarkan hasil penyelidikannya, import factor

mempertimbangkan permohonan tersebut. Apabila import factor menyetujui permohonan eksportir maka invoices yang difaktorkan sampai dengan jumlah

credit limit yang telah disetujui dijamin pembayarannya oleh import factor.

e) Atas persetujuan credit limit tersebut, eksportir mengapalkan barangnya ke USA dan mengirimkan invoices kepada importir dengan pemberitahuan agar importir

melakukan pembayaran yang bertalian kepada importfactor.

f) Setelah barang dikapalkan, eksportir menyampaikan copy invoice tersebut kepada

export factor, setelah salinan invoice tersebut maka export factor akan membayar sampai dengan 80% (delapan puluh persen) dari nilai invoice sesuai dengan perjanjian anjak piutang yang telah ditandatangani.

g) Export factor mengirim salinan invoice kepada importfactor.

h) Import factor setelah menerima salinan invoice akan menyiapkan sales ledger

yang diperlukan dan melakukan penagihan kepada importir.

i) Import factor melakukan remit sebesar 100% (seratus persen) dari nilai invoice

setelah dikurangi dengan tarif tertentu yang telah disepakati setelah importir

membayar atau selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal pengiriman barang tanpa memperhatikan apakah import factor telah menerima pembayaran dari

importir atau belum.

j) Setelah export factor menerima remittances dari import factor, sisa pembayaran (sebesar 20%) segera diselesaikan setelah dikurangi dengan biaya-biaya anjak piutang.

Demikian sebaliknya terjadi apabila importir dari Indonesia mengimpor barang dari Amerika Serikat. Untuk dapat melakukan export factoring, eksportir harus melakukan ekspor barang atas dasar open account, document against acceptace, dan bill of excharge.

36

b. Berdasarkan Jasa yang Diberikan

Berdasarkan jenis jasa yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang, maka anjak piutang dapat dibedakan menjadi 37

1) Full service factoring, yaitu anjak piutang dimana perusahaan anjak piutang yang memberikan semua jenis jasa anjak piutang baik jasa pembiayaan maupun jasa non pembiayaan

:

2) Maturity factoring, yaitu anjak piutang dimana perusahaan anjak piutang hanya terbatas memberikan jasa-jasa non pembiayaan, seperti jasa pembukuan, proteksi dan pengontrolan kredit serta penagihannya.

3) Finance factoring, yaitu anjak piutang dimana perusahaan anjak piutang hanya menyediakan jasa pembiayaan, tanpa ikut menanggung resiko atas piutang yang tidak tertagih.

c. Berdasarkan Resiko Tanggung Jawab Client

Berdasarkan resiko atau tanggung jawab client, anjak piutang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

1) Recourse factoring, yaitu anjak piutang dimana client akan menanggung resiko apabila nasabah tidak memenuhi kewajibannya. Jadi, perusahaan anjak piutang akan mengembalikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada

client atas piutang yang tidak tertagih dari nasabah.

2) Without recourse factoring, yaitu anjak piutang dimana perusahaan anjak piutang yang akan menanggung resiko apabila nasabah tidak memenuhi kewajibannya. Jadi, client tidak bertanggung jawab untuk melunasi atas piutang yang tidak tertagih dari nasabah.

d. Berdasarkan Pemberitahuan

Berdasarkan pemberitahuan atau notifikasi kepada nasabah, maka anjak piutang dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu 38

1) Disclosed factoring/notification factoring, yaitu anjak piutang dimana

pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang diberitahukan kepada nasabah. Dengan demikian, pada saat piutang telah jatuh tempo,

:

37

Ibid. hlm. 82

38

perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada nasabah yang bersangkutan.

2) Undisclosed factoring/ non notification factoring, yaitu anjak piutang dimana pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang tanpa pemberitahuan kepada nasabah. Dengan demikian, nasabah tidak berkewajiban memenuhi tagihan secara langsung kepada perusahaan anjak piutang.

e. Berdasarkan Instrumen Pengalihan

Berdasarkan instrumen atau alat pengalihan piutang yang digunakan, maka anjak piutang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

1) Account receivable factoring, yaitu anjak piutang dimana pengalihan piutang

kepada perusahaan anjak piutang dilakukan dengan dokumen bukti utang berupa buku tagihan (account receivable).

2) Promissory notes factoring, yaitu anjak piutang dimana nasabah menerbitkan

surat pengakuan hutang (promissory notes) kepada client. Terhadap surat pengakuan hutang tersebut kemudian client mengendosir, sehingga piutang beralih kepada perusahaan anjak piutang.