• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Hukum

Dalam dokumen Pengantar Ilmu Hukum ILMU HUKUM (Halaman 47-53)

Ruang Lingkup dan Tujuan

D. Klasifikasi Hukum

ya, kasar, dan ingin selalu dipenuhi ap saat situasi perang semua orang harus imbang. Semua orang mempunyai hak yang

nikmatan untuk hidup.

pada periode kedua yang ditandai dengan yan efektif terhadap pelanggaranhak-hak iode ini dipandang terutama sebagai sarana di dari kekuasaan yang bersifat otokratis ulan berbagai penguasa yang absolut di pada masanya, membuktikan bahwa pribadi dari kedzaliman penguasa sangat

a di Inggis sebagai masa yang kelam

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih konkrit perihal hukum, maka terhadap hukum yang banyak segi dan demikian luas dilakukan pengklasifikasian berdasarkan kriteia tertentu. Adanya suatu klasifikasi hukum akan sangat membantu dan mempermudah dalam mempelajari hukum. Setidaknya para pembelajar hukum dapat mempeoleh suatu pengertian yang lebih baik dan mudah dalam menerapkan hukum pada masyarakat.

Klasifikasi hukum dipengaruhi oelh unsur-unsur historis dan sosiologis, oleh karenanya faktor tempat dan waktu ikut mempengaruhinya. Hal ini berakibat, untuk adanya prinsip klasifikasi hukum yang sama diantara negara satu dengan negara lainnya adalah sangat sulit terjadi. Untuk mengklasifikasikan hukum perlu ditetapkan dahulu kriteria yang akan digunakan. Kemudian setelah kriteria tersebut ditetapkan barulah hukum diklasifikasikan. Adanya klasifikasi hukum itu tidak berarti antara klasifikasi yang satu menjadi terpisah dengan klasifikasi lainnya.

Hal tersebut berarti untuk suatu bidang hukum tertentu dan menggunakan kriteria-kriteria tertentu dapat dimasukkan dalam beberapa klasifikasi hukum. adapun kriteria yang digunakan dalam mengklasifikasi hukum diantaranya adalah:

Berdasar Sumber Berlakunya

1. Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undanan;

2. Hukum Kebiasaan/Adat, yaitu hukum yang secara tersirat berlaku di masyarakat dapat dirasakan kehadirannya dalam kehidupan sehari-hari;

3. Hukum traktat, yaitu hukum yang dilegalkan oleh pemerintah berdasarkan suatu perjanjian;

4. Hukum yurisprudensi, hukum yang tercipta dari putusan hakim; 5. Hukum perjanjian, hukum yang berlaku pada pihak yang

melakukan perjanjian;

6. Hukum doktrin, hukum yang terdapat pada pemberian konsep berfikir masyarakat.

Berdasar Bentuknya

1. Hukum tertulis, yaitu hukum dimuat ke dalam peraturan perundang-undangan dan dapat dicermati secara visual;

2. Hukum tidak tertulis, yaitu berupa kebiasaan dan perilaku sehari- hari masyarakat sehingga menjadi suatu acuan dalam memutuskan suatu keputusan.

Berdasar Sifatnya

Dalam klasifikasi hukum berdasarkan sifat, atau penggunaanya terbagi kedalam:

Hukum yang bersifat mengatur, adalah hukum yang dalam keadaan tertentu dapat dikesampingkan oleh pihak tertentu. Hukum ini awalnya sebagai pengisi kekosongan hukum, sehingga nantinya hanya sebatas pelengkap dari hukum yang sudah ada. Ketentuan hukum ini berlaku saat dalam ketentuan hukum yang ada tidak mengatur sesuatu hal.

Hukum yang bersifat memaksa, adalah hukum yang dalam keadaan tertentu tidak dapat dikesampingkan oleh hal apapun. Kaidah dalam hukum tersebut bersifat mengikat terhadap segala sesuatu unsur yang ada didalamnya. Biasanya untuk kepentingan umum berlaku hukum yang bersifat memaksa. Karena suatu kondisi yang ideal sesuai kesepakatan

bersama, hukum harus diwujudkan dengan usaha yang memaksa. Bebeda jka berkenaan dengan kepentingan individu atau privat yang biasanya hanya bersifat mengatur.

Suatu ketentuan hukum yang sifatnya mengatur kadang dapat berubah sifatnya jadi memaksa. Keadaan yang menjadikan hal tersebut karena para pihak yang melakukan perjanjian secara tegas patuh terhadap aturan yang ada. Tetapi meskipun para pihak tersebut menyatakan untuk tidak patuh terhadap hukum yang bersifat mengatur, melainkan membuat suatu aturan sendiri dan terjadi suatu kekosongan hukum maka sifat hukum yang memaksa tidak bisa mereka hindari.

Berdasar Luas Berlakunya

Pembagian dalam hal ini dibedakan menjadi hukum umum dan hukum khusus. Hukum umum adalah peraturan hukum yang berlaku bagi setiap orang. Sedangkan hukum khusus dibagi ke dalam beberapa bagian berikut:

1. Khusus untuk tempat tertentu, merupakan kekhususannya berdasarkan suatu tempat dengan adanya suatu batasan;

2. Khusus untuk hal-hal tertentu, hanya terhadap suatu peristiwa atau kejadian tertentu saja hukum itu berlaku.

Terdapat suatu hubungan antara hukum umum dengan hukum khusus, yaitu dikenal dengan istilah lex spesialis derogat legi generale dalam bahasa Indonesia berarti hukum khusus mengesampingkan berlakunya hukum umum, dengan syarat apabila keduanya mengatur materi yang sama tapi ternyata isinya saling bertentangan.

Bagaimana cara penggunaan suatu hukum, maupun dipandang dari dari posisinya dibedakan menjadi:

Hukum materiil, adalah aturan yang mengatur berbagai kepentingan serta hubungan-hubungan hukum. Adanya suatu keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan, secara lebih jelas dikatakan penentu antara hak dan kewajiban, intinya dapat dirasakan keberadaannya oleh panca indera.

Hukum formil, adalah aturan hukum dalam mengatur bagaimana menjamin ditaatinya suatu hukum materiil. Hukum formil dikenal sebagai hukum acara sehingga baru dipakai pada saat telah terjadi suatu pelanggaran hukum materiil.

Umumnya masyarakat hanya mengetahui bahwa hukum materiil hanya terjadi saat beracara di pengadilan, tidak banyak diketahui hal lainnya yaitu dalam penyelesaian arbitrase, meminta bantuan terhadap akta notaris, dll. Jika hukum perdata materiil dilanggar, maka penyelesaiannya ditentukan hanya oleh para pihak yang bersangkutan. Tentunya harus secara fair dan tidak ada yang dirugikan, tidak main hakim sendiri. Namun ketika tidak terselesaikannya hukum tersebut, maka hukum acara memfasilitasi untuk diselesaikannya masalah tersebut yang putusannya mengikat keduanya.

Berdasar Isinya

Hukum publik, berarti peraturan dengan suatu objeknya adalah kepentingan umum. Pengertian lebih sempit membatasi hanya aturan hukum dalam mengatur hubungan negara dengan warganya, ataupun hubungan negara dengan alat kelengkapannya. Karena hukum publik dilaksanakan demi kepentingan orang banyak, maka subyek hukumnya adalah penguasa/pemerintah.

Hukum privat, adalah aturan hukum dengan objeknya suatu kepentingan perseorangan atau individu saja tidak termasuk kepentingan lainnya. Dapat juga diartikan sebagai peraturan yang mengatur hubungan antar individu, ruang lingkupnya tidak terbatas selama hanya berhubungan sesama individu. Hukum privat sepenuhnya diatur oleh para pihak individu yang berkepentingan.

Bagian 4

Dalam dokumen Pengantar Ilmu Hukum ILMU HUKUM (Halaman 47-53)

Dokumen terkait