• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pembahasan

4.2.3. Tindakan Medik

Berdasarkan analisis pada grafik 4.1.9.2 dan 4.1.9.3 pada tahun 2016 dan 2017 angka kejadian appendicitis berdasarkan tindakan medik hasil yang tertinggi adalah tidak dilakukan operasi. Berbeda halnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Ceresoli Marco et al yang menyatakan bahwa tindakan medik berupa apendektomi lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dilakukan operasi.4 Berbeda pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Syifa di RSUD DR Adjidarmo Lebak tahun 2016 yang mana tindakan medik terbanyak adalah apendektomi yaitu 128 pasien (65%).38 4.3. Keterbatasan Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional sehingga pengambilan data hanya terbatas pada data cuplikan karakteristik pasien yang tertera pada rekam medik di RSU Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016-2017, karena pencatatan rekam medik yang masih sangat terbatas, sehingga masih ada data yang diperlukan untuk mendukung analisis dalam penelitian ini, tapi tidak tercantum dalam rekam medik tersebut.8

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian Angka Kejadian Appendicitis di RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2017, disimpulkan :

1. Angka kejadian appendicitis di RSU Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016-2017 sebesar 23:100.000 kasus dengan jumlah totalnya adalah 365 kasus

2. Angka Kejadian appendicitis di RSU Kota Tangerang Selatan pada tahun 2016-2017 berdasarkan :

a. Status perawatan pasien didominasi oleh pasien rawat jalan.

b. Status perawatan pasien terhadap jenis kelamin terdapat perbedaan, tahun 2016 perempuan lebih tinggi jumlahnya dibandingkan pasien laki-laki. Sedangkan pada tahun 2017 pada rawat jalan didominasi oleh perempuan sebesar 10:100.000 kasus dengan jumlah totalnya adalah 86 kasus, sedangkan pada rawat inap didominasi oleh laki-laki sebesar 4:100.000 kasus dengan jumlah total kasus adalah 36 kasus.

c. Status perawatan pasien terhadap usia, rentang usia tertinggi adalah 17-25 tahun.

d. Status perawatan pasien tehadap jenis appendicitis tercatat bahwa appendicitis kronik lebih tinggi jumlahnya dibandingkan appendicitis akut.

e. Status perawatan pasien terhadap tindakan medik didominasi oleh tidak dilakukannya operasi.

46

5.2. Saran

1. Kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan metode dan variabel yang berbeda.

2. Kepada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menambah kepustakaan mengenai appendicitis

3. Kepada RSU Kota Tangerang Selatan untuk melakukan pelengakapan data rekam medik yang lebih baik sehingga dapat dijadikan acuan data kejadian appendicitis di Tangerang Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland WA N. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. 142 p.

2. Moore KL, Dalley AF. Anatomi Berorientasi Klinis. Edisi 5 Ji. Astikawati R, editor. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2013. 271-276 p.

3. Kong VY, Bulajic B, Allorto NL, Handley J, Clarke DL. Acute appendicitis in a developing country. World J Surg. 2012;36(9):2068–73.

4. Ceresoli M, Zucchi A, Allievi N, Harbi A, Pisano M, Montori G, et al. Acute appendicitis: Epidemiology, treatment and outcomes- analysis of 16544 consecutive cases. World J Gastrointest Surg [Internet]. 2016;8(10):693.

Available from: http://www.wjgnet.com/1948-9366/full/v8/i10/693.htm 5. Flum DR. Acute Appendicitis — Appendectomy or the “Antibiotics First”

Strategy. N Engl J Med [Internet]. 2015;372(20):1937–43. Available from:

http://www.nejm.org/doi/10.1056/NEJMcp1215006

6. Lubis I, Wijaya H, Lubis M, Lubis C, Divis P, Beshir K. Intestinal Parasitic Infestation in Indonesia. Jakarta: EGC; 2008.

7. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI; 2009. 24-31 p.

8. Hidayatullah R. Efektivitas Antibiotik yang Digunakan pada Pasca Operasi Apendisitis Di RUMKITAL dr . Mintohardjo. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta; 2014.

9. Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2016. Banten: Dinas Kesehatan Provinsi Banten; 2016.

10. Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Statistik Kota Tangerang Selatan Tahun 2016. Kota Tangerang Selatan: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan; 2016.

48

11. Amalia I. Gambaran Sosio-Demografi dan Gejala Apendisitis Akut di RSUD Kota Tangerang Selatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2015.

12. Pieter J. Usus Halus, Apendiks, Kolon dan Anorektum. In: Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. p. 646–7.

13. Eroschenko VP. Atlas Histologi diFiore. 9th ed. Jakarta: EGC; 2003. 319 p.

14. Mescher AL. Junquiera’s Basic Histology: Text & Atlas. 12th ed. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. 266-275 p.

15. Repplinger MD, Levy JF, Peethumnongsin E, Gussick ME, Svenson JE, Golden SK, et al. Diagnose Appendicitis in the General Population.

2017;43(6):1346–54.

16. Antonius N. Perbandingan efek pemberian fluorokuinolon injeksi selama 3 hari dilanjutkan oral 4 hari dengan injeksi 7 hari terhadap penyembuhan luka operasi apendisitis komplikata [Internet]. Universitas Sebelas Maret; 2017.

Available from:

https://eprints.uns.ac.id/39671/1/S561302002_pendahuluan.pdf

17. Faridah VN. Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Post Of Apendisitis dengan tehnik Distraksi Nafas Dalam Ritmik. Surya. 2015;07(02):68–74.

18. Kumaat LT. Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Skala. e-Journal Keperawatan (e-Kp). 2017;5(1):1–10.

19. Azka R. Gambaran Tingkat Personal Hygiene pada Pasien Apendisitis Anak.

Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2018.

20. AG G, TW R, AS N, P T. Goodman & Gillman The Pharmacological Basic of Therapeutic. 9th ed. New York: The Mc Graw-Hill Companies; 1996.

21. Petroianu A, Villar Barroso TV. Pathophysiology of Acute Appendicitis.

JSM Gastroenterol Hepatol. 2016;4(3):4–7.

22. C.P I. Karakteristik Penderita Apendisitis di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2009. Universitas Sumatra Utara; 2010.

23. Thomas GA, Lahunduitan I, Tangkilisan A. Angka kejadian apendisitis di RSUP Prof . Dr . R . D . Kandou Manado Periode Oktober 2012 - September 2015. J e-Clinic. 2016;4(1):231–6.

24. Rukmono. Bagian Patologi Anatomi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.

25. Rukmono. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. 226-51 p.

26. Gorter RR, Eker HH, Gorter-Stam MAW, Abis GSA, Acharya A, Ankersmit M, et al. Diagnosis and management of acute appendicitis. EAES consensus development conference 2015. Surg Endosc [Internet]. 2016;30(11):4668–

90. Available from: http://link.springer.com/10.1007/s00464-016-5245-7 27. Bongala, dkk. Evidence-Based Clinical Practice Guidelines on the Diagnosis

and Treatment of Acute Appendicitis. 2002.

28. Marijata. Nyeri Abdomen Akut. Yogyakarta: Sub Bagian Bedah Digesti Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2010.

27-38 p.

29. Tamanna M, Eram U, Al Harbi T. Clinical Value of Leukocyte Counts in Evaluation of Patients with Suspected Appendicitis in Emergency Department. Turkish J Trauma Emerg Surg. 2012;18(6):474–8.

30. Penfold D., Benedict C, Kelly J. Geographic Diparities in the Risk of Perforated Appendicitis Among Children in Ohio. Int J Health Geogr.

2008;(7):56–7.

31. Brill A, et al. The Effect of Laparoscopic Cholecystectomy, hysterectomy, and appendetomy on nosocomial infection risks. Vol. 22. 2000.

32. Grace P., Borley. At a Glance Ilmu Bedah. 3rd ed. Jakarta: Erlangga; 2007.

56-8 p.

33. Beaglehole R, Bonita R, Kjellstrom T. Teacher Guide for Basic

Epidemiology Part I and II. Geneva: World Health Organization; 1993.

34. Körner H, Söndenaa K, Söreide JA, Andersen E, Nysted A, Lende TH, et al.

Incidence of Acute Nonperforated and Perforated Appendicitis: Age-specific and Sex-specific Analysis. World J Surg [Internet]. 1997;21(3):313–7.

Available from: http://link.springer.com/10.1007/s002689900235

35. Sun JS, Noh HW, Min YG, Lee JH, Kim JK, Park KJ, et al. Receiver operating characteristic analysis of the diagnostic performance of a computed tomographic examination and the alvarado score for diagnosing acute appendicitis: Emphasis on age and sex of the patients. J Comput Assist Tomogr. 2008;32(3):386–91.

36. The Society for Surgery of the Alimentary Tract. SSAT Patient Care Guidelines Appendicitis (Online) [Internet]. 2007 [cited 2018 Oct 4].

Available from: http://www.guidelineappendicitisen.ctg.htm

37. P C, Dani. Karakteristik Penderita Apendisitis Akut di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 1 Januari 2013 - 30 Juni 2013. Bandung; 2013.

38. Sukmahayati S. Angka Kejadian Apendisitis di RSUD dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak pada Tahun 2016. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta; 2016.

LAMPIRAN

52

LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wahyuning Hapsari

Tempat, tanggal lahir : Karawang, 28 Agustus 1997

Alamat : Jalan Syeh Quro Dusun Buahaseum I RT 004/002 Desa Karyamukti Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang No HP : 082312805633

Email : wahyuning.hapsari@yahoo.co.id Riwayat Pendidikan

2001 – 2002 : TK Islam Annur Karawang 2002 – 2008 : SDN Lemahabang 1 Karawang

2008 – 2011 :SMP Plus Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya

2012 – 2015 :SMA Plus Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya

2015 – Sekarang : Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

53

Dokumen terkait